Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Ke – III

Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Beberapa Model Penelitian Kestabilan Lereng


untuk Mahasiswa Program Sarjana

Zufialdi Zakaria
Universitas Padjadjaran, Jl. Raya Bandung-Sumedang KM-21, Jatinangor-45363
Email : zufialdi.zakaria@unpad.ac.id

Abstrak
Penelitian analisis kestabilan lereng sangat diperlukan untuk keperluan mitigasi kebencanaan
geologi dan untuk menunjang pengembangan tata ruang dan kewilayahan secara umum,
terutama di wilayah yang rawan longsor atau di wilayah dengan kemiringan beragam.
Hubungan yang signifikan antara kemiringan lereng () dan Faktor Keamanan lereng (FS),
telah memberikan model penelitian berupa hubungan antara kemiringan dan Faktor Keamanan
lereng dengan hasil FS = f (). Hasil didapatkan berupa persamaan hubungan, besar koefisien
korelasi, dan nilai stabil, kritis, dan labil. Untuk stabilisasi lereng, pekerjaan terasering dapat
dilakukan sehingga didapatkan desain lereng stabil.
Hubungan yang signifikan antara kedalaman Muka Air Tanah (MAT) dan Faktor Keamanan
lereng (FS), telah memberikan model penelitian berupa hubungan antara Muka Air Tanah dan
Faktor Keamanan lereng dengan hasil FS = f (MAT). Hasil didapatkan berupa persamaan
hubungan, besar koefisien korelasi, dan nilai stabil, kritis, dan labil. Untuk
stabilisasi lereng, pekerjaan dewatering (dan terasering) dapat dilakukan agar didapatkan
desain lereng stabil.
Hubungan yang signifikan peran gempa yang menurunkan Faktor Keamanan lereng (FS),
memberikan model penelitian hubungan antara percepatan gempa horizontal dengan Faktor
Keamanan lereng dengan hasil FS = f (h). Hasil didapatkan berupa persamaan hubungan,
besar koefisien korelasi, dan nilai (h)stabil, (h)kritis, dan (h)labil. Untuk mitigasi bencana
longsor, lereng-lereng dengan nilai percepatan gempa horizontal yang sudah diketahui, dapat
dijadikan wilayah limitasi.
Model penelitian ini dapat dikembangkan di berbagai daerah dengan harapan akan
didapatkannya hasil dari para peneliti mahasiswa program sarjana khususnya mengenai analisis
kestabilan lereng di berbagai daerah.
Kata Kunci : kestabilan lereng, lereng, Muka Air Tanah

Pendahuluan ngingat hal-hal tersebut, maka kajian ilmiah


mengenai kestabilan lereng selalu diperlukan
Masalah kestabilan lereng merupakan sebagai upaya mitigasi kejadian gerakan tanah
masalah yang seringkali muncul di Indonesia, atau longsor.
kejadian longsor sering muncul terutama pada
saat musim hujan tiba. Beberapa kasus kesta- Beberapa kajian ilmiah mengenai kesta-
biln lereng lainnya terjadi dengan pemicu dari bilan lereng pada umumnya diperlukan untuk
gempa tektonik, atau getaran kendaraan. Me- keperluan mitigasi kebencanaan geologi dan

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

untuk menunjang pengembangan tata ruang lain-lainnya. Mahasiswa dari berbagai


dan kewilayahan secara umum, terutama di program studi tersebut sangat berpotensi untuk
wilayah yang rawan longsor atau di wilayah melaksanakan studi kestabilan lereng di dae-
dengan kemiringan beragam. Aplikasi dari rah masing-masing untuk tugas akhirnya, se-
model penelitian kestabilan lereng dapat di- hingga penelitian mengenai kestabilan lereng
manfaatkan di dunia pertambangan (terutama di berbagai daerah dengan kondisi geologi
di tambang terbuka), di teknik sipil, dan di masing-masing, dapat diketahui oleh banyak
pertanian (terutama pada pencetakan sawah di orang. Kasus-kasus kestabilan lereng di tiap
lahan-lahan miring). daerah dapat menjadi artikel ilmiah yang khas
dan bisa sama-sama dipelajari, sehingga akan
Artikel ini akan dibatasi dalam pemba-
ada interaksi antar penulis artikel.
hasannya hanya hal-hal yang berkaitan kesta-
bilan lereng tanah saja. Untuk kestabilan
lereng batuan akan digunakan metode lain Metodologi
yang berbeda dengan lereng tanah.
Penelitian mengenai kestabilan lereng
bisa dibagi menjadi dua bagian: 1) Analisis
Kerangka pekerjaan lereng alami; 2) Analisis lereng desain; 3)
Membandingkan tingkat kemananan lereng
Sehubungan dengan hal di atas, maka
pada kondisi alami dan kondisi lereng desain.
penelitian kestabilan lereng sangat beragam,
Hal di atas akan melibatkan perhitungan
karena dapat ditinjau dari beberapa aspek:
Faktor Keamanan lereng. Yang pertama adalah
1. Berdasarkan keperluan (yang berhubungan menghitung Faktor Keamanan pada kondisi
dengan tambang, pertanian, atau sipil), semula, atau pada kondisi alami. Yang kedua
untuk pengembangan wilayah pertambang- adalah menghitung Faktor Keamanan lereng
an (tambang terbuka), wilayah pertanian untuk rancangbangun lereng stabil. Yang
(pembukaan lahan pertanian di daerah ketiga adalah membandingan kondisi alami
berkemiringan lereng), atau wilayah tata dengan kondisi lereng rancang bangun.
guna lahan yang umum bagi pekerjaan-
Kini, berbagai software analisis lereng
pekerjaan teknik sipil.
sudah banyak beredar, mulai dari versi untuk
2. Berdasarkan kajian pemicu gerakan tanah
student, versi trial, dan versi untuk profesio-
oleh peningkatan curah hujan, percepatan
nal. Dengan bantuan perangkat lunak, perhi-
horisontal (a) getaran gempa tektonik,
tungan Faktor Keamanan lereng dalam anali-
atau getaran kendaraan di daerah rawan
sis lereng menjadi lebih mudah.
longsor
3. Berdasarkan dampak lingkungan, seperti Analisis lereng alami biasanya menjadi
peningkatan Muka Air Tanah akibat curah bagian dari analisis lereng desain. Analisis
hujan tinggi, pemotongan lereng untuk lereng alami dilakukan dengan menggunakan
berbagai keperluan, dan pembangunan fisik kondisi lereng alami saat itu, sedangkan ana-
di tubuh lereng atau puncak lereng. lisis lereng desain dilakukan pada berbagai
kondisi yang mempengaruhi lereng. Kondisi
Beberapa perguruan tinggi yang terse-
tersebut dapat disimulasikan, misalnya: kemi-
bar diberbagai provinsi di Indonesia telah me-
ringan lereng, kedalaman Muka Air Tanah,
nyelenggarakan program studi yang berhu-
dan percepatan maksimum gempa. Untuk de-
bungan dengan studi kestabilan lereng sesuai
sain lereng stabil, bisa digunakan cara simu-
keperluannya, misalnya: Program studi teknik
lasi (Zakaria, 2010). Diagram alir pekerjaan
tambang, teknik geologi, teknik sipil, fisika,
simulasi dapat dilihat pada Gambar 1.
geofisika, teknologi pertanian, planologi, dan

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Tabel 1. Nilai F dan maknanya (modifikasi dari


Bowles, 1989, dalam Zakaria, 2010)

Nilai Faktor Kejadian pada Makna


Keamanan lereng lereng
F > 1,25 Jarang longsor Relatif stabil
1,25 < F < 1,07 Pernah longsor Kritis
F < 1,07 Sering longsor Labil

Untuk analisis lereng alami, bisa di-


bandingkan antara hasil perhitungan faktor
keamanan lereng alami dengan tabel di atas.
Pada beberapa skripsi program sarjana bebe-
rapa dekade yang lalu, analisis lereng hanya
sampai pada tahap ini. Hal tersebut terjadi
karena pada waktu itu, komputer personal
belum banyak digunakan. Menghitung faktor
keamanan lereng dan menilai makna lereng,
sudah cukup untuk saat itu, kemudian ditam-
bahkan sedikit perkiraan perkuatan lerengnya.
Untuk tahap sekarang, perhitungan fak-
tor keamanan lereng alami perlu dibanding-
kan dengan faktor keamanan desain, sehingga
besar faktor keamanan kondisi awal dan kon-
disi desain dapat diukur. Lereng desain dapat
Gambar 1. Diagram alir simulasi lereng stabil (Zakaria, dilakukan dengan simulasi perhitungan faktor
2010) keamanan lereng pada kondisi lereng:
1) Dibuat terasering (dua – tiga undak atau
sesuai keperluan)
a) Prinsip Dasar 2) Dibuat berkemiringan landai
Prinsip dasar perhitungan Faktor Ke- 3) Dibuat simulasi kenaikan dan penurunan
amanan (simbol FS, Safety Factor, atau cukup muka air tanah.
F saja) adalah perbandingan antara gaya-gaya 4) Dibuat simulasi perkiraan gempa
pendorong () dan gaya-gaya penahan (S) di Untuk empat hal di atas saja, maka akan
dalam tubuh lereng, atau digambarkan dengan ada beberapa judul skripsi S1 untuk lereng
rumus: F =  / S. Secara teoritis adalah: rancangbangun yang melibatkan nilai Faktor
Keamanan, kemiringan lereng, muka air ta-
nah, faktor percepatan gempa horizontal. Jika
Jika F > 1, maka lereng stabil.
memungkinkan, perhitungan lereng desain
Jika F = 1, maka lereng kritis.
yang melibatkan muka air tanah dapat diper-
Jika F < 1 maka lereng labil.
dalam dengan dewatering (air dibuang atau
disedot atau dipompa) untuk menurunkan
Namun dari pengalaman dalam kajian
muka air tanah. Hal yang terakhir ini akan
analisis lereng, Bowles (1989, dalam Zakaria,
melibatkan kajian hidrogeologi yaitu diper-
2010) memberikan nilai F dengan makna
lukan data arah aliran air tanah, dan debit air di
lerengnya sebagai berikut:
bawah permukaan tanah, sehingga dalam

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

kajian dewatering, banyaknya air yang harus Penelitian yang sederhana ini bisa bermak-
dikeluarkan dapat dihitung dan terukur agar na bila dilakukan tidak pada satu lereng
muka air tanah (MAT) bisa diturunkan. saja, tetapi dengan menghitung Faktor
Satu hal yang sering terlupakan oleh para Keamanan beberapa lereng di daerah X
mahasiswa dalam penelitian analisis kestabilan kemudian memberikan ulasan mengenai
lereng adalah informasi mengenai kondisi cara kualitatif perkuatan lereng, misalnya
geologi teknik daerah setempat, yaitu Peta menambah dinding penahan di kaki lereng,
Geologi Tenik (Jihadi et al., 2015). Peta memperlandai lereng, memotong lereng
geologi teknik yang sudah terbit, bisa dijadikan bagian atas melalui terasering, dan se-
referensi awal. Pemetaan geologi teknik bagainya.
barangkali menjadi suatu pekerjaan khusus, 2) Kestabilan lereng-lereng desain di daerah
yaitu memetakan kondisi geologi daerah studi X dengan membuat terasering dua-tiga
ditinjau dari aspek geologi teknik dengan undak sesuai dengan keperluan agar le-
cakupan studi yang beragam sesuai dengan reng aman (Zakaria, 2009). Thema ini
keperluan. Biasanya mengacu kepada skala adalah salah satu cara rancangbangun le-
peta dan tingkat detail peta, sehingga dapat reng stabil melalui terasering. Bisa dilaku-
dibagi menjadi beberapa jenis peta geologi kan di tempat yang sama dengan thema
teknik berdasarkan skala (Dearman, 1991) pertama di atas, dengan pelaksanakan pe-
nelitiannya adalah orang yang berbeda,
yaitu membandingkan keamanan lereng
b) Thema Penelitian
pada kondisi lereng tunggal dan lereng
Berikut ini contoh beberapa thema pe- desain melalui terasering.
nelitian yang dapat disesuaikan dengan kon- 3) Kestabilan lereng tunggal di daerah X dan
disi daerah baik dalam pertambangan maupun dihubungkan dengan besar sudut kemi-
dalam pengembangan kewilayahan secara ringan lereng sehingga didapat kondisi
umum: besar sudut kemiringan lereng stabil, kritis,
dan labil (Zakaria, 2010). Thema ini
1) Kestabilan lereng tunggal di daerah X
merupakan stabilisasi lereng dengan cara
dengan menilai Faktor Keamanan suatu
simulasi lereng stabil. Peningkatan faktor
lereng di daerah X dan menguraikan pe-
keamanan lereng ditinjau dari kemiringan
nanganannya secara kualitatif jika lereng
lerengnya saja.
akan diperkuat. Penelitian ini sederhana,
yaitu menghitung FS suatu lereng (Gambar Tabel 2. Contoh hubungan Faktor Keamanan dengan
2). Kemiringan Lereng Tanah (modifikasi dari
Zakaria, 2010)

Nilai Faktor Keamanan (F) dan Kemiringan


maknanya (Bowles, 1989) lereng

Longsor sering
F < 1,07 terjadi, lereng α > 44,28o
labil
Longsor pernah
1,07 < F < 44,28o < α <
terjadi, lereng
1,25 26,29o
relatif labil
Longsor jarang
Gambar 2. Perhitungan Faktor Keamanan lereng tunggal F > 1,25 terjadi, lereng α< 26,29o
(Zakaria, 2011) relatif stabil

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

4) Kestabilan lereng tunggal maupun lereng mudian, kekuatan pompa dapat disarankan
terasering yang dihubungkan dengan pe- berdasarkan besar debit untuk menurunkan
ningkatan / penurunan muka air. Faktor muka air tanah tersebut.
keamanan lereng akan meningkat jika 6) Kestabilan lereng di daerah X yang dihu-
MAT diturunkan (Gambar 3). Pada pe- bungkan dengan beban gempa yang diper-
nelitian ini, kondisi lereng stabil, kritis dan hitungkan dari nilai percepatan gempa ho-
labil, dihubungkan dengan tinggi muka air risontal, h (Zakaria et al., 2015), sehingga
tanah, maka akan ditemukan pada kondisi didapatkan hubungan faktor keamanan
muka airtanah seberapa dalam kestabilan dengan percepatan gempa (Gambar 4).
lereng akan berubah.

Gambar 4. Pengurangan nilai Faktor Keamanan yang


disebabkan oleh peningkatan percepatan
gempa horisontal (horisontal) pada musim
hujan dan kemarau (Hirnawan, 1993, dalam
Gambar 3. Nilai faktor keamanan meningkat pada Zakaria et al., 2015)
kondisi muka air tanah diturunkan
(Zakaria, 2012)
Cukup membandingkan kedua kondisi ter-
sebut di suatu daerah X, maka sudah
5) Stabilisasi lereng melalui penurunan MAT
menjadi suatu karya skripsi. Untuk lebih
dengan dewatering. Untuk daerah yang
bermakna, penelitian dapat ditingkatkan
sama, maka kajian di atas bisa digabung
dengan menganalisis besar signifikansi
dengan penelitian hidrogeologi mengenai
perbedaan pada kedua musim dengan
dewatering. Setelah mendapatkan keda-
analisis statistik uji beda beserta nilai
laman MAT pada kondisi stabil, kritis, dan
signifikansinya. Pekerjaan ini barangkali
labil, maka dewatering bisa dirancang
akan memerlukan waktu. Pada saat
melalui serangkaian kajian hidrogeologi
pengambilan sampel sedikitnya dilakukan
(pumping test, dsb.) untuk mengetahui
dalam dua musim.
debit air bawah permukaan dan arah aliran
7) Thema di atas bisa juga dibagi pada dua
bawah permukaan, sehingga arah aliran
skripsi, yaitu thema penelitian pada kondisi
airtanah dan banyaknya air yang harus
kemarau dan thema penelitian pada kondisi
dikeluarkan agar muka air tanah turun pada
hujan. Hasil yang akan didapatkan adalah
kedalaman tertentu dapat diketahui. Ke-
percepatan gempa horizontal pada kondisi

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

lereng stabil, kritis, atau labil di musim Diskusi


hujan (1) dan di musim kemarau (2).
8) Penelitian di atas bisa dikondisikan dengan Dalam penelitian kestabilan lereng,
cara lain jika tidak mau menunggu dua mu- semua faktor penyebab longsor dan faktor
sim, yaitu pada kondisi sampel alami saat pemicu longsor dapat diinventarisir. Anomali
itu dibandingkan dengan pada kondisi yang muncul saat inventarisir faktor-faktor
sampel jenuh. Untuk cara penelitian ini, se- tersebut, bisa digali lebih jauh untuk penelitian
baiknya pengambilan sampel tanah dilak- yang lebih komprehensif sehingga perilaku
sanakan pada musim kering (kemarau), se- longsor atau gerakan tanah secara umum dapat
hingga akan didapatkan sampel pada kon- diketahui.
disi natural. Penelitian akan membedakan Jika hasil penelitian kestabilan lereng di
kestabilan lereng pada kondisi natural dan berbagai perguruan tinggi di Indonesia dapat
kondisi jenuh, maka sampel tanah dibagi dihimpun, maka akan dapat diketahui
dua: sampel natural dan sampel yang diren- karakteristik lereng tanah dari lapukan batuan
dam terlebih dahulu (untuk mendapatkan dasar setempat atau lereng tanah pada Formasi
kondisi jenuh. yang bebeda-beda sesuai lokasi penelitian.
9) Thema penelitian kestabilan lereng yang Secara sederhana, contoh thema peneli-
jarang dilakukan adalah penelitian kesta- tian akan menampilkan kasus-kasus pada le-
bilan lereng pada musim hujan, karena reng tunggal maupun lereng majemuk dengan
pengambilan sampel dilakukan saat musim berbagai kondisi sebagai berikut:
hujan. Penelitian ini menghubungkan a) FS versus kemiringan lereng
curah hujan dengan nilai faktor kemanan b) FS versus MAT
lereng di suatu daerah, maka perlu me- c) FS versus h
ngetahui besarnya nilai curah hujan pada c) FS versus curah hujan
saat hujan dan membandingkannya dengan
nilai faktor keamanan pada kondisi curah Kesimpulan
hujan saat itu. Cara simulasi dapat di-
lakukan dalam penelitian ini (Zakaria et Analisis kestabilan lereng merupakan
al., 2015) berdasarkan hubungan-hubung- studi yang masih menarik dan masih dibutuh-
an seperti ada Gambar 5. kan sesuai kebutuhan, baik di dunia pertam-
bangan, sipil, pertanian, atau pengembangan
wilayah secara umum. Model penelitian perlu
dikembangkan di berbagai daerah agar hasil
penelitian mahasiswa mengenai analisis ke-
stabilan lereng dapat dihimpun, dan dipelajari
lebih jauh untuk kepentingan yang lebih luas.

Pustaka
Dearman, W.R., 1991, Engineering geological
mapping,Butterworth-Heinemann, Oxford,
387 p.
Jihadi, L.H., Azzy, F.N., Anural, M.B., &
Zakaria, Z., 2015, Engineering Geological
Mapping as a part of Landslide Mitigation
Gambar 2. Hubungan curah hujan dengan nilai Faktor
Keamanan (Zakaria et al., 2015) at Surface Mining Site, in Engineering

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”
Seminar Nasional Ke – III
Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Geology for Society and Teritory, Volume


2, Chapter: 319, pp. 1805-1808
Zakaria, Z. (2009) Analisis kestabilan lereng
tanah. Laboratorium Geologi Teknik,
Fakultas Teknik Geologi, Universitas
Padjajaran, 37 halaman, diakses dari situs:
http://blogs.unpad.ac.id/zufialdizakaria/fil
es/2009/11/zufialdi-zakaria-2009-analisis-
kestabilan-lereng-tanah.pdf, 2 April 2016.
Zakaria, Z. (2010) Model Starlet, suatu usulan
untuk mitigasi bencana longsor dengan
pendekatan genetika wilayah (Studi kasus:
Longsoran Citatah, Padalarang, Jawa),
Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 5 No. 2 Juni
2010: 93-112, dapat diakses melalui situs:
http://www.bgl.esdm.go.id/publication/ind
ex.php/dir/article_download/267, diakses
tanggal 2 April 2016.
Zakaria, Z., 2011, Analisis Kestabilan Lereng
Tanah, Laboratorium Geologi Teknik, Pro-
gram Studi Teknik Geologi, Fakultas Tek-
nik Geologi, Unpad, 37 hal. diakses dari
http://blogs.unpad.ac.id/zufialdizakaria/fil
es/2009/11/zufialdi-zakaria-Analisis-
Kestabilan-Lereng-20111.pdf, diakses
tanggal 2 April 2016, pukul 12.20
Zakaria, Z., Modul Analisis Kestabilan
Lereng, FTG, Universitas Padjadjaran,
unpublished, 220 hal.
Zakaria, Z., Hirnawan, F., Widayati., S., 2015.
Rain and Earthquake-induced Landslides
in West Java, Indonesia, Case Study in
Subang Area near the Baribis Fault, with
Implications for an Early Warning System,
in: Engineering Geology for Society and
Territory - Volume 2, Chapter: 106, pp
637-640
Zakaria, Z., Jihadi, L.H., Syahida, Z., & Oscar,
A.W., 2015, Simulation of Slope Stability
in the Dry and Rainy Seasons at Jatinangor,
District Of Sumedang, West Java,
Proceeding HANOIGEO 2015, Inter-
national Conference on "Engineering
Geology in Respon to Cimate Change and
Suistainable Development of Infra-
structure", Publishing House for Science
and Technology, Hanoi, Vietnam,
Desember 2015, p. 365-367.

“Peran Geologi dalam Pengembangan Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Kebencanaan”

Anda mungkin juga menyukai