SAMPLE URIN
Hapsah Agustina 11161020000029
Urin pagi adalah urin yang pertama-tama dikeluarkan pada pagi hari setelah
bangun tidur.
untuk mengevaluasi kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasikan urine selama
dehidrasi normal yang terjadi saat tidur.
Urin ini lebih pekat dari urine yang dikeluarkan siang hari, jadi baik utuk
pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein, tes kehamilan, dan lain-lain.
(Pusdiknakes, 1989)
Urin Double Voided
Urine yang dikumpulkan selama 24 jam. Urine yang pertama keluar dari jam 7
pagi dibuang, berikutnya ditampung termasuk juga urine jam 7 pagi esok harinya.
(R. Gandasoebrata, 2006)
Urin 3 Gelas dan Urin 2 Gelas
Pada Lakilaki
Urine ini dipakai pada pemeriksaan urologi yang dimaksudkan untuk
mendapatkan gambaran tentang letaknya radang atau lesi yang mengakibatkan
adanya nanah atau darah dalam urine laki-laki.
Urine 3 gelas adalah urine yang waktu keluar lngsung ditampung ke dalam 3
gelas sedimen (gelas yang dasarnya menyempit) tanpa menghentikan aliran
urinnya. Ke dalam gelas pertama ditampung 20-30 ml urin berikutnya, beberapa
ml terakhir ditampung dalam gelas ketiga.
Untuk mendapatkan urine 2 gelas, caranya sama seperti urine 3 gelas, dengan
perbedaan: gelas ketiga ditiadakan dan kedalam gelas pertama ditampung 50-
70 ml urine. (R. Gandasoebrata, 2006).
URINALISIS
Pengertian Urinalisis
Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan
diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis
penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan
tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum
Sifat – Sifat Urin Normal
Volume urine normal adalah 750-2.000 ml/24hr. Pengukuran volume ini pada
pengambilan acak (random) tidak relevan. Karena itu pengukuran volume harus
dilakukan secara berjangka selama 24 jam untuk memperoleh hasil yang akurat.
Specific gravity urin menunjukkan proporsi relative dari komponen-komponen
pada yang larut pada keseluruhan volume spesimen tersebut. Specific gravity
menunjukkan tingkat konsentrasi spesimen tersebut. Specific gravity mengukur
kemampuan konsentrasi dan ginjal yang berdilusi. Pemeriksaan berat jenis ini
dapat dilakukan untuk mengevaluasi penyakit ginjal pasien.
Nilai Normal
Osmolalitas urin adalah pengukuran konsentrasi urin yang lebih pasti daripada Specific
gravity. Osmolalitas tergantung pada jumlah partikel larut pada sebuah unit larutan,
sedangkan Specific gravity tergantung pada baik kuantitas partikel dalam larutan maupun
keadaan partikel dalam larutan. Partikel yang besar dan padat seperti gula, protein dan
dyes intraneous meningkatkan Specific gravity urin dengan tidak seimbang lebih daripada
osmolalitas.
Pengukuran osmolalitas dari sebuah larutan adalah ukuran dari sejumlah osmols pada
satu kilogram larutan. Jadi, itu adalah ukuran dari sejumlah partikel dalam berat yang
diberikan. Ini sering membingungkan dengan larutan osmolar; osmolaritas adalah sebuah
ukuran dari sejumlah partikel pada volume larutan yang diberikan, osmols per liter larutan.
Osmolalitas dan osmolaritas larutan dilute, seperti urin, secara praktik identik dan
perbedaan-perbedaan umumnya diabaikan pada pengujian laboratorium rutin.
Nilai Normal Ratarata
warna urin dipengaruhi oleh konsentrasi, adanya obat senyawa eksogen dan
endogen, dan pH.
a. Kemerah-merahan
Warna merah dapat berasal dari darah yang larut dalam urin. Kondisi ini
dikenal sebagai hematuria. Ada beberapa penyebab air seni berwarna merah,
seperti mengandung hemoglobin, mioglobin, porfobilinogen, porfirin pigmen
empedu atau pewarna.
Penyebab nonpatologik : diakibatkan karena mengonsumsi klorpromazin,
haloperidol, doksorubisin, fenitoin, ibuprofen, deferoksamin mesilat, rifampisin,
sulfasalazin, laksatif (fenolftalein).
b. Kuning
• Penyebab patologik : urine yang sangat pekat, bilirubin, urobilin.
• Penyebab nonpatologik : wotel, fenasetin, cascara, nitrofurantoin.
c. Kuning gelap (seperti teh):
• Penyebab Patologik : hepatitis fase akut, ikterus obstruktif.
• Penyebab nonpatologik : kelebihan vitamin B2 / riboflavin, antibiotika (nitrofurantoin dan
kuinakrin).
d. Bening
Urine yang berwarna bening biasanya merupakan tanda bahwa tubuh Anda terhidrasi
dengan baik alias cukup cairan. Namun, dalam beberapa kasus hal itu menandakan bahwa
Anda mungkin terlalu banyak minum dan berpotensi overhidrasi.
Over-hidrasi artinya Anda minum air terlalu banyak dari yang Anda butuhkan dan dapat
membahayakan tubuh Anda. Meski tidak menimbulkan masalah kesehatan yang serius,
sebaiknya Anda tidak memaksakan diri untuk minum melampaui apa yang Anda butuhkan.
e. Hijau atau Biru
Ada sebuah kondisi yang disebut porfiria yang menyebabkan urine berwarna biru
atau hijau. Namun, urin biru juga diakibatkan karena konsumsi makanan dan obat-
obatan yang mengandung pewarna tertentu.
Urine berwarna hijau bisa menjadi indikasi bahwa seseorang terkena infeksi
saluran kemih atau jamur. Namun, hal ini juga dapat disebabkan oleh makanan atau
obat-obatan, seperti antibiotik yang mengandung pewarna yang kuat yang tidak bisa
diserap dalam usus Anda.
• Penyebab patologik : biliverdin, bakteri (terutama Pseudomonas).
• Penyebab nonpatologik : Pengaruh obat diuretik, nitrofuran, mengkonsumsi obat
antidepresi (amitriptilin), antibiotik saluran kemih (nitrofurantoin)preparat
vitamin, obat psikoaktif, diuretik.
f. Berbusa
Urine berbusa dapat disebabkan oleh kandungan protein dan membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut, karena dapat disebabkan oleh gangguan yang terjadi di
ginjal atau kandung empedu. Kencing berbusa sangat mungkin mewakili jumlah
besar protein dalam urin (proteinuria).
g. Putih / chyluria
Hal ini dapat disebabkan oleh infeksi saluran, infeksi kandung kemih atau batu
ginjal. Beberapa penyakit menular seksual seperti gonore juga ditandai oleh gejala
tersebut. Bisa juga karena filariasis atau tumor jaringan limfatik.
h. Hitam
• Penyebab patologik : melanin, asam homogentisat, indikans, urobilinogen,
methemoglobin.
• Pengaruh obat : parkinson (levodopa), cascara, tablet besi (ferri sulfat),
kompleks besi, fenol, methemoglobunuria.
Ph
Glukosa ialah senyawa pereduksi yang merupakan jenis gula yang paling sering
ditemukan dalam urine, terutama pada pasien diabetes dan gagal ginjal kronis.
Glukosa merupakan senyawa pereduksi. Glukosa mereduksi tembaga (ll) sulfat
(berwarna biru) dalam larutan Benedict menjadi tembaga (I) oksida (berwarna
merah dan tak-larut).
Nilai normal glukosa dalam urin adalah negatif, atau tidak dieksresikan
sama sekali. Di Indonesia, glukosa urin biasanya diuji secara semikuantitatif
dengan uji reduktor (Benedict).
Pelaporan hasii pemeriksaan ini disajikan pada tabel pelaporan hail
pendeteksian senyawa pereduksi dalam urine dengan metode benedict
Warna Hasil
Biru Negatif
Hijau kekuningan +1
Kuning kehijauan +2
Coklat +3
Merah bata +4
Glukosa urin positif tidak selalu Selain itu faktor farmakologis juga dapat
berarti diabetes melitus, walaupun memengaruhi hasil uji glukosa
memang penyakit ini yang paling urin:
- Indometasin
sering memberi hasil positif pada uji
- isoniazid
glukosa urin. Hal lain yang mungkin - asam nikotinat
antara lain: - diuretik tiazid
- Penyakit ginjal (glomerulonefritis, - karbamazepin
nefritis tubular).
- Penyakit hepar Nutrisi parenteral total yang berlebihan
- Keracunan logam berat. (hiperalimentasi) dengan infus
glukosa
•
Protein
Protein terdiri atas fraksi albumin dan globulin.
– Jumlah protein dapat dilacak pada pasien yang berdiri dalam periode waktu yang panjang. Protein urin dihitung
dari urin yang dikumpulkan selama 24. Dikatakan proteinuria bila lebih dari 300 mg/hari.
– Hasil positif palsu dapat terjadi pada pasien dengan urin alkali (basa) dan juga pada pemakaian obat berikut:
Penisilin dosis tinggi
Klorpromazin
Tolbutamid
Golongan sulfa.
Nilai normal: negatif (uji semikuantitatif), 0.03-0.15 mg/24 jam (uji kuantitatif)
Protein normal dapat menunjukan peningkatan permeabilitas glomerular atau
gangguan tubular ginjal. Prorein abnormal disebabkan multiple myeloma dan
protein Bence-Jones
Protein dapat diuji dengan metode dipstick yaitu dengan asam sulfosalisilat
20%, asam sulfat 6%, atau dengan reagen strip. Pemeriksaan dengan reagen strip
lebih banyak digunakan saat ini. Untuk anak-anak di bawah 10 tahun nilai
kuantitatif normal protein dalam urin sedikit lebih rendah daripada dewasa, yaitu
<100 mg/24 jam.
Dapat dikatakan proteinuria bila lebih dari 300 mg/hari
Hasil positif palsu dapat terjadi pada pemakaian obat atau patologik berikut:
– Obat penisilin dosis tinggi, klorpromazin, tolbutamid dan golongan sulfa
– Masalah nonginjal (gagal jantung kongestif, asites, infeksi bakteri, keracunan).
– Keganasan (leukemia dan keganasan tulang yang bermetastasis).
– Proteinuria sementara (pada dehidrasi,
– Diet tinggi protein, stres, demam, post-pendarahan).
– Penyakit ginjal (lupus, infeksi saluran kemih, nekrosis tubular ginjal).
– Pada anak-anak sering karena sindroma nefrotik atau penyakit bawaan (ginjal
polikistik).
– Faktor farmakologis (amfoterisin B, semua aminoglikosida, fenilbutazon,
sulfonamid).
Leukosit
– Bilirubin adalah produk perombakan hemoglobin (zat warna merah darah) oleh
sel-sel retikuloendotel yang tersebar diseluruh tubuh.
– Adanya bilirubin dalam urine (bilirubinuria) menggambarkan kerusakan sel hati
(misalnya hepatitis) atau sumbatan saluran empedu. Kadar bilirubin diatas
normal merupakan indikasi hepatitis / anemia hemolitik.
– Nilai normal:
negatif, maks 0.34 μmol/L.
– Bilirubinuria :
>0.5 mg/dl(8.5 mmol/L)