Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH KIMIA

Unsur Utama Periode 3


Unsur Transisi Periode 4
Radioaktif
Eka Putri A
XI IPA 1 - MAN 4 Jakarta
I. Unsur Utama Periode 3
Unsur-unsur periode ketiga memiliki jumlah kulit elektron yang sama yaitu tiga kulit. Akan
tetapi konfigurasi elektron dari masing-masing unsur berbeda, hal ini akan menyebabkan sifat-
sifat kimia yang berbeda. Dari kiri ke kanan unsur periode ketiga berturut-turut adalah natrium
(Na),magnesium (Mg), aluminium (Al), silikon (Si), fosfor (P), belerang (S), klor(Cl) dan argon
(Ar). Na, Mg, dan Al merupakan unsur logam, Si semilogam, P, S dan Cl nonlogam, Ar gas mulia.
Unsur-unsur tersebut mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut:

Unsur Konfigurasi Elektron

11Na [Ne] 3s1


12Mg [Ne] 3s2
13Al [Ne] 3s2 3p1
14Si [Ne] 3s2 3p2
15P [Ne] 3s2 3p3
16S [Ne] 3s2 3p4
17Cl [Ne] 3s2 3p5
18Ar [Ne] 3s2 3p6

 . Sifat-Sifat Unsur Periode Ketiga


a. Sifat Logam dan Non Logam Unsur-Unsur periode ketiga
Secara fisis, unsur-unsur periode ketiga dikelompokan ke dalaam 3 sifat, yaitu logam,
semilogam, dan non logam. Sifat dari unsur logam adalah mengilap, massa jenis tinggi, titik
lebur tinggi, dapat dibentuk, dan mempunyai kekerasan serta daya hantar listrik tinggi. Unsur
nonlogam bersifat tidak mengilap, rapuh, kekerasan rendah, massa jenis dan titik leburnya
rendah, serta daya hantar listrik kecil. Sedangkan unsur semilogam memiliki sebagian sifat
unsur logam dan non logam.

Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat logam semakin berkurang. Oleh karenanya unsur-
unsur periode ketiga dikelompokan menjadi 3 berikut.

1. Kelompok unsur logam : Na, Mg, Al

2. Kelompok unsur semilogam : Si

3. Kelompok unsur nonlogam : P, S, Cl, dan Ar.

2
Berkurangnya sifat logam unsur-unsur periode ketiga dari kiri ke kanan disebabkan oleh harga
keelektronegatifannya semakin besar, sehingga semakin sukar membentuk ion positif. Maka
dari itu, sifat logamnya semakin ke kanan semakin berkurang.

b. Sifat-Sifat Keperiodikan Unsur-unsur Periode Ketiga


Sifat keperiodikan unsur-unsur periode ketiga meliputi jari-jari atom, energi ionisasi,
kelektronegatifan, titik leleh, dan titik didih.

Sifat
No Na Mg Al Si P S Cl Ar
Keperiodikan
Jari-jari atom
1 157 136 125 117 110 104 99 -
(pm)
Energi Ionisasi (kJ
2 495 738 577 787 1.060 1.000 1.260 1.520
mol-1)
Kelektronegatifan
3 100 1,25 1,45 1,75 2,05 2,45 2,85 -
(skala pauling)

4 Titik Leleh 98 651 660 1.410 44 119 -101 -189

5 Titik Didih (oC) 892 1.107 2.467 2.355 280 445 -35 -186

c. Sifat Reduktor dan Oksidator Unsur-Unsur Periode Ketiga


Sifat reduktor dan oksidator berkaitan dengan jari-jari atom. Dalam satu periode, dari kiri ke
kanan jari-jari atom semakin kecil. Oleh karena itu, semakin sukar melepaskan elektron atau
semakin sukar teroksidasi. Berarti sifat reduktornya semakin lemah. Sebaiknya, atom dengan
jari-jari kecil akan mudah menerima elektron atau semakin mudah tereduksi. Artinya sifat
oksidatornya semakin kuat.

Sifat reduktor dan oksidator juga dapat ditentukan dari besarnya harga potensial reduksi
standar (EO) masing-masing unsur dalam periode ketiga.

3
Unsur
Periode Na Mg Al Si P S Cl
ketiga
Potensial
reduksi -2,71 -2,38 -1,66 -0,86 -0,51 +0,36 +1,36
standar
Sangat-
Kekuatan Sangat Agak Agak Sangat
kuat Lemah sangat
reduktor kuat kuat lemah lemah
lemah

Sangat-
Kekuatan Sangat Agak Agak Sangat
sangat lemah Kuat
oksidator lemah lemah kuat lemah
lemah

Harga potensial reduksi standar semakin ke kanan semakin positif. Akibatnya unsur-unsur
tersebut semakin ke kanan semakin mudah mengalami reaksi reduksi. Oleh karenanya, sifat
oksidatornya semakin bertambah dan sifat reduktornya semakin berkurang.

d. Sifat Asam-Basa Unsur-Unsur Periode Ketiga


Sifat asam dan basa unsur-unsur periode ketiga dapat dipelajari dari senyawa yang
mengandung gugus: L-O-H, karena senyawa semacam itu dapat bertindak sebagai asam
ataupun basa. Sifat asam atau basa tergantung senyawa berikut:

1. Bertindak sebagai asam jika senyawa tersebut cenderung melepaskan ion hidrogen (H+)
ketika dilarutkan dalam air.

LO – H LO-(aq) + H+(aq)

2. Bertindak sebagai basa jika senyawa itu cenderung melepaskan ion hidrogen (OH-) ketika
dilarutkan dalam air.

L – OH L+(aq) + OH-(aq)

Kecenderungan senyawa dengan gugus L – O – H bertindak sebagai asam ataupun basa sangat
tergantung pada besarnya energi ionosasi yang dimiliki oleh unsur L.

4
a. Jika energi ionisasi unsur L kecil, berarti L lebih mudah melepaskan elektron sehingga
terjadi pemusatan elektron di sekeliling atom O dan menyebabkan atom O bersifat negatif.
Akibatnya, atom O yang bersifat negatif mengikat atom H yang bermuatan positif sehingga
terbentuklah ion OH-. Hal ini berarti bahwa larutan tersebut bersifat basa.

b. Jika energi ionisasi unsur L besar, berarti L cenderung menarik elektron sehingga atom O-
nya menjadi bermuatan positif dan berakibat atom O tersebut menolak atom H sehingga
terbentuklah ion H+. Hal ini berarti bahwa larutan tersebut bersifat asam.

Unsur-unsur periode ketiga makin ke kanan memiliki harga energi ionosasi yang cenderung
bertambah. Hal ini berarti unsur-unsur tersebut makin kuat menarik elektron. Semakin kuat
suatu unsur menarik elektron, sifat basanya semakin berkurang dan sifat asamnya semakin
bertambah.

 Unsur-unsur Periode 3

1. Unsur Logam
a. Natrium
Natrium merupakan unsur alkali dengan daya reduksi paling rendah, dengan sumber utamanya
adalah halit (umumnya dalam bentuk NaCl). Pembuatan natrium dapat dilakukan dengan
proses Downs, yaitu elektrolisis lelehan NaCl. Air asin yang mengandung NaCl diuapkan sampai
kering kemudian padatan yang terbentuk dihancurkan untuk kemudian dilelehkan. Sedangkan
untuk me-ngurangi biaya pemanasan, NaCl (titik lebur 801 °C) dicampur dengan 1½ bagian
CaCl2 untuk menurunkan suhu lebur hingga 580 °C (Martin S. Silberberg, 2000: 971).

Ø Sifat fisik natrium

1. Logam natrium berwarna putih keperakan

2. Merupakan logam lunak

3. Mempunyai kerapatan 0.97 g/ml, sehingga bersifat lebih ringan daripada air.

Ø Sifat kimia natrium

1. Cepat bereaksi dengan air membentuk NaOH, dengan reaksi:

2Na + 2H2O 2NaOH + H2

5
2. Merupakan reduktor yang sangat kuat.

3. Larut dalam air raksa (Hg) membentuk natrium amalgam.

4. Mudah teroksidasi oleh oksigen di udara membentuk Na2O untuk menghindarinya logam
natrium selalu disimpan dalam minyak tanah.

Ø Cara Pembuatan natrium

Dibuat dengan cara elektrolisis leburan NaCl. Prosesnya disebut proses Downs, yaitu dengan
menambah 58% CaCl2 dan KF pada elektrolisis lelehan NaCL. Tujuan penambahan untuk
menurunkan titik lebur NaCl hingga mencapai 550 °C.

Reaksi : NaCl(l) Na+ + Cl-

Katode : Na+ + e- Na

Anode : 2 Cl Cl2 + 2 e-

Natrium tidak dapat dibuat dengan elektrolisis air laut. Natrium disimpan dalam minyak tanah.

Ø Kegunaan dan senyawanya

a) Dipakai dalam pebuatan ester

b) NACl digunakan oleh hampir semua makhluk

c) Na-benzoat dipakai dalam pengawetan makanan

d) Na-glutamat dipakai untuk penyedap makanan

e) Isi dari lampu kabut dalam kendaraan bermotor

f) NAOH dipakai untuk membuat sabun, deterjen, kertas

g) NAHCO3 dipakai sebagai pengembang kue

h) Memurnikan logam K, Rb, Cs

i) NACO3 Pembuatan kaca dan pemurnian air sadah

j) Mereduksi lelehan KCL, bertujuan untuk memperoleh logam kalium

k) Untuk membentuk Natrium Karbida (Na2C2)

Na + C2H2 Na + C2 Na2C2

6
Ø Keberadaannya di alam dan mineralnya

Dialam unsur natrium terdapat sebagai senyawa garam natrium klorida (NaCl). Garam natrium
klorida merupakan sumber utama untuk memperoleh logamnya. Logam Na yang berasal dari
garamnya ini dapat diperoleh dengan cara elektrolisis. Elektrolisis garam NaCl dilakukan dalam
bentuk lelehannya dengan elektroda karbon. Sementara itu, NaCl sendiri dapat dibuat dengan
cara mereaksikan logam natrium dengan gas klorin sesuai persamaan reaksi:

2Na(S) + Cl 2NaCl(S).

Selain dari garam NaCl, logam Na juga dapat diperoleh dari oksidasinya seperti Na2O atau dari
mineralnya yaitu kriolit (Na3AlF6).

Na dulunya banyak digunakan untuk pembuatan TEL (Tetra Ethyl Lead), yaitu untuk menaikkan
bilangan oktan bahan bakar, tetapi sekarang tidak lagi karena mengandung racun yang
berbahaya bagi lingkungan. Na juga digunakan untuk pengisi lampu penerangan di jalan
maupun di kendaraan. Hal ini dikarenakan emisi warna kuningnya yang mampu menembus
kabut dan dapat digunakan juga sebagai cairan pendingin pada reaktor atom (Sri Lestari, 2004:
23).

b. Magnesium
Magnesium adalah unsur yang sangat melimpah di permukaan bumi, tetapi tidak mudah
membuatnya dalam bentuk unsur. Sumber ko-mersial utama magnesium adalah air laut (0,13%
kadar Mg), dan dapat ditemukan pada dolomit (CaMg(CO3)2) dan karnalit
(KCl.MgCl2.6H2O)(Oxtoby, Gillis, Nachtrieb; Erlangga, 2003: 214).

Ø Sifat fisik magnesium

1. Nomor atom : 12

2. Konfigurasi e- : [Ne] 3s2

3. Massa Atom relatif : 24,305

4. Jari-jari atom : 1,72 Å

5. Titik Didih : 1107 °C

6. Titik Lebur : 651 °C

7
7. Elektronegatifitas : 1,25

8. Energi Ionisasi : 738 kJ/mol

9. Tingkat Oks. Max : 2+

10. Struktur Atom : Kristal Logam

11. Wujud : Padat

12. Merupakan logam yang berwarna putih keperakan

Ø Sifat Kimia

1. Mudah mengalami reaksi oksidasi oleh oksigen di udara membentuk MgO.

2. Oksidasi magnesium mudah larut didalam air membentuk magnesium hidroksida


(Mg(OH)2)

Ø Cara Pembuatannya

Logam magnesium dapat diperoleh dengan cara mengektrolisis lelehan MgCl2 dengan
elektrode karbon. Reaksi elektrolisis tersebut sebagai berikut:

MgCl2 Mg2+ +2Cl-

Katode: Mg2+ + 2e- Mg

Anode: 2Cl- Cl2 + 2e- +

MgCl2 Mg + Cl2

Ø Kegunaan dan senyawanya

Logam magnesium digunakan untuk membuat paduan logam atau aloi. Paduan logam atau aloi
ini dikenal juga dengan nama lakur. Beberapa logam yang banyak digunakan untuk membuat
lakur dengan magnesium adalah Al, Zn, dan Mn. Logam paduan magnesium bersifat ringan
tetapi keras, serta tahan terhadap korosi. Selain itu, kegunaan magnesium yakni:

1. Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen

2. Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum

3. Pemisah sulfur dari besi dan baja

4. Dipakai pada lempeng yang digunakan d industri percetakan

8
5. Untuk membuat lampu kilat

6. Sebagai katalis reaksi organik

7. Untuk antasid (Mg(OH)2), pencahar (MgSO4), bata tahan api (MgO), tapal gigi dan
kosmetik (MgCO3).

Ø Keberadaanya di alam dan mineralnya

Di alam magnesium ditemukan di dalam air laut dan dalam bentuk mineral-mineralnya. Mineral
magnesium yang banyak terdapat di alam yaotu dolomit (CaCO3.MgCO3) dan karnalit
(KCL.MgCl2.6H2O). Selain dalam bentuk mineral, magnesium dapat ditemukan dalam bentuk
garam sulfatnya yaitu MgSO4 dan oksidanya (MgO).

c. Aluminium
Aluminium ialah unsur melimpah ketiga terbanyak dalam kerak bumi (sesudah oksigen dan
silikon), mencapai 8,2% dari massa total. Bijih yang paling penting untuk produksi alu-minium
adalah bauksit, yaitu aluminium oksida terhidrasi yang mengandung 50 – 60% Al2O3, 1 – 20%
Fe2O3, 1 – 10% silika, sedikit logam transisi, dan sisanya air. Sumber bauksit di Indo-nesia di
Bukit Asam (Oxtoby, Gillis, Nachtrieb,2003: 212).

Aluminium diperoleh dengan menggunakan proses Hall-Heroult, sesuai dengan nama


penemunya Charles M. Hall(AS) dan Paul Heroult (Perancis) pada tahun 1886.

Ø Sifat fisik Aluminium

1. Titik leleh 660oC

2. Titik didih 2.400oC

3. Sebagai konduktor panas dan listrik yang baik

4. Kerapatannya 2,7 g/ml

5. Merupakan logam putih keperakan

6. Tahan terhadap korosi karena mampu membentuk lapisan oksida pada permukaannya.
Oleh karenanya dapat mencegah reaksi oksidasi lebih lanjut.

Ø Sifat kimia

1. Aluminium bersifat amfoter sehingga dapat bereaksi dengan asam dan basa.

9
Dengan asam : 2Al + 6HCl 2AlCl3 + 3H2

Dengan basa : 2Al + 2NaOH + 2H2O 2NaAlO2 + 3H2

2. Aluminium merupakan reduktor kuat

Al Al3+ + 3e- EO = 1,66 V

3. Aluminium dalam bentuk bubuk mudah terbakar menghasilkan panas reasi sebesar 399
Kkal.

2Al + 3/2 O2 Al2O3 H = -339 Kkal

Ø Cara pembuatan

Dalam industri, logam aluminium dibuat dengan cara elektrolisis lebburan aluminium oksida.
Cara ini ditemukan oleh Charles Martin Hall pada tahun 1886, sehingga prosesnya dikenal
dengan proses Hall. Oksida yang digunakan berupa bauksit yang dicampur dengan oksida-
oksida lain seperti besi oksida, dan silikon oksida.

Langkah pertama sebelum proses elektrolisis auminium adalah memperoleh aluminium oksida
dari bauksit. Bauksit kotor dicuci dengan larutan NaOH pekat untuk memisahkan Al2O3 dari zat-
zat lain yang ada dalam bauksit. Selanjutnya, larutan yang dihasilkan ditambahkan asam agar
terbentuk endapan (Al(OH)3). Kemudian, endapan Al(OH)3 dipanaskan agar agar terurai
menjadi Al2O3 murni. Leburan aluminium oksida yang diperoleh di elektrolisis.

Saat ini, penggunaan kreolit telah digantikan dengan material-material lain. Material ini
memungkinkan proses berjalan pada suhu rendah. Selain itu, lelehan yang terjadi lebih kecil
kerapatannya dibandingkan dengan lelehan yang terbentuk dari kreolit. Oleh karenanya lelehan
aluminium yang terdapat di dsar sel lebih mudah dipisahkan dari kelebihan campuran antara
Al2O3 dengan material penurunan suhu.

Ø Kegunaan dan senyawanya

1. Banyak dipakai dalam industri pesawat terbang karena aluminium bersifat ringan.

2. Sebagai katalis pada industri plastik

3. Digunakan untuk mereduksi oksida-oksida logam seperti MnO2 dan CrO3.

4. Sebagai thermit, yaitu campuran antara serbuk aluminium dengan oksida besi, digunakan
untuk mengelas baja, karena reaksinya menghasilkan kalor yang cukup tinggi.

2Al + Fe2O3 Al2O3 + 2Fe H = -185 Kkal

10
5. Garam sulfatnya (Al2(SO4)3. 17H2O) digunakan dalam proses pewarnaan di industri
tekstil dan digunakan di industri kertas.

6. Untuk membuat logam campuran agar menghasilkan paduan yang lebih keras, lebih kuat,
dan lebih tahan karat. Contoh:

ü Duralumin (96% Al, 4% Cu) sangat tahan karat

ü Alnico (50% Fe, 20% Ni, 20% Al, 10% Co) Magnet yang sangat kuat

ü Magnalium ( 90% Al, 10% Mg) Membuat pesawat terbang

7. Untuk membuat konstruksi bangunan

8. Dipakai pada berbagai macam aloi

9. Tawas sebagai penjernih air

10. Untuk membuat logam hybrid yang dipakai pada pesawat luar angkasa

11. Membuat berbagai alat masak

12. Menghasilkan permata bewarna-warni: Sapphire, Topaz, dll

Ø Keberadaan di alam dan mineralnya

Di alam aluminium banyak dijumpai dalam bentuk silikat, yaitu aluminium silikat (KalSi3O6)
dengan mineral karolit (Na3AlF6). Aluminium silikat dalam keadaan murni dikenal dengan tanah
liat proselin atau kaolin. Sementara itu, aluminium silikat kurang disebut tanah liat.

Selain dalam bentuk silikat dan mineral, aluminium dapat juga ditemukan dalam bentuk
oksidasinya yaitu Al2O3. Oksida aluminium ini mempunyai berbagai bentuk, diantaranya
sebagai batu permata yang mengandung air dan batu yang sangat kasar. Batu kasar ini dikenal
dengan baukasit.

2. Unsur Semi-logam
Silikon (Si)
Silikon merupakan unsur kedua terbanyak yang terdapat di muka bumi, yaitu sekitar 28%.
Meskipun berlimpah akan tetapi silikon tidak ditemukan dalam bentuk alaminya, melainkan
terdapat dalam mineral silikat dan sebagai silika (SiO2) (Sri Lestari, 2004: 48). Kuarsa

11
merupakan salah satu bentuk kristal SiO2 murni, sedangkan pasir, agata (akik), oniks, opal,
ametis, dan flint merupakan SiO2 dengan suatu bahan pengotor dalam jumlah runut.

Silikon dapat diperoleh dengan cara mencampurkan silika dan kokas (sebagai reduktor) dan
memanaskannya di dalam tanur listrik pada suhu sekitar 3000°C.

Ø Sifat fisik silikon

1. Nomor atom : 14

2. Konfigurasi e- : [Ne] 3s2 3p 2

3. Massa Atom relatif : 28,0855

4. Jari-jari atom : 1,46 Å

5. Titik Didih : 2355 °C

6. Titik Lebur : 1410 °C

7. Elektronegatifitas : 1,74

8. Energi Ionisasi : 787 kJ/mol

9. Tingkat Oks. Max : 4+

10. Struktur Atom : Kristal Kovalen raksasa

11. Engan : Padat

Ø Sifat Kimia Silikon

Silikon bersifat semikonduktor sehingga banyak digunakan untuk membuat transistor,


kalkulator, mikrokomputer, dan serat sel-sel energi matahari. Untuk dapat membuat alat-alat
tersebut diperlukan silikon ultra murni. Silikon murni dapat diperoleh dengan cara mereduksi
campuran pasir dengan gas klorin sambil dipanaskan. Reduksi ini menghasilkan cairan SiCl4
yang titik didihnya cukup rendah (58OC). Selanjutnya SiCl4 yang terbentuk diuapkan dan uap
SiO4 segera direaksikan dengan gas H2 agar tereduksi kembali menjadi silikon yang betul-betul
murni. Persamaan reaksinya:

SiCl4(g) + 2H2(g) T Si(s) + 4HCl(s)

12
Ø Cara Pembuatan

Secara komersial, silikon diperoleh dengan cara mereduksi SiO2. Reaksi reduksi ini dilakukan
dalam tungku pembakaran listrik dengan batang karbon atau kalsium karbida (CaC2). Didalam
tungku ini, batang karbon di aliri alur listrik hingga berpijar sehingga kristal SiO2 tereduksi.
Reaksi yang terjadi adalah SiO2(S) + 2C(s) T Si(s) + 2CO(g)

Selain dengan reduksi SiO2 silikon juga dapat diperoleh dengan cara memanaskan silikon
tertrahalida. Proses pemanasan ini dilakukan pada suhu tinggi dengan menggunakan pereduksi
gas hidrogen. Reaksi yang terjadi:

SiCl4 + 2H2 Si + 4HCl

Ø Kegunaan dan senyawanya

1. Dipakai dalam pembuatan kaca

2. Terutama dipakai dalam pembuatan semi konduktor

3. Digunakan untuk membuat aloi bersama alumunium, magnesium, dan tembaga

4. Untuk membuat enamel

5. Untuk membuat IC

Senyawa-senyawa siikon yang penting yakni:

a. Gelas dan kaca

b. Semen

Ø Keberadaanya di alam dan mineralnya

Dialam silikon ditemukan dalam bentuk mineral. Mineral-mineral silikon yang banyak
ditemukan diantaranya ortoklase (K2O.Al2O3.6SiO2), kaoulin (Al2O3.SiO2.2H2O), atau albit
(Na2O.Al2O3.6SiO2). selain sebagai mineral juga dapat ditemukan sebagai silikat atau sebagai
silikon dioksida (SiO2). Senyawa silikon dioksida dapat ditemui dalam berbagai bentuk
diantaranya pasir kuarsa dan sebagai batu-batuan seperti akik dan opal. Tanah liat yang
digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik juga mengandung silikon. Sementara itu,
senyawa silikon yang berasal dari jasad renik misalnya tanah diatome.

Reaksi: SiO2(l)+ C(s) ⎯--> Si(l)+ 2CO(g)

13
Silikon umumnya digunakan untuk membuat transistor, chips computer, dan sel surya.
Sedangkan berbagai senyawa silikon digunakan di banyak industri. Silika dan silikat digunakan
untuk membuat gelas, keramik, porselin,mdan semen. Silikon yang bereaksi dengan karbon
membentuk karbida (SiC) yang bersifat inert, sangat keras dan tidak dapat melebur, banyak
digunakan dalam peralatan pemotong dan pengampelas. Silika gel bersifat higroskopis sehingga
banyak digunakan untuk pengering dalam berbagai macam produk.

3. Unsur Non-logam
a. Fosforus (P)
Sumber utama dari fosfor adalah batuan fosfat yang dikenal dengan nama apatit,
Ca9(PO4)6.CaF6.

Ada beberapa jenis fosfor, yaitu :

- Fosfor putih, dengan tetrahedral sebagai bentuk molekulnya, lunak, sangat reaktif, dan
beracun. Fosfor jenis ini sering disebut sebagai fosfor kuning karena kadang-kadang berwarna
kekuningan.

- Fosfor merah, bentuk molekulnya belum dapat dipastikan, kurang reaktif, dan tidak
beracun.

- Fosfor hitam (mirip grafit), diperoleh dengan memanaskan fosfor putih di bawah tekanan
pada suhu 550 °C.

e) Fosfor (P)

Ø Sifat-sifat fosfor

Fosfor memiliki dua bentuk alotrop, yaitu fosfor merah dan fosfor putih. Perbedaan sifat antara
fosfor merah dengan fosfor putih dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 1.4 perbedaan Sifat Fosfor Merah dengan Fosfor Putih

No Sifat-sifat Fosfor Merah Fosfor Putih

Bentuk
1 Amorf Tetrahedron
Kristal
Menyublim tanpa
2 Titik didih meleleh pada suhu 280o
420 oC

14
3 Titik lebur >44o C 44,1oC

4 Massa jenis 2,05 – 2,34 g/cm3 1,83 g/cm3


Tidak larut dalam Larutan dalam CS2, atau
5 Kelarutan pelarut eter, terpentin, terpentin tetapi tidak
atau CS2 larut dalam air
6 Sifat racun Tidak beracun Beracun
Sangat reaktif dan harus
7 Kereaktifan Tidak reaktif
disimpan dalam air
Kestabilan
Tidak stabil pada suhu
8 terhadap Stabil terhadap suhu
tertentu
suhu
Sifat dalam
Tidak bersinar dalam
9 keadaan Bersinar dalam gelap
gelap
gelap

Sifat umum dari fosfor yaitu:

a. Fosfor mudah beraksi dengan oksigen (O2) membentukoksidanya. Reaksi yang terjadi: P4
+ 5O2 2P2O5

b. Oksidanya fosfor dengan air membentuk asam fosfat (H3PO4) persamaan reaksinya: P2O5
+ 3H2O 2H3PO4

Ø Pembuatan fosfor

a. Pembuatan fosfor putih

Fosfor putih pertama kali dibuat oleh Hening Brand pada tahun 1669. Ilmuan kimia ini awalnya
mebuat fosfor putih dengan cara memanaskan urine dan pasir kemudian mengkondensasikan
uapnya melalui air. Unsur yang diperoleh dapat mengeluarkan cahaya, sehingga unsur tersebut
dinamakan phosphorus.

Selanjutnya, Wohler memperkenalkan cara modern untuk memperoleh fosfor putih. Caranya
dengan mereduksi kalsium fosfat, pasir dan batang karbon pada suhu 1.300oC dalam tungku
pembakaran listrik. Fosfor yang diperoleh distilasi kemudian dikondensasikan di dalam air
sebagai molekul P4.

Reaksi utama terjadi adalah:

2Ca3(PO4)2 + 6SiO2 + 10C 6CaSiO3 + 10CO + P4

15
Uap P4 dan CO selanjutnya dikondensasi kedalam air hingga diperoleh kristal fosfor putih
murni. Fosfor putih sangat reaktif terhadap oksigen sehingga terbakar dan menghasilkan
gelembung-gelembung. Oleh karena itu fosfor disimpan dalam air.

b. Pembuatan fosfor merah

Fosfor merah dibuat dengan cara memanaskan fosfor putih. Fosfor merah dalam keadaan
murni dapat diperoleh dengan cara kristalisasi larutanya menggunakan Pb. Namun, fosfor
merah sulit diperoleh dalam keadaan murni.

Ø Kegunaan dan senyawanya

Fosfor mempunyai berbagai kegunaan yang bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari.
Kegunaan fosfor tersebut diantaranya sebagai berikut.

a. Digunakan untuk membuat dinding korek dalam indurtri korek api.

b. Untuk membuat asam fosfat

c. Sebagai bahan dasar pada pembuatan pupuk fosfat dan superfosfat, amhopos, atau NPK
di industri pupuk.

d. Dipakai pada proses produksi logam, kaca, dan semen

e. Untuk membuat konstruksi pesawat. Logamnya disebut magnalum

f. Pemisah sulfur dari besi dan baja

g. Dipakai pada lempeng yang digunakan di industri percetakan

h. Untuk membuat lampu kilat

i. Sebagai katalis reaksi organik

Ø Keberadaannya dialam dan mineralnya.

Dialam fosfor ditemukan tidak dalam bentuk keadaan bebas melainkan dalam bentuk senyawa.
Sebagian besar fosfor ditemukan dalam bentuk mineral-mineral apatit seperti Ca9(PO4)6.CaF2,
Ca9(PO4)6.CaCl2, atau Ca9(PO4)6.Ca(OH)2. Selain itu fosfor juga ditemukan dalam mineral
fosforit seperti Ca3(PO4)2. Dalam jasad hidup, fosfor dapat kita jumpai dalam putih telur,
tulang, dan fosfolipid. Keberadaan fosfor dalam bahan-bahan tersebut sebagai senyawa fosfat
berperan penting dalam DNA dan pembentukan membran. Selain itu sennyawa fosfat juga
terdapat dalam tanah pertanian.

16
b. Belerang (S)
Belerang terdapat di muka bumi dalam bentuk bebas maupun senyawa. Belerang padat
mempunyai dua bentuk alotropi, yaitu belerang rombik dan belerang monoklinik. Belerang
yang biasa kita lihat adalah belerang rombik, dengan warna kuning, belerang ini stabil di bawah
suhu 95,5 °C. Bila lebih dari suhu 95,5 °C, belerang rombik akan berubah menjadi belerang
monoklinik yang akan mencair pada suhu 113 °C. Biasanya belerang dijumpai dalam bentuk
mineral sulfida dan sulfat, hidrogen sulfida, maupun senyawa belerang organik.

Belerang dapat diperoleh dengan cara ekstraksi melalui proses Frasch. Belerang yang ada di
bawah tanah dicairkan dengan mengalirkan air super panas (campuran antara air dan uap air
dengan tekanan sekitar 16 atm dan suhu sekitar 160 °C) melalui pipa bagian luar dari suatu
susunan tiga pipa konsentrik. Belerang cair kemudian dipaksa keluar dengan memompakan
udara panas (dengan tekanan sekitar 20 – 25 atm). Setelah itu belerang dibiarkan membeku.
Belerang yang diperoleh dengan cara ini mempunyai kemurnian sampai 99,6%, hal ini
disebabkan karena belerang tidak larut dalam air.

Ø Sifat-sifat belerang

a. Belerang mempunyai dua bentuk alotropi, yaitu belerang monoklin dan belerang
rhombik. Belerang monoklin ditemukan diatas suhu 96oC dan dibawah suhu 96oC belerang
lebih stabil dalam bentuk rhombik. Keadaan seperti ini dinamakan sifat enantiotropi belerang.
Suhu 96oC merupakan suhu peralihan dan pada suhu ini terjadi kesetimbangan dari belerang
monoklin ke belerang rhombik.

b. Larut dalam pelarut-pelarut organik seperti alkohol (C2H5O4), karbon disulfida (CS2), dan
eter (CH3-O-OH3), tetapi tidak larut dalam air.

Ø Pembuatan belerang

a. Cara Frasch

Pembuatan belerang dengan cara Frasch ditemukan oleh seorang ahli mesin Amerika yaitu H.
Frasch pada tahun 1890. Pengolahan belerang dengan cara Frasch dilakukan untuk mengambil
belerang cair dari dalam tanah. Caranya, tanah yang mengandung belerang di bor
menggunakan bor yang terdiri atas pipa-pipa yang mempunyai diameter berbeda dan disusun
secara simetris.

b. Cara Clause

Pengolahan belerang dengan cara Clause menggunakan bahan baku gas asam sulfida (H2S). Gas
H2S dapat diperoleh dari hasil pembakaran kokas. Prosesnya, gas H2S dioksidasikan dengan

17
oksigen agar menghasilkan gas SO2. Gas SO2 yang dihasilkan dicampurkan dengan sebagian gas
H2S sehingga dihasilkan belerang cair.

H2S + 3/2 O2 SO2 + H2O H= -123,9 Kkal

SO2 + 2H2S 3S + 2H2O H= -34,2 Kkal

Ø Kegunaan belerang dan senyawanya

Belerang merupakan salah satu unsur periode ketiga yang mempunyai banyak kegunaan.
Kegunaan belerang tersebut diantaranya sebagai berikut:

a. Sebagai bahan baku pembuatan asam sulfat.

Asam sulfat sangat diperlukan dalam berbagai industri, karena merupakan bahan baku di pabrik
obat, pupuk, detergen, atau pengolahan logam.

b. Sebagai bahan baku pembuatan korek api

c. Sebagai bahan pada proses vulkanisasi karet

d. Seng sulfida digunakan sebagai bahan pelapis pada layar televisi.

Beberapa senyawa belerang yang penting:

a. Belerang dioksida (SO2)

b. Belerang trioksida (SO3)

c. Asam sulfat (H2SO4)

Ø Keberadaan belerang di alam dan mineralnya

Unsur belerang mudah ditemukan, baik dalam keadaan bebas maupun dalam bentuk senyawa.
Dalam bentuk unsur bebas, belerang banyak terdapat di dekat kawah gunung berapi dan ada
sebagian yang berada di dalam tanah. Di indonesia, unsur belerang banyak ditemukan di daerah
Dieng. Sementara itu, dalam bentuk senyawa, belerang dapat ditemukan sebagai sulfida dan
sulfat. Sulfida yang banyak ditemukan yaitu timbal glans (PbS), seng blende (ZnS), tembaga kis
(CuS), dan yang paling banyak yaitu pirit (FeS). Sebagai senyawa sulfat, belerang ditemukan
dalam batu tahu atau gips anhidrit (CaSO4), barium sulfat (BaSO4), dan magnesium sulfat
(MgSO4). Selain ditemukan dalam keadaan bebas dan sebagai sulfida dan sulfat belerang dapat
juag ditemukan dalam hewan sebagai penyusun putih telur dan tanah pertanian.

18
c. Klorin (Cl)
Ø Sifat Fisika klorin

1. Warna: hijau pucat

2. Titik lebur : -101 oC

3. Titik didih : -35 oC

Ø Sifat kimia

1. Klorin merupakan unsur nonlogam yang sangat reaktif terhadap logam.

2. Klorin bereaksi hebat dengan hidrogen dan menghasilkan ledakan jika berada di bawah
sinar matahari. Dalam keadaan gelap reaksi ini berjalan lambat.

3. Dengan asam hipoklorit (HClO), klorin bereaksi sangat lambat. Reaksi ini menghasilkan
oksigen dan ozon.

Cl2(g) + H2O(l) H+(aq) + Cl-(aq) + HclO(aq)

2HclO(aq) 2H+(aq) + 2Cl-(aq) + O2(g)

4. Senyawa-senyawa klorin mempunyai berbagai bilangan oksidasi seperti tabel berikut.

Bilangan oksidasi Contoh senyawa


+7 Cl2O7, NaClO4
+6 ClO3
+5 NaClO3
+4 ClO2
+3 KClO2
+1 ClO2. NaClO
0 Cl2
-1 NaCl
Selain bilangan oksidasi dalam senyawa tersebut, klorin juga dapat mengahsilkan empat macam
asam oksi dengan bilangan oksidasi +7, +5,+3, dan +1. Asam oksi tersebut asam perklorat
(HClO4), asam klorat (HClO3), asam klorit (HClO2), dan asam hipoklorit (HClO).

Ø Pembuatan klorin

a. Elektrolisis larutan garam dapur

19
Dalam perdagangan, klorin diproduksi secara besar-besaran dengan proses elektrolisis larutan
garam dapur. Proses ini menggunakan anode grafit dan katode raksa. Reaksi yang terjadi
sebagai berikut.

Katode (-): 2Cl- Cl2 + 2e-

Anode (+): 2H2O +2e- 2OH- +H2 +

2Cl- + 2H2O Cl2 + 2OH- + H2

b. Mereaksikan klorida dengan MnO2 dalam H2SO4 pekat

Pada proses reaksi ini, MnO2 berfungsi sebagai oksidator.

Reaksi yang terjadi :

MnO2(s) + 2Cl- (aq) + 4H+(aq) Cl2(g) + Mn2+(aq) + 2H2O(l)

Ø Kegunaan klorin dan senyawanya

a. Kegunaan klorin

Dalam kehidupan sehari-hari senyawa klorin memegang peranan penting dalam bidang
industri, pertanian, obat-obatan, dan dirumah tangga. Keguanaan tersebut di antaranya sebagai
berikut.

1. Senyawa natrium hipoklorit (NaHClO3) digunakan sebagai pemutih

2. Sebagai bahan baku pembuatan kapur klorin (CaOCl2) dan kaporit (Ca(OCl)2). Kedua
bahan ini merupakan bahan pengelantang pakaian atau kain, sedangkang kaporit sendiri
digunakan sebagai desinfektan.

3. Kalium klorat (KclO3) digunakan sebagai zat pengoksidasi, bahan-bahan pembuat petasan
atau kembang api, dan bahan untuk membuat kepala korek api.

b. Senyawa-senyawa klorin juga dapat digunakan sebagai pelarut, antiseptik dan plastik.

1. Pelarut

Senyawa klorin yang digunakan sebagai pelarut adalah tetrakloro etena. Bahan ini digunakan
untuk pencucian kering (dry clean), untuk pencucian mesin. Sementara itu, trikloro etena
digunakan untuk tippex sebagai thinner.

20
2. Antiseptik (desinfektan)

Jenis desinfektan yang banyak digunakan saat ini TPT (Trikloro Phenol) dan dettol. Kedua
senyawa ini digunakan sebagai pembersih kamar mandi atau WC. Jenis desinfektan lain yang
sempat di produksi secara besar-besaran adalah DDT ( Dikloro difenit trikloro etana).
Desinfektan ini dapat membunuh nyamuk, kecoa, atau binatang-binatang kecil. Namun DDT
sangat berbahaya bagi hewan dan manusia karena dapat larut dalam lemak dan sulit diuraikan.

3. Plastik

Salah satu jenis plastik dari senyawa klorin yang sangat penting adalah PVC (polivinil klorida).
PVC banyak digunakan untuk membuat jas hujan, pita kaset, isolator listrik, pipa saluran air
(pralon), atau taplak meja.

Ø Keberadaan klorin di alam dan mineralnya

Unsur klorin merupakan salah satu unsur periode ketiga yang bersifat sangat reaktif. Oleh
karena itu, unsur klorin jarang terdapat dalam keadaan bebas di alam, melainkan dalam bentuk
senyawa ion dengan logam-logam. Unsur klorin berbentuk molekul diatomik dan berwujud gas.
Contohnya natrium klorida (NaCl) dalam air laut.

d. Argon (Ar)
Argon ditemukan pertama kali oleh Lord Rayleigh dan William Ramsay. merupakan gas yang
tidak bewarna dan berasa yang keluar dari gunung berapi dan ± 0,93% terdapat diudara. Argon
bersifat tidak reaktif seperti halnya gas mulia yang lain. Argon dapat diperoleh dengan cara
memaskan udarea dengan CaC2. Terdapat sekitar 1% argon di atmosfer. Terbentuk di atmosfer
sebagai akibat dari proses sinar kosmik.

Argon dapat digunakan sebagai pengisi bola lampu karena Argon tidak bereaksi dengan kawat
lampu. Adanya bahan ini membuat logam pijar pada lampu tidak cepat rusak. Dipakai dalam
industri logam sebagai inert saat pemotongan dan proses lainnya. Untuk membuat lapisan
pelindung pada berbagai macam proses. Untuk mendeteksi sumber air tanah dan dipakai dalam
roda mobil mewah.

21
II. Unsur Transisi Periode 4
Pada sistem periodik unsur, yang termasuk dalam golongan transisi adalah unsur-unsur
golongan B, dimulai dari IB – VIIB dan VIII. Sesuai dengan pengisian elektron pada subkulitnya,
unsur ini termasuk unsur blok d, yaitu unsur-unsur dengan elektron valensi yang terletak pada
subkulit d dalam konfigurasi elektronnya.

Pada bagian ini unsur-unsur transisi yang akan dibahas adalah unsur transisi pada periode 4,
yang terdiri dari skandium (Sc), titanium (Ti), vanadium (V), krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe),
kobalt (Co), nikel (Ni), tembaga (Cu), dan seng (Zn).

Secara umum, unsur-unsur transisi periode 4 mempunyai sifat fisik sebagai berikut:
1. Unsur-unsur transisi merupakan unsur logam yang beerwujud padat pada suhu ruangan
dengan ikatan logam yang kuat.
2. Memiliki beberapa bilangan oksidasi kecuali Sc dan Zn.
3. Senyawa yag dibentuk dari unsur transisi memiliki warna yang menarik.
4. Senyawanya dapat ditarik oleh medan magnet (paramagnetik).
5. Unsur transisi dapat membentuk senyawa kompleks dan senyawa koordinasi.
6. Memiliki titik lebur dan titik didih tinggi.

 Sifat Fisika Unsur-unsur Transisi


1. Sifat Logam

Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap, dan penghantar listrik dan
panas yang baik. Perak merupakan unsur transisi yang mempunyai konduktivitas listrik paling
tinggi pada suhu kamar dan tembaga di tempat kedua. Dibandingkan dengan golongan IA dan
IIA, unsur logam transisi lebih keras, punya titik leleh, titik didih, dan kerapatan lebih tinggi. Hal
ini disebabkan karena unsur transisi berbagi elektron pada kulit d dan s, sehingga ikatannya
semakin kuat (Mc. Murry dan Fay, 2000: 867).

Karakteristik Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni Cu Zn
21 22 23 24 25 26 27 28 29
Nomor Atom 4s23 4s23 4s23 4s23 4s23 4s23 4s23 4s23 4s23 30
KonfigurasiElekt d1 d2 d3 d4 d5 d6 d7 d8 d9 4s23d
10
ron 3,0 4.51 6.1 7.19 7.43 7.86 8.9 8.9 8.96
Densitas (g/am3) 1.53 1.66 1.90 1.84 1.24 1.53 1.49 1.45 1.08 7.14
Titik leleh 9 8 0 5 5 6 5 3 3 419.5
Titik didh 2.73 3.26 3.45 2.66 2.15 3.00 2.90 2.73 2.59 905
Kekerasan 0 0 0 5 0 0 0 0 5 2,5
- - - 9.0 5.0 4.5 - - 2,8

22
2. Bilangan Oksidasi

Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1 dan +2, unsur-
unsur logam transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi. Seperti vanadium yang punya
bilangan oksidasi +2, +3, dan +4.

IIIB IVB VB VIB VIIB VIIIB IB IIB


Sc Ti V Cr Mn Fe Co Ni CU Zn
+1 +1
+2 +2 +2 +2* +2* +2 +2* +2* +2*
+3* +3 +3 +3* +3 +3* +3* +3 +3
+4* +4* +4 +4 +4 +4
+5 +5 +5 +5
+6 +6 +6
+7

3. Sifat Kemagnetan

Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik, yaitu para-magnetik, di mana atom,
molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena ada elektron yang tidak
berpasangan pada orbitalnya dandiamagnetik, di mana atom, molekul, atau ion dapat ditolak
oleh medan magnet karena seluruh elektron pada orbitnya berpasangan. Sedangkan pada
umumnya unsur-unsur transisi bersifat paramagnetik karena mempunyai elektron yang tidak
berpasangan pada orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan semakin kuat jika jumlah
elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya semakin banyak. Logam Sc, Ti, V, Cr, dan Mn
bersifat paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn bersifat diamagnetik. Untuk Fe, Co, dan Ni bersifat
feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan paramagnetik hanya saja dalam keadaan padat

4. Titik Leleh dan Titik Didih

Unsur-unsur transisi umumnya memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena ikatan
antaratom logam pada unsur transisi lebih kuat. Titik leleh dan titik didih seng jauh lebih rendah
dibanding unsur transisi periode keempat lainnya karena pada seng orbital d-nya telah terisi
penuh sehingga antaratom seng tidak dapat membentuk ikatan kovalen.

5. Ion Berwarna

Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama menyebabkan timbulnya
warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena elektron dapat bergerak ke tingkat
yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar tampak. Pada golongan transisi, subkulit 3d yang

23
belum terisi penuh menyebabkan elektron pada subkulit itu menyerap energi cahaya, sehingga
elektronnya tereksitasi dan memancarkan energi cahaya dengan warna yang sesuai dengan
warna cahaya yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan dasar.

Misalnya Ti2+ berwarna ungu, Ti4+ tidak berwarna, Co2+ berwarna merah muda, Co3+
berwarna biru, dan lain sebagainya.

Warna Senyawa Logam Transisi dengan berbagai bilangan oksidasi


Unsur +1 +2 +3 +4 +5 +6 +7
Sc - - Tb - - - -
Ti - - ungu Tb - - -
V - Ungu Hijau Biru Merah - -
Cr - Biru Hijau - - Jingga -
Merah Coklat
Mn - Coklat Biru Hijau Ungu
muda tua
Fe - Hijau Kuning - - - -
Merah
Co - Ungu - - - -
muda
Ni - Hijau - - - - -
Cu Tb Biru - - - - -
Zn - Tb - - -

 Sifat-sifat Kimia Unsur-unsur periode keempat

1. Kereaktifan
Dari data potensial elektroda, unsur-unsur transisi periode keempat memiliki harga
potensial elektroda negatif kecuali Cu (E° = + 0,34 volt). Ini menunjukkan logam-logam tersebut
dapat larut dalam asam kecuali tembaga. Kebanyakan logam transisi dapat bereaksi dengan
unsur-unsur nonlogam, misalnya oksigen, dan halogen.
2Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s)

Skandium dapat bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen.


2Se(s) + 6H2O(l) 3H2(g) + 2Sc(OH)3(aq)

2. Pembentukan Ion Kompleks


Semua unsur transisi dapat membentuk ion kompleks, yaitu suatu struktur dimana kation
logam dikelilingi oleh dua atau lebih anion atau molekul netral yang disebut ligan. Antara ion
pusat dengan ligan terjadi ikatan kovalen koordinasi, dimana ligan berfungsi sebagai basa Lewis
(penyedia pasangan elektron).
Contoh: [Cu(H2O)4]2+
[Fe(CN)6] 4+

[Cr(NH3)4 Cl2]+

24
Senyawa unsur transisi umumnya berwarna. Hal ini disebabkanperpindahan elektron
yang terjadi pada pengisian subkulit d denganpengabsorbsi sinar tampak. Senyawa Sc dan Zn
tidak berwarna.

 Unsur-unsur periode keempat


a) Skandium (Sc)
Kelimpahan skandium di kulit bumi sekitar 0,0025%. Di dalam skandium terdapat hanya
sedikit bersama dengan unsur-unsur lantanida. Kandungan unsur ini dalam mineral hanya
berkisar 5 – 30 ppm dan sangat sulit dipisahkan dari mineralnya. Akibatnya, produksi skandium
hanya dalam satuan gram atau kilogram (tidak sampai ton). Oleh karena itu, harganya sangat
mahal sehingga sangat jarang ditemukan dan dimanfaatkan.
Ion Sc3+ tidak berwarna dan bersifat amfoter, mirip dengan Al3+. Skandium memiliki
reaktifitas yang tinggi yang bersifat isotop radioaktif dengan waktu paruh yang singkat.
Skandium -45 merupakan satu-satunya isotop alami yang tidak bersifat radioaktif.
Skandium digunakan sebagai komponen pada lampu berintensitas tinggi. Selain itu,
skandium dapat menghasilkan larutan asam pada proses hidrolisis [Sc(H2O)6]3+ dan membentuk
senyawa Na3ScF6 yang mirip kriolit (Na3AlF6). Sakndium juga dimanfaatkan sebagai bahan
pembentuk gelatin hidroksida (Sc(OH)3) yang bersifat amfoter. Logam skandium dibuat dengan
elektrolisis cairan ScCl3 yang dicampurkan dengan klorida-klorida lain.

b) Titanium (Ti)
Kelimpahan titanium dikulit bumi cukup banyak sekitar 0,6%. Selain rutil dan ilmenit,
mineral yang mengandung titanium yaitu perovskite (CaTiO3) dan titanit (CaTiOSiO4). Densitas
titanium rendah, kekuatan strukturnya tinggi pada suhu tinggi, dan tahan terhadap korosi
(karat). Oleh karena itu titanium banyak digunakan dalam industri pesawat terbang, mesin
turbin, dan peralatan kelautan.
Titanium juga bersifat amfoter, inert, putih cerah, tidak tembus cahaya, dan tidak
beracun (nontoksik). Sifat-sifat ini dimanfaatkan untuk membuat pemutih dan pengilap kertas,
pigmen putih dalam cat, keramik, kosmetik, kaca, plastik, dan bahan-bahan lain dalam industri
kimia.
Logam titan (Ti) diperoleh dengan jalan mengalirkan gas klorin pada TiO 2 sehingga
terbentuk TiCl4. Reaksikan
TiO2(s) + 2C(s) + 2Cl2(g) TiCl4(s) + 2CO(g)

TiCl4 yang terjadi direduksi dengan logam Mg pada suhu tinggi yang bebas oksigen.
Reaksinya :
TiCl4(s) + 2Mg(s) Ti(s) + 2MgCl2(s)

c) Vanadium (V)
Vanadium dikulit bumi terdapat 0,02%. Meskipun sedikit vanadium tersebar luas di
alam. Vanadium juga dapat diperoleh dari pembakaran oksidanya berupa vanadium
pentaoksida (V2O5) digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam sulfat dalam proses

25
kontak. Sementara itu, vanadium dalam bentuk logam campuran (aliase) dengan besi
menghasilkan ferovanadium yang bersifat keras, kuat, dan tahan korosi. Oleh karena itu,
ferovanadium banyak digunakan dalam pembuatan peralatan tehknik yang tahan getaran,
misalnya pegas, per mobil, pesawat terbang, dan kereta api.
Ferovanadium dihasilkan dari reduksi V2O5 dengan campuran silikon (Si) dan besi (Fe).
Reaksinya:
2V2O5(s) + 5Si(s) +Fe(s) 4V(+Fe)(s) + 5SiO2(s)
Ferofanadium

Senyawa SiO2 ditambah dengan CaO menghasilkan suatu terak CaSiO3 yaitu bahan yang
dihasilkan selama pemurnian logam. Reaksinya:
SiO2(s) + CaO(s) CaSiO3(s)
Terak

d) Krom (Cr)
Kelimpahan krom di kulit bumi hanya 0,0122%. Meskipun demikian krom banyak
digunakan dalam industri logam karena merupakan komponen paling penting. Logam krom
reaktif terhdapa oksigen dan membentuk oksida yang berupa lapisan tipis dipermukaan logam.
Lapisan tersebut melindungi logam dari oksidasi lebih lanjut. Oleh karena itu, logam krom
banyak digunakan untuk melapisi logam lain agar tahan karat secara elektroplating, misalnya
nikrom pada alat pemanas (stainless steel) mengandung 18% krom. Selain itu krom juga
digunakan sebagai bahan dasar dalam industri baja sehingga dihasilkan baja yang lebih kuat dan
mengkilap.
Kromit (FeCr2O4) direduksi oleh karbon menghasilkan ferokrom. Reaksinya:
FeCr2O4(s) + 4C(s) Fe(s) +2Cr(s) + 4CO(s)
Ferokrom

Logam krom dibuat menurut proses Goldschmidt dengan jalan mereduksi Cr 2O3 dengan
logam aluminium. Reaksinya :
Cr2O3(s) + 2Al(s) Al2O3(s) + 2Cr(s)

Biloks Senyawa
+2 CrX2
+3 CrX3, Cr2O3, dan Cr(OH)3
+6 K2Cr2O7, Na2CrO4, dan CrO3
e) Mangan (Mn)
Mangan terdapat dialam dalam jumlah melimpah. Selin dalam bentuk mineral pirolusit
mangan terdapat di alam dalam bentuk spat mangan (MnO3), dan manganit (Mn2O3H2O).
Mangan bayak digunakan pada industri baja sebagai campuran (alloy) mangan dengan
besi yang disebut feromangan. Feromangan digunakan sebagai bahan pembuat mesin dan alat
berat karena sifatnya yang sangat keras, kuat, dan tahan gesekan. Selain itu, mangan dalam
bentuk senyawa MnO2 digunakan pada baterai kering.

26
Pembuatan feromangan dilakukan dengan mereduksi MnO2 dengan campuran besi
oksida dan karbon.
Reaksinya :
MnO2(s) + Fe2O3(s) + 5C(s) 2Fe(s) + Mn(s) + 5CO(s)
Feromangan

Pada proses ini mangan dalam baja feromangan berfungsi untuk mengikat oksigen agar
pada proses penuangan tidak terjadi gelembung-gelembung udara yang menyebabkan baja
kropos (berongga di dalamnya).
Logam mangan murni dibuat dengan proses alumino thermi seperti pembuatan logam krom.
Reaksinya :
Tahap 1 : 3MnO2(s) Mn3O4(g) + O2(g)
Tahap 2 : 3Mn3O4(s) + 8Al(s) 9Mn(s) + 4Al2O3(s)
Biloks Senyawa
+2 Mn(OH)2, MnS, MnSO4, dan MnCl2
+4 MnO2
+7 KMnO4

f) Besi (Fe)
Kelimpahan besi dialam menempati urutan ke empat terbanyak di kulit bumi. Besi
merupakan logam yang sangat penting dalam industri sehingga logam besi paling banyak
kegunaan dalam kehidupan sehari-hari.
Besi bersifat feromagnetik. Oleh karena itu, banyak oksida besi digunakan sebagai
perangkat elektronik, memori komputer dan pita rekaman. Kompleks besi juga berperan
penting dalam proses biologis, diantaranya untuk membentuk haemoglobin dalam darah dan
klorofil pada tanaman.
Besi murni bersifat lunak, liat, dan cukup reaktif. Oleh karena itu, besi selalu dipadukan
dengan logam lain membentuk aliase, misalnya baja atau stainless steel agar lebih keras. Baja
dibuat dari besi kasar yang di tambah Mn, Cr, Ni, atau unsur lain sesuai dengan tujuan
penggunaan baja tersebut.
Biloks Senyawa
+2 FeS, FeSO4.7H2O, dan K4Fe(CN)6
+3 FeCl3, Fe2O3, K3[Fe(CN)6], dan Fe(SCN)3
Campuran +2 dan +3 Fe3O4 dan KFe[Fe(CN)6]

g) Kobalt (Co)
Kobalt bersifat mirip dengan nikel. Kobalt bersama-sama dengan nikel terdapat dalam
senyawa besi. Unsur kobalt tidak reaktif, namun stabil terhadap panas. Kobal digunakan untuk
membuat paduan logam. Campuran besi kobalt mempunyai sifat tahan karat. Alinico

27
merupakan paduan aluminium, nikel, kobalt, dan tembaga yang bersifat magnet kuat. Kobalt
juga banyak dimanfaatkan dalam pembuatan mesin jet, mesin turbin, peralatan tahan panas.
Isotop radioaktif kobalt (Co -60) berguna dalam pengobatan kanker.
Ion Co2+ dalam bentuk larutan digunakan sebagai bahan tinta yang tidak berwarna
sementara itu, kertas yang mengandung ion Co2+ digunakan untuk mendeteksi perubahan
cuaca. Jika cuaca lembab (akan turun hujan), kertas berwarna merah karena mengandung ion
Co2+. Jika cuaca cerah kertas berwarna biru karena mengandung ion Co3+.
Biloks Senyawa
+2 CoSO4, [Co(H2O)6]Cl2, [Co(H2O)6](NO3)2, dan CoS
+3 CoF3, Co2O3, K3[Co(CN)6], dan [Co(NH3)6]Cl3

h) Nikel (Ni)
Nikel merupakan logam putih mengkilap seperti perak dan dijadikan sebagai penghantar
panas atau listrik yang baik. Selain dalam bentuk senyawa mineral, nikel juga dijumpai sebagai
senyawa kompleks, misalnya [Ni(NH3)6]Cl2 dan [Ni(NH3)6]SO4 yang digunakan dalam
elektroplating.
Nikel juga berfungsi untuk melapisi logam agar tahan karat dan sebagai campuran
logam, misalmonel (paduan 60% Ni, 40% Cu, dan sedikit Fe, Mn, Si, C) dan alnico. Serbuk nikel
biasa digunakan sebagai katalis dalam reaksi reduksi senyawa hidrokarbon, contohnya proses
hidrogenasi lemak pada pembuatan margarin. Nikel (III) oksida (Ni2O3) digunakan dalam sel
Edison.
Biloks Senyawa
+2 NiCl2, [Ni(H2O)6]Cl2, NiS, NiO, Co2O3, [Ni(H2O)6]SO4

i) Tembaga (Cu)
Di alam tembaga terdapat dalam bentuk bijih tembaga. Sekitar 80% tembaga diperoleh
sebagai sulfida. Namun, adapula yang ditemukan dalam keadaan bebas. Tembaga merupakan
logam yang berwarna kemerahan. Logam ini termasuk penghantar panas dan listrik yang baik.
Oleh karena itu, tembaga banyak digunakan sebagai kabel listrik (alat-alat elektronik). Tembaga
juga mudah ditempa dan bercampur dengan emas sehingga digunakan pada pembuatan
kerajinan.
Tembaga juga banyak digunakan untuk membuat paduan logam seperti kuningan
(tembaga dan seng), perunggu (tembaga dan timah), monel, alnico, dan sebagainya. Kegunaan
tembaga lainnya sebagai berikut.

1. Menguji kemurnian alkohol dengan memasukkan serbuk putih CuSO4 ke dalam alkohol yang
mengandung air. Serbuk putih menjadi biru karena mengikat air. Reaksinya :
CuSO4 + 5H2O CuSO4.5H2O

28
Putih biru

2. Membuat rayon/sutra buatan dengan melarutkan selulosa ke dalam larutan Schweitsern


(larutan ion kompleks kupri tetrain [Cu(NH3)4]2+dari Cu(OH)2 yang dilarutkan dalam larutan
NH4OH).
3. Mematikan serangga atau hama tanaman menggunakan bubur bordeaux (campuran
Cu(OH)2 + CaSO4 yang dibuat dari CuSO4 + Ca(OH)2).
4. Menguji sifat pereduksi dari senyawa yang mengandung gugus aldehid/alkanal.

Tembaga dapat diidentifikasikan dengan cara mengaliri gas H2S pada senyawa yang
meengandung Cu2+, sehingga menghasilkan endapan yang berwarna hitam. Reaksinya:
Cu2+(aq) + H2S(g) Cu(s) + 2H+(aq)
Hitam

Biloks Senyawa
+1 Cu2O, Cu2S, dan CuCl
+2 CuO, CuSO4.5H2O, CuCl2.2H2O, dan [Cu(H2O)6](NO3)2

j) Seng (Zn)
Seng merupakan unsur terakhir pada deret logam transisi periode keempat. Seng
digunakan sebagai logam pelapis besi agar tahan karat. Seng juga berguna untuk paduan logam
(misal kuningan), zat antioksidan pada pembuatan ban mobil, bahan pembuatan cat putih, dan
bahan untuk melapisi tabung gambar televisi karena dapat berfluoresensi (mengubah berkas
elektron menjadi cahaya tampak). Lembaran seng dapat dimanfaatkan sebagai atap bangunan.
Pembuatan logam seng dilakukan dengan pemanggangan seng sulfida (ZnS) kemudian
oksida seng direduksi dengan karbon pijar. Reaksinya :
2ZnS(s) + 3O2(g) 2ZnO(s) + 2SO2(g)
ZnO(s) + C(s) Zn(g) + CO(g)
Proses ini berlangsung pada suhu ± 1.200oC. seng dalam bentuk gas dikondensasikan
menjadi debu seng.

Diantara beberapa unsur transisi, logam besi dan tembaga merupakan unsur transisi
yang banyak terdapat di alam. Berikut ini proses pengolahan 2 logam tersebut:
1. Proses pengolahan Besi
Proses pengolahan bijih besi untuk menghasilkan logam besi dilakukan dalam tanur tinggi.
Prinsip kerjanya dengan mereduksi oksida besi dengan gas karbon monoksida.

2. Pengolahan Tembaga
Proses pengolahan tembaga diawali dengan pemanggangan kalkopirit (CuFeS 2) atau bijih
tembaga lain. Hasil pemanggangan dioksidasi dalam oksigen.

29
Tembaga yang dihasilkan dimurnikan secara elektrolisis dan flotasi. Pemurnian tembaga
dengan elektrolisis dilakukan dengan menempatkan tembaga kotor di anode menggunakan
larutan elektrolit CuSO4 sehingga tembaga murni akan diperoleh di katode.

Beberapa kegunaan unsur-unsur transisi :

- Skandium, digunakan pada lampu intensitas tinggi.

- Titanium, digunakan pada industri pesawat terbang dan industri kimia (pemutih kertas,
kaca, keramik, dan kosmetik).

- Vanadium, digunakan sebagai katalis pada pembuatan asam sulfat.

- Kromium, digunakan sebagai plating logam-logam lainnya.

- Mangan, digunakan pada produksi baja dan umumnya alloy mangan-besi.

- Besi, digunakan pada perangkat elektronik.

- Kobalt, digunakan untuk membuat aliansi logam.

- Nikel, digunakan untuk melapisi logam supaya tahan karat, membuat monel.

- Tembaga, digunakan pada alat-alat elektronik dan perhiasan.

- Seng, digunakan sebagai bahan cat putih, antioksidan pada pembuatan ban mobil, dan
bahan untuk melapisi tabung gambar televisi.

 Kelimpahan unsur-unsur periode Keempat dialam dan mineralnya


Unsur-unsur transisi periode keempat di alam sebagian besar ditemukan dalam bentuk
senyawa oksida dan sulfida. Hal itu terjadi karena unsur-unsur transisi periode keempat sangat
mudah teroksidasi dan mempunyai afinitas yang cukup besar terhadap oksigen dan belerang.
Selain itu, okisigen dan belerang termasuk unsur-unsur yang sangat reaktif terhadap logam dan
tersebar di kerak bumi.

Keberadaan unsur-unsur transisi periode keempat di Indonesia


Unsur Mineral Rumus Kimia Daerah
Sc Thortveitite Sc2Si2O -
Rutil TiO2 -
Ti
Ilmenit FeTiO3 -
V Vanadit Pb3(VO4)2 -
Cr Kromit FeCr2O4 Sulawesi Tengah
Pirolusit MnO2 Kalimantan Barat,
Mn
Manganit Mn2O3.H2O Yogyakarta

30
Hematitit Fe2O3 Kalimantan Barat
Magnetit Fe3O4 Sumatera Barat
Fe Limonit Fe2O3.H2O Sumatera Selatan
Siderit FeCO3 Sulawesi Tengah
Pirit FeS2 Sulawesi Tengah
Kobaltit CoAsS Sulawesi Tengah
Co
Smaltit COAs2 Sulawesi Tenggara
Pentlandite (FeNi)S
Sulawesi Tengah
Ni Garnerit H2(NiMg)SiO4.2H2O
Sulawesi Tenggara
Kalkopirit CuFeS2 Kalimantan Barat
Cu malasit Cu2(OH)2CO3 Papua
Kalkosit Cu2S Sumatera Barat
Seng blende/ ZnS Sumatera Barat
Zn sphalerite
Calamine ZnCO3 Sulawesi Tengah

III. Unsur Radioaktif


Radioaktif adalah zat yang mengandung inti yang tidak stabil. Pada tahun 1903,Ernest
Rutherford mengemukakan bahwa radiasi yang dipancarkan zat radioaktif dapat dibedakan
menjadi dua jenis berdasarkan muatannya. Radiasi yang bermuatan positif disebut sinar alfa,
sedangkan yang bermuatan negatif disebutsinar beta. Kemudian ditemukan sinar ketiga yang
tidak bermuatan dan diberi nama sinar gama, penemunya Paul U. Vilard.

1. Sinar Radioaktif
Sinar-sinar radioaktif mempunyai sifat-sifat :

- Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis.

- Dapat mengionkan gas yang disinari.

- Dapat menghitamkan pelat film.

- Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar (fluoresensi).

- Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar, yaitu sinar α, β, dan γ.

a. Sinar Alfa (α )

Sinar alfa merupakan inti helium (He) dan diberi lambang atau .

31
Sinar α memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

- bermuatan positif sehingga dalam medan listrik dibelokkan ke kutub negatif;

- daya tembusnya kecil (α < β < γ);

- daya ionisasi besar (α > β > γ).

b. Sinar Beta (β)

Sinar beta merupakan pancaran elektron dengan kecepatan tinggi dan diberi lambang atau .
Sinar beta memiliki sifat-sifat:

- bermuatan negatif sehingga dalam medan listrik dibelokkan ke kutub positif;

- daya tembusnya lebih besar dari α;

- daya ionisasinya lebih kecil dari α.

c. Sinar Gamma

Sinar gamma merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang pendek
dan diberi lambang . Sinar γ memiliki sifat-sifat:

- tidak bermuatan listrik, sehingga tidak dipengaruhi medan listrik;

- daya tembusnya lebih besar dari α dan β;

- daya ionisasi lebih kecil dari α dan β.

Selain sinar α, β dan γ unsur radioaktif juga memancarkan partikel yang lain, misalnya positron
(elektron positif) , neutron , proton , detron dan triton .

2. Stabilitas Inti
Dalam inti atom terdapat proton dan neutron yang disebut nukleon (partikel penyusun inti).
Suatu inti atom (nuklida) ditandai jumlah proton dan jumlah neutron. Secara umum nuklida
dilambangkan dengan:

Kestabilan inti ditentukan oleh imbangan banyaknya proton dan neu-tron, karena neutron
dalam inti berfungsi menjaga tolak-menolak antarproton. Untuk unsur yang kecil, jumlah
neutron sama atau sedikit lebih banyak dari pada proton. Untuk unsur yang berat jumlah
neutron lebih banyak daripada proton. Nuklida yang stabil dengan nomor atomterbesar 83
yaitu , sedangkan nuklida dengan Z > 83 tidak stabil.

32
Stabilitas inti dapat digambarkan sebagai pita kestabilan (stability belt) sebagai berikut:

Sampai dengan nomor atom 80 inti-inti stabil semakin besar angka banding neutron dengan
proton. Inti adalah inti stabil terberat yang angkabanding neutron-protonnya adalah 1.Inti yang
tidak stabil (bersifat radioaktif) memiliki perbandingan n/p di luar pita kestabilan, yaitu:

- di atas pita kestabilan

- di bawah pita kestabilan

- di seberang pita kestabilan

3. Penggunaan Radioaktif
a. Sebagai Peranut

1). Bidang Kedokteran

Digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit, antara lain(Martin S.
Silberberg, 2000: 1066):

- 24Na, mendeteksi adanya gangguan peredaran darah.

- 59Fe, mengukur laju pembentukan sel darah merah.

- 11C, mengetahui metabolisme secara umum.

- 131I, mendeteksi kerusakan pada kelenjar tiroid.

- 32P, mendeteksi penyakit mata, liver, dan adanya tumor.

2). Bidang Industri

Digunakan untuk meningkatkan kualitas produksi, seperti pada:

- Industri makanan, sinar gama untuk mengawetkan makanan, membunuh


mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan pada sayur dan buah-buahan.

- Industri metalurgi, digunakan untuk mendeteksi rongga udara pada besi cor, mendeteksi
sambungan pipa saluran air, keretakan pada pesawat terbang, dan lain-lain.

- Industri kertas, mengukur ketebalan kertas.

- Industri otomotif, mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja.

3). Bidang Hidrologi

33
- 24Na dan 131I, digunakan untuk mengetahui kecepatan aliran air sungai.

- Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.

- 14C dan 13C, menentukan umur dan asal air tanah.

4). Bidang Kimia dan Biologi

Digunakan untuk analisis penelusuran mekanisme reaksi kimia, seperti :

- Dengan bantuan isotop oksigen–18 sebagai atom perunut, dapat ditentukan asal molekul
air yang terbentuk.

- Analisis pengaktifan neutron.

- Sumber radiasi dan sebagai katalis pada suatu reaksi kimia.

- Pembuatan unsur-unsur baru.

Dalam bidang biologi di gunakan untuk :

- Mengubah sifat gen dengan cara memberikan sinar radiasi pada gen-gen tertentu.

- Menentukan kecepatan pembentukan senyawa pada proses fotosintesis menggunakan


radioisotop C–14.

- Meneliti gerakan air di dalam batang tanaman.

- Mengetahui ATP sebagai penyimpan energi dalam tubuh dengan menggunakan


radioisotop 38F.

5). Bidang Pertanian dan Peternakan

Dalam bidang pertanian digunakan untuk :

- 37P dan 14C, mengetahui tempat pemupukan yang tepat.

- 32P, mempelajari arah dan kemampuan tentang serangga hama.

- Mutasi gen atau pemuliaan tanaman.

- 14C dan 18O, mengetahui metabolisme dan proses fotosintesis.

Dalam bidang peternakan digunakan untuk :

- Mengkaji efisiensi pemanfaatan pakan untuk produksi ternak.

34
- Mengungkapkan informasi dasar kimia dan biologi maupun antikualitas pada pakan
ternak.

- 32P dan 35S, untuk pengukuran jumlah dan laju sintesis protein di dalam usus besar.

- 14C dan 3H, untuk pengukuran produksi serta proporsi asam lemak mudah menguap di
dalam usus besar.

b. Sebagai Sumber Radiasi

1). Bidang Kedokteran

Digunakan untuk sterilisasi radiasi, terapi tumor dan kanker.

2). Bidang Industri

Digunakan untuk :

- Perbaikan mutu kayu dengan penambahan monomer yang sudah diradiasi, kayu menjadi
lebih keras dan lebih awet.

- Perbaikan mutu serat tekstil dengan meradiasi serat tekstil, sehingga titik leleh lebih
tinggi dan mudah mengisap zat warna serta air.

- Mengontrol ketebalan produk yang dihasilkan, seperti lembaran kertas, film, dan
lempeng logam.

- 60Co untuk penyamakan kulit, sehingga daya rentang kulit yang disamakdengan cara ini
lebih baik daripada kulit yang disamak dengan cara biasa.

Dampak negatif dari radiasi zat radioaktif, antara lain :

- Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat radioaktif
dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan kekebalan tubuh.

- Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar kelamin dapat mengakibatkan


kemandulan dan mutasi genetik pada keturunannya.

- Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah putih,
sehingga mengakibatkan penyakit leukimia.

- Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis berbentuk lokal

- dengan tanda kerusakan kulit, kerusakan sel pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem
saraf.

35
36

Anda mungkin juga menyukai