DBD Landscpae
DBD Landscpae
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Demam berdarah dengue atau yang biasa disingkat DBD adalah salah satu
penyakit yang sulit disembuhkan. Sampai saat ini belum ditemukan obat atau
vaksin untuk penanggulangan DBD ini. Demam Berdarah Dengue banyak
ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan
Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya.
Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health
Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus
DBD tertinggi di Asia Tenggara.1
Saat ini juga diperkirakan ada 50 juta infeksi dengue yang terjadi diseluruh
dunia setiap tahun. Diperkirakan untuk Asia Tenggara terdapat 100 juta kasus
demam dengue (DD) dan 500.000 kasus DHF yang memerlukan perawatan di
rumah sakit, dan 90% penderitanya adalah anak-anak yang berusia kurang dari 15
tahun. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama
dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak
tahun 1968 hingga 2009, WHO mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan
kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara dan tertiggi nomor dua di dunia setelah
Thailand. 2,3
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan
luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya
mobilitas dan kepadatan penduduk. Di Indonesia Demam Berdarah pertama kali
ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang
terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia (Angka Kematian (AK) :
41,3 %). Dan sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas keseluruh Indonesia.Pada
tahun 2007, jumlah kasus penyakit DBD di Indonesia adalah 158.115 kasus,
sedangkan pada tahun 2008, jumlah kasus penyakit DBD adalah 136.339
kasus.2,3,4,5
Jumlah kasus DBD dua tahun terakhir di Kota Solok, yaitu pada tahun
2014 sebanyak 40 kasus dan tahun 2015 sebanyak 50 kasus dan 1 kasus kematian.
1
Sedangkan di Kelurahan Nan Balimo pada dua tahun terakhir, yaitu tahun 2014
sebanyak 12 kasus dan tahun 2015 (sampai bulan September) sebanyak 14 kasus
dan 1 di antaranya meninggal dunia.6
Berdasarkan data di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian
tentang peningkatan jumlah kasus DBD dan angka kematian DBD di wilayah
kerja Puskesmas Nan Balimo Tahun 2015.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mengetahui peningkatan jumlah kasus DBD dan angka kematian akibat
DBD di wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo tahun 2015 serta upaya
pencegahannya.
1.2.2. Tujuan Khusus
1) Diketahuinya tentang demam berdarah dengue
2) Diketahuinya penyebab terjadi peningkatan kasus DBD di wilayah
kerja Puskesmas Nan Balimo dan upaya pencegahannya
3) Diketahuinya penyebab terjadi kasus kematian akibat penyakit DBD di
wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo dan upaya pencegahannya
1.3. Manfaat
1) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan kasus
DBD agar tidak terjadi lagi peningkatan dan angka kematian pada
kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo
2) Dapat menyusun rencana usulan kegiatan kedepannya
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014, Puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesahatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.7
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
puskesmas menyelenggarakan fungsinya yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah kerjanya.7
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan
masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya
kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.
UKM esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, pelayanan
gizi, dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perorangan.7
3
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang :
1) Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat.
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3) Hidup dalam lingkungan sehat
4) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas puskesmas
menyelenggarakan fungsi:
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksankan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan
masyarakat yang bekerja sama dengan sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
puskesmas
g. Memantau pelakasanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan pelayan kesehatan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap system kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
4
2) Penyelengggaran UKPtingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerja sama inter dan antar profesi,
f. Melaksanakan rekam medis
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu
dan akses pelayanan kesehatan.
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan vasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
sistem rujukan.7
2.2 Manajemen
Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber
daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini manejemen mengandung tiga prinsip
pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisien dalam pemanfaatan
sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi, dan rasional dalam pengambilan keputusan manejerial.8
2.2.1 Perencanaan
1) Pengertian
Perencanaan adalah suatu proses memulai dengan sasaran-sasaran, batasan
strategi, kebijakan, dan rencana detail untuk mencapainya, mencapai organisasi
5
untuk menerapkan keputusan, dan termasuk tinjauan kinerja dan umpan balik
terhadap pengenalan siklus perencanaan baru (Steiner). Perencanaan merupakan
fungsi terpenting dalam manajemen karena fungsi ini akan menentukan fungsi-
fungsi manajemen lainnya. Perencanaan manajerial akan memberikan pola
pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang dijalankan, siapa
yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan
tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.8
2) Langkah-langkah Perencanaan
Dalam perencanaan, terdapat beberapa langkah-langkah perencanaan yaitu
sebagai berikut :
a. Analisa situasi
b. Mangidentifikasi masalah prioritas
c. Menentukan tujuan program
d. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
e. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO) 8
2.2.2 Pengorganisasian
1) Pengertian
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang juga
mempunyai peranan penting, melalui fungsi pengorganisasian seluruh sumber
daya yang dimiliki oleh organisasi (manusia dan yang bukan manusia) akan diatur
penggunaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang
ditetapkan.
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolong-
golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan menetapkan tugas-tugas pokok
dan wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan staf dalam mencapai
tujuan organisasi. 8
2) Manfaat Pengorganisasian
Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian seorang mana jerakan
mengetahui:
a. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
6
b. Hubungan organisasi antar manusia yang akan terjadi antar anggota atau
staf organisasi
c. Pendelegasian wewenang.
Manajer atau pimpinan akan melimpahkan wewenang kepada staf sesuai
dengan tugas pokok yang diberikan kepadanya
d. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi
3) Langkah-langkah Pengorganisasian
Ada lima langkah penting dalam pengorganisasian yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf
2. Membagi pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan
3. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan kegiatan yang praktis
4. Menetapkan kewajiban yang dilaksanakan oleh staf dan menyediakan
fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya
5. Mendelegasikan wewenang 8
7
2.2.4 Pengawasan dan Pengendalian
1) Prinsip Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi yang terakhir dari
proses manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi
perencanaan. Melalui fungsi pengawasan dan pengendalian, standar keberhasilan
program yang dituangkan dalam bentuk target, prosedur kerja dan sebagainya
harus selalu dibandingkan dengan hasil yang dicapai atau yang mampu dikerjakan
oleh staf. Jika ada kesenjangan dan penyimpangan yang terjadi harus segera
diatasi.Penyimpangan harus dapat dideteksi secara dini dicegah, dikendalikan atau
dikurangi oleh pimpinan.Fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar
penggunaan sumber daya dapat lebih diefesienkan, dan tugas-tugas staf untuk
mencapai tujuan program dapat lebih diefektifkan. 8
2) Standar Pengawasan
Standar pengawasan mencakup :
a. Standar norma. Standar ini dibuat berdasarkan pengalaman staf
melaksanakan kegiatan program yang sejenis atau yang dilaksanakan
dalam situasi yang sama di masa lalu.
b. Standarkriteria. Standar ini diterapkan untuk kegiatan pelayanan oleh
petugas yang sudah mendapat pelatihan. Standar ini terkait dengan tingkat
profesionalisme staf.
3) Manfaat Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian dilaksanakan dengan tepat,organisasi
yang akan memperoleh manfaatnya yaitu :
a. Dapat mempengaruhi sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan
oleh staf, apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber
dayanya sudah digunakan sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Dalam hal
ini, fungsi pengawasan dan pengendalian bermanfaat untuk meningkatkan
efesiensi kegiatan program
b. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf
melaksanakan tugas-tugasnya
8
c. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi
kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien
d. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
e. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan
atau diberikan pelatihan lanjutan. 8
4) Evaluasi
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang juga sering
dilakukan untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program. Perbedaaannya
terletak pada sasarannya, sumber data, siapa yang akan melaksanakannya dan
waktu pelaksanaannya. Antara evaluasi dengan fungsi pengawasan juga
mempunyai kesamaan tujuan yaitu untuk memperbaiki efesiensi dan efektifitas
pelaksanaan program dengan memperbaiki fungsi perencanaan. 8
2.3.2 Penyebab
Virus dengue yang sampai sekarang dikenal 4 serotipe (Dengue-1,
Dengue-2,Dengue-3 dan Dengue-4), termasuk dalam group B Arthropod Borne
Virus (Arbovirus). Ke-empat serotipe virus ini telah ditemukan di berbagai daerah
di Indonesia.Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa Dengue-3
9
sangat berkaitan dengan kasus DBD berat dan merupakan serotipe yang paling
luas distribusinya disusul oleh Dengue-2, Dengue-1 dan Dengue-4. 9
10
petekie pada seluas 1 inci persegi (2,5×2,5 cm) di lengan bawah
bagian depan (volar) dekat lipat siku (fossa cubiti)
4) Pembesaran hati (hepatomegali)
a. Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan
penyakit
b. Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit
c. Nyeri tekan sering ditemukan tanpa disertai ikterus.
5) Renjatan (syok)
a. Kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari
tangan dan kaki
b. Penderita menjadi gelisah
c. Sianosis di sekitar mulut
d. Nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba
e. Tekanan nadi menurun, sistolik menurun sampai 80 mmHg atau
kurang.
6) Trombositopeni
a. Jumlah trombosit 100.000/•l biasanya ditemukan diantara hari ke 3
– 7 sakit
b. Pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti bagian.
Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit)
c. Peningkatnya nilai hematokrit (Ht) menggambarakan
hemokonsentrasi selalu dijumpai pada DBD, merupakan indikator
yang peka terjadinya perembesan plasma, sehingga dilakukan
pemeriksaan hematokrit secara berkala.
d. Pada umumnya penurunan trombosit mendahului peningkatan
hematokrit. Hemokonsentrasi dengan peningkatan hematokrit >
20% (misalnya 35% menjadi 42%: 35/100 x 42 = 7, 35+7=42),
mencerminkan peningkatan permeabilitas kapiler dan perembesan
plasma. Perlu mendapat perhatian, bahwa nilai hematokrit
dipengaruhi oleh penggantian cairan atau perdarahan. Penurunan
nilai hematokrit >20% setelah pemberian cairan yang adekuat,
nilai Ht diasumsikan sesuai nilai setelah pemberian cairan.
11
7) Gejala klinik lain
a. Gejala klinik lain yang dapat menyertai penderita DBD ialah nyeri
otot, anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau
konstipasi, dan kejang
b. Pada beberapa kasus terjadi hiperpireksia disertai kejang dan
penurunan kesadaran sehingga sering di diagnosis sebagai
ensefalitis
c. Keluhan sakit perut yang hebat sering kali timbul mendahului
perdarahan gastrointestinal dan renjatan 9,10
2.3.5 Diagnosis
Diagnosis demam berdarah dengue ditegakkan atau dinyatakan sebagai
penderita DBD apabila demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas,
berlangsung terusmenerus selama 2 – 7 hari disertai manifestasi perdarahan
(sekurangkurangnya uji Tourniquet positif), trombositopenia, dan
hemokonsentrasi (diagnosis klinis). atauhasil pemeriksaan serologis pada
Tersangka DBD, menunjukkan hasil positif padapemeriksaan HI test atau terjadi
peninggian (positif) IgG saja atau IgM dan IgE pada pemeriksaan dengue rapid
test (diagnosis laboratoris). 9,10
2.3.6 Penatalaksanaan
1) Penatalaksana demam berdarah dengue (pada anak)
a. Adakah tanda kedaruratan, yaitu tanda syok (gelisah, nafas cepat, bibir
biru, tangan dan kaki dingin, kulit lembab), muntah terus-menerus,
kejang, kesadaran menurun, muntah darah, tinja darah, maka pasien perlu
dirawat / dirujuk.
b. Apabila tidak dijumpai tanda kedaruratan, periksa uji Tourniquet dan
hitung trombosit
Bila uji Tourniquet positif dan jumlah trombosit 100.000/•l,
penderita dirawat / dirujuk.
Bila uji Tourniquet negatif dengan trombosit > 100.000/•l atau
normal, pasien boleh pulang dengan pesan untuk datang kembali
setiap hari sampai suhu turun.
12
c. Pasien dianjurkan minum banyak, seperti: air teh, susu, sirup, oralit, jus
buah dan lain-lain.
d. Berikan obat antipiretik golongan parasetamol jangan golongan salisilat.
e. Apabila selama di rumah demam tidak turun pada hari sakit ketiga,
evaluasi tanda klinis adakah tanda-tanda syok, yaitu anak menjadi
gelisah, ujung kaki / tangan dingin, sakit perut, tinja hitam, kencing
berkurang; bila perlu periksa Hb, Ht dan trombosit.
f. Apabila terdapat tanda syok atau terdapat peningkatan Ht dan / atau
penurunan trombosit, segera rujuk ke rumah sakit.11,12,13
a. Pasien yang dicurigai menderita DBD dengan hasil Hb, Ht dan trombosit
dalam batas nomal dapat dipulangkan dengan anjuran kembali kontrol
dalam waktu 24 jam berikutnya
b. Bila keadaan pasien memburuk agar segera kembali ke puskesmas atau
fasilitas kesehatan lainnya.
c. Sedangkan pada kasus yang meragukan indikasi rawatnya, maka untuk
sementara pasien tetap diobservasi dengan anjuran minum yang banyak,
serta diberikan infus ringer laktat sebanyak 500cc dalam 4 jam. Setelah itu
dilakukan pemeriksaan ulang Hb, Ht dan trombosit.
13
tertentu, dan merupakan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya
wabah .
Terjadi peningkatan jumlah kasus BDB dan DSS disuatu wilayah lebih
luas
≥ 2 kali dalam kurun waktu 1 minggu / bulan disbanding minggu / bulan
sebelumnya.
≥ 2 kali disbanding minggu / bulan yang sama tahun lalu
Penyelidikan epidemiologi
Ditemukan satu atau lebih penderita DBD lainnya dan atau ada penderita panas ≥ 3
orang tersangka DBD
Ditemukan jentik (≥5%)
ya
tidak
PSN PSN
Lavarsida selektif Larvasida selektif
Penyuluhan penyuluhan
Fogging radius +/- 200 M
14
BAB III
HASIL PRAKTIK KLINIK
15
Puskesmas Nan Balimo terletak di Kecamatan Tanjung Harapan dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Aripan Kabupaten Solok
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kel PPA dan Kampung Jawa
3) Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan tanjung paku
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kampung jawa 14
16
3.1.4 Sarana Dan Prasarana Kesehatan
1) Gedung Puskesmas
1 buah gedung puskesmas induk yang terletak di Kelurahan Nan
Balimo Kota Solok
2) Puskesmas Pembantu
a. Pustu Gelanggang Betung
b. Pustu Tembok
c. Pustu Laing Taluk
d. Pustu Laing Pasir
3) Pos Kesehatan Kelurahan
a. Poskeskel Nan Balimo
b. Poskeskel Laing
4) Sarana Transportasi
a. Kendaraan Dinas Roda 4 : 1 Unit
b. Kendaraan Dinas Roda 2 : 13 Unit 14
Tabel 3.1. Data Sarana Dan Prasarana Kesehatan Di Wilayah
KerjaPuskesmas Nan BalimoTahun 2015
No Jenis Sarana Jumlah
1. Puskesmas Induk 1 Unit
2. Puskesmas Pembantu 4 Unit
3. Poskeskel 2 Unit
4. Posyandu Balita 10 Unit
5. Posyandu Lansia 4 Unit
6. Kendaraan Dinas Roda 4 1 Unit
7. Kendaraan Dinas Roda 2 13 Unit
Sumber : Profil Puskesmas Nan Balimo 2015
17
4 Tenaga Perawat 10
5 Tenaga Bidan 13
6 Tenaga Sanitarian 1
7 Tenaga Gizi 3
8 Perawat Gigi 1
9 Tenaga Apotik/gudang obat 3
10 Tenaga Analis 1
11 Tenaga RM 1
12 Tenaga Supir 1
13 Penjaga Malam 1
14 Tenaga Kebersihan 1
Total 41
Sumber :Profil Puskesmas Nan Balimo 2015
2) Kesehatan Lingkungan
a. Kegiatan yang dilakukan :
Inspeksi sanitasi dasar
Rumah sehat
Pemeriksaan tempat tempat umum dan tempat pengolahan
makanan dan minuman (ttu-tpm)
Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)
Pengelolaan sampah rumah tangga
18
Pembinaan dan Pengawasan kwalitas air
Penyuluhan higiene sanitasi ke sekolah
Penyuluhan kawasan sehat 14
b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.3 Hasil kegiatan program kesehatan lingkungan
No Kegiatan Target % Pencapaian %
6 TTU 75 89,4
7 TPM 65 82,5
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Nan Balimo 2014
19
c) Program Keluarga Berencana
pelayanan dan konseling
penanganan komplikasi ringan
b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.4 Hasil kegiatan Program Kesehatan Ibu
No. Kegiatan SPM seksi KIA Target Pencapaian (%)
JumlahKNLengkap
2 170 90 82,7
sasaran 170
Jumlah neonatus
4 komplikasi yg 0 80 26,6
ditangani
20
7 Yankes anak balita 170 85 84,6
Jlh kematian
8 0 - 4
neonatus
Nan 6,6
1 1250 108 8,64 908 72,6 83
Balimo 4
13,
2 Laing 174 41 23,6 133 76,4 23
2
16,
Total 1424 149 16,12 1041 74,5 106
5
21
GERNASDARZI
Hasil Kegiatan
Tabel 3.7 Hasil kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat
4 Pendistribusian Vit A 85 98
22
3) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TBC
Pelacakan Kasus Kontak
PMO TB
TB mangkir
Penyaringan suspect
4) Pencegahan dan Pemberantasan DBD
Sosialisasi DBD
Pemantauan Jentik
PE
5) Penemuan dan Penanggulangan Pneumonia
penemuan dan penanganan kasus
6) Penemuan dan Penanganan Kasus Rabies
Pelacakan Kasus
7) Program Imunisasi
Pelayanan Imunisasi
BIAS
TT WUS
Sweeping
Pelacakan KIPI
‘
b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.8 Hasil kegiatan Program P2P
No Kegiatan Target % Pencapaian %
23
7 Rabies : Kasus Gigitan - 19 org
8 Pemberian VAR/SAR - 9
2 HB 0 85 92.4
3 BCG 95 95.3
4 Polio 1 95 96.5
5 DPT HB 1 95 101.2
6 DPT HB 3 90 95.9
7 Polio 4 90 98.2
8 Campak 90 91.2
24
3.2.2 Program Pengembangan (Inovasi)
a. Kegiatan
1. UKS
Skrining murid kelas 1 SD/SLTP/SLTA
Pembinaan Sekolah Sehat
Pelatihan Dokter Kecil/KaderKesehatan
2. Perkesmas
Asuhan keperawatan pada keluarga
Kunjungan rumah KK Resti
3. Kesehatan Jiwa
Penemuan dini dan penanganan kasus jiwa
Rujukan kasus jiwa
4. Kesehatan Mata
Penemuan dan penangan kasus
Rujukan
5. Kesehatan Lansia
Pelayanan di dalam dan luar gedung
Pembinaan kelompok lansia
Senam lansia
Penyuluhan kesehatan lansia
Deteksi Dini Kesehatan Lansia
6. PKPR (Pelayanan Kes Peduli Remaja)
pelatihan kader PKPR
Penyuluhan & konsultasi ke sekolah
konsultasi bagi remaja
7. Kesehatan Gigi & Mulut
a) Dalam Gedung :
Pelayanan kedaruratan Gigi
Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut dasar
Pelayanan medik gigi dasar
b) Luar Gedung
25
UKGS
UKGM 14
26
Manfaat
- Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui
program dengan tujuan menurunkan kematian ibu
- Meningkatkan derajat kesehatan perempuan terutama kesehatan ibu
hamil dan bayi yang dikandungnya
- Menurunkan kematian ibu akibat kehamilan dan menurunkan
kematian bayi
c. Posyandu
a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah :
Tanggal : 14Oktober 2015
Tempat : Posyandu Anggrek 1 & 2 Gelanggang Betung
Posyandu Setia Kawan Laing
Posyandu Bugenvil
Posyandu Merah Sari
Posyandu Teratai
b. Tujuan
- Memberikan imunisasi, penimbangan BB, TB
- Memberikan penyuluhan tentang IVA
27
c. Manfaat
- Memantau tumbuh kembang anak
- Meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyuluhan
- Meningkatkan imunitas anak dengan pemberian imunisasi
28
- Meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ)
29
Upaya yang dilakukan untuk menentukan prioritas masalah tersebut adalah
menggunakan teknik skoring sebagai berikut :
1. Urgensi (merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
2. Seriousness (tingkat keseriusan masalah)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
3. Growth (tingkat perkembangan masalah)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
30
Tabel. 3.10 Urgensi, Seriousness, Growth
Masalah U S G P Prioritas
Data tahun 2014 dan 2015 ditemukan dua belas dan empat belas kasus
DBD, satu diantaranya meninggal dunia. Oleh karena itu dilaksanakan PE
(Penyelidikan Epidemiologi). Pelaksanaannya sebagai berikut:
1. Apabila terjadi kasus DBD survailans langsung ke lokasi melakukan
PE (Penyelidikan Epidemiologi) dan melakukan pemeriksaan rumah
minimal 10 KK
2. Apabila terjadi kasus DBD dan ditemukan ada jentik nyamuk,
survailens menyarankan masyarakat untuk melakukan 3M (Menguras,
mengubur, dan menutup)
3. Melakukan pemberian bubuk ABATE di bak penampungan air yang
beresiko menimbulkan jentik nyamuk Aides Agepty
Pada pelaksanaan PE yang dilakukan di lapangan dilakukan foging karena
memenuhi kriteria fogging, yaitu lebih dari 70% ditemukan adanya jentik dan
ditemukannya ≥3 orang yang demam.
31
Diagram Sebab Akibat dari Ishikawa
( Fishbone) Meningkatnya Kasus DBD dan Ditemukannya Kematian Akibat DBD
Man Metode
33
3 Money Dana APBD tidak memadai untuk Memaksimalkan penggunaan
kader/ petugas (sebelumnya sumber dana puskesmas yang
jampersal) ada dengan cara menambahkan
Kurangnya biaya untuk pembelian alokasi dana BPJS kesehatan
sarana
4 Sarana Pemanfaatan media informasi Penyebaran leaflet dan
kurang maksimal penempelan poster atau stiker
mengenai penyakit DBD, cara
penularan, dan pencegahannya
di rumah warga
5 Lingkunga Lingkungan kotor Melakukan gotong royong rutin
n Kurangnya kesadaran keluarga dan sekali sebulan di ligkungan
masyarakat untuk membersihkan kelurahan
lingkungan
34
VOLUME
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN LOKASI PELAKSANA
KEGIATAN
Petugas promosi
Seluruh warga masyarakat
Memberikan penyuluhan kesehatan, pemegang
Meningkatkan pengetahuan di wilayah kerja Puskesmas, Sekali enam
1. kepada masyarakat program DBD, dokter
masyarakat Puskesmas Nan Balimo posyandu bulan
mengenai penyakit DBD muda, dan kader
lapangan
Mengadakan pertemuan
berkala para petugas pustu/
puskeskel/ dokter praktek
Peningkatkan kerja sama Petugas pustu/
swasta, dimana pada Pustu/ puskeskel/ dokter
2 pustu/ puskeskel/ dokter Puskesmas puskeskel/ dokter
pertemuan tersebut diadakan praktek swasta
praktek swasta praktek swasta
diskusi, games, dan
pemberian reward untuk
petugas teladan
Pemeriksaan jentik berkala Populasi nyamuk menjadi Tempat-tempat Juru pemantau jentik
di wilayah kerja puskesmas terkendali sehingga penularan perkembangbiakan Rumah Sekali 3 (jumantik), petugas
3.
Nan Balimo serta penyakit dengan perantara nyamuk (tempat masyarakat bulan puskesmas,
mengadakan pelatihan kader nyamuk dapat dicegah atau penampungan air) yang masyarakat
35
JUMANTIK dikurangi. ada didalam rumah seperti
Petugas dapat cepat tanggap WC, vas bunga, dilubang-
dengan lingkungan yang lubang pohon, pagar
berpotensi terjadinya penyakit bamboo, dan lain-lain.
menular dengan vector nyamuk
terutama DBD, sehingga dapat
dilakukan tindak lanjut
penanganan segera untuk
mengurangi angka kejadian
Penyebaran leaflet dan
penempalan poster atau
Meningkatkan ketersediaan Seluruh warga masyarakat Petugas promosi
stiker mengenai penyakit Rumah Sekali enam
5. media informasi yang di wilayah kerja kesehatan, dokter
DBD, car penularan, dan masyarakat bulan
berkaitan dengan DBD puskesmas Nan Balimo muda, dan kader
pencegahanya di rumah
warga
Seluruh warga
Melakukan gotong royong Seluruh warga masyarakat Lingkungan
Terciptanya lingkungan yang Sekali masyarakat di wilayah
6 rutin sekali sebulan di di wilayah kerja rumah
bersih dan sehat sebulan kerja Puskesmas Nan
lingkungan kelurahan Puskesmas Nan Balimo warga
Balimo
36
BAB IV
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, didapatkan persentase peningkatan kasus DBD
dan ditemukannya kematian akibat DBD di Puskesmas Nan Balimo, Kecamatan
Tanjung Harapan. Penyebab meningkatnya kasus DBD tersebut berdasarkan hasil
wawancara kepada pemegang program DBD di Puskesmas dan masyarakat Nan
Balimo adalah pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang penyakit DBD
masih kurang, tindakan pencegahan DBD oleh masyarakat masih kurang, belum
optimalnya pelaksanaan pemeriksaan jentik berkala, kurangnya sosialisasi
penyuluhan, pemanfaatan media informasi yang kurang maksimal,kurangnya
kesadaran keluarga dan masyarakat untuk membersihkan lingkungan, dan lain-
lain.
Untuk itu diberikan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut
memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit DBD,
mengadakan pertemuan berkala para petugas pustu/ puskeskel/ dokter praktek
swasta, pemeriksaan jentik berkala serta mengadakan pelatihan kader jumantik,
penyebaran leaflet dan penempelan poster atau stiker mengenai penyakit DBD,
cara penularan, dan pencegahannya di rumah warga, dan melakukan gotong
royong rutin sekali sebulan di ligkungan kelurahan.
3.2 Saran
Agar program-program kerja di puskesmas dapat berjalan dengan baik dan
masalah dapat teratasi, maka penulis menyarankan:
1. Melakukan koordinasi antar program / lintas program dan tokoh
masyarakat/lurah (lintas sector)
2. Melakukan pengawasan dan evalusasi.
3. Memberikan penyuluhan DBD kepada masyarakat terutama ditempat
kelurahan endemis.
4. Penyebaran leaflet dan menempel podter mengenai DBD, cara
penularannya, dan cara pencegahan di tempat umum di wilayah kerja
puskesmas.
37
5. Melakukan pemeriksaan jentik berkala tiap 1x3 bulan.
38
DAFTAR PUSTAKA
39
40