Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Demam berdarah dengue atau yang biasa disingkat DBD adalah salah satu
penyakit yang sulit disembuhkan. Sampai saat ini belum ditemukan obat atau
vaksin untuk penanggulangan DBD ini. Demam Berdarah Dengue banyak
ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan
Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya.
Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health
Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus
DBD tertinggi di Asia Tenggara.1
Saat ini juga diperkirakan ada 50 juta infeksi dengue yang terjadi diseluruh
dunia setiap tahun. Diperkirakan untuk Asia Tenggara terdapat 100 juta kasus
demam dengue (DD) dan 500.000 kasus DHF yang memerlukan perawatan di
rumah sakit, dan 90% penderitanya adalah anak-anak yang berusia kurang dari 15
tahun. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama
dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak
tahun 1968 hingga 2009, WHO mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan
kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara dan tertiggi nomor dua di dunia setelah
Thailand. 2,3
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Jumlah penderita dan
luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya
mobilitas dan kepadatan penduduk. Di Indonesia Demam Berdarah pertama kali
ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang
terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia (Angka Kematian (AK) :
41,3 %). Dan sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas keseluruh Indonesia.Pada
tahun 2007, jumlah kasus penyakit DBD di Indonesia adalah 158.115 kasus,
sedangkan pada tahun 2008, jumlah kasus penyakit DBD adalah 136.339
kasus.2,3,4,5
Jumlah kasus DBD dua tahun terakhir di Kota Solok, yaitu pada tahun
2014 sebanyak 40 kasus dan tahun 2015 sebanyak 50 kasus dan 1 kasus kematian.

1
Sedangkan di Kelurahan Nan Balimo pada dua tahun terakhir, yaitu tahun 2014
sebanyak 12 kasus dan tahun 2015 (sampai bulan September) sebanyak 14 kasus
dan 1 di antaranya meninggal dunia.6
Berdasarkan data di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian
tentang peningkatan jumlah kasus DBD dan angka kematian DBD di wilayah
kerja Puskesmas Nan Balimo Tahun 2015.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mengetahui peningkatan jumlah kasus DBD dan angka kematian akibat
DBD di wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo tahun 2015 serta upaya
pencegahannya.
1.2.2. Tujuan Khusus
1) Diketahuinya tentang demam berdarah dengue
2) Diketahuinya penyebab terjadi peningkatan kasus DBD di wilayah
kerja Puskesmas Nan Balimo dan upaya pencegahannya
3) Diketahuinya penyebab terjadi kasus kematian akibat penyakit DBD di
wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo dan upaya pencegahannya

1.3. Manfaat
1) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya pencegahan kasus
DBD agar tidak terjadi lagi peningkatan dan angka kematian pada
kasus DBD di wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo
2) Dapat menyusun rencana usulan kegiatan kedepannya

1.4. Ruang Lingkup


Ruang lingkup dalam pembahasan masalah ini adalah mengenai gambaran
penyebab meningkatnya jumlah kasus demam berdarah dengue dan angka
kematiannya di wilayah kerja Puskesmas Nan Balimo

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014, Puskesmas
merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesahatan perorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.7
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut,
puskesmas menyelenggarakan fungsinya yaitu penyelenggaraan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di
wilayah kerjanya.7
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan
masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya
kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan.
UKM esensial meliputi pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, pelayanan
gizi, dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) adalah suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan
penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan
perorangan.7

3
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang :
1) Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat.
2) Mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu
3) Hidup dalam lingkungan sehat
4) Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas puskesmas
menyelenggarakan fungsi:
1) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Melaksankan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan
b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan
d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan
masyarakat yang bekerja sama dengan sektor lain terkait
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
puskesmas
g. Memantau pelakasanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan
h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan pelayan kesehatan
i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap system kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.

4
2) Penyelengggaran UKPtingkat pertama di wilayah kerjanya
Dalam menyelenggarakan fungsi ini, puskesmas berwenang untuk:
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu.
b. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif.
c. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
d. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerja sama inter dan antar profesi,
f. Melaksanakan rekam medis
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu
dan akses pelayanan kesehatan.
h. Melaksanakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan vasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya
j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
sistem rujukan.7

2.2 Manajemen
Manajemen adalah ilmu atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber
daya secara efisien, efektif dan rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya. Dalam hal ini manejemen mengandung tiga prinsip
pokok yang menjadi ciri utama penerapannya yaitu efisien dalam pemanfaatan
sumber daya, efektif dalam memilih alternatif kegiatan untuk mencapai tujuan
organisasi, dan rasional dalam pengambilan keputusan manejerial.8

2.2.1 Perencanaan
1) Pengertian
Perencanaan adalah suatu proses memulai dengan sasaran-sasaran, batasan
strategi, kebijakan, dan rencana detail untuk mencapainya, mencapai organisasi

5
untuk menerapkan keputusan, dan termasuk tinjauan kinerja dan umpan balik
terhadap pengenalan siklus perencanaan baru (Steiner). Perencanaan merupakan
fungsi terpenting dalam manajemen karena fungsi ini akan menentukan fungsi-
fungsi manajemen lainnya. Perencanaan manajerial akan memberikan pola
pandang secara menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang dijalankan, siapa
yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan. Perencanaan merupakan
tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.8

2) Langkah-langkah Perencanaan
Dalam perencanaan, terdapat beberapa langkah-langkah perencanaan yaitu
sebagai berikut :
a. Analisa situasi
b. Mangidentifikasi masalah prioritas
c. Menentukan tujuan program
d. Mengkaji hambatan dan kelemahan program
e. Menyusun Rencana Kerja Operasional (RKO) 8

2.2.2 Pengorganisasian
1) Pengertian
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang juga
mempunyai peranan penting, melalui fungsi pengorganisasian seluruh sumber
daya yang dimiliki oleh organisasi (manusia dan yang bukan manusia) akan diatur
penggunaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi yang
ditetapkan.
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolong-
golongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan menetapkan tugas-tugas pokok
dan wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan staf dalam mencapai
tujuan organisasi. 8

2) Manfaat Pengorganisasian
Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian seorang mana jerakan
mengetahui:
a. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok

6
b. Hubungan organisasi antar manusia yang akan terjadi antar anggota atau
staf organisasi
c. Pendelegasian wewenang.
Manajer atau pimpinan akan melimpahkan wewenang kepada staf sesuai
dengan tugas pokok yang diberikan kepadanya
d. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik yang dimiliki organisasi

3) Langkah-langkah Pengorganisasian
Ada lima langkah penting dalam pengorganisasian yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf
2. Membagi pekerjaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan pokok untuk
mencapai tujuan
3. Menggolongkan kegiatan pokok kedalam satuan kegiatan yang praktis
4. Menetapkan kewajiban yang dilaksanakan oleh staf dan menyediakan
fasilitas pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya
5. Mendelegasikan wewenang 8

2.2.3 Penggerakan dan Pelaksanaan


1) Pengertian
Fungsi manajemen ini merupakan fungsi penggerak semua kegiatan
program (ditetapkan pada fungsi pengorganisasian) untuk mencapai tujuan
program (yang dirumuskan dalam fungsi perencanaan). Fungsi manajemen ini
lebih menekankan bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua
sumber daya (manusia dan yang bukan manusia) untuk mencapai tujuan yang
telah disepakati. 8
2) Tujuan dan Fungsi Pelaksanaan
Tujuan pelaksanaan yaitu
a. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
b. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan staf
c. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi dan
prestasi kerja staf
e. Memuat organisasi berkembang secara dinamis. 8

7
2.2.4 Pengawasan dan Pengendalian
1) Prinsip Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian merupakan fungsi yang terakhir dari
proses manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga fungsi
perencanaan. Melalui fungsi pengawasan dan pengendalian, standar keberhasilan
program yang dituangkan dalam bentuk target, prosedur kerja dan sebagainya
harus selalu dibandingkan dengan hasil yang dicapai atau yang mampu dikerjakan
oleh staf. Jika ada kesenjangan dan penyimpangan yang terjadi harus segera
diatasi.Penyimpangan harus dapat dideteksi secara dini dicegah, dikendalikan atau
dikurangi oleh pimpinan.Fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar
penggunaan sumber daya dapat lebih diefesienkan, dan tugas-tugas staf untuk
mencapai tujuan program dapat lebih diefektifkan. 8

2) Standar Pengawasan
Standar pengawasan mencakup :
a. Standar norma. Standar ini dibuat berdasarkan pengalaman staf
melaksanakan kegiatan program yang sejenis atau yang dilaksanakan
dalam situasi yang sama di masa lalu.
b. Standarkriteria. Standar ini diterapkan untuk kegiatan pelayanan oleh
petugas yang sudah mendapat pelatihan. Standar ini terkait dengan tingkat
profesionalisme staf.

3) Manfaat Pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian dilaksanakan dengan tepat,organisasi
yang akan memperoleh manfaatnya yaitu :
a. Dapat mempengaruhi sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan
oleh staf, apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber
dayanya sudah digunakan sesuai dengan yang sudah ditetapkan. Dalam hal
ini, fungsi pengawasan dan pengendalian bermanfaat untuk meningkatkan
efesiensi kegiatan program
b. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf
melaksanakan tugas-tugasnya

8
c. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumber daya lainnya mencukupi
kebutuhan dan telah dimanfaatkan secara efisien
d. Dapat mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan
e. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan
atau diberikan pelatihan lanjutan. 8

4) Evaluasi
Fungsi pengawasan perlu dibedakan dengan evaluasi yang juga sering
dilakukan untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program. Perbedaaannya
terletak pada sasarannya, sumber data, siapa yang akan melaksanakannya dan
waktu pelaksanaannya. Antara evaluasi dengan fungsi pengawasan juga
mempunyai kesamaan tujuan yaitu untuk memperbaiki efesiensi dan efektifitas
pelaksanaan program dengan memperbaiki fungsi perencanaan. 8

2.3 Demam Berdarah Dengue (DBD)


2.3.1 Definisi DBD
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang ditandai dengan:
1) Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-
menerus selama 2 – 7 hari;
2) Manifestasi perdarahan (petekie, purpura, perdarahan konjungtiva,
epistaksis, ekimosis, perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis, melena, hematuri) termasuk uji Tourniquet (Rumple Leede)
positif;
3) Trombositopeni (jumlah trombosit 100.000/•l);
4) Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit • 20%);
5) Disertai dengan atau tanpa pembesaran hati (hepatomegali) 9

2.3.2 Penyebab
Virus dengue yang sampai sekarang dikenal 4 serotipe (Dengue-1,
Dengue-2,Dengue-3 dan Dengue-4), termasuk dalam group B Arthropod Borne
Virus (Arbovirus). Ke-empat serotipe virus ini telah ditemukan di berbagai daerah
di Indonesia.Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa Dengue-3

9
sangat berkaitan dengan kasus DBD berat dan merupakan serotipe yang paling
luas distribusinya disusul oleh Dengue-2, Dengue-1 dan Dengue-4. 9

2.3.3 Cara Penularan

1) Penularan DBD umumnya melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti


meskipun dapat juga ditularkan oleh Aedes albopictus yang biasanya
hidup di kebun-kebun.
2) Nyamuk penular DBD ini terdapat hampir di seluruh pelosok Indonesia,
kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas
permukaan laut. 9

2.3.4 Gambaran Klinis

1) Masa inkubasi biasanya berkisar antara 4 – 7 hari


2) Demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung 2 – 7 hari.
Panas dapat turun pada hari ke-3 yang kemudian naik lagi, dan pada hari
ke-6 atau ke-7 panas mendadak turun.
3) Tanda-tanda perdarahan
a. Perdarahan ini terjadi di semua organ. Bentuk perdarahan dapat
hanya berupa uji Tourniquet (Rumple Leede) positif atau dalam
bentuk satu atau lebih manifestasi perdarahan sebagai berikut:
Petekie, Purpura, Ekimosis, Perdarahan konjungtiva, Epistaksis,
Pendarahan gusi, Hematemesis, Melena dan Hematuri. Petekie
sering sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk.
b. Untuk membedakannya regangkan kulit, jika hilang maka bukan
petekie. Uji Tourniquet positif sebagai tanda perdarahan ringan,
dapat dinilai sebagai presumptif test (dugaan keras) oleh karena uji
Tourniquet positif pada hari-hari pertama demam terdapat pada
sebagian besar penderita DBD. Namun uji Tourniquet positif dapat
juga dijumpai pada penyakit virus lain (campak, demam
chikungunya), infeksi bakteri (Typhus abdominalis) dan lain-lain.
Uji Tourniquet dinyatakan positif, jika terdapat 10 atau lebih

10
petekie pada seluas 1 inci persegi (2,5×2,5 cm) di lengan bawah
bagian depan (volar) dekat lipat siku (fossa cubiti)
4) Pembesaran hati (hepatomegali)
a. Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan
penyakit
b. Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit
c. Nyeri tekan sering ditemukan tanpa disertai ikterus.
5) Renjatan (syok)
a. Kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari
tangan dan kaki
b. Penderita menjadi gelisah
c. Sianosis di sekitar mulut
d. Nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba
e. Tekanan nadi menurun, sistolik menurun sampai 80 mmHg atau
kurang.
6) Trombositopeni
a. Jumlah trombosit 100.000/•l biasanya ditemukan diantara hari ke 3
– 7 sakit
b. Pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti bagian.
Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit)
c. Peningkatnya nilai hematokrit (Ht) menggambarakan
hemokonsentrasi selalu dijumpai pada DBD, merupakan indikator
yang peka terjadinya perembesan plasma, sehingga dilakukan
pemeriksaan hematokrit secara berkala.
d. Pada umumnya penurunan trombosit mendahului peningkatan
hematokrit. Hemokonsentrasi dengan peningkatan hematokrit >
20% (misalnya 35% menjadi 42%: 35/100 x 42 = 7, 35+7=42),
mencerminkan peningkatan permeabilitas kapiler dan perembesan
plasma. Perlu mendapat perhatian, bahwa nilai hematokrit
dipengaruhi oleh penggantian cairan atau perdarahan. Penurunan
nilai hematokrit >20% setelah pemberian cairan yang adekuat,
nilai Ht diasumsikan sesuai nilai setelah pemberian cairan.

11
7) Gejala klinik lain
a. Gejala klinik lain yang dapat menyertai penderita DBD ialah nyeri
otot, anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau
konstipasi, dan kejang
b. Pada beberapa kasus terjadi hiperpireksia disertai kejang dan
penurunan kesadaran sehingga sering di diagnosis sebagai
ensefalitis
c. Keluhan sakit perut yang hebat sering kali timbul mendahului
perdarahan gastrointestinal dan renjatan 9,10

2.3.5 Diagnosis
Diagnosis demam berdarah dengue ditegakkan atau dinyatakan sebagai
penderita DBD apabila demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas,
berlangsung terusmenerus selama 2 – 7 hari disertai manifestasi perdarahan
(sekurangkurangnya uji Tourniquet positif), trombositopenia, dan
hemokonsentrasi (diagnosis klinis). atauhasil pemeriksaan serologis pada
Tersangka DBD, menunjukkan hasil positif padapemeriksaan HI test atau terjadi
peninggian (positif) IgG saja atau IgM dan IgE pada pemeriksaan dengue rapid
test (diagnosis laboratoris). 9,10

2.3.6 Penatalaksanaan
1) Penatalaksana demam berdarah dengue (pada anak)
a. Adakah tanda kedaruratan, yaitu tanda syok (gelisah, nafas cepat, bibir
biru, tangan dan kaki dingin, kulit lembab), muntah terus-menerus,
kejang, kesadaran menurun, muntah darah, tinja darah, maka pasien perlu
dirawat / dirujuk.
b. Apabila tidak dijumpai tanda kedaruratan, periksa uji Tourniquet dan
hitung trombosit
 Bila uji Tourniquet positif dan jumlah trombosit 100.000/•l,
penderita dirawat / dirujuk.
 Bila uji Tourniquet negatif dengan trombosit > 100.000/•l atau
normal, pasien boleh pulang dengan pesan untuk datang kembali
setiap hari sampai suhu turun.

12
c. Pasien dianjurkan minum banyak, seperti: air teh, susu, sirup, oralit, jus
buah dan lain-lain.
d. Berikan obat antipiretik golongan parasetamol jangan golongan salisilat.
e. Apabila selama di rumah demam tidak turun pada hari sakit ketiga,
evaluasi tanda klinis adakah tanda-tanda syok, yaitu anak menjadi
gelisah, ujung kaki / tangan dingin, sakit perut, tinja hitam, kencing
berkurang; bila perlu periksa Hb, Ht dan trombosit.
f. Apabila terdapat tanda syok atau terdapat peningkatan Ht dan / atau
penurunan trombosit, segera rujuk ke rumah sakit.11,12,13

2) Penatalaksanaan demam berdarah dengue (pada dewasa)

a. Pasien yang dicurigai menderita DBD dengan hasil Hb, Ht dan trombosit
dalam batas nomal dapat dipulangkan dengan anjuran kembali kontrol
dalam waktu 24 jam berikutnya
b. Bila keadaan pasien memburuk agar segera kembali ke puskesmas atau
fasilitas kesehatan lainnya.
c. Sedangkan pada kasus yang meragukan indikasi rawatnya, maka untuk
sementara pasien tetap diobservasi dengan anjuran minum yang banyak,
serta diberikan infus ringer laktat sebanyak 500cc dalam 4 jam. Setelah itu
dilakukan pemeriksaan ulang Hb, Ht dan trombosit.

Pasien dirujuk ke rumah sakit apabila didapatkan hasil sebagai berikut.

a. Hb, Ht dalam batas normal dengan jumlah trombosit < 100.000/•l


atau
b. Hb, Ht yang meningkat dengan jumlah trombosit < 150.000/•l
trombosit dalam batas normal atau menurun.
c. Pemeriksaan dilakukan pada saat pasien diduga menderita DBD,
bila normal maka diulang tiap`hari sampai suhu turun. 9,10

2.3.7 Pengertian Kejadian Luar Biasa (KLB DBD)

Timbulnya atau meningkatnya kejadiian kesakitan dan atau kematian yang


bermakna secara epidimiologis pada suatu daerah dalam dalam kurung waktu

13
tertentu, dan merupakan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya
wabah .

2.3.8 Penentuan KLB DBD

 Terjadi peningkatan jumlah kasus BDB dan DSS disuatu wilayah lebih
luas
 ≥ 2 kali dalam kurun waktu 1 minggu / bulan disbanding minggu / bulan
sebelumnya.
 ≥ 2 kali disbanding minggu / bulan yang sama tahun lalu

Alur penanggulanga KLB – DBD

Penderita / tersangka DBD

Penyelidikan epidemiologi

 Ditemukan satu atau lebih penderita DBD lainnya dan atau ada penderita panas ≥ 3
orang tersangka DBD
 Ditemukan jentik (≥5%)

ya
tidak

 PSN  PSN
 Lavarsida selektif  Larvasida selektif
 Penyuluhan  penyuluhan
 Fogging radius +/- 200 M

14
BAB III
HASIL PRAKTIK KLINIK

3.1 Gambaran Puskesmas Nan Balimo


3.1.1 Kondisi Geografi
Peta Wilayah :

Puskesmas Nan Balimo Kecamatan Tanjung Harapan Kota Solok mulai


beroperasional pada bulan april 2008. Puskesmas Nan Balimo mempunyai 2 (dua)
Kelurahan yaitu Kelurahan Nan Balimo dengan luas wilayah 759 Ha dan
Kelurahan Laing dengan luas wilayah 815 Ha.Puskesmas Nan Balimo merupakan
puskesmas non perawatan atau puskesmas rawat jalan.

15
Puskesmas Nan Balimo terletak di Kecamatan Tanjung Harapan dengan
batas-batas wilayah sebagai berikut :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Aripan Kabupaten Solok
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kel PPA dan Kampung Jawa
3) Sebelah Timur berbatasan dengan kelurahan tanjung paku
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kampung jawa 14

3.1.2 Kondisi Demografi


Berdasarkan data statistik tahun 2014 jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Nan Balimo sebanyak 8682 jiwa, dimana menurut kelurahan yaitu:
1) Kelurahan Nan Balimo, jumlah penduduk sebanyak 7080 jiwa
2) Kelurahan Laing, jumlah penduduk sebanyak 1111 jiwa
Mata pencarian penduduk di Kelurahan Nan Balimo dan Kelurahan Laing
pada umumnya bekerja di sektor perdagangan dan sektor pertanian. 14

3.1.3 Visi Dan Misi


Visi Puskesmas Nan Balimo
“Terwujudnya masyarakat Nan Balimo dan laing mandiri untuk hidup
sehat”
Misi Puskesmas Nan Balimo
1) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat untuk ber-PHBS
2) Meningkatkan kemitraan dengan stake holder bidang kesehatan
3) Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan
4) Meningkatkan sumber daya manusia kesehatan
5) Memantapkan manajemen Puskesmas dan sistim informasi
6) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah
kerja
7) Memelihara dan meningkatkan UKP dan UKM serta kesehatan
lingkungan 14

16
3.1.4 Sarana Dan Prasarana Kesehatan
1) Gedung Puskesmas
1 buah gedung puskesmas induk yang terletak di Kelurahan Nan
Balimo Kota Solok
2) Puskesmas Pembantu
a. Pustu Gelanggang Betung
b. Pustu Tembok
c. Pustu Laing Taluk
d. Pustu Laing Pasir
3) Pos Kesehatan Kelurahan
a. Poskeskel Nan Balimo
b. Poskeskel Laing
4) Sarana Transportasi
a. Kendaraan Dinas Roda 4 : 1 Unit
b. Kendaraan Dinas Roda 2 : 13 Unit 14
Tabel 3.1. Data Sarana Dan Prasarana Kesehatan Di Wilayah
KerjaPuskesmas Nan BalimoTahun 2015
No Jenis Sarana Jumlah
1. Puskesmas Induk 1 Unit
2. Puskesmas Pembantu 4 Unit
3. Poskeskel 2 Unit
4. Posyandu Balita 10 Unit
5. Posyandu Lansia 4 Unit
6. Kendaraan Dinas Roda 4 1 Unit
7. Kendaraan Dinas Roda 2 13 Unit
Sumber : Profil Puskesmas Nan Balimo 2015

3.1.5 Ketenagaan Puskesmas Nan Balimo


Ketenagaan puskesmas di Puskesmas Nan Balimo terlampir pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Ketenagaan Puskesmas Nan Balimo
No Jenis Tenaga Jumlah Ket
1 Dokter Umum 2
2 Dokter Gigi 2
3 Kesehatan Masyarakat 3 1 Kepala Puskesmas

17
4 Tenaga Perawat 10
5 Tenaga Bidan 13
6 Tenaga Sanitarian 1
7 Tenaga Gizi 3
8 Perawat Gigi 1
9 Tenaga Apotik/gudang obat 3
10 Tenaga Analis 1
11 Tenaga RM 1
12 Tenaga Supir 1
13 Penjaga Malam 1
14 Tenaga Kebersihan 1
Total 41
Sumber :Profil Puskesmas Nan Balimo 2015

3.2 Gambaran Umum Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat di


Puskesmas Nan Balimo

3.2.1 Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial


1) Promosi kesehatan
Kegiatan yang dilakukan :
a. Penyuluhan ke Sekolah
b. Penyuluhan di Posyandu
c. Penyuluhan Keliling
d. Pembinaan kelurahan model Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
KawasanTanpa Rokok (PHBSKTR)
e. Pelaksanaan kegiatan Kelurahan Siaga

2) Kesehatan Lingkungan
a. Kegiatan yang dilakukan :
 Inspeksi sanitasi dasar
 Rumah sehat
 Pemeriksaan tempat tempat umum dan tempat pengolahan
makanan dan minuman (ttu-tpm)
 Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)
 Pengelolaan sampah rumah tangga

18
 Pembinaan dan Pengawasan kwalitas air
 Penyuluhan higiene sanitasi ke sekolah
 Penyuluhan kawasan sehat 14

b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.3 Hasil kegiatan program kesehatan lingkungan
No Kegiatan Target % Pencapaian %

1 Akses air bersih * 92 90,8

2 Jamban keluarga * 90 70,5

3 Pembuangan limbah 75 85,13

4 Pengelolaan sampah 95 84,9

5 Rumah sehat 80 87,12

6 TTU 75 89,4

7 TPM 65 82,5
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Nan Balimo 2014

3) Kesehatan Ibu dan Anak serta KB


Kegiatan yang dilakukan :
a) Program Kesehatan Ibu
 Kelas Ibu Hamil
 PelayananAnte Natal Care(ANC)
 Kunjungan ibu hamil risiko tinggi
 Kunjungan nifas
 Pemantauan stiker program perencanaan dan pencegahan
komplikasi (P4K/ANC) berkualitas
 otopsi verbal,dll
b) Program Kesehatan Anak
 Deteksi dini tumbuh kembang (DDTK)
 Kelas Ibu Balita

19
c) Program Keluarga Berencana
 pelayanan dan konseling
 penanganan komplikasi ringan

b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.4 Hasil kegiatan Program Kesehatan Ibu
No. Kegiatan SPM seksi KIA Target Pencapaian (%)

1 Cakupan kunjungan ibu hamil K1 100% 107,5%


2 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95% 96%
3 Cakupan ibu hamil dengan 80% 20,3%
komplikasi yang ditangani

4 Cakupan pertolongan persalinan 90% 93.4%


nakes

5 Kunjungan nifas 85% 82,7%


6 Peserta KB aktif 71% 71,6%

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Nan Balimo 2014

Tabel 3.5 Hasil Kegiatan Program Kesehatan Anak


Pencapaian
No Program Kegiatan sasaran Target(%)
(%)

1 (Anak) Jumlah KN1 170 90 88,23

JumlahKNLengkap
2 170 90 82,7
sasaran 170

3 DDTK 2x/tahun 659 90 82,9

Jumlah neonatus
4 komplikasi yg 0 80 26,6
ditangani

5 (Bayi) Pelayanan Bayi

6 DDTK 4x/th 170 90 90,5

20
7 Yankes anak balita 170 85 84,6

Jlh kematian
8 0 - 4
neonatus

9 Jlh kematian bayi 0 - 1

10 Jlh Kematian Balita 0 - 0

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Nan Balimo 2014

Tabel 3.6 Hasil Kegiatan Program Keluarga Berencana

Peserta KB Baru Peserta KB Aktif DROP OUT


Jml
No Kelurahan Kumulatif Kumulatif Kumulatif
PUS
Jml % Jml % Jml %

Nan 6,6
1 1250 108 8,64 908 72,6 83
Balimo 4

13,
2 Laing 174 41 23,6 133 76,4 23
2

16,
Total 1424 149 16,12 1041 74,5 106
5

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Nan Balimo 2014

4) Perbaikan Gizi Masyarakat


Kegiatan yang dilakukan :
 Penimbangan Masal & Pembr Vit A (bln Feb&Agst)
 Pengukuran Status Gizi muridtk/PAUD
 Pengukuran Status Gizi Siswa SD, SLTP & SLTA
 Pemberian PMT Pemulihan
 Kelas gizi
 Survey GAKY tingkat rumah tangga.
 Kegiatan rutin seperti :
 Pemberian vit A
 Pemberian tablet Fe

21
 GERNASDARZI

Hasil Kegiatan
Tabel 3.7 Hasil kegiatan Perbaikan Gizi Masyarakat

No Kegiatan Target (%) Pencapaian(%)

1 D/S Balita 69 65,7

2 N/D’ Balita 87 89.4

3 BGM/D Balita 3 0,9

4 Pendistribusian Vit A 85 98

5 Ibu hamil mendapat 90 tablet Fe 95 96

Bayi usia 0-6 bulan mendapat asi


6 80 90.9
ekslusif

7 Balita gizi buruk mendapat perawatan - -

Cakupan rumah tangga yg konsumsi


8 90 100
beryodium

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Nan Balimo 2014

5) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


a. Kegiatan yang dilakukan :
1) Prog. P2P
 Sosialisasi P2P dan Surveilans
 Pemeriksaan kontak TB
 Penyegaran Kader TB
 Penyuluhan HIV – AIDS,IMS & TB untuk pemuda dan Lapas
 Survey Epidemiologi
 PTM
 Posbindu
2) Kusta
 Penemuan dan penanganan kasus

22
3) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TBC
 Pelacakan Kasus Kontak
 PMO TB
 TB mangkir
 Penyaringan suspect
4) Pencegahan dan Pemberantasan DBD
 Sosialisasi DBD
 Pemantauan Jentik
 PE
5) Penemuan dan Penanggulangan Pneumonia
 penemuan dan penanganan kasus
6) Penemuan dan Penanganan Kasus Rabies
 Pelacakan Kasus
7) Program Imunisasi
 Pelayanan Imunisasi
 BIAS
 TT WUS
 Sweeping
 Pelacakan KIPI

b. Hasil Kegiatan
Tabel 3.8 Hasil kegiatan Program P2P
No Kegiatan Target % Pencapaian %

1 Penemuan kasus BTA (+) * 70 38

2 Angka Bebas Jentik(ABJ) 92 77,43

Penemuan kasus Pneumoni


3 - 18 org
*

4 Pengobatan Diare 100 100

5 Penanganan kasus DBD 100 100

6 Penemuan kasus Kusta - -

23
7 Rabies : Kasus Gigitan - 19 org

8 Pemberian VAR/SAR - 9

9 IVA : diperiksa 237 org 63org

10 hasil (+) - 2 org

Pemakaian Zink pada diare


11 100 100
pada anak balita

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Nan Balimo 2014

Tabel 3.9 Hasil Kegiatan Program Imunisasi


No Kegiatan Target % Pencapaian%

1 Imunisasi lengkap 90 91.2

2 HB 0 85 92.4

3 BCG 95 95.3

4 Polio 1 95 96.5

5 DPT HB 1 95 101.2

6 DPT HB 3 90 95.9

7 Polio 4 90 98.2

8 Campak 90 91.2

9 BIAS Campak 95 96.3

10 BIAS DT/TT 95 93.9

11 TT WUS SMU 85 91.1

12 TT WUS POSYANDU 85 82.9

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Nan Balimo 2014

24
3.2.2 Program Pengembangan (Inovasi)
a. Kegiatan
1. UKS
 Skrining murid kelas 1 SD/SLTP/SLTA
 Pembinaan Sekolah Sehat
 Pelatihan Dokter Kecil/KaderKesehatan
2. Perkesmas
 Asuhan keperawatan pada keluarga
 Kunjungan rumah KK Resti
3. Kesehatan Jiwa
 Penemuan dini dan penanganan kasus jiwa
 Rujukan kasus jiwa
4. Kesehatan Mata
 Penemuan dan penangan kasus
 Rujukan
5. Kesehatan Lansia
 Pelayanan di dalam dan luar gedung
 Pembinaan kelompok lansia
 Senam lansia
 Penyuluhan kesehatan lansia
 Deteksi Dini Kesehatan Lansia
6. PKPR (Pelayanan Kes Peduli Remaja)
 pelatihan kader PKPR
 Penyuluhan & konsultasi ke sekolah
 konsultasi bagi remaja
7. Kesehatan Gigi & Mulut
a) Dalam Gedung :
 Pelayanan kedaruratan Gigi
 Pelayanan Kesehatan Gigi dan mulut dasar
 Pelayanan medik gigi dasar
b) Luar Gedung

25
 UKGS
 UKGM 14

3.3 Hasil Kegiatan Puskesmas


Kegiatan kepaniteraan klinik senior kedokteran Baiturrahmah dilakukan
selama 5 minggu di beberapa puskesmas, salah satunya puskesmas nan balimo
kota solok. Kegiatan dari puskesmas ini di mulai dengan adanya pengarahan dari
dinas kesehatan berupa materi terkait program- program yang menjelaskan
tentang kegiatan puskesmas. Kepaniteraan klinik senior melakukan kegiatan di
dalam gedung berupa pembelajaran mengenai program –program, program ini
dilakukan di masing- masing pemegang program, mahasiswa yang berjumlah 6
orang dibagi dalam 3 kelompok, yakni 2 orang di kelompok KIA, 2 orang di
bagian Imunisasi dan gizi , serta 1 orang di poli umum dan 1 orang di bagian
P3K.Setiap kelompok akan diganti setiap minggu nya sehingga mendapat
kesempatan yang sama untuk mempelajari setiap program dari masing – masing
poli.
Kemudian juga dilakukan kegiatan diluar gedung diantaranya adalah:
1. Gerakan Sayang Ibu (GSI)
Tanggal : 8Oktober 2015
Tempat : Kantor Kelurahan Laing
Penuluhan oleh : Dr. Helwi Nofira SpOG.(K)
Tujuan Kegiatan:
- Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian pejabat pemerintah daerah
dan sektor terkait tentang berbagai factor yang menyebabkan kematian
ibu dan peningkatan upaya penanggulangan secara integratif
- Mekanisme rujukan sehingga keterlambatan pertolongan dapat
dihindari
- Meningkatkan upaya masyarakat dalam pendataan ibu hamil dan
mengubah kebiasaan yang merugikan kesehatan ibu hamil
- Meningkatkan peran dan institusi dan petugas kesehatan dalam upaya
pendataan ibu hamil dan pelayanan kesehatan
- Meningkatkan pendanaan ibu hamil di setiap wilayah kelurahan atau
desa oleh PKK dan Lembaga Kesehatan Masyarakat Desa (LKMD)

26
Manfaat
- Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas melalui
program dengan tujuan menurunkan kematian ibu
- Meningkatkan derajat kesehatan perempuan terutama kesehatan ibu
hamil dan bayi yang dikandungnya
- Menurunkan kematian ibu akibat kehamilan dan menurunkan
kematian bayi

2. Kunjungan ke Lapas Klas IIB


a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah :
Tanggal : 22Oktober 2015
Tempat : Jl. Kapten Bahar Hamid km 41 Solok
b. Tujuan
- Memberikan pengobatan pada penghuni Lapas
- Memberikan penyuluhan pada penghuni Lapas tentang Etika Merokok
dan HIV AIDS
c. Manfaat
- Meningkatkan derajat kesehatan penghuni Lapas
- Meningkatkan pengetahuan tentang penyuluhan penyakit

c. Posyandu
a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah :
Tanggal : 14Oktober 2015
Tempat : Posyandu Anggrek 1 & 2 Gelanggang Betung
Posyandu Setia Kawan Laing
Posyandu Bugenvil
Posyandu Merah Sari
Posyandu Teratai
b. Tujuan
- Memberikan imunisasi, penimbangan BB, TB
- Memberikan penyuluhan tentang IVA

27
c. Manfaat
- Memantau tumbuh kembang anak
- Meningkatkan pengetahuan ibu tentang penyuluhan
- Meningkatkan imunitas anak dengan pemberian imunisasi

d. Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) anak


a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah:
Tanggal : 9 Oktober 2015
Tempat : PAUD Ambun Suri Kelurahan Laing
b. Tujuan
- Melakukan penimbangan berat badan
- Melakukan pengukuran tinggi badan
- Melakukan pemeriksaan mata
- Mengisi kuisioner tumbuh kembang anak
c. Manfaat
- Mengetahui perkembangan dan pertumbuhan anak
- Mengetahui kelainan perkembangan dan pertumbuhan anak

e. Penelitian Epidemologi (PE)


a. Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan ini adalah:
Tanggal : 15 Oktober 2015
Tempat : Gelanggang Betung Kecamatan Tanjung Harapan
b. Tujuan
- Untuk melihat adanya jentik-jentik di rumah suspek DBD dan
menilai 10 rumah di lingkungan
- Memberikan bubuk abate di bak penampungan air yang beresiko
menimbulkan jentik nyamuk Aedes Aegepty
- Ditemukannya positif jentik nyamuk pada 8 rumah
- Mengajarkan pada masyarakat tentang 3M plus
c. Manfaat
- Mencegah penyebaran penyakit DBD

28
- Meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ)

3.4. Fokus Kajian Program


3.4.1 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan melalui analisis data sekunder, observasi dan
wawancara dengan penanggung jawab program di Puskesmas Nan Balimo dan
masyarakat RT I RW I. Terdapat 5 upaya kesehatan masyarakat esensial yang
dijalankan, yaitu promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan
anak serta keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat, serta pencegahan dan
pengendalian penyakit. Identifikasi masalah dilakukan pada masing-masing
program wajib di Puskesmas Nan Balimo. Pada program esensial tersebut masih
terdapat kesenjangan antara target dan pencapaian.
Berdasarkan keseluruhan program yang belum mencapai target, dipilih dua
masalah yang memiliki skor tertinggi berdasarkan skala prioritas Urgens,
Seriousness, Growth(USG). Penilaian dua masalah prioritas tersebut ditentukan
berdasarkan data laporan tahunan puskesmas, wawancara dengan pemegang
program, serta observasi langsung lapangan. Permasalahan ini tidak hanya dilihat
dari kesenjangan antara target dan pencapaian, tetapi juga dilihat dari Urgensi,
Seriousness,dan Growth.
Uraian dua permasalahan kesehatan yang dipilih tersebut yaitu:
1. Meningkatnya kasus DBD dan ditemukannya kematian akibat DBD
Jumlah peningkatan kasus DBD dalam 2 tahun terakhir di Puskesmas Nan
Balimo ditemukan tahun 2014 sebanyak 12 kasus dan tahun 2015 sebanyak 14
kasus, 1 diantaranya meninggal dunia
2. Meningkatnya kasus scabies.
Jumlah peningkatan kasus scabies dalam 2 tahun terakhir di Puskesmas Nan
Balimo ditemukan tahun 2014 sebanyak 105 kasus dan tahun 2015 sebanyak
109 kasus.

3.4.2. Penetapan Prioritas Masalah


Beberapa masalah yang ditemukan di Puskesmas Nan Balimo harus
ditentukan prioritas masalahnya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
Puskesmas.

29
Upaya yang dilakukan untuk menentukan prioritas masalah tersebut adalah
menggunakan teknik skoring sebagai berikut :
1. Urgensi (merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
2. Seriousness (tingkat keseriusan masalah)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
3. Growth (tingkat perkembangan masalah)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting

3.4.3 Penilaian prioritas masalah program di Puskesmas Nan Balimo


Berdasarkan keseluruhan program yang belum mencapai target, dipilihdua
masalah yang memiliki skor tertinggi berdasarkan skala prioritas USG. Penilaian
dua masalah prioritas tersebut ditentukan berdasarkan data laporan tahunan
puskesmas dan wawancara dengan pemegang program. Permasalahan ini tidak
hanya dilihat dari kesenjangan antara target dan pencapaian, tetapi juga dilihat
dari Urgensi, Seriousness,dan Growth. Adapun masalah yang menjadi prioritas
utama berdasarkan skala USG adalah meningkatnya kasus DBD dalam 2 tahun
terakhir

30
Tabel. 3.10 Urgensi, Seriousness, Growth
Masalah U S G P Prioritas

Meningkatnya kasus DBD 5 4 5 100 P1


dan ditemukannya kematian
akibat DBD

Meningkatnya kasus scabies 5 3 3 45 P2

Data tahun 2014 dan 2015 ditemukan dua belas dan empat belas kasus
DBD, satu diantaranya meninggal dunia. Oleh karena itu dilaksanakan PE
(Penyelidikan Epidemiologi). Pelaksanaannya sebagai berikut:
1. Apabila terjadi kasus DBD survailans langsung ke lokasi melakukan
PE (Penyelidikan Epidemiologi) dan melakukan pemeriksaan rumah
minimal 10 KK
2. Apabila terjadi kasus DBD dan ditemukan ada jentik nyamuk,
survailens menyarankan masyarakat untuk melakukan 3M (Menguras,
mengubur, dan menutup)
3. Melakukan pemberian bubuk ABATE di bak penampungan air yang
beresiko menimbulkan jentik nyamuk Aides Agepty
Pada pelaksanaan PE yang dilakukan di lapangan dilakukan foging karena
memenuhi kriteria fogging, yaitu lebih dari 70% ditemukan adanya jentik dan
ditemukannya ≥3 orang yang demam.

31
Diagram Sebab Akibat dari Ishikawa
( Fishbone) Meningkatnya Kasus DBD dan Ditemukannya Kematian Akibat DBD

Man Metode

Kurangnya pengetahuan dan


pemahaman masyarakat tentang Belum optimalnya pelaksanaan
penyakit DBD pemeriksaan jentik berkala

Kurangnya tindakan pencegahan Kurangnya sosialisasi/


DBD oleh masyarakat penyuluhan

Kurangnya kerjasama dengan Meningkat


pustu, poskelkel/dokter praktek
nya kasus
swasta
DBD dan
ditemukan
nya
Pemanfaatan media informasi kematian
Lingkungan kotor
Dana APBD tidak memadai untuk kurang maksimal
akibat
kader
Kurangnya kesadaran keluarga dan DBD
Kurangnya biaya untuk masyarakat untuk membersihkan
pembelian sarana lingkungan

Money Sarana Lingkungan


32
3.4.4 Analisis Sebab Akibat Masalah
Berdasarkan Diagram Sebab Akibat dari Ishikawa ( Fishbone) maka dapat
dilakukan analisis sebab akibat masalah tersebut untuk selanjutnya diambil tindakan
perbaikan. Dari berbagai penyebab yang ditemukan maka selanjutnya dicari alternatif
pemecahan masalah tersebut.

Tabel 3.11 Analisis Sebab Akibat Masalah


No Variabel masalah
Faktor Penyebab masalah Alternatif Pemecahan masalah
penyebab
1 Manusia  Kurangnya pengetahuan dan  Memberikan penyuluhan
pemahaman masyarakat tentang kepada masyarakat mengenai
DBD penyakit DBD
 Kurangnya tindakan pencegahan  Memotivasi masyarakat
DBD oleh masyarakat melaksanakan pencegahan
DBD (4M plus)

2 Metode  Kurangnya sosialisasi / penyuluhan  Mengadakan penyuluhan


pada masyarakat mengenai penyakit penyakit DBD baik di
DBD Posyandu Balita, Posyandu
 Kurangnya kerja sama petugas Lansia, dan masing-masing
puskesmas dengan pustu/ RW
poskeskel/ dokter swasta  Meningkatkan kerjasama
 Belum optimalnya pelaksanaan petugas puskesmas dengan
pemeriksaan jentik berkala petugas pustu/ poskeskel/
praktek swasta
 Pemeriksaan jentik berkala
oleh JUMANTIK (juru
pemantau jentik) setiap satu
kali sebulan

33
3 Money  Dana APBD tidak memadai untuk  Memaksimalkan penggunaan
kader/ petugas (sebelumnya sumber dana puskesmas yang
jampersal) ada dengan cara menambahkan
 Kurangnya biaya untuk pembelian alokasi dana BPJS kesehatan
sarana
4 Sarana  Pemanfaatan media informasi  Penyebaran leaflet dan
kurang maksimal penempelan poster atau stiker
mengenai penyakit DBD, cara
penularan, dan pencegahannya
di rumah warga
5 Lingkunga  Lingkungan kotor  Melakukan gotong royong rutin
n  Kurangnya kesadaran keluarga dan sekali sebulan di ligkungan
masyarakat untuk membersihkan kelurahan
lingkungan

3.4.5. Plan Of Action


Berdasarkan alternative pemecahan masalah diatas, penulis membuat beberapa
perencanaan kegiatan untuk menurunkan jumlah kasus DBD dan angka kematian DBD
sebagai berikut:

34
VOLUME
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN LOKASI PELAKSANA
KEGIATAN
Petugas promosi
Seluruh warga masyarakat
Memberikan penyuluhan kesehatan, pemegang
Meningkatkan pengetahuan di wilayah kerja Puskesmas, Sekali enam
1. kepada masyarakat program DBD, dokter
masyarakat Puskesmas Nan Balimo posyandu bulan
mengenai penyakit DBD muda, dan kader
lapangan
Mengadakan pertemuan
berkala para petugas pustu/
puskeskel/ dokter praktek
Peningkatkan kerja sama Petugas pustu/
swasta, dimana pada Pustu/ puskeskel/ dokter
2 pustu/ puskeskel/ dokter Puskesmas puskeskel/ dokter
pertemuan tersebut diadakan praktek swasta
praktek swasta praktek swasta
diskusi, games, dan
pemberian reward untuk
petugas teladan
Pemeriksaan jentik berkala Populasi nyamuk menjadi Tempat-tempat Juru pemantau jentik
di wilayah kerja puskesmas terkendali sehingga penularan perkembangbiakan Rumah Sekali 3 (jumantik), petugas
3.
Nan Balimo serta penyakit dengan perantara nyamuk (tempat masyarakat bulan puskesmas,
mengadakan pelatihan kader nyamuk dapat dicegah atau penampungan air) yang masyarakat

35
JUMANTIK dikurangi. ada didalam rumah seperti
Petugas dapat cepat tanggap WC, vas bunga, dilubang-
dengan lingkungan yang lubang pohon, pagar
berpotensi terjadinya penyakit bamboo, dan lain-lain.
menular dengan vector nyamuk
terutama DBD, sehingga dapat
dilakukan tindak lanjut
penanganan segera untuk
mengurangi angka kejadian
Penyebaran leaflet dan
penempalan poster atau
Meningkatkan ketersediaan Seluruh warga masyarakat Petugas promosi
stiker mengenai penyakit Rumah Sekali enam
5. media informasi yang di wilayah kerja kesehatan, dokter
DBD, car penularan, dan masyarakat bulan
berkaitan dengan DBD puskesmas Nan Balimo muda, dan kader
pencegahanya di rumah
warga
Seluruh warga
Melakukan gotong royong Seluruh warga masyarakat Lingkungan
Terciptanya lingkungan yang Sekali masyarakat di wilayah
6 rutin sekali sebulan di di wilayah kerja rumah
bersih dan sehat sebulan kerja Puskesmas Nan
lingkungan kelurahan Puskesmas Nan Balimo warga
Balimo

36
BAB IV
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, didapatkan persentase peningkatan kasus DBD
dan ditemukannya kematian akibat DBD di Puskesmas Nan Balimo, Kecamatan
Tanjung Harapan. Penyebab meningkatnya kasus DBD tersebut berdasarkan hasil
wawancara kepada pemegang program DBD di Puskesmas dan masyarakat Nan
Balimo adalah pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang penyakit DBD
masih kurang, tindakan pencegahan DBD oleh masyarakat masih kurang, belum
optimalnya pelaksanaan pemeriksaan jentik berkala, kurangnya sosialisasi
penyuluhan, pemanfaatan media informasi yang kurang maksimal,kurangnya
kesadaran keluarga dan masyarakat untuk membersihkan lingkungan, dan lain-
lain.
Untuk itu diberikan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut
memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit DBD,
mengadakan pertemuan berkala para petugas pustu/ puskeskel/ dokter praktek
swasta, pemeriksaan jentik berkala serta mengadakan pelatihan kader jumantik,
penyebaran leaflet dan penempelan poster atau stiker mengenai penyakit DBD,
cara penularan, dan pencegahannya di rumah warga, dan melakukan gotong
royong rutin sekali sebulan di ligkungan kelurahan.

3.2 Saran
Agar program-program kerja di puskesmas dapat berjalan dengan baik dan
masalah dapat teratasi, maka penulis menyarankan:
1. Melakukan koordinasi antar program / lintas program dan tokoh
masyarakat/lurah (lintas sector)
2. Melakukan pengawasan dan evalusasi.
3. Memberikan penyuluhan DBD kepada masyarakat terutama ditempat
kelurahan endemis.
4. Penyebaran leaflet dan menempel podter mengenai DBD, cara
penularannya, dan cara pencegahan di tempat umum di wilayah kerja
puskesmas.

37
5. Melakukan pemeriksaan jentik berkala tiap 1x3 bulan.

38
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Prevention and control of dengue and dengue


haemorrhagic fever: comprihensive guidelines
2. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Departemen Kesehatan RI. 2007 Profil pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan. Jakarta.
3. Depkes RI. Pencegahan Dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue. 2010.
Jakarta: Dirjen Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan.
4. Depkes RI Pemberantasan Nyamuk Penular Demam Berdarah Dengue. 2010.
Jakarta: Dirjen Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan.
5. Depkes RI. Penyelidikan Epidemiologis penanggulangan Fokus dan
Penanggulangan Vektor Pada Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue.
2010. Jakarta: Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
6. Laporan Tahunan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). 2015. Solok:
Puskesmas Nan Balimo
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
8. Departemen Kesehatan RI, 2004. Manajemen Puskesmas 2004. Penerbit
Depkes RI. Jakarta.
9. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. 2006. Demam berdarah dengue.
Dalam: Sudoyo, A. et.al. (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.
Edisi 4. Jakarta:Pusat Penerbitan IPD FKUI.
10. Mansjoer, Arif & Suprohaita, 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. FKUI.
Jakarta: Media Aescullapius.
11. Hasan, Rusepno dan Husein Alatas (editor), 1985. Buku Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak jilid III. Jakarta: FKUI.
12. IDAI. 2009. Demam Berdarah Dengue. Indonesian Pediatric Society
13. Soegijanto, Soegeng, 2002. Ilmu Penyakit Anak, Diagnosis dan
Penatalaksanaan. Edisi 1. Jakarta: Selemba Medika.
14. Dinas Kesehatan Kota Solok. 2015.Profil Kesehatan Kota Solok. Solok: Dinas
Kesehatan Kota Solok.

39
40

Anda mungkin juga menyukai