Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala
limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-nya sehingga dapat menyelesaikan makalah Askep
ini dengan sesuai. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW beserta teman-teman lainnya terimakasih saya ucapkan kepada dosen
keperawatan Medikal Bedah II yaitu Ns. Feri Ekaprasetia, S.kep. mudah-mudahan ilmu
yang beliau berikan kepada kami semua bermanfaat. Penyusunan makalah ini diajukan
sebagai salah satu tugas mata kuliah keperawatan Medikal Bedah II.
Makalah Askep ini telah kami susun secara maksimal atas bantuh dari berbagai pihak
sehingga laporan makalah Askep ini bisa selesai dengan lancar. Untuk itu, kami selaku
penyusun, banyak berterimakasih kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu atas segala bantuan dan supportnya selama ini.
Kami menyadari, makalah yang kami buat jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca, guna menghasilkan laporan makalah yang lebih baik.
Kami berharap, makalah ilmiah tentang “ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN CA
COLOREKTAL” yang kami susun bisa memberikan manfaat dan inspirasi bagi pembaca.

Jember, 27 maret 2018

Penyusun
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................
1.2 Tujuan ......................................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................................................
2.1 Definisi .....................................................................................................................................
2.2 Etiologi .....................................................................................................................................
2.3 Tanda dan Gejala ....................................................................................................................
2.4 Klasifikasi dan Jenis ...............................................................................................................
2.5 WOC .........................................................................................................................................
2.6 penatalaksanaan .....................................................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ........................................................................................
3.1 Pengkajian ...............................................................................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan .........................................................................................................
3.3 Intervensi Keperawatan ........................................................................................................
3.4 Implementasi...........................................................................................................................
3.5 Evaluasi....................................................................................................................................
BAB IV PENTUP ..........................................................................................................................
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................................
4.2 Saran .........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Besar adalah suatu
bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu). Di negara
maju, kanker ini menduduki peringkat ke tiga yang paling sering terjadi, dan menjadi
penyebab kematian yang utama di dunia barat. Untuk menemukannya diperlukan suatu
tindakan yang disebut sebagai kolonoskopi, sedangkan untuk terapinya adalah melalui
pembedahan diikuti kemoterapi.
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan
merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan
faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang
rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan
makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab pasti dari ca.colon.
2. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit ca. Colon.
3. Dapat membuat asuhan keperawatan dengan baik tentang penyakit ca. Colon.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Colorectal Cancer atau dikenal sebagai Ca. Colon atau Kanker Usus Besar adalah suatu
bentuk keganasan yang terjadi pada kolon, rektum, dan appendix (usus buntu). Di negara
maju, kanker ini menduduki peringkat ke tiga yang paling sering terjadi, dan menjadi
penyebab kematian yang utama di dunia barat. Untuk menemukannya diperlukan suatu
tindakan yang disebut sebagai kolonoskopi, sedangkan untuk terapinya adalah melalui
pembedahan diikuti kemoterapi.
Kanker colon adalah suatu kanker yang yang berada di colon. Kanker colon adalah
penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru (ACS 1998)
Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak
diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk
mengubah kanker Colon.
2.2 Etiologi
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu
peredaran pada usus besar (aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk
pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society (The National Cancer Institute),
dan organisasi kanker lainnya.
Makanan-makanan yang pasti di curigai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan
kanker pada usus besar. Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,
yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak
terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob,
menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di
panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan
karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi
waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang
mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan (e.g Mormons, seventh
Day Adventists).
Makanan yang harus dihindari :

 Daging merah
 Lemak hewan
 Makanan berlemak
 Daging dan ikan goreng atau panggang
 Karbohidrat yang disaring (example:sari yang disaring)

Makanan yang harus dikonsumsi:

 Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan


kubis (seperti brokoli,brussels sprouts)
 Butir padi yang utuh
 Cairan yang cukup terutama air

Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma, faktor utama yang
membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type adenoma
Colon : Tubular, Villous dan Tubulo Villous. Meskipun hampir sebagian besar kanker Colon
berasal dari adenoma, hanya 5% dari semua Adenoma Colon menjadi manigna, Villous
Adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna.
Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak
diketahui, poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen autosom
dominan. Ini di karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada colon dan rektum.
Resiko dari kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang yang berusia
20 – 30 tahun.
Orang-orang yang telah mempunyai Ulcerative Colitis atau penyakit Crohn’s juga
mempunyai resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda
dan tingkat yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan
menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga menderita penyakit tersebut.
2.3 Tanda dan Gejala
Mula-mula gejalanya tidak jelas, seperti berat badan menurun (sebagai gejala umum
keganasan) dan kelelahan yang tidak jelas sebabnya. Setelah berlangsung beberapa waktu
barulah muncul gejala-gejala lain yang berhubungan dengan keberadaan tumor dalam
ukuran yang bermakna di usus besar. Makin dekat lokasi tumor dengan anus biasanya
gejalanya makin banyak. Bila kita berbicara tentang gejala tumor usus besar, gejala tersebut
terbagi tiga, yaitu gejala lokal, gejala umum, dan gejala penyebaran (metastasis).
Gejala lokalnya adalah :

 Perubahan kebiasaan buang air


o Perubahan frekuensi buang air, berkurang (konstipasi) atau bertambah (diare)
o Sensasi seperti belum selesai buang air, (masih ingin tapi sudah tidak bisa keluar)
dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses). Keduanya adalah ciri khas
dari kanker kolorektal
o Perubahan wujud fisik kotoran/feses
 Feses bercampur darah atau keluar darah dari lubang pembuangan saat buang
air besar
 Feses bercampur lendir
 Feses berwarna kehitaman, biasanya berhubungan dengan terjadinya
perdarahan di saluran pencernaan bagian atas
 Timbul rasa nyeri disertai mual dan muntah saat buang air besar, terjadi akibat
sumbatan saluran pembuangan kotoran oleh massa tumor
 Adanya benjolan pada perut yang mungkin dirasakan oleh penderita
 Timbul gejala-gejala lainnya di sekitar lokasi tumor, karena kanker dapat tumbuh
mengenai organ dan jaringan sekitar tumor tersebut, seperti kandung kemih (timbul
darah pada air seni, timbul gelembung udara, dll), vagina (keputihan yang berbau,
muncul lendir berlebihan, dll). Gejala-gejala ini terjadi belakangan, menunjukkan
semakin besar tumor dan semakin luas penyebarannya

Gejala umumnya adalah :

 Berat badan turun tanpa sebab yang jelas (ini adalah gejala yang paling umum di
semua jenis keganasan)
 Hilangnya nafsu makan
 Anemia, pasien tampak pucat
 Sering merasa lelah
 Kadang-kadang mengalami sensasi seperti melayang

Gejala penyebarannya adalah :

 Penyebaran ke Hati, menimbulkan gejala :


o Penderita tampak kuning
o Nyeri pada perut, lebih sering pada bagian kanan atas, di sekitar lokasi hati
o Pembesaran hati, biasa tampak pada pemeriksaan fisik oleh dokter
 Timbul suatu gejala lain yang disebut paraneoplastik, berhubungan dengan
peningkatan kekentalan darah akibat penyebaran kanker.
Tingkatan / Staging / Stadium Kanker Kolon
Terdapat beberapa macam klasifikasi staging pada kanker kolon, ada klasifikasi TNM,
klasifikasi Dukes, namun yang akan saya jabarkan klasifikasinya adalah sebagai berikut
(mirip dengan klasifikasi Dukes) :

 Stadium 1 : Kanker terjadi di dalam dinding kolon


 Stadium 2 : Kanker telah menyebar hingga ke lapisan otot kolon
 Stadium 3 : Kanker telah menyebar ke kelenjar-kelenjar limfa
 Stadium 4 : Kanker telah menyebar ke organ-organ lain

2.4 Klasifikasi dan Jenis

Tumor pada kolon dan rektum (kolorektal) atau usus besar ada dua macam, yaitu tumor
jinak (benigna) dan tumor ganas (maligna).
Tumor jinak dibagi atas:

 Tumor Epitelial, terdiri atas: Adenoma dan Adenomatosis


 Tumor Nonepitelial, terdiri atas: Leomioma, Hemangioma, dan Lipoma

Tumor ganas terdiri atas:

 Karsinoma
 Sarkoma

Untuk menemukan tumor jinak ini, harus dilakukan pemeriksaan radiologis dan
endoskopis yang meliputi pemeriksaan sigmoidaskopi dan kolonoskopi. Pengobatan tumor
jinak biasanya dilakukan dengan cara operasi.
Sebagian besar penderita tumor jinak biasanya tidak mempunyai keluhan, kecuali jika
telah ada komplikasi tidak menyebabkan diare. Apabila letak tumor ada dibagian kolon
paling bawah, biasanya menimbulkan perdarahan. Keluhan lain, yang jarang terjadi, yaitu
diare berlendir yang kadang-kadang disertai dengan nyeri perut.
Kanker rektum atau kanker usus besar atau kolorektal termasuk penyakit ganas urutan
ke-10 tersering di dunia, termasuk Indonesia. Kanker rektum biasanya ditemukan pada pria
dan wanita berusia di atas 50 tahun. Seiring dengan perubahan gaya hidup, pada saat ini,
50% penderita kanker kolon berusia di bawah 40 tahun. Kanker kolon tergolong fatal karena
diperkirakan 50% penderitanya meninggal akibat penyakit ini.
2.5 WOC
Tumor terjadi ditempat yang berada dalam colon mengikuti kira-kira pada bagian (Sthrock,
1991):

 26 % pada caecum dan ascending colon


 10 % pada transfersum colon
 15 % pada desending colon
 20 % pada sigmoid colon
 30 % pada rectum

Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini
tumbuh tidak terdeteksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan tampak
membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam beberapa metode. Tumor mungkin menyebar
dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat.
Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang ada disekitarnya, kemudian meluas
kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem
sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar
melalui limpa, setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju
liver.
Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru. Tempat
metastase yang lain termasuk :
Kelenjar Adrenalin
Ginjal
Kulit
Tulang
Otak
Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan sistem
sirkulasi tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum pembedahan
tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari
tumor pecah menuju ke rongga peritonial.
2.6 Penatalaksanaan
Perawatan penderita tergantung pada tingkat staging kanker itu sendiri. Terapi akan
jauh lebih mudah bila kanker ditemukan pada stadium dini. Tingkat kesembuhan kanker
stadium 1 dan 2 masih sangat baik. Namun bila kanker ditemukan pada stadium yang
lanjut, atau ditemukan pada stadium dini dan tidak diobati, maka kemungkinan sembuhnya
pun akan jauh lebih sulit.
Di antara pilihan terapi untuk penderitanya, opsi Operasi masih menduduki peringkat
pertama, dengan ditunjang oleh kemoterapi dan/atau radioterapi (mungkin diperlukan).
Penatalaksanaan Medis
1. Pengobatan.
Bila sudah pasti ditemukan karsinoma kolorektal, maka kemungkinan pengobatannya
adalah:
a. Pembedahan Reseksi.
Satu-satunya pengobatan definitif adalah pembedahan reseksi dan biasanya diambil
sebanyak mungkin dari kolon, batas minimal adalah 5 cm di sebelah distal dan proksimal
dari tempat kanker. Untuk kanker di sekum dan kolon asendens biasanya dilakukan
hemikolektomi kanan dan dibuat anastomosis ileo-transversal. Untuk kanker di kolon
transversal dan di pleksura lienalis, dilakukan kolektomi subtotal dan dibuat anastomosis
ileosigmoidektomi. Pada kanker di kolon desendens dan sigmoid dilakukan hemikolektomi
kiri dan dibuat anastomosis kolorektal transversal. Untuk kanker di rektosigmoid dan
rektum atas dilakukan rektosigmoidektomi dan dibuat anastomosis. Desenden kolorektal.
Pada kanker di rektum bawah dilakukan proktokolektomi dan dibuat anastomosis
kolorektal.
b. Kolostomi
Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari
pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini
dapat bersifat sementara atau permanen.
Tujuan Pembuatan Kolostomi adalah.
Untuk tindakan dekompresi usus pada kasus sumbatan / obstruksi usus. Sebagai
anus setelah tindakan operasi yang membuang rektum karena adanya tumor atau penyakit
lain. Untuk membuang isi usus besar sebelum dilakukan tindakan operasi berikutnya untuk
penyambungan kembali usus (sebagai stoma sementara).
Perawatan Pasca Operasi Kolostomi
1. Keseimbangan cairan dan elektrolit.
Asenden colostomy atau colostomy yang diikuti dengan reseksi mungkin faecesnya cair
diperlukan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Perawatan kulit.
Jika ada iritasi kulit harus dikaji secara tepat guna sehingga tindakan yang diambil tepat.
Prinsip pencegahan kulit sekitar stoma :
a. Pencegahan primer bertujuan untuk proteksi : Bersihkan dengan perlahan- lahan,
gunakan skin barier, ganti segera kantong bila terjadi kebocoran / rembes atau
penuh.
b. Pencegahan sekunder / penanganan kulit yang sudah terjadi kerusakan. Kulit
dengan eritema : ganti kantong kolostomi setiap 24 jam, bersihkan ku1it dengan air
hangat pakai kapas dan keringkan, gunakan kantong kolostomi yang tidak
menimbulkan alergi ku1it yang erosi, sama dengan eritema tetapi setelah dibersihkan
olesi daerah erosi dengan zalf misalnya zinksalf.
3. Diet.
Dianjurkan mengkonsurnsi diet yang seimbang terutama dengan stoma permanen. Diet
yang dikonsurnsi sifatnya individual asal tidak menyebabkan diare, konstipasi dan
menimbu1kan gas.
4. Irigasi kolostomi bertujuan untuk:
a. Mengeluarkan faeses, gas dan lendir/mukus yang memenuhi kolon.
b. Membersihkan saluran pencernaan bagian bawah.
c. Menetapkan suatu pengeluaran sehingga dapat melakukan aktivitas normal.
5. Membantu pasien stoma.
a. Pertemuan grup
b. Penyuluhan untuk pasien dan keluarga serta, support mental
c. Radioterapi
Setelah dilakukan tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan untuk melakukan
radiasi dengan dosis adekuat. Memberikan radiasi isoniasi pada neoplasma. Karena
pengaruh radiasi yang mematikan lebih besar pada sel-sel kanker yang sedang
proliferasi, dan berdiferensiasi buruk, dibandingkan terhadap sel -sel normal yang
berada di dekatnya, maka jaringan normal mungkin mengalami cidera da1am derajat
yang dapat ditoleransi dan dapat diperbaiki, sedangkan sel-sel kanker dapat dimatikan,
selanjutnya dilakukan kemoterapi.
d. Kemoterapi
Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering dikombinasi
dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada yang
memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil
penelitian, setelah dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi.
 Penatalaksanaan Keperawatan
1. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2. Meningkatkan kenyamanan.
3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
4. Mencegah komplikasi.
5. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan.
 Penatalaksanaan Diet
1. Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat
melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan
kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama
mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker.
2. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari).
3. Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi
terutama yang terdapat pada daging hewan.
4. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut
dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.
5. Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
6. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.
Prognosis pasien yang terkena kanker kolon lebih baik bila lesi masih terbatas pada mukosa
dan submukosa pada saat operasi; dan jauh lebih buruk bila telah terjadi penyebaran di luar
usus (metastasis) ke kelenjar limfe, hepar. paru, dan organ-organ lain.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
Meliputui nama,umur, jenis kelamin, MR, pekerjaan.
2. Riwayat Kesehatan
a. RKD
Memiliki riwayat merokok, minum alkohol, masalah TD, perdarahan pada rektal,
perubahan feses.
b. RKS
Biasanya alopesia,lesi,mual muntah, nyeri ulu hati, perut begah, pusing,
c. RKK
Riwayat penyakit keluarga adanya riwayat kanker.
3. Pemeriksaan Fisik
Pengkajian pada pasien dengan kanker kolon menurut Marilynn E. Doenges (1999)
diperoleh data sebagai berikut sbb:
a. Aktivitas/istirahat
Pasien dengan kanker kolorektal biasanya merasakan tidak nyaman pada abdomen
dengan keluhan nyeri, perasaan penuh, sehingga perlu dilakukan pengkajian
terhadap pola istirahat dan tidur.
b. Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja. Kebiasaan: perubahan pada
tekanan darah.
c. Integritas ego
 Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress (
misalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan
religius/ spiritual).
 Masalah tentang perubahan dalam penampilan misalnya, alopesia, lesi, cacat,
pembedahan.
 Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak
merasakan, rasa bersalah, kehilangan.
d. Eliminasi
 Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada defekasi
pasien, konstipasi dan diare terjadi bergantian. Bagaimana kebiasaan di rumah yaitu:
frekuensi, komposisi, jumlah, warna, dan cara pengeluarannya, apakah dengan
bantuan alat atau tidak adakah keluhan yang menyertainya. Apakah kebiasaan di
rumah sakit sama dengan di rumah.
 Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat dilakukan pemeriksaan fisik dengan
observasi adanya distensi abdomen, massa akibat timbunan faeces.
 Massa tumor di abdomen, pembesaran hepar akibat metastase, asites, pembesaran
kelenjar inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan supra klavikula, pengukuran tinggi
badan dan berat badan, lingkar perut, dan colok dubur.
e. Makanan/cairan
Gejala: kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan komposisi
setiap kali makan adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada keluhan anoreksia, mual,
perasaan penuh (begah), muntah, nyeri ulu hati sehingga menyebabkan berat badan
menurun.
Tanda: Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema
f. Neurosensori
Gejala: Pusing; sinkope, karena pasien kurang beraktivitas, banyak tidur sehingga sirkulasi
darah ke otak tidak lancar.
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan sampai
nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
h. Pernapasan
Gejala: Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seorang perokok).
Pemajanan asbes
i. Keamanan
Gejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari lama/berlehihan.
Tanda: Demam. Ruam ku1it, ulserasi
j. Seksualitas
Gejala: Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan peruhahan pada tingkat
kepuasan. Multigravida lebih bsar dari usia 30 tahun Multigravida, pasangan seks multipel,
aktivitas seksual dini, herpes genital.
k. Interaksi sosial
Gejala: Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung
Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan, atau bantuan)
3.2 Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data menurut Marilynn E. Doenges (1999),
Brunner and Suddarth (2001), dan Lynda Juall Carpenito (1997).
1. Ansietas / ketakutan berhubungan dengan krisis situasi (kanker).
2. Nyeri (akut) berhubungan dengan trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder
akibat kanker usus besar.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status
hipometabolik berkenaan dengan kanker.
4. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurang
masukan cairan.
5. Keletihan berhubungan dengan perubahan kimia tubuh: efek samping obat- obatan,
kemoterapi.
3.3 Intervensi Keperawatan
1) Ansietas/ ketakutan berhubungan dengan krisis situasi (kanker)
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ansietas dapat berkurang atau dapat
dikontrol.
Intervensi :
1. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
2. Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman.
3. Pertahankan kontak sering dengan pasien.
4. Bantu pasien/ orang terdekat dalam mengenali rasa takut.
5. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang
2) Nyeri (akut) berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan kulit sekunder
terhadap tindakan pembedahan.
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat melaporkan
penghilangan nyeri maksimal/kontrol dengan pengaruh minimal.
Intervensi
1. Tentukan riwayat nyeri, misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas, serta
tindakan penghilang yang dilakukan.
2. Berikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan.
3. Dorong ketrampilan manajemen nyeri misalnya teknik relaksasi napas dalam
(dengan cara tarik nafas melalui hidung tahan sampai hitungan sepuluh lalu
hembuskan pelan -pelan melalui mulut sambil dirasakan), tertawa, musik, dan
sentuhan terapetik.
4. Evaluasi penghilangan nyeri/ kontrol.
3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status
hipermetabolik berkenaan dengan kanker .
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat
mendemonstrasikan berat badan stabil.
Intervensi :
1. Pantau masukan setiap hari.
2. Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
3. Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori dan kaya nutrien dengan masukan
cairan adekuat.
4. Dorong pasien untuk makan dengan porsi kecil tetapi sering.
5. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan.
6. Identifikasi pasien yang mengalami mual/muntah yang diantisipasi.
3.4 Implementasi keperwatan
Setelah rencana keperawatan disusun, selanjutnya dilakukan dalam tindakan yang nyata
untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Tindakan tersebut harus dijelaskan secara
terperinci sehingga dapat dengan mudah diterapkan.
3.5 Evaluasi
Merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan, dimana perawat mampu menilai
apakah tujuan dapat tercapai atau tidak.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kanker colon adalah suatu kanker yang yang berada di colon. Kanker colon adalah
penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru (ACS 1998) Penyakit
ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai
tingkat yang lebih parah. Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah kanker
Colon.
Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu
peredaran pada usus besar (aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk
pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society (The National Cancer Institute),
dan organisasi kanker lainnya.
4.2 Saran
Kepada pembaca diharapkan dengan adanya makalah ini dapat memahami dan
mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari bagaimana tindakan yang dapat dilakukan
jika menderita ca. Colon dan tindakan yang dilakukan untuk mencegah penyakit ca.colon
dengan memakan makanan yang tidak mengandung zat kimia yang berlebihan dengan
mengkonsumsi makanan yang seimbang.
Daftar Pustaka
Basarang , M., Sjahril, R., & Massi, N. (2008). KORELASI ANTARA INFEKSI HUMAN PAPILLOMA VIRUS
(HPV) 18 DENGAN MUTASI GEN K-RAS KODON 12 PADA PENDERITA KANKER KOLOREKTAL DI
MAKASSAR. Jurnal kanker kolorektal, 11-14.

Dwiyanti, U. (2015, 11 12). Keperawatan. Retrieved 04 04, 2018, from asuhan keperawatan ca
colorectal: http://ulfahhelmy63.blogspot.co.id/2015/11/asuhan-keperawatan-ca-
colorectal.html

firmansah, d. (2014, 01 12). Perjalanan Panjang. Retrieved 04 04, 2018, from askep ca kolorektal:
http://perawatpoltekyk.blogspot.co.id/2014/01/askep-ca-kolorektal.html

Welvaart, K., Blurngart, L. H., & Kreuning, J. (1980). Colorectal Cancer. Springer Science & Business
Media.

Anda mungkin juga menyukai