1
2
3
4
5
6
7
Sebagai suatu kesatuan sosial, masyarakat nelayan hidup, tumbuh, dan berkembang di
wilayah pesisir atau wilayah pantai. Dalam konstruksi sosial masyarakat di kawasan pesisir,
masyarakat nelayan merupakan bagian dari konstruksi sosial tersebut, meskipun dalam
realitanya banyak juga di desa-desa kawasan pesisir tidak semua masyarakatnya bermata
pencaharian sebagai nelayan. Ada pula yang bekerja sebagai pedagang atau pengusaha dan
juga TKI di luar negeri. Namun fakta yang terjadi adalah hmpir dipastikan masyarakat pesisir
berprofresi sebagai nelayan, petambak, atau pembudidaya perairan. Kebudayaan nelayan
berpengaruh besar terhadap terbentuknya identitas kebudayaan masyarakat pesisir secara
kkeseluruhan1.
Suatu konstruksi sosial masyarakat yang termindset dan terbangun sebagai mitos sosial
di dalam kehidupan bersosial bahwa masyarakat pesisir umunya berprofesi sebagai nelayan,
ataupun sedikit kurang tidak jauh dai laut dan ikan. Hal itu dipengaruhi dari konstruk pemikiran
dan konstruksi sosial oleh eksistensi kelompok-kelompok sosial yang kelangsungan hidupnya
bergantung pada usaha pemanfaatan sumber daya kelautan dan pesisir pantai. Dengan
memperhatikan struktur sumber daya ekonomi lingkungan yang menjadi basis kelangsungan
hidup dan sebagai satuan sosial masyarakat nelayan mempunyai identitas kebudayaan yang
berbeda dengan satuan sosial lainnya. Seperti budaya mereka yang berbeda dengan masyarakat
petani di dataran rendah, peladang di lahan kering dan dataran tinggi, kelompok masyarakat di
sekitar hutan dan satuan sosial lainnya yang hidup di daerah-daerah perkotaan2.
1
Kusnadi, Konflik Sosial Nelayan, Kemiskinan Dan Perubahan Sumber Daya Perikanan, (Yogyakarta: Lkis, 2002),
2
2
Kusnadi, Konflik Sosial Nelayan, Kemiskinan Dan Perubahan Sumber Daya Perikanan, 5
tangan. Membina dan menciptakan sebuah rumah tangga yang sakinah memperlukan
perjuangan, pengorbanan, kesabaran dan ikhtiar yang sungguh-sungguh dalam
mewujudkannya