Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Operasi Penjumlahan Pada Bilangan Pecahan
Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Operasi Penjumlahan Pada Bilangan Pecahan
Nim : 1511041013
Matematika merupakan bidang studi yang harus bisa dikuasai oleh siswa, karena
merupakan sarana pemecahan masalah sehari-hari. Banyak orang berpikir bahwa
matematika merupakan bidang studi yang paling sulit dan jarang diminati, karena
matematika merupakan suatu objek ideal untuk mengembangkan pola pikir anak
diusia dini, usia di pendidikan dasar, pendidikan lanjutan tingkat pertama,
pendidikan menengah, maupun bagi mereka yang sudah berada di bangku kuliah.
Pecahan merupakan materi dasar dalam matematika, oleh karena itu sangat
penting bagi semua siswa untuk dapat menguasai materi tersebut. Dalam
kehidupan sehari-hari pecahan digunakan dalam konteks anak yang belum
sekolah misalnya mengambil setengah bagian makanan sering dipandang tidak
mempunyai arti jika dibandingkan dengan mengambil seluruh bagian.
Pembahasan materi pecahan secara formal dipelajari di sekolah dasar sejak kelas
III semester 2 dengan penekanan pada pengembangan konsep dasar bilangan
pecahan melalui benda-benda konkret kemudian dengan model-model atau
gambar. Sementara di sekolah menengah, materi pecahan kembali dibahas pada
kelas VII semester 1 dengan penekanan pada melatih cara berfikir dan bernalar
serta mengembangkan kemampuan memecahkan masalah mengenai bilangan
pecahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Namun, fakta di lapangan yang ditemui masih ada siswa SMP/MTs yang masih
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal operasi pembagian pada bilangan
pecahan.
Berdasarkan hasil pengerjaan soal oleh siswa SMP/MTs, ternyata mereka masih
memiliki masalah pada pengerjaan soal operasi pembagian pada bilangan
pecahan. Letak kesalahan yang dilakukan siswa sebagian besar pada pemahaman
algoritma dasar pembagian bilangan pecahan seperti pada gambar 1.
Gambar 1
Oleh karena itu, perlu adanya tindakan agar tes hasil belajar siswa mencapai
kriteria yang ditentukan. Menyadari permasalahan tersebut, perlu adanya strategi
yang tepat dalam pembelajaran Matematika. Karakteristik siswa yang senang
bergaul dengan teman sebaya dan bekerjasama sangat tepat bila dilakukan dengan
pembelajaran secara berkelompok. Salah satunya yaitu dengan menggunakan
metode pembelajaran Tutor Sebaya.
a) Anak-anak diajarkan untuk mandiri, dewasa dan punya rasa setia kawan
yang tinggi. Artinya dalam penerapan tutor sebaya itu, anak yang dianggap
pintar bisa mengajari atau menjadi tutor temannya yang kurang pandai
atau ketinggalan.
b) Siswa lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang
dihadapi sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk
mempelajari materi ajar dengan baik.
c) Membuat siswa yang kurang aktif menjadi aktif karena tidak malu lagi
untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas.
d) Membantu siswa yang kurang mampu atau kurang cepat
menerimapelajaran dari gurunya. Kegiatan tutor seraya bagi siswa
merupakankegiatan yang kaya akan pengalaman yang sebenarnya
merupakankebutuhan siswa itu sendiri.
e) Tutor maupun yang ditutori sama-sama diuntungkan, bagi tutor akan
mendapat pengalaman, sedang yang ditutori akan lebih kreatif dalam
menerima pelajaran.