Proses Audit
Pengertian proses audit:Adalah metodologi penyelenggaraan audit yang jelas untuk
membantu auditor dalam mengumpulkan bahan bukti penukung yang kompeten.Tahapan dalam
proses audit:
1.Merencanakan dan merancang pendekatan audit.Yang perlu diperhatikan adalah bahan
bukti kompeten yang cukup serta pengendalian biaya. Perencanaan dan perancangan
audit terdiri dari :
a. Mendapatkan pengetahuan atas bidang usaha klien.b.
b. Memahami struktur pengendalian intern klien dan menetapkan risiko pengendalian.
2. Melakukan pengujian pengendalian dan transaksi.
a..Pengujian atas pengendalian: pengujian keefektifan pengendalian untuk
membenarkan tingkat risiko lebih rendah.
b.Pengujian atas transaksi: pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang mendukung transaksi.
3.Melaksanakan prosedur anaitis dan pengujian terinci atas saldo.
a. prosedur analitis: digunakan untuk menetapkan kelayakan transaksi dan
saldo secara keseluruhan.
b.Pengujian terinci atas saldo: prosedur khusus untuk menguji kekeliruan moneter
dalam saldo-saldo laporan keuangan.
4. Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit.
1
akan dilakukan oleh software, sehingga komputer dapat digunakan dalam menganalisis
proses bisnis klien, menentukan tingkat pengendalian, menilai resiko bawaan dan resiko
pengendalian, serta menghasilkan rangkaian detail pengujian audit yang dilakukan. Suatu
manfaat penting dari penggunaan teknolgi dalam perencanaan audit adalah KAP (kantor
akuntan publik) tidak hanya selalu tergantung kepada ahli-ahli tim audit yang ditugaskan
yang memiliki keterbatasan waktu. Pengetahuan manager dan partner yang berada di seluruh
dunia bisa dikumpulkan dan dapat diakses oleh semua pihak dengan menggunakan software.
Software juga berisikan panduan-panduan yang dikeluarkan oleh lembaga wewenang (seperti
FASB, SEC, AICPA, di Indonesia BAPEPAM dan IAI).
Penggunaan teknologi memungkinkan dilakukan update secara berkelanjutan
sehingga informasi baru selalu tersedia. Kemajuan dalam teknologi juga memberikan
kontribusi untuk lebih menekankan pada proses bisnis klien pada tahap perencanaan dari
sebuah proses audit. Ketika bukti telah di transmisikan, diproses dan diakses yang dilakukan
oleh peralatan-peralatan elektronik maka auditor harus mengaudit sistem informasi untuk
mendapatkan jaminan bahwa bahwa bukti-bukti tersebut tidak diu bah. Menurut AICPA
(1997) bahwa kompetensi bukti-bukti elektronik biasanya sangat ditentukan oleh keefektifan
pengendalian intern dari pada validitas dan kelengkapannya. Dengan menggunakan
teknologi, auditor dapat mengawali perencanaan audit dengan melakukan penilaian resiko
pada kegiatan bisnis utama klien mereka Penggunaan pendekatan audit yang menggunakan
teknologi oleh KAP memerlukan keterlibatan dan komitmen dari level manage men atas dan
partnerpartner audit dalam menilai resiko dalam proses bisnis dan mengevaluasi apakah
keberadaan pengendalian atau ketiadaan pengendalian dapat mengurangi resiko-resiko
tersebut
2. Laporan Audit
Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen, yakni auditor harus
memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk
mengetahui jenis serta bukti yang dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah
memeriksa bukti tersebut.
1. Hakekat dan kebutuhan akan laporan audit
Laporan audit adalah hasil akhir dari proses audit. Lapaoran audit adalah hal yang sangat
penting dalam penugasan audit dan assurance karena mengkomunikasikan temuan-temuan
auditor. Dalam laporan audit, seorang auditor akan memberikan kesimpulan dari
pendapatnya, dan hasil dari laporan ini yang diandalkan dari para pemakai laporan keuangan
2
untuk membuat suatu keputusan. Sehingga auditor bertanggungjawab atas hasil laporan
auditnya.
Dalam laporan audit tanpa pengecualian, tidak wajar atau menolak memberikan pendapat,
auditor tidak melaksanakan audit yang memuaskan, tidak yakin bahwa laporan keuangan
tidak disajikan secara wajar/tidak independen.
Berikut ini adalah penyebab penting penambahan paragraf penjelasan pada laporan wajar
tanpa pengecualian standar :
a. Tidak adanya aplikasi yang konsisten dari PABU
b. Keterangan yang subtansional mengenai going concern
3
c. Auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dirumuskan
d. Penekanan pada suatu hal atau masalah
e. Laporan yang melibatkan auditor lain
2) Jumlahnya material tetapi tidak memperburuk laporan keuangan secara keseluruhan, tingkat
material dalam laporan keuangan mempengaruhi pemakai laporan keuangan dalam
mengambil keputusan, tetapi laporan tetap disajikan secara wajar dan karenanya masih
berguna. Pendapat audit dapat diberikan qualified.
4
Dimana laporan audit wajar tanpa pengecualian dianggap tidak tepat serta jenis laporan
audit yang harus diterbitkan dalam setiap situasi, atau auditor tidak dapat mempresentasikan
laporan keuangan keseluruhan secara wajar, alasannya adalah:
1) Ruang lingkup audit dibatasi
2) Ketidak sesuaian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi berlaku umum, penerapan yang
digunakan oleh perusahaan tidak sesuai atau menyimpang.
3) Auditor tidak independen, yang diatur dalam kode perilaku profesional.
Pendapat tidak wajar (advarse opinion) digunakan apabila auditor yakin bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji yang material atau penyesatan, sehingga
tidak menyajikan secara wajar sesuai PABU, laporan ini dapat diterbitkan apabila auditor
memiliki pengetahuan, setelah melakukan investigasi lebih mendalam, bahwa tidak ada
kesesuaian dengan PABU.
Pembatasan ruang lingkup tersebut mempunyai pengaruh yang sama terhadap laporan
auditor, tetapi interprestasi materialitasnya mungkin berbeda. Bila ada pembatasan ruang
lingkup maka respon auditor yang tepat adalah menerbitkan pendapat wajar tanpa
pengecualian, kualifikasi (pengecualian) ruang lingkup dan pendapat audit, atau menolak
memberikan pendapat, tergantung pada materialitasnya.
Apabila auditor mengetahui bahwa laporan keuangan dapat menyesatkan karena tidak
disiapkan sesuai dengan PABU, dan klien tidak mampu atau tidak bersedia mengoreksi salah
saji itu, ia harus menerbitkan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak
wajar, tergantung pada materialitas pos yang dipertanyakan.
5
Daftar Pustaka :
Arza, Fefri Indra. 2007. Proses Audit pada Era Teknologi serta Implikasi terhadap
Pembelajaran Auditing. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Jurnal Akuntansi dan
Manajeman. Vol 2. No. 2.
http://www.jejakakuntansi.net/2017/02/laporan-audit.html