Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis senantiasa panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-NYA sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
dengan judul “Osilasi”. Penulis sangat bersyukur sekali karena dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh nilai tugas
individu Elektro Terapi HFC

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dan di harapakan
sebagai umpan balik yang positif demi perbaikan di masa mendatang.Harapan saya
semoga Makalah ini bermanfaat secara khusus di dalam materi Osilasi

Akhir kata,penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.

Pekanbaru, 2017

Penulis

i|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................. 1

BAB 2 ISI .......................................................................................................... 2

2.1 Osilasi Harmonis Sederhana .............................................................. 2

2.2 Hukum Gaya Untuk Gerak Harmonis Sederhana ............................. 3

2.3 Energi Pada Gerak Harmonik Sederhana ......................................... 5

2.4 Pendulum (Bandul) ........................................................................... 10

2.5 Gerak Melingkar Beraturan (GMB) ................................................ 12

2.6 Gerak Harmonik Sederhana Terendam ........................................... 16

BAB 3 PENUTUP..........................................................................................17

3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 17

3.2 Saran ............................................................................................... .17

ii | P a g e
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak
periodik atau gerak harmonik. Jika suatu partikel dalam gerak periodik bergerak
bolak-balik melalui lintasan yang sama geraknya disebut gerak osilasi. Jika
sebuah sistem fisis berosilasi dibawah pengaruh gaya F = -kx , dimana F adalah
gayapemulih, k konstanta-gaya dan x simpangan, maka gerak benda ini adalah
gerak harmonik sederhana. Salah satu sistem fisis yang mengikuti gerak harmonik
sederhana adalah Pegas-Benda. Sistem ini dapat dipergunakan untuk menentukan
besar percepatan gravitasi bumi disuatu tempat.

1.2 Tujuan

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan


dandiharapkan dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya, disamping
itu tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dari
Dosen mata kuliah Fisika.

1|Page
BAB 2

ISI

OSILASI HARMONIK SEDERHANA

Getaran (oscillation) atau osilasi merupakan salah satu bentuk gerak benda
yang cukup banyak dijumpai gejalanya. Contohnya, bandul jam yang berayun,
piringan dalam jam beker yang memuntir, botol yang timbul tenggelam dalam air,
balok yang digan-tung-kan pada sebuah pegas, dan senar gitar yang dipetik.
Osilasi juga dijumpai secara analogis pada rangkaian listrik yang melibatkan
induktor dan kapasitor. Dalam osilasi, sebuah benda melakukan gerak bolak-balik
menurut lintasan tertentu melalui titik setimbangnya. Waktu yang diperlukan
untuk melakukan satu gerakan bolak – balik dinamakan periode (dilambangkan
dengan T, satuannya sekon [s]). Simpangan maksi-mum osilasi dinamakan
amplitudo

2.1 Osilasi Harmonis Sederhana

Mengkaji lebih jauh dengan meninjau sebuah benda bermassa M (kg) yang
terletak di atas bidang tanpa gesekan dan dikaitkan kepada salah satu ujung pegas
berkonstanta k (N/m) sebagaimana yang disajikan pada gambar berikut.

Osilasi Pegas

Ketika pegas disimpangkan sejauh x dari kedudukan setimbangnya lalu


kemudian dile-pas, maka massa M akan bergerak sedemikian rupa sehingga selalu
menuju ke kedudukan semula. Hal ini terjadi karena adanya gaya pemulih
sehingga timbul gejala yang kita kenal dengan osilasi.

Dalam keadaan tidak terdapat gaya yang bekerja pada massa M tersebut,
maka ia akan tetap dalam keadaan diam di posisi setimbang, x=0. Namun

2|Page
seandainya dibe-ri-kan gaya kepada massa tersebut dengan cara menekan dan
melepaskannya, maka massa tersebut akan bergerak periodik menurut frekuensi
tertentu. Gejala serupa terulang bahkan jika M ditarik, dipukul, atau diberi
perlakuan berbeda, massa terse-but selalu bergerak dalam pola yang sama menuju
posisi semula pada keadaan setimbang. Gerakan periodik disekitar titik setimbang
inilah yang disebut dengan osilasi. Adapun gaya yang menyebabkan massa selalu
bergerak ke kedudukan semula disebut dengan gaya pemulih atau restoring force.

2.2 Hukum Gaya untuk Gerak Harmonik Sederhana

Persamaan gerak osilasi dapat diturunkan dari dua buah hukum gerak, yaitu
Hukum II Newton dan Hukum Hooke. Coba pandang sebuah benda yang
dikaitkan dengan sebuah pegas. Jika pegas tidak tertarik atau tertekan maka
simpangan benda adalah nol (benda dalam titik keseimbangan). Jika pegas tertarik
maka terdapat simpangan benda (misal bernilai positif). Pada saat itu pegas
memberikan gaya kepada benda yang besarnya sebanding dengan simpangannya
namun berlawanan arah dengan pergeseran benda. Kenyataan ini diungkapkan
oleh Hooke dalam hukumnya yang berformulasi

(1)

F adalah gaya pegas (gaya pemulih atau restoring force) dan k adalah
tetapan pegas. Rumus ini menyatakan bahwa gaya yang dikerjakan oleh sebuah
pegas pada sebuah benda berbanding lurus dengan pergeseran benda namun
berlawanan arah dengannya. Tanda negatif dalam persamaan (1) mengandung
pengertian bahwa gaya pemulih selalu bekerja untuk mengembalikan massa M ke
kedudukan setimbangnya. Jika gaya pegas adalah satu-satunya gaya luar yang
bekerja pada benda, maka pada benda berlaku Hukum II Newton.

3|Page
(2)

Atau

(3)

Percepatan bergerak lurus (misal ke arah x) dapat dituliskan menjadi:

(4)

Persamaan (3) merupakan persamaan osilasi harmonik sederhana (simple


harmonic motion). Dalam osilasi sederhana, benda berosilasi di antara dua posisi
dalam waktu (periode) tertentu, dengan asumsi tanpa kehilangan tenaga
mekaniknya. Dengan kata lain, simpangan maksimum (amplitudo) osilasi tetap.

Persamaan (4) disebut persamaan diferensial, karena mengandung suku


yang berupa diferensial. Persamaan (4) merupakan bentuk hubungan fungsi
x(t)dengan derifatif keduanya d2x/dt2. Agar dapat memahami gejala osilasi ini
lebih mendalam, maka kita harus menemukan bentuk suatu fungsi yang
memenuhi persamaan (4) tersebut. Langkah yang kita lakukan adalah dengan
menulis ulang persamaan tersebut ke dalam bentuk :

(5)

Persamaan (5) menunjukkan kepada kita bahwa haruslah sebuah fungsi yang
derivatif keduanya merupakan negatif dari dirinya sendiri. Keadaan tersebut
hanya dipenuhi oleh bentuk sinusuida

(6)

serta jumlahan dari keduanya

(7)

Pada kesempatan ini kita akan mencoba suatu solusi dengan bentuk

4|Page
(8)

dengan B, w dan q adalah tetapan. Konstanta B disebut amplitudo, w adalah


frekuensi sudut. q adalah sudut fase awal. Besaran wt+q disebut fase osilasi .
Sudut fase awal q adalah faktor dalam persamaan yang dilibatkan untuk
menggambarkan posisi awal benda yang berosilasi. Persamaan (8) sering
dinamakan persamaan simpangan.

Jika kita lakukan substitusi persamaan (8) ke dalam persamaan (5), maka
akan diperoleh hasil bahwa w2 = k/M (coba anda buktikan). Dapatkah Anda
menjelaskan apa yang terjadi jika kita memperbesar nilai t dalam persamaan (8)
dengan faktor 2p/w ? Untuk mengetahuinya, cobalah masukkan bentuk untuk
mengganti t pada persamaan tersebut, maka kita akan kembali medapatkan bentuk
persamaan (5). Ini berarti bahwa fungsi dalam persamaan (5) berulang setelah
waktu 2p/w.

2.3 Energi pada Gerak Harmonik Sederhana

Pada Gerak Harmonik Sederhana, gaya yang bekerja pada benda dan pegas
tidak tetap alias selalu berubah-ubah. Oleh karenanya, lebih mudah jika kita
menggunakan pendekatan energi. Untuk menekan atau meregangkan pegas, kita
memberikan energi pada pegas tersebut. Energi yang disimpan pada pegas yang
tertekan atau teregang merupakan energi potensial. Ketika pegas yang kita tekan
atau kita regangkan dilepaskan, maka energi potensial pegas berubah menjadi
energi kinetik. Demikian juga pada ayunan sederhana. Ketika benda yang
digantungkan pada seutas tali kita simpangkan sampai jarak tertentu dari posisi
setimbangnya, pada benda tersebut terdapat Energi Potensial. Jika ayunan
dilepaskan sehingga benda bergerak, Energi Potensial akan berubah menjadi
energi kinetik. Jadi benda yang bergerak harmonik memiliki energi potensial dan
energi kinetik. Jumlah total energi potensial dan energi kinetik adalah energi
mekanik. Sekarang mari kita tinjau energi pada pegas dan ayunan sederhana.

5|Page
a. Energi Potensial pada Pegas
Untuk menghitung energi potensial pada pegas, terlebih dahulu hitung
usaha yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas.
Persamaan Usaha adalah W = F.s, di mana F adalah gaya dan s adalah
perpindahan. Pada pegas, perpindahan adalah simpangan x. Ketika kita menekan
atau meregangkan pegas sejauh x, dibutuhkan gaya Fa yang berbanding lurus
dengan x. Secara matematis ditulis Fa = kx. Ketika ditekan atau diregangkan,
pegas memberikan gaya dengan arah berlawanan (Fb) yang besarnya adalah Fb = -
kx.
Untuk menghitung energi potensial dari pegas yang tertekan atau teregang,
terlebih dahulu hitung usaha yang dibutuhkan untuk merentangkannya. Tidak bisa
digunakan persamaan usaha W = Fx, karena gaya Fa baik ketika pegas
diregangkan maupun ditekan selalu berubah-ubah sepanjang x. (amati gambar di
atas). Oleh karena itu kita menggunakan gaya rata-rata. Gaya Fa berubah dari 0
ketika x = 0 sampai bernilai kx ketika pegas diregangkan atau ditekan sejauh x.

Gaya rata-rata = F = ½ (0 + kx) = ½ kx. x adalah jarak maksimum pegas


yang diregangkan atau ditekan. Usaha alias kerja yang dilakukan adalah :
W = Fa x = (1/2 kx) (x) = ½ kx2
Dengan demikian, nilai Energi Potensial elastis adalah :
EP elastis = b. Energi Kinetik pada Pegas
Perlu diketahui bahwa Energi Potensial tidak mempunyai suatu persamaan
umum yang mewakili semua jenis gerakan. Untuk EP elastis telah diturunkan
pada pembahasan di atas. Berbeda dengan EP, persamaan EK bersifat umum
untuk semua jenis gerakan. Energi Kinetik dimiliki benda ketika bergerak.
Besar energi kinetik adalah :
EK = ½ mv2
m adalah massa benda dan v adalah kecepatan gerak benda.
Jumlah total Energi Kinetik dan Energi Potensial dari pegas adalah Energi
Mekanik. Energi tersebut bernilai tetap alias kekal. Secara matematis ditulis :
EM = EP + EK

6|Page
Sekarang, tinjau lebih mendalam hukum kekekalan energi mekanik pada pegas.
Getaran pegas terdiri dari dua jenis, yakni getaran pegas yang diletakan secara
horisontal dan getaran pegas yang digantungkan secara vertikal.

Pegas yang diletakan horisontal


Misalnya, letakan sebuah pegas di atas permukaan meja. Salah satu ujung
pegas telah diikat pada dinding, sehingga pegas tidak bergeser ketika digerakan.
Anggap saja permukaan meja sangat licin dan pegas yang digunakan adalah pegas
ideal sehingga memenuhi hukum Hooke. Sekarang kaitkan sebuah benda pada
salah satu ujung pegas.
Jika benda ditarik ke kanan sehingga pegas teregang sejauh x, maka pada
benda bekerja gaya pemulih pegas, yang arahnya berlawanan dengan arah tarikan.
Ketika benda berada pada simpangan x, EP benda maksimum sedangkan EK
benda nol (benda masih diam).
Ketika benda dilepaskan, gaya pemulih pegas menggerakan benda ke kiri,
kembali ke posisi setimbangnya. EP benda menjadi berkurang dan menjadi nol
ketika benda berada pada posisi setimbangnya. Selama bergerak menuju posisi
setimbang, EP berubah menjadi EK. Ketika benda tepat berada pada posisi
setimbang (x = 0), gaya pemulih pegas bernilai nol tetapi pada titik ini kecepatan
benda maksimum. Karena kecepatannya maksimum, maka ketika berada pada
posisi setimbang, EK bernilai maksimum.
Benda masih terus bergerak ke kiri karena ketika berada pada posisi
setimbang karena benda memiliki kecepatan yang bernilai maksimum. Ketika
bergerak ke kiri, Gaya pemulih pegas menarik benda kembali ke posisi setimbang,
sehingga benda berhenti sesaat pada simpangan sejauh -x dan bergerak kembali
menuju posisi setimbang. Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x, EK
benda = 0 karena kecepatan benda = 0. pada posisi ini EP bernilai maksimum.
Pada penjelasan di atas, tampak bahwa ketika bergerak dari posisi setimbang
menuju ke kiri sejauh x = -A (A = amplitudo/simpangan terjauh), kecepatan benda
menjadi berkurang dan bernilai nol ketika benda tepat berada pada x = -A. Karena
kecepatan benda berkurang, maka EK benda juga berkurang dan bernilai nol
ketika benda berada pada x = -A. Akibat adanya gaya pemulih pegas yang

7|Page
menarik benda kembali ke kanan (menuju posisi setimbang), benda memperoleh
kecepatan dan Energi Kinetiknya lagi. EK benda bernilai maksimum ketika benda
tepat berada pada x = 0, karena laju gerak benda pada posisi tersebut bernilai
maksimum. Proses perubahan energi antara EK dan EP berlangsung terus menerus
selama benda bergerak bolak- balik. Total EP dan EK selama benda bergetar
besarnya tetap alias kekal bin konstan.

Pegas yang diletakan vertikal


Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara
vertikal sama dengan getaran pegas yang diletakan horisontal. Bedanya, pegas
yang digantungkan secara vertikal lebih panjang karena pengaruh gravitasi yang
bekerja pada benda (gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, tidak pada arah
horisontal). Tinjau lebih jauh Kekekalan Energi Mekanik pada pegas yang
digantungkan secara vertical.
Pada pegas yang diletakan horisontal (mendatar), posisi benda disesuaikan
dengan panjang pegas alami. Pegas akan meregang atau mengerut jika diberikan
gaya luar (ditarik atau ditekan). Pada pegas yang digantungkan vertikal, gravitasi
bekerja pada benda bermassa yang dikaitkan pada ujung pegas. Akibatnya,
walaupun tidak ditarik ke bawah, pegas dengan sendirinya meregang sejauh x0.
Pada keadaan ini benda yang digantungkan pada pegas berada pada posisi
setimbang.
Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang jika gaya
total = 0. Gaya yang bekerja pada benda yang digantung adalah gaya pegas (F0 = -
kx0) yang arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke bawah. Total
kedua gaya ini sama dengan nol.
Resultan gaya yang bekerja pada titik kesetimbangan = 0. Hal ini berarti benda
diam alias tidak bergerak. Jika diregangkan pegas (menarik pegas ke bawah)
sejauh x, maka pada keadaan ini bekerja gaya pegas yang nilainya lebih besar dari
pada gaya berat, sehingga benda tidak lagi berada pada keadaan setimbang.
Total kedua gaya tersebut tidak akan sama dengan nol apabila terdapat
pertambahan jarak sejauh x; sehingga gaya pegas bernilai lebih besar dari gaya
berat. Ketika benda didiamkan sesaat (belum dilepaskan), EP benda bernilai

8|Page
maksimum sedangkan EK = 0. EP maksimum karena benda berada pada
simpangan sejauh x. EK = 0 karena benda masih diam.
Karena terdapat gaya pegas (gaya pemulih) yang berarah ke atas maka benda akan
bergerak ke atas menuju titik setimbang.

Ketika mencapai titik setimbang, besar gaya total = 0, tetapi laju gerak
benda bernilai maksimum (v maks). Pada posisi ini, EK bernilai maksimum,
sedangkan EP = 0. EK maksimum karena v maks, sedangkan EP = 0, karena
benda berada pada titik setimbang (x = 0).
Karena pada posisi setimbang kecepatan gerak benda maksimum, maka benda
bergerak terus ke atas sejauh -x. Laju gerak benda perlahan-lahan menurun akibat
adanya gaya berat yang menarik benda ke bawah, sedangkan besar gaya pemulih
meningkat dan mencapai nilai maksimum pada jarak -x. Ketika benda berada pada
simpangan sejauh -x, EP bernilai maksimum sedangkan EK = 0. Setelah mencapai
jarak -x, gaya pemulih pegas menggerakan benda kembali lagi ke posisi
setimbang (lihat gambar di bawah). Demikian seterusnya. Benda akan bergerak ke
bawah dan ke atas secara periodik. Selama benda bergerak, selalu terjadi
perubahan energi antara EP dan EK. Energi Mekanik bernilai tetap. Ketika benda
berada pada titik kesetimbangan (x = 0), EM = EK. Ketika benda berada pada
simpangan sejauh -x atau +x, EM = EP.
Energi Potensial sebuah pegas dengan konstanta gaya k yang teregang sejauh x
dari kesetimbangannya dinyatakan dengan persamaan :
EP = ½ kx2
Energi Kinetik sebuah benda bermassa m yang bergerak dengan kelajuan v ialah :
EK = ½ mv2
Energi Total (Energi Mekanik) adalah jumlah Energi Potensial dan Energi
Kinetik :
EM = EP + EK = ½ kx2 + ½ mv2
Ketika benda berada pada simpangan maksimum, x = A (A = Amplitudo),
kecepatan benda = 0, sehingga Energi Mekanik benda :
EM = ½ kA2

9|Page
Persamaan ini memberikan sifat umum penting yang dimiliki Gerak Harmonik
Sederhana (GHS) : Energi total pada Gerak Harmonik Sederhana berbanding
lurus dengan kuadrat amplitudo.

2.4 Pendulum (Bandul)

Gerak periode merupakan suatu gerak yang berulang pada selang waktu
yang tetap. Contohnya gerak ayunan pada bandul. Dari satu massa yang brgantung
pada sutas tali, kebanyakan gerak tidaklah betul-betul periodik karena pengaruh
gaya gesekan yang membuang energi gerak.
Benda berayun lama akan berhenti bergetar. ini merupakan periodik teredam.
Gerak dengan persamaan berupa fungsi sinus merupakan gerak harmonik
sederhana.

Periode getaran yaitu T. Waktu yang diperlukan untuk satu getaran


frekwensi gerak f. jumlah getaran dalam satu satuan waktu T = 1/f posisi saat
dimana resultan gaya pada benda sama dengan nol adalah posisi setimbang, kedua
benda mencapai titik nol (setimbang) selalu pada saat yang sama
Gaya pada partikel sebanding dengan jarak partikel dari posisi setimbang
maka partikel tersebut melakukan gerak harmonik sederhana. Teori Robert hooke
(1635-1703) menyatkan bahwa jika sebuah benda diubah bentuknya maka benda
itu akan melawan perubahan bentuk dengan gaya yang seimbang/sebanding
dengan besar deformasi, asalkan deformasi ini tidak terlalu besar, F = -kx. Dan
dalam batas elastisitas gaya pada pegas adalah sebanding dengan pertambahan
panjang pegas, sedangkan pertambahan panjang pegas adalah sama dengan
simpangan osilasi atau getaran. F = + k ∆x
Gaya gesekan adalah sebanding dengan kecepatan benda dan mempunyai
arah yang berlawanan dengan kecepatan. persamaan gerak dari suatu osilator
harmonik teredam dapat diperoleh dari hukum II Newton yaitu F = m.a dimana F
adalah jumlah dari gaya balik –kx dan gaya redam yaitu –b dx/dt, b adalah suatu
tetapan positif.

10 | P a g e
Banyak benda yang berosilasi bergerak bolak-balik tidak tepat sama karena
gaya gesekan melepaskan tenaga geraknya. Periode T suatu gerak harmonik
adalah waktu yang dibutuhkan untuk menempuh suatu lintasan langkah dari
geraknya yaitu satu putaran penuh atau satu putar frekwensi gerak adalah V = 1/T .
Satuan SI untuk frekwensi adalah putaran periodik hert. Posisi pada saat
tidak ada gaya netto yang bekerja pada partikel yang berosilasi adalah posisi
setimbang. Partikel yang mengalami gerak harmonik bergerak bolak-balik melalui
titik yang tenaga potensialnya minimum (setimbang). contoh bandul berayun.
Chritian Haygens (1629-1690) menciptakan : Dalam bandul jam, tenaga
dinerikan secara otomatis oleh suatu mekanisme pelepasan untuk menutupi
hilangnya tenaga karena gesekan.
Bandul matematis adalah salah satu matematis yang bergerak mengikuti
gerak harmonik sederhana. Bandul matematis merupakan benda ideal yang terdiri
dari sebuah titik massa yang digantungkan pada tali ringan yang tidak bermassa.
Jika bandul disimpangkan dengan sudut θ dari posisi setimbangnya lalu
dilepaskan maka bandul akan berayun pada bidang vertikal karena pengaruh dari
gaya gravitasinya.

" berdasarkan penurunan hukum-hukum newton disebutkan bahwa periode


ayunan bandul sederhana dapat di hitung sbb :

T = 2π √(l/g)
Dimana:
 T : Periode ayunan (detik)
 l : Panjang tali (m)
 g : Konstanta percepatan gravitasi bumi

11 | P a g e
2.5 Gerak Melingkar Beraturan (GMB) adalah gerakan dalam lintasan
berbentuk lingkaran dengan percepatan sudut tetap. Beberapa lambang yang biasa
ditemukan dalam GMB antara lain :

Frekuensi (f) dan periode (T) dalam GMB :

Sesuai dengan keterangan lambang2 di atas berarti :

Frekuensi = banyaknya putaran/waktu

Periode = waktu/banyaknya putaran

Rumus Kecepatan Sudut (ω)

Keterangan :
ω = Kecepatan sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
T = periode (s)
π = 3,14 atau 22/7 atau tetap/tidak diganti angka

Hubungan Kecepatan Sudut dan Kecepatan Linear :

12 | P a g e
Keterangan :

ω = Kecepatan sudut (rad/s)

v = Kecepatan linear (m/s)

r = jari-jari lintasan (m)

Percepatan dan Gaya Sentripetal

Percepatan sentripetal merupakan percepatan benda menuju pusat lingkaran,


adanya percepatan ini menimbulkan gaya sentripetal.

Benda Yang Diputar Horizontal

Mempunyai kecepatan maksimum (vmaks) yang dibatasi oleh tegangan tali


maksimum (Tmaks) agar talinya tidak sampai putus.

13 | P a g e
Gerak Melingkar Vertikal pada Seutas Tali

Perhatikan gaya-gaya yang bekerja pada bandul di setiap titiknya, bila menuju
pusat lingkaran bernilai positif sedangkan yang menjauhi pusat bernilai negatif.
Pada setiap titik tegangan tali (T) selalu menuju pusat lingkaran, sehingga
harganya selalu ditulis positif. Kemudian berat bandul di titik A berarah menjauhi
pusat lingkaran sehingga bernilai negatif, berat bandul di titik B tegak lurus
dengan tali sehingga tidak memengaruhi besarnya tegangan tali atau bernilai nol
(0) dan titik C berat bandul menuju pusat lingkaran sehingga bernilai positif,
dengan melihat pengaruh berat benda pada titik sembarang, misalnya titik P
terlihat berat benda yang mempengaruhi tegangan tali sesuai dengan perkalian
berat bandul dengan nilai Cos sudut dengan acuan titik A penggabungan besarnya
tegangan dan pengaruh berat bandul setara dengan gaya sentripetal benda (Fs).

Maka tegangan tali dapat dicari dengan memindahkan pengaruh berat benda ke
ruas kanan

14 | P a g e
Gerak Melingkar Vertikal dalam Lingkaran

Berbeda dengan gerak vertikal benda yang diikat dengan seutas tali, pada
gerakan ini benda bergerak di dalam lintasan lingkaran yang vertikal atau dapat
juga tempat berpijak bendalah yang berputar vertikal sementara benda tersebut
berada di sebelah dalamnya, seperti air dalam ember yang diikat tali atau pilot
pesawat yang bermanuver membentuk lingkaran vertikal atau seperti contoh
gambar di atas (bola dalam ember). Dalam kondisi ini berlaku rumus umum :

Kecepatan minimal agar saat di titik tertinggi benda tidak meninggalkan lintasan.

Gerakan Melingkar Vertikal di Luar Lingkaran

Contoh gerakan ini adalah ketika sebuah kendaraan melintasi jalan yang
gundukannya membentuk lingkaran.

Saat di puncak berlaku:

15 | P a g e
2.6Gerak Harmonik Sederhana Terendam

Untuk osilasi harmonik teredam, ditinjau kembali suatu benda bermassa m


dihubungkan dengan pegas, pada osilator sederhana akan selamanya berosilasi,
tetapi pada kenyataannya pada setiap sistem mempunyai redaman sehingga sistem
akan berhenti berosilasi, Pengaruh gaya gesek pada benda yang bergerak
harmonik adalah amplitudonya akan makin berkurang, akhirnya menjadi nol,
artinya gerakan berhenti. Hal ini disebabkan karena tak ada energi yang diambil
dari luar. Gerakan ini disebut gerak harmonic teredam. . Untuk mempertahankan
osilasi suatu sistem osilator, maka energi berasal dari sumber luar harus diberikan
pada sistem yang besarnya sama dengan energi disipasi yang ditimbulkan oleh
peredamnya, osilasi yang demikian dinamakan sebagai osilasi paksaan atau
disebut gerak harmonik yang dipaksakan yaitu gerak harmonik yang dipengaruhi
oleh gaya luar yang bekerja terus – menerus secara periodik.

CONTOH GERAK HARMONIK


Gerak harmonik pada bandul: Sebuah bandul adalah massa (m) yang
digantungkan pada salah satu ujung tali dengan panjang l dan membuat
simpangan dengan sudut kecil. Gaya yang menyebabkan bandul ke posisi
kesetimbangan dinamakan gaya pemulih yaitu dan panjang busur adalah
Kesetimbangan gayanya. Bila amplitudo getaran tidak kecil namun tidak
harmonik sederhana sehingga periode mengalami ketergantungan pada amplitudo
dan dinyatakan dalam amplitudo sudut.
Gerak harmonik pada pegas: Sistem pegas adalah sebuah pegas dengan
konstanta pegas (k) dan diberi massa pada ujungnya dan diberi simpangan
sehingga membentuk gerak harmonik. Gaya yang berpengaruh pada sistem pegas
adalah gaya Hooke.

16 | P a g e
BAB 3

PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diambil dari keseluruhan isi
dari makalah ini yang telah di teliti dan di pelajari untuk di ambil kesimpulan dan
saran.

3.1. Kesimpulan

Osilasi merupakan materi mata kuliah Fisika yang rumit , tetapi Osilasi ini
penting di pelajari untuk mahasiswa , karena akan berguna di berbagai keperluan
nanti .

3.2. Saran

Dalam menyusun makalah ini,penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi


makalah ini belumlah sempurna dan masih kurang baik mengenai materi maupun
cara penulisannya.Oleh karena itu,penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari pihak lain yang dapat menyempurnakan makalah
berikutnya. Dan alangkah baiknya juga apabila kita terus mengembangkan
berbagai makalah-makalah tentang Osilasi dalam masyarakat luas secara khusus
dalam mahasiswa agar lebih mengerti bagaimana pascal dapat menciptakan
sebuah program yang sangat berguna .

17 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai