Anda di halaman 1dari 40

Kelompok 3 B

Tsamratul Layyinah 11161020000027

Gianika Frakastiwi 11161020000028

SAMPLE URIN
Hapsah Agustina 11161020000029

Rahmanita Novitasari 11161020000034

Eka Putri A. 11161020000043

Dimas Ihza Febrian 11161020000045

Maghfira Deswita 11151020000078

Rahma Shiamiati 11161020000083

Nurul Aisyi Rofida 111610200000


MACAM-MACAM
SAMPLE URIN
Urin

Urin adalah Cairan yang mengandung berbagai hasil buangan dari


metabolisme, terutama urea dan berbagai senyaawa nitrogen lainnya yang telah
difiltrasi dari darah oleh ginjal manusia
Ekskresi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah
dan untuk menjaga homeostasis cairan dalam tubuh. Urin ditampung dalam
kandung kemih dan dieksresikan melalui uretra.
Komposisi Dalam Darah 
Komposisi zat dalam urine bervariasi tergantung jenis makanan dan minuman
yang dikonsumsi.
Urin Sewaktu dan Urin Post 
Prandial 
 Urin Sewaktu
Adalah urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan dengan
khusus, urine sewaktu ini cukup baik untuk pemeriksaan rutin yang menyertai
pemeriksaan badan tanpa pendapat khusus. (R. Gandasoebrata, 2006)
 Urin Post Prandial
Adalah urine yang pertama kali dilepaskan 1 ½ - 3 jam sehabis makan. Urine ini
berguna untuk pemeriksaan terhadap glukosuria. (Pusdiknakes, 1989)
Urin Pagi 

 Urin pagi adalah urin yang pertama-tama dikeluarkan pada pagi hari setelah
bangun tidur.
 untuk mengevaluasi kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan urine selama
dehidrasi normal yang terjadi saat tidur.
 Urin ini lebih pekat dari urine yang dikeluarkan siang hari, jadi baik utuk
pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein, tes kehamilan, dan lain-lain.
(Pusdiknakes, 1989)
Urin Double Voided 

Spesimen yang diperoleh setelah pengosongan kandung kemih pertama dan


menunggu sampai terjadi kekosongan kedua untuk mengumpulkan spesimen
tersebut.
Urin ini sangat berguna untuk glukosa sebagai spesimen yang telah
dipertahankan di kandung kemih selama berjam-jam (semalaman) mungkin tidak
secara akurat mencerminkan kadar glukosa pada saat spesimen diambil.
Urin 24 Jam 

Urine yang dikumpulkan selama 24 jam. Urine yang pertama keluar dari jam 7
pagi dibuang, berikutnya ditampung termasuk juga urine jam 7 pagi esok harinya.
(R. Gandasoebrata, 2006)
Urin 3 Gelas dan Urin 2 Gelas 
Pada Laki­laki
 Urine ini dipakai pada pemeriksaan urologi yang dimaksudkan untuk
mendapatkan gambaran tentang letaknya radang atau lesi yang mengakibatkan
adanya nanah atau darah dalam urine laki-laki.
 Urine 3 gelas adalah urine yang waktu keluar lngsung ditampung ke dalam 3
gelas sedimen (gelas yang dasarnya menyempit) tanpa menghentikan aliran
urinnya. Ke dalam gelas pertama ditampung 20-30 ml urin berikutnya, beberapa
ml terakhir ditampung dalam gelas ketiga.
 Untuk mendapatkan urine 2 gelas, caranya sama seperti urine 3 gelas, dengan
perbedaan: gelas ketiga ditiadakan dan kedalam gelas pertama ditampung 50-
70 ml urine. (R. Gandasoebrata, 2006).
URINALISIS
Pengertian Urinalisis

Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan
diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis
penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan
tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum
Sifat – Sifat Urin Normal

1. Volume urine normal orang dewasa 600 – 25000 ml/ hari


2. Berat jenis berkisar antara 1,003 – 1,030
3. Reaksi urine biasanya asam dengan pH kurang dari 6(berkisar 4,7 – 8).
4. Warna urine normal adalah kuning pucat atau ambar
5. Urine segar beraroma sesuai dengan zat – zat yang dimakannya.
Unsur – Unsur Normal Dalam 
Urin 
Urea yang lebih dari 25 – 30 gram
Klorida, terutama diekskresikan sebagai natrium
dalam urine.
klorida
Amonia, pada keadaan normal terdapat
Sulfur, berasal dari protein yang mengandung sulfur
sedikit dalam urine segar
dari makanan
Kreatinin dan keratin, normalnya 20 – 26 mg/kg pada
Fosfat di urine adalah gabungan dari natrium dan
laki – laki, pada perempuan 14 – 22 mg/kg.
kalium fosfat
Asam urat, adalah hasil akhir terpenting oksidasi
 Mineral, natrium, kalsium, kalium dan magnesium
purine dalam tubuh
ada sedikit dalam urine
Asam amino, hanya sedikit dalam urine
Vitamin, hormone, dan enzim ditemukan dalam
urine dengan jumlah kecil.
 Oksalat dalam urine rendah
Hal – Hal Yang Diperiksaa Saat 
Urinalisis

1. Pengumpulan Spesimen Urine


2. Volume
3. SG (Specific Gravity atau Berat Jenis)
4. Osmolalitas
5. Warna
6. pH
7. Glukosa
8. Protein
9. Lekosit
10. Bilirubin
PENGUMPULAN
SPESIMEN URIN
A. Urin pagi
– Persiapan pasien, puasa ( 10 -12 jam)
– Yang dipakai urin pagi sama dengan urin yang dikemihkan pertama kali setelah bangun tidur
pagi ( sebelum makan dan minum )
– Tempat penampungan cukup bersih dan kering, tidak perlu steril
– Untuk pemeriksaan urin rutin lengkap diperlukan sekitar 10 mL sampel urin
– Cara pengambilan : urin diambil secara midstream, yaitu pasien disuruh kemih sedikit dan urin
dibuang, lalu ditampung secukupnya urin yang dikemihkan selanjutnya, sisa urin yang
dikemihkan kemudian dibuang lahi.
– Cara pengiriman : sampel urin sebaiknya dikirimkan secepat mungkin, sebab untuk
mendapatkan hasil pemeriksaan urin rutin yang baik urin harus diperiksa paling lambat 1 -3 jam
setelah dikemihkan.
B. Urin tampung 24 jam : untuk pemeriksaan secara kuantitatif
C. Urin 2 jam setellah makan : untuk pemeriksaan reduksi
D. Urin siang/sore hari : untuk pemeriksaan urobilinogen
E. Urin sewaktu : dapat dipakai untuk screening test, sampel ini sebenarnya tidak banyak membantu
memberikan informasi karena urin terlalu encer.
VOLUME & SPESIFIC
GRAVITY URIN
Volume & Spesific Gravity

Volume urine normal adalah 750-2.000 ml/24hr. Pengukuran volume ini pada
pengambilan acak (random) tidak relevan. Karena itu pengukuran volume harus
dilakukan secara berjangka selama 24 jam untuk memperoleh hasil yang akurat.
Specific gravity urin menunjukkan proporsi relative dari komponen-komponen
pada yang larut pada keseluruhan volume spesimen tersebut. Specific gravity
menunjukkan tingkat konsentrasi spesimen tersebut. Specific gravity mengukur
kemampuan konsentrasi dan ginjal yang berdilusi. Pemeriksaan berat jenis ini
dapat dilakukan untuk mengevaluasi penyakit ginjal pasien.
Nilai Normal 

Specific gravity urin berkisar dari 1,001-1,030 dan menunjukan kemampuan


pemekatan yang baik, hal ini dipengaruhi oleh status hidrasi pasien dan konsentrasi
urin
Nilai ini dipengaruhi sejumlah variasi, antara lain umur. Berat jenis urin dewasa
berkisar pada 1.016-1.022, neonatus (bayi baru lahir) berkisar pada 1.012, dan bayi
antara 1.002 sampai 1.006. Urin pagi memiliki berat jenis lebih tinggi daripada urin
di waktu lain, yaitu sekitar 1.026.
Nilai Abnormal 
 Specific Gravity Rendah
Diabetes insipidus, sebuah penyakit yang disebabkan oleh tidak adanya atau pelemahan pemfungsian
normal dari antidiuretic hormone (ADH), adalah paling terkemuka dan contoh kemampuan konsentrasi yang
kurang efektif. Penyakit ini dicirikan dengan volume urin yang besar dari specific gravity yang rendah.
Specific gravity pada kasus-kasus seperti ini biasanya berkisar antara 1.001-1.003.
Specific gravity yang rendah mungkin juga terjadi pada pasien dengan glomerulophritis,
pyelenephritis dan berbagai kelainan ginjal. Pada kasus-kasus seperti ini, ginjal tersebut telah kehilangan
kemampuannya untuk menghimpun atau mengkonsentrasikan urin karena kerusakan tubular.
 Specific Gravity Tinggi
Nilai Specific Gravity yang tinggi biasanya terjadi pada pasien diabetes (glukosuria), proteinuria > 2g/24
jam, radio kontras, mannitol, dekstran dan preginjal azotemia. Specific gravity tinggi, memungkinkan ada
kehilangan air yang berlebihan seperti berkeringat, demam, muntah dan diare.
Jumlah yang lebih tinggi dari beberapa unsur pokok urin khususnya glukosa dan protein, meningkatkan
Specific gravity menghasilkan pengukuran yang naik sampai 1.050 atau lebih pada urin dari beberapa
pasien dengan diabetes militus atau nephrosis. Specific gravity meningkat 0,004 untuk setiap 1 % glukosa
pada urin dan 0,003 untuk setiap 1% protein dalam larutan.
OSMOLALITAS & NILAI
NORMAL RATA-RATA
URIN
Osmolalitas 

Osmolalitas urin adalah pengukuran konsentrasi urin yang lebih pasti daripada Specific
gravity. Osmolalitas tergantung pada jumlah partikel larut pada sebuah unit larutan,
sedangkan Specific gravity tergantung pada baik kuantitas partikel dalam larutan maupun
keadaan partikel dalam larutan. Partikel yang besar dan padat seperti gula, protein dan
dyes intraneous meningkatkan Specific gravity urin dengan tidak seimbang lebih daripada
osmolalitas.
Pengukuran osmolalitas dari sebuah larutan adalah ukuran dari sejumlah osmols pada
satu kilogram larutan. Jadi, itu adalah ukuran dari sejumlah partikel dalam berat yang
diberikan. Ini sering membingungkan dengan larutan osmolar; osmolaritas adalah sebuah
ukuran dari sejumlah partikel pada volume larutan yang diberikan, osmols per liter larutan.
Osmolalitas dan osmolaritas larutan dilute, seperti urin, secara praktik identik dan
perbedaan-perbedaan umumnya diabaikan pada pengujian laboratorium rutin.
Nilai Normal Rata­rata 

Ginjal normal mampu mendilusi dan mengonsentrasikan urin dari kisaran


minimal 40-80 m0sm/kg air selama dierusis air ke konsentrasi dari 800-maks 1400
m0sm/kg air dengan kehilangan zat cair. Kisaran konsentrasi urin normal untuk
seorang pasien dengan masukan zat cair dan makanan normal adalah dari 500-850
m0sm/kg air.
WARNA & PH URIN
Warna

warna urin dipengaruhi oleh konsentrasi, adanya obat senyawa eksogen dan
endogen, dan pH.
a. Kemerah-merahan
Warna merah dapat berasal dari darah yang larut dalam urin. Kondisi ini
dikenal sebagai hematuria. Ada beberapa penyebab air seni berwarna merah,
seperti mengandung hemoglobin, mioglobin, porfobilinogen, porfirin pigmen
empedu atau pewarna.
Penyebab nonpatologik : diakibatkan karena mengonsumsi klorpromazin,
haloperidol, doksorubisin, fenitoin, ibuprofen, deferoksamin mesilat, rifampisin,
sulfasalazin, laksatif (fenolftalein).
b. Kuning
• Penyebab patologik : urine yang sangat pekat, bilirubin, urobilin.
• Penyebab nonpatologik : wotel, fenasetin, cascara, nitrofurantoin.
c. Kuning gelap (seperti teh):
• Penyebab Patologik : hepatitis fase akut, ikterus obstruktif.
• Penyebab nonpatologik : kelebihan vitamin B2 / riboflavin, antibiotika (nitrofurantoin dan
kuinakrin).

d. Bening
Urine yang berwarna bening biasanya merupakan tanda bahwa tubuh Anda terhidrasi
dengan baik alias cukup cairan. Namun, dalam beberapa kasus hal itu menandakan bahwa
Anda mungkin terlalu banyak minum dan berpotensi overhidrasi.
Over-hidrasi artinya Anda minum air terlalu banyak dari yang Anda butuhkan dan dapat
membahayakan tubuh Anda. Meski tidak menimbulkan masalah kesehatan yang serius,
sebaiknya Anda tidak memaksakan diri untuk minum melampaui apa yang Anda butuhkan.
e. Hijau atau Biru
Ada sebuah kondisi yang disebut porfiria yang menyebabkan urine berwarna biru
atau hijau. Namun, urin biru juga diakibatkan karena konsumsi makanan dan obat-
obatan yang mengandung pewarna tertentu.
Urine berwarna hijau bisa menjadi indikasi bahwa seseorang terkena infeksi
saluran kemih atau jamur. Namun, hal ini juga dapat disebabkan oleh makanan atau
obat-obatan, seperti antibiotik yang mengandung pewarna yang kuat yang tidak bisa
diserap dalam usus Anda.
• Penyebab patologik : biliverdin, bakteri (terutama Pseudomonas).
• Penyebab nonpatologik : Pengaruh obat diuretik, nitrofuran, mengkonsumsi obat
antidepresi (amitriptilin), antibiotik saluran kemih (nitrofurantoin)preparat
vitamin, obat psikoaktif, diuretik.
f. Berbusa
Urine berbusa dapat disebabkan oleh kandungan protein dan membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut, karena dapat disebabkan oleh gangguan yang terjadi di
ginjal atau kandung empedu. Kencing berbusa sangat mungkin mewakili jumlah
besar protein dalam urin (proteinuria).

g. Putih / chyluria
Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi saluran, infeksi kandung kemih atau batu
ginjal. Beberapa penyakit menular seksual seperti gonore juga ditandai oleh gejala
tersebut. Bisa juga karena filariasis atau tumor jaringan limfatik.
h. Hitam
• Penyebab patologik : melanin, asam homogentisat, indikans, urobilinogen,
methemoglobin.
• Pengaruh obat : parkinson (levodopa), cascara, tablet besi (ferri sulfat),
kompleks besi, fenol, methemoglobunuria.
Ph

pH lebih basa disebabakan


•Nilai normal: 5.0-7.5
karena:
•pH urin dipengaruhi oleh diet dan pH lebih asam disebabakan
vegetarian dimana asupan asam karena:
 adanya organisme pengurai
sangat kurang sehingga membuat
yang memproduksi
urin menjadi alkali.  emfisema pulmonal
protease seperti proteus,
•pH urin mempengaruhi  diare, dehidrasi
klebsiella atau E.coli
terbentuknya Kristal. Misalnya pH  kelaparan
 ginjal tubular asidosis
urin asam dan penigkatan specific  asidosis diabetik
akibat terapi amfoterisin
gravity akan mempermudah
 penyakit ginjal kronik
terbentuknya Kristal asam urat
 intoksikasi salisilat
GLUKOSA, PROTEIN,
LEUKOSIT, BILIRUBIN
Glukosa 

Glukosa ialah senyawa pereduksi yang merupakan jenis gula yang paling sering
ditemukan dalam urine, terutama pada pasien diabetes dan gagal ginjal kronis.
Glukosa merupakan senyawa pereduksi. Glukosa mereduksi tembaga (ll) sulfat
(berwarna biru) dalam larutan Benedict menjadi tembaga (I) oksida (berwarna
merah dan tak-larut).
Nilai normal glukosa dalam urin adalah negatif, atau tidak dieksresikan
sama sekali. Di Indonesia, glukosa urin biasanya diuji secara semikuantitatif
dengan uji reduktor (Benedict).
Pelaporan hasii pemeriksaan ini disajikan pada tabel pelaporan hail
pendeteksian senyawa pereduksi dalam urine dengan metode benedict

Warna Hasil
Biru Negatif

Hijau Sangat sedikit

Hijau kekuningan +1

Kuning kehijauan +2

Coklat +3

Merah bata +4
Glukosa urin positif tidak selalu Selain itu faktor farmakologis juga dapat
berarti diabetes melitus, walaupun memengaruhi hasil uji glukosa
memang penyakit ini yang paling urin:
- Indometasin
sering memberi hasil positif pada uji
- isoniazid
glukosa urin. Hal lain yang mungkin - asam nikotinat
antara lain: - diuretik tiazid
- Penyakit ginjal (glomerulonefritis, - karbamazepin
nefritis tubular).
- Penyakit hepar Nutrisi parenteral total yang berlebihan
- Keracunan logam berat. (hiperalimentasi) dengan infus
glukosa

Protein 
Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin.

Peningkatan Ekskresi Peningkatan Ekskresi


ALBUMIN GLOBULIN
Petanda yang sensitif untuk penyakit Dengan berat molekul rendah
ginjal kronik yang disebabkan merupakan petanda yang sensitif
karena penyakit glomeruler, untuk beberapa tipe penyakit
diabetes mellitus tubulointerstitiel.
dan hipertensi.

– Jumlah protein dapat dilacak pada pasien yang berdiri dalam periode waktu yang panjang. Protein urin dihitung
dari urin yang dikumpulkan selama 24. Dikatakan proteinuria bila lebih dari 300 mg/hari.
– Hasil positif palsu dapat terjadi pada pasien dengan urin alkali (basa) dan juga pada pemakaian obat berikut:
 Penisilin dosis tinggi
 Klorpromazin
 Tolbutamid
 Golongan sulfa.
Nilai normal: negatif (uji semikuantitatif), 0.03-0.15 mg/24 jam (uji kuantitatif)
Protein normal dapat menunjukan peningkatan permeabilitas glomerular atau
gangguan tubular ginjal. Prorein abnormal disebabkan multiple myeloma dan
protein Bence-Jones
Protein dapat diuji dengan metode dipstick yaitu dengan asam sulfosalisilat
20%, asam sulfat 6%, atau dengan reagen strip. Pemeriksaan dengan reagen strip
lebih banyak digunakan saat ini. Untuk anak-anak di bawah 10 tahun nilai
kuantitatif normal protein dalam urin sedikit lebih rendah daripada dewasa, yaitu
<100 mg/24 jam.
Dapat dikatakan proteinuria bila lebih dari 300 mg/hari
Hasil positif palsu dapat terjadi pada pemakaian obat atau patologik berikut:
– Obat penisilin dosis tinggi, klorpromazin, tolbutamid dan golongan sulfa
– Masalah nonginjal (gagal jantung kongestif, asites, infeksi bakteri, keracunan).
– Keganasan (leukemia dan keganasan tulang yang bermetastasis).
– Proteinuria sementara (pada dehidrasi,
– Diet tinggi protein, stres, demam, post-pendarahan).
– Penyakit ginjal (lupus, infeksi saluran kemih, nekrosis tubular ginjal).
– Pada anak-anak sering karena sindroma nefrotik atau penyakit bawaan (ginjal
polikistik).
– Faktor farmakologis (amfoterisin B, semua aminoglikosida, fenilbutazon,
sulfonamid).
Leukosit 

– Pemeriksaan leukosit dalam urin, menggunakan metode pemeriksaan


mikroskopis
– Leukosit dalam urine dapat ditemukan dalam bentuk :
a. Intak : cakram jernih dan granuler
b. Berdegenerasi : bentuknya berubah, menyusut, granula
lebih sedikit
c. Pus : kelompok sel yang berdegenerasi.
– Jika banyak ditemukan leukosit dalam urin, terutama secara berkelompok,
maka mengindikasikan infeksi saluran kemih.
Kadar Leukosit
• Kadar leukosit normal pada:
- Pria : < 5 sel / LPB
- Wanita : < 15 sel / LPB

• Leukosit yang berlebihan dalam urin (piuria) biasanya


menandakan adanya infeksi saluran kemih atau kondisi
inflamasi lainnya, misalnya penolakan transplantasi ginjal.
Bilirubin

– Bilirubin adalah produk perombakan hemoglobin (zat warna merah darah) oleh
sel-sel retikuloendotel yang tersebar diseluruh tubuh.
– Adanya bilirubin dalam urine (bilirubinuria) menggambarkan kerusakan sel hati
(misalnya hepatitis) atau sumbatan saluran empedu. Kadar bilirubin diatas
normal merupakan indikasi hepatitis / anemia hemolitik.
– Nilai normal:
negatif, maks 0.34 μmol/L.
– Bilirubinuria :
>0.5 mg/dl(8.5 mmol/L)

Anda mungkin juga menyukai