Anda di halaman 1dari 6

1.

Proses Audit
Pengertian proses audit:Adalah metodologi penyelenggaraan audit yang jelas untuk
membantu auditor dalam mengumpulkan bahan bukti penukung yang kompeten.Tahapan dalam
proses audit:
1.Merencanakan dan merancang pendekatan audit.Yang perlu diperhatikan adalah bahan
bukti kompeten yang cukup serta pengendalian biaya. Perencanaan dan perancangan
audit terdiri dari :
a. Mendapatkan pengetahuan atas bidang usaha klien.b.
b. Memahami struktur pengendalian intern klien dan menetapkan risiko pengendalian.
2. Melakukan pengujian pengendalian dan transaksi.
a..Pengujian atas pengendalian: pengujian keefektifan pengendalian untuk
membenarkan tingkat risiko lebih rendah.
b.Pengujian atas transaksi: pemeriksaan atas dokumen-dokumen yang mendukung transaksi.
3.Melaksanakan prosedur anaitis dan pengujian terinci atas saldo.
a. prosedur analitis: digunakan untuk menetapkan kelayakan transaksi dan
saldo secara keseluruhan.
b.Pengujian terinci atas saldo: prosedur khusus untuk menguji kekeliruan moneter
dalam saldo-saldo laporan keuangan.
4. Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit.

Menggabungkan seluruh informasi yang didapat untuk memperoleh


kesimpulan menyeluruh mengenai kewajaran penyajian laporan keuangan. Langkah pertama
dalam membangun ekspektasi terhadap laporan keuangan klien adalah merupakan keharusan
bagi auditor memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang strategi bisnis klien dan
mengidentifikasikan proses bisnis utama (Bell et aI., 1997). Proses audit merupakan suatu
yang jauh lebih penting dan sudah seharusnya seorang auditor memulainya dengan
perencanaan audit dengan memahami tujuan-tujuan setiap proses bisnis dan kemudian
menentukan apakah tujuan tersebut telah tergabung dalam proses bisnis klien, serta
mempertimbangkan resiko-resiko dan pengendalian intern kegiatan bisnis klien. Teknologi
memiliki pengaruh yang besar terhadap perencanaan audit. Sebagai contoh adalah
penggunaan komputer dalam menghasilkan pola pengendalian intern spesifik klien untuk
membantu menentukan kekuatan dan kelemahan dalam sistem klien. Untuk menghasilkan
pola pengendalian intern spesifik klien, auditor menginput data ke dalam kuesioner yang
berdasarkan komputer yang dikembangkan oleh perusahaan audit. Respon atas pertanyaan

1
akan dilakukan oleh software, sehingga komputer dapat digunakan dalam menganalisis
proses bisnis klien, menentukan tingkat pengendalian, menilai resiko bawaan dan resiko
pengendalian, serta menghasilkan rangkaian detail pengujian audit yang dilakukan. Suatu
manfaat penting dari penggunaan teknolgi dalam perencanaan audit adalah KAP (kantor
akuntan publik) tidak hanya selalu tergantung kepada ahli-ahli tim audit yang ditugaskan
yang memiliki keterbatasan waktu. Pengetahuan manager dan partner yang berada di seluruh
dunia bisa dikumpulkan dan dapat diakses oleh semua pihak dengan menggunakan software.
Software juga berisikan panduan-panduan yang dikeluarkan oleh lembaga wewenang (seperti
FASB, SEC, AICPA, di Indonesia BAPEPAM dan IAI).
Penggunaan teknologi memungkinkan dilakukan update secara berkelanjutan
sehingga informasi baru selalu tersedia. Kemajuan dalam teknologi juga memberikan
kontribusi untuk lebih menekankan pada proses bisnis klien pada tahap perencanaan dari
sebuah proses audit. Ketika bukti telah di transmisikan, diproses dan diakses yang dilakukan
oleh peralatan-peralatan elektronik maka auditor harus mengaudit sistem informasi untuk
mendapatkan jaminan bahwa bahwa bukti-bukti tersebut tidak diu bah. Menurut AICPA
(1997) bahwa kompetensi bukti-bukti elektronik biasanya sangat ditentukan oleh keefektifan
pengendalian intern dari pada validitas dan kelengkapannya. Dengan menggunakan
teknologi, auditor dapat mengawali perencanaan audit dengan melakukan penilaian resiko
pada kegiatan bisnis utama klien mereka Penggunaan pendekatan audit yang menggunakan
teknologi oleh KAP memerlukan keterlibatan dan komitmen dari level manage men atas dan
partnerpartner audit dalam menilai resiko dalam proses bisnis dan mengevaluasi apakah
keberadaan pengendalian atau ketiadaan pengendalian dapat mengurangi resiko-resiko
tersebut

2. Laporan Audit
Audit harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen, yakni auditor harus
memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk
mengetahui jenis serta bukti yang dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah
memeriksa bukti tersebut.
1. Hakekat dan kebutuhan akan laporan audit
Laporan audit adalah hasil akhir dari proses audit. Lapaoran audit adalah hal yang sangat
penting dalam penugasan audit dan assurance karena mengkomunikasikan temuan-temuan
auditor. Dalam laporan audit, seorang auditor akan memberikan kesimpulan dari
pendapatnya, dan hasil dari laporan ini yang diandalkan dari para pemakai laporan keuangan

2
untuk membuat suatu keputusan. Sehingga auditor bertanggungjawab atas hasil laporan
auditnya.

2. Bagian-bagian dari standar laporan audit


Laporan audit standar tanpa pengecualian, laporan ini berisi dari tujuh bagian :
1) Judul laporan, dalam menulis judul laporan audit harus mengandung kata independen untuk
menunjukkan bahwa audit tersebut dalam segala aspeknya tidak memihak.
2) Alamat laporan audit, umumnya ditunjukkan kepada klien yang diaudit.
3) Paragraf pendahuluan, paragraf ini harus menunjukkan tiga hal :
4) Paragraf ruang lingkup yaitu pernyataan faktual mengenai apa saja yang dilakuakan auditor
selama proses audit.
5) Paragraf pendapat, dibuat kesimpulan dari pendapat auditor tentang kewajaran atas laporan
keuangan terhadap prinsip akuntansi berlaku umum.
6) Nama KAP, adalah kantor akuntan publik yang melakukan audit, untuk menunjukkan
tanggungjawan KAP yang melakukan audit dan atas pendapatnya.
7) Tanggal laporan audit, ketika auditor telah selesai melakuakan auditor dilapangan.

3. Kondisi untuk laporan wajar tanpa pengecualian


Pada situasi tertentu, diterbitkan laporan audit wajar tanpa pengecualian atas laporan
keuangan, tetapi dengan kata-kata yang berlainan dari laporan wajar tanpa pengecualian.

Laporan audit wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan/midifikasi perkataan


sesuai dengan kriteria audit yang lengkap dengan hasil yang memuaskan dan laporan
keuangan yang disajikan secara wajar, tetapi auditor merasa penting atau wajib untuk
memberikan informasi tambahan.

Dalam laporan audit tanpa pengecualian, tidak wajar atau menolak memberikan pendapat,
auditor tidak melaksanakan audit yang memuaskan, tidak yakin bahwa laporan keuangan
tidak disajikan secara wajar/tidak independen.

Berikut ini adalah penyebab penting penambahan paragraf penjelasan pada laporan wajar
tanpa pengecualian standar :
a. Tidak adanya aplikasi yang konsisten dari PABU
b. Keterangan yang subtansional mengenai going concern

3
c. Auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dirumuskan
d. Penekanan pada suatu hal atau masalah
e. Laporan yang melibatkan auditor lain

4. Tipe-tipe laporan audit


1. Wajar tanpa pengecualian : auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disajikan secara
wajar, sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum (PABU).
2. Wajar dengan pengecualian : auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan disajikan
secara wajar, kecuali untuk pos tertentu.
3. Tidak wajar : auditor menyimpulkan bahwa laporan keuangan tidak disajikan secara wajar
sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum (PABU).
4. Tidak memberikan pendapat : auditor tidak menyimpulkan apakah laporan keuangan
disajikan secara wajar.

5. Materialitas memperangaruhi pelaporan audit


Materialitas adalah suatu pertimbangan dalam menentukan jenis laporan keuangan yang
tepat diterbitkan dalam situasi tertentu. Terdapat tiga tingkat materialitas :
1) Jumlahnya tidak material, jika terdapat salah saji dalam laporan keuangan tetapi tidak
mempengaruhi pemakaian laporan dalam mengambil keputusan, hal itu dianggap sangat tidak
material. Pendapat audit dapat diberikan unqulified.

2) Jumlahnya material tetapi tidak memperburuk laporan keuangan secara keseluruhan, tingkat
material dalam laporan keuangan mempengaruhi pemakai laporan keuangan dalam
mengambil keputusan, tetapi laporan tetap disajikan secara wajar dan karenanya masih
berguna. Pendapat audit dapat diberikan qualified.

3) Jumlahnya sanngat material sehingga keseluruhan laporan keuangan diragukan, tingkat


material terjadi apabila pemakai laporan membuat keputusan yang salah jika mengandalkan
laporan keuangan secara keseluruhan. Hal ini dapat diberikan kesimpulan pendapat auditor
adalah adverse of declaimer.

6. Kondisi yang menyebabkan penyimpangan

4
Dimana laporan audit wajar tanpa pengecualian dianggap tidak tepat serta jenis laporan
audit yang harus diterbitkan dalam setiap situasi, atau auditor tidak dapat mempresentasikan
laporan keuangan keseluruhan secara wajar, alasannya adalah:
1) Ruang lingkup audit dibatasi
2) Ketidak sesuaian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi berlaku umum, penerapan yang
digunakan oleh perusahaan tidak sesuai atau menyimpang.
3) Auditor tidak independen, yang diatur dalam kode perilaku profesional.

Pendapat tidak wajar (advarse opinion) digunakan apabila auditor yakin bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji yang material atau penyesatan, sehingga
tidak menyajikan secara wajar sesuai PABU, laporan ini dapat diterbitkan apabila auditor
memiliki pengetahuan, setelah melakukan investigasi lebih mendalam, bahwa tidak ada
kesesuaian dengan PABU.

Menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion) diterbitkan apabila auditor


tidak dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah
disajikan secara wajar. Pelaksanaan pemberian keputusan akan timbul apabila terdapat
pembatasan ruang lingkup / hubungan tidak independen antara auditor dan kliennya.

7. Laporan audit modifikasi dari berbagai macam situsi dan kondisi


Ada dua kategori utama pembatasan ruang lingkup audit : pembatasan yang disebabkan
oleh klien dan oleh kondisi-kondisi yang berada diluar kendali klien maupun auditor.

Pembatasan ruang lingkup tersebut mempunyai pengaruh yang sama terhadap laporan
auditor, tetapi interprestasi materialitasnya mungkin berbeda. Bila ada pembatasan ruang
lingkup maka respon auditor yang tepat adalah menerbitkan pendapat wajar tanpa
pengecualian, kualifikasi (pengecualian) ruang lingkup dan pendapat audit, atau menolak
memberikan pendapat, tergantung pada materialitasnya.

Apabila auditor mengetahui bahwa laporan keuangan dapat menyesatkan karena tidak
disiapkan sesuai dengan PABU, dan klien tidak mampu atau tidak bersedia mengoreksi salah
saji itu, ia harus menerbitkan pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak
wajar, tergantung pada materialitas pos yang dipertanyakan.

5
Daftar Pustaka :

Arza, Fefri Indra. 2007. Proses Audit pada Era Teknologi serta Implikasi terhadap
Pembelajaran Auditing. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Jurnal Akuntansi dan
Manajeman. Vol 2. No. 2.

https://www.coursehero.com › Udayana University › ECONOMY

http://www.jejakakuntansi.net/2017/02/laporan-audit.html

Anda mungkin juga menyukai