Anda di halaman 1dari 9

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

ISPA merupakan proses masuknya mikroorganisme kedalam

tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan penyakit.

Infeksi Saluran Pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga Alveoli

beserta organ Adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan

pleura. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai 14 hari. Batas

waktu 14 hari diambil untuk menunjukan proses akut meskipun untuk

beberapa hari. Biasanya diperlukan waktu penyembuhan 5-14 hari

(Nurrijal, 2009).

Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2

(oksigen) di dalam rumah yang berarti kadar CO2 (karbon dioksida)

yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Di samping

itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di

dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit

dan penyerapan. Luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan

akan mengakibatkan terhalangnya proses pertukaran aliran udara dan

sinar matahari yang masuk ke dalam rumah, akibatnya kuman yang

ada di dalam rumah tidak dapat keluar dan ikut terhisap bersama

udara pernafasan (Mukono, 2008).

24
Pengaruh penggunaan kayu bakar terhadap kesehatan akan

tampak apabila kadar zat pengotor meningkat sedemikian rupa

sehingga timbul penyakit. bahan bakar yang di gunakan di rumah-

rumah tangga tidak terbakar secara sempurna, hal ini memicu

penyebaran polusi ke udara yang sangat membahayakan kesehatan

sistem pernafasan terutama pada kaum perempuan. Jenis bahan bakar

yang digunakan untuk memasak jelas akan mempengaruhi polusi asap

dapur ke dalam rumah yang dapurnya menyatu dengan rumah dan

jenis bahan bakar minyak relatif lebih kecil resiko menimbulkan asap

dari pada kayu bakar (Mansyur, 2006).

Kesehatan perumahan, menetapkan bahwa luas rumah tidur

minamal 8 m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua oarang tidur,

kecuali anak dibawah umur 5 tahun. Rumah merupakan salah satu bagian

dari lingkungan sangat berpengaruh dalam kejadian suatu penyakit.

Lingkungan rumah memegang kontribusi yang besar terhadap kejadian

ISPA. Sebagai faktor resiko ISPA, indoor air pollution sangat dipengaruhi

oleh lingkungan rumah. Kualitas udara dalam ruang sangat dipengaruhi

oleh beberapa faktor seperti langit-langit, ventilasi, kepadatan hunian, dan

kelembaban (Permenkes RI No.1077 Tahun 2011). menunjukkan

lingkungan fisik rumah dengan kepadatan penghuni rumah merupakan

faktor resiko kejadian ISPA.

Rokok merupakan zat adiktif yang memiliki kandungan kurang

lebih 4000 elemen, dimana 200 elemen di dalamnya berbahaya bagi

25
kesehatan tubuh menambahkan bahwa racun yang utama dan berbahaya

pada rokok antara lain , nikotin, dan karbon monoksida. Racun itulah yang

kemudian akan membahayakan kesehatan si perokok (Jaya, 2009).

26
B. Kerangka Konsep

Berdasarkan dasar pemikiran diatas maka kerangka konsep

yang dapat dilihat seperti pada gambar dibawah ini:

Luas Ventilasi Rumah

Penggunaan Kayu
Bakar Kejadian ISPA

Kepadatan Hunian

Kebiasaan Merokok

- Pencahayaan Rumah
- Kelembapan
- Lantai
- Dinding
- Atap
- Agent
- Host
- Lingkungan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

27
Keterangan :

: variabel independent yang diteliti.

: variabel dependent yang diteliti.

: variabel independent yang tidak diteliti.

: Garis yang diteliti.

: Garis yang tidak diteliti.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (independent) adalah variabel yang nilainya

mempengaruhi variabel dependent. Variabel independent dalam

penelitian ini adalah luas ventilasi rumah, penggunaan kayu bakar,

kepadatan hunian, kebiasaan merokok.

2. Variabel terikat (dependent) adalah variabel yang nilainya

dipengaruhi variabel independent. Variabel dependent dalam

penelitian ini adalah Kejadian ISPA.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif

1. Kejadian ISPA

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) mempunyai

pengertian suatu proses infeksi yang menyerang saluran

pernapasan dan berlangsung 14 hari.

28
Kriteria Obyektif:

Penderita : Apabila terdiagnosa ISPA oleh menderita


ISPA.
Bukan Penderita : Apabila hasil diagnosa oleh dokter tidak
menderita ISPA.
Skala : Nominal.

2. Ventilasi Rumah

Ventilasi adalah suatu lubang udara di dalam rumah yang

berfungsi sebagai media pertukaran udara keluar dan masuk

ruangan,cara membandingkan antara luas ventilasi dan luas lantai

rumah, dengan menggunakan rollmeter.

Kriteria Objektif:

Memenuhi syarat : jika luas ventilasi rumah ≥10% dari luas

lantai

Tidak memenuhi syarat : jika luas ventilasi rumah <10% dari luas

lantai.

Skala : Nominal.

3. Penggunaan kayu bakar

Pencemaran udara oleh asap hasil pembakaran bahan

bakar untuk memasak yang sering dilakukan oleh orang tua atau

anggota keluarga di dalam rumah.

29
Kriteria Objektif:

Memenuhi syarat : Jika aktifitas memasak didalam rumah

tidak menggunakan bahan kayu bakar

untuk memasak

Tidak memenuhi syarat : Jika aktifitas memasak didalam rumah

menggunakan bahan kayu bakar untuk

memasak.

Skala : Nominal.

4. Kepadatan Hunian

Hasil perhitungan terhadap rasio luas ruangan dalam rumah

dengan jumlah penghuni diukur pada tempat dimana reponden

menghabiskan sebagian besar waktunya.

Kriteria Objektif:

Memenuhi syarat : Jika rasio ruangan dengan jumlah

penghuni ≥ 9 m2 orang.

Tidak memenuhi syarat : Jika rasio ruangan dengan jumlah

penghuni < 9 m2 orang.

Skala : Rasio.

30
5. Kebiasaan Merokok

Hasil observasi terhadap terhadap anggota keluaraga

tentang kebiasaan merokok.

Kriteria Objektif:

Memenuhi syarat :Tidak ada anggota keluarga yang

merokok

Tidak memenuhi syarat :Jika anggota keluarga merokok

Skala : Nominal.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian,maka hipotesis

yang di ajukan dalam penelitian ini :

1. Ventilasi Rumah

H0 : Tidak ada hubungan antara luas ventilasi rumah dengan

kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas Lapandewa.

Ha : Ada hubungan antara ventilasi rumah dengan kejadian

ISPA di wilayah kerja Puskesmas Lapandewa.

2. Kepadatan Hunian

H0 : Tidak ada hubungan antara kepadatan hunian

Dengan kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas

Lapandewa.

Ha : Ada hubungan antara kepadatan hunian dengan

Kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas Lapandewa.

31
3. Penggunaan Kayu bakar

H0 : Tidak ada hubungan antara penggunaan kayu bakar

dengan kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas

Lapandewa

Ha : Ada hubungan antara penggunaan kayu bakar dengan

Kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas Lapandewa.

4. Kebiasaan Merokok

H0 : Tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan

kejadian ISPA di wilayah kerja Puskesmas Lapandewa.


Ha : Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan kejadian
ISPA di wilayah kerja Puskesmas Lapandewa.

32

Anda mungkin juga menyukai