Metode konservasi sumberdaya hayati terdiri atas konservasi in situ dan konservasi ex
situ (in vivo dan in vitro). Tujuan konservasi berkaitan dengan sistematika, ekologi atau evolusi.
Metode genetika molekular dapat berkontribusi terkait konservasi gen, spesies dan ekosistem.
Konservasi ex-situ merupakan metode konservasi yang mengkonservasi spesies diluar
distribusi alami dari populasi aslinya. Konservasi ini merupakan proses melindungi spesies
tumbuhan dan hewan langka dengan mengambilnya dari habitat yang tidak aman atau terancam
dan menempatkannya di bawah perlindungan manusia. Tujuan konservasi ex-situ untuk
mendapatkan kondisi penyimpanan yang ideal sehingga penyimpana plasma nutfah dapat
diprtahankan dengan menekan proses metabolism pada tingkat yang sangat mini
Kebun raya, kebun binatang dan aquarium merupakan fasilitas metode konservasi ex situ
konvensional. Fasilitas ini menyediakan bukan hanya tempat perlindungan untuk spesies langka
serta spesimen tetapi juga memiliki nilai pendidikan. Kebun raya dijadikan pengembangan
tanaman atau hewan tertentu dengan luas area yang minim berdasarkan prinsip ekologis dan
biogeografi. Fasilitas ini memberikan informasi bagi masyarakat mengenai status ancaman pada
spesies langka dan faktor-faktor yang menimbulkan ancaman dan membahayakan kehidupan
spesies. Bila dibandingan dengan hewan, konservasi eks situ pada tanaman relatif lebih mudah
dan tidak mahal. Hal ini dikarenakan tanaman tidak memerlukan kandang dan genotipnya dapat
dipertahankan dalam waktu yang lama melalui perbanyakan. Untuk tumbuhan, metode
konservasi dapat menggunakan materi reproduktif individu atau tegakan yang terletak diluar
populasi terdahulu.
Metode konservasi ex situ
Peran ilmu genetika diterapkan bersama teknologi untuk melakukan konservasi ex situ.
Tanaman yang akan dikonservasi secara ex situ dapat menggunakan metode:
1. Bank benih atau tepungsari.
Bank benih atau penyimpanan benih merupakan metode yang diterapkan pada lingkungan
yang terkendali. Dengan pengendalian temperatur dan kondisi kelembaban, benih beberapa
spesies yang disimpan akan tetap hidup untuk beberapa dekade.
Metode ini merupakan konservasi yang utama pada tanaman pertanian dan mulai
dipergunakan untuk spesies pohon hutan.
2. Kultur jaringan
Kultur jaringan, metode ini tergolong mahal namun bila penyimpanan secara kriogentik
(cryogenic storage), maka akan terjamin hasilnya. Penyimpanan kriogenik merupakan
preservai bahan biologis dalam cairan nitrogen pada suhu 150oC – 196oC.
3. Bank klon
Bank klon merupakan jenis konservasi statis yang menghidarkan perubahan genetik.
4. Populasi pemuliaan
Pemulihan populasi, yaitu mendapatkan individu baru melalui breeding atau perkawinan
antar individu yang diinginkan. Individu-individu unggul ini merupakan hasil pemuliaan
tanaman secara konvensional. Artinya, sifat-sifat unggul ditemukan dengan cara persilangan
sampai beberapa generasi tanaman.
Selain memiliki dampak positif, ternyata konservasi ex situ juga memiliki dampak negative
bagi genetic, yaitu spesies akan mengalami pengurangan kemampuan adaptasi genetik dan
mutasi untuk bertahan hidup bila spesies tersebut dilepaskan ke habitat alami yang selalu
berubah.