Anda di halaman 1dari 34

Komposisi Urin

Maudy Octarini Ezeddin


Untuk lebih dapat
memahami materi komposisi
urin:
Bacalah terlebih dahulu
materi tentang fisiologi
ginjal dan proses
pembentukan urin
Cairan yang diekresikan oleh ginjal, dialirkan melalui
Urin ureter, ditampung pada kandung kemih dan
dikeluarkan melalui uretra

Dapat membantu penegakan diagnosis penyakit ginjal


Urinalisis dan penyakit sistemik.

First morning sample, midstream clean catch urine,


Pengumpulan urin urine 24 h, aspirasi suprapubik & pediatric collection
bag

Jumlah sampel urin yang dibutuhkan


untuk urinaisis: 10-15 mL
Pemeriksaan urinalisis harus dillakukan dalam
waktu max 2 jam setelah urin diambil

Perubahan yang terjadi

Warna urin menggelap, kejernihan berkurang, semakin


Perubahan fisik berbau

pH dan nitrit meningkat. Glukosa, bilirubin, keton dan


Perubahan kimiawi urobilinogen menurun

Jumlah eritrosit, leukosit dan silinder berkurang.


Perubahan mikroskopik Jumlah bakteri meningkat
Komposisi Urin

Volume dan komposisi zat terlarut


(solute) di urin bervariasi, tergantung
kepada diet, aktivitas fisik dan status
kesehatan seseorang Urin mengandung 94%
air dan 6% solute
Urin pada orang sehat mengandung
solute yang tidak dibutuhkan oleh
tubuh dan didilusikan pada sejumlah
air yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
Komposisi Urin
• Ginjal memfiltrasi sekitar 180.000 mL cairan plasma setiap hari untuk
menghasilkan volume final urin sebanyak 600-1800 mL

• Cairan plasma yang telah difiltrasi oleh ginjal disebut sebagai


ultrafiltrate

• Komponen terbesar urin adalah air

• Solute utama yang terdapat di urin: urea, klorida, natrium, kalium,


fosfat, sulfat, kreatinin dan asam urat

• Glukosa, bikarbonat dan albumin (protein) pada awalnya terdapat pada


cairan ultrafiltrat kemudian direabsorbsi sepenuhnya oleh tubulus ginjal
Perbandingan jumlah komposisi
ultrafiltrate awal dengan urin final

Mmol menggambarkan jumlah partikel yang


difiltrasi dan dikeluarkan sebagai urin
Komposisi komponen urin 24 jam
• Milimol: menggambarkan jumlah
partikel yang terdapat di urin
• Berkaitan dengan osmolalitas urin

• Milligram: menggambarkan berat


komponen yang terdapat di urin
• Berkaitan dengan berat jenis (specific
gravity) urin

Jumlah partikel zat yang banyak terdapat di urin,


Pemeriksaan osmolalitas dan berat jenis
tidak selalu berbanding lurus dengan berat molekul
urin berkaitan dengan kemampuan ginjal
zat tersebut. Contoh: jumlah zat dan berat molekul
untuk memekatkan urin
kalium dan inorganik fosfat pada tabel di atas
Komposisi urin
Bagian fisik urin Bagian kimiawi urin
• Volume • Anorganik: klorida, sulfur, kalsium, fosfat
• Warna anorganik, amonia
• Bau • Organik: urea, asam urat, kreatinin, sulfat
• Kejernihan organik, urobilinogen
• pH • Abnormal: protein, glukosa, keton, darah,
• Berat jenis nitrit, bilirubin, urobilinogen

Bagian mikroskopik urin


• Sel darah merah dan putih
• Epitel
• Silinder dan kristal
• Mikroorganisme
• Lain-lain (lendir, lemak, sperma,
kontaminan)
Volume Urin
• Ginjal harus menghasilkan volume urin minimal 500 mL per hari untuk dapat
memuat muatan solute yang akan dibuang
• Volume urin normal yang diekresikan perhari pada orang sehat adalah 1000-2000
mL/hari
• Jumlah volume urin sangat dipengaruhi oleh asupan cairan dan garam, pengeluaran
keringat dan aktivitas fisik
• Terminologi: polyuria, oligouria dan anuria
Warna Urin
• Warna urin normal: kuning pucat akibat pigmen urokrom
• Warna urin akan menjadi lebih pekat pada volume urin yang
sedikit
• Kelainan pada warna urin bisa diakibatkan oleh berbagai hal,
seperti obat-obatan, eritrosit, hemoglobin, konsumsi
makanan, kelainan genetic atau infeksi
Bau Urin
• Mempunyai bau yang khas karena mengandung zat organic dan anorganik yang
merupakan hasil akhir dari metabolism
• Bau urin akan semakin kuat pada sampel urin yang dibiarkan lama pada suhu
ruangan akibat konversi urea menjadi ammonia oleh bakteri
• Pasien infeksi saluran kemih mempunyai bau urin seperti ammonia akibat
metabolisme bakteri pada saluran kemih, yang biasanya agak sukar dihilangkan
walaupun setelah dibilas
• Makanan tertentu dapat mengandung derivate fenol yang menyebabkan urin
beraroma khas
Kejernihan Urin
• Urin normal terlihat jernih
• Tingkat kekeruhan urin bervariasi, dari sedikit keruh sampai sangat keruh.
• Kekeruhan urin dapat disebabkan oleh terdapatnya eritrosit, leukosit, presipitat
solute, bakteri, kristal, lendir, sperma atau kontaminan seperti bedak, lotion atau
feses
Berat Jenis Urin
• Pemeriksaan berat jenis urin dilakukan untuk mengetahui kemampuan ginjal untuk
mengkonsentrasikan urin dengan cara mereabsorbsi selektif hasil ultrafiltrasi
glomerulus
• Berat jenis urin normal berkisar antara 1,015-1,030
• Apa makna berat jenis kurang dari nilai rujukan dan melebihi nilai rujukan?
pH Urin
• Ginjal memegang peranan penting untuk menjaga keseimbangan
asam basa tubuh
• Hasil metabolisme harian akan menghasilkan produk asam dan basa,
sehingga ginjal akan secara selektif memilih untuk mengekresikan
asam atau basa
• pH urin normal bervariasi dari 4,5-8
• Pemeriksaan pH urin bertujuan untuk mengetahui gangguan asam
basa di tubuh berasal dari sistem respirasi atau ginjal
Bagian kimiawi urin
• Terbagi menjadi organik, anorganik dan bagian kimiawi yang
abnormal di urin.
• Pemeriksaan zat kimiawi abnormal di urin termasuk pada
pemeriksaan rutin urinalisis untuk mendeteksi gangguan
ginjal
Komponen organik
• Urea: komponen organik paling banyak di urin, dibentuk oleh kombinasi NH3 dan
CO2
• Asam urat: hasil katabolisme asam nukleat, dapat membentuk kristal dan batu ginjal
• Kreatinin: berasal dari kreatin otot.
Komponen anorganik
• Klorida: biasanya diekresikan dalam bentuk NaCl
• Sulfur: berasal dari katabolisme asam amino yang mengandung sulfur
• Kreatinin: berasal dari kreatin otot.
• Kalium, kalsium, magnesium, sulfat, fosfat dan nitrat diekresikan dalam jumlah
yang sangat kecil
Komponen kimiawi
urin yang abnormal
Protein
• Urin normal mengandung sedikit sekali protein (<10 mg/dL)
• Protein yang terdapat di urin merupakan protein dengan berat molekul kecil dan protein
yang berasal dari tractus urinarius seperti uromodulin (Tamm-Horsfall protein) dan
urokinase
• Albumin merupakan suatu protein dengan berat molekul sedang. Pada keadaan normal,
kurang dari 1% albumin di tubuh yang diekresikan ke urin (<30 mg/dl kadar albumin di
urin)
• Mikroalbuminuria  kadar albumin berkisar 30-300 mg/dl di urin, hal ini merupakan
penanda dini kerusakan ginjal
Protein
• Terdeteksinya protein di urin (proteinuria) merupakan salah satu penanda kerusakan ginjal.
Hal ini bisa disebabkan oleh meningkatnya jumlah protein di plasma yang harus difiltrasi
dan atau berkurangnya kemampuan tubulus ginjal untuk mereabsorpsi protein
• Klasifikasi proteinuria berdasarkan asal proteinnya: prerenal, glomerular, tubular dan post
renal proteinuria.
• Pemeriksaan proteinuria  dipstick urin, alat otomatis atau pemeriksaan manual (urin
dibakar)
Glukosa
• Urin normal tidak mengandung glukosa, karena semua glukosa yang difiltrasi oleh ginjal akan
direabsorbsi pada tubulus proksimal ginjal
• Tubulus ginjal mempunyai ambang batas dalam mereabsorbsi glukosa, yaitu jika kadar glukosa
darah mencapai 160-180 mg/dL. Sehingga glukosuria akan terjadi jika kadar glukosa darah
melampaui nilai ini.
• Glukosuria juga bisa terjadi pada keadaan kadar glukosa darah tidak tinggi. Hal ini disebabkan
penurunan reabsorbsi glukosa di tubulus ginjal
• Pemeriksaan glukosa urin  alat otomatis, dipstik urin dan manual .
Keton
• Urin normal tidak mengandung keton karena semua hasil metabolism lemak diurai secara
sempurna menjadi CO2 dan H2O
• Ketonuria terjadi akibat penggunaan karbohidrat sebagai sumber energi sedang terbatas,
sehingga cadangan lemak dipakai sebagai sumber energi
• Ketonuria dapat ditemukan pada kondisi diabetes melitus, kelaparan, muntah hebat dan
malabsorbsi
Eritrosit
• Darah di urin dapat berupa hematuria atau hemoglobinuria
• Pemeriksaan warna urin secara visual tidak dapat dijadikan patokan untuk mendeteksi
darah pada urin, karena jumlah eritrosit > 5 sel / microliter sudah dianggap sebagai
hematuria
• Pemeriksaan darah di urin dapat dilakukan dengan dipstick urin atau mikroskopik urin,
namun mikroskopik urin hanya dapat mendeteksi eritrosit utuh, keadaan hemoglobinuria
hanya bisa dideteksi oleh dipstick urin
Nitrit
• Sejumlah bakteri tertentu seperti Escherichia coli, Proteus dan Klebsiella mempunyai
kemampuan untuk mereduksi nitrat (komponen normal di urin) menjadi nitrit yang secara
normal tidak terdapat di urin
• Pemeriksaan nitrit urin dilakukan untuk mendeteksi infeksi saluran kemih (ISK)
• ISK pada Wanita sering tidak menimbulkan gejala, sehingga pemeriksaan nitrit urin dapat
berguna untuk membantu menegakkan diagnosis ISK
Bilirubin dan Urobilinogen
• Bilirubin adalah pigmen berwarna kuning-jingga kuat yang memberikan warna kuning
pada urin
• Sumber utama produksi bilirubin  penguraian hemoglobin pada eritrosit tua di sistem
retikuloendotelial
• Bilirubin terkonjugasi (bilirubin II) di usus akan diubah oleh bakteri usus menjadi
urobilinogen. Urobilinogen selanjutnya akan diekresikan oleh ginjal
• Gangguan pada metabolisme bilirubin yang bisa terjadi pada prehepatik, hepatik dan post
hepatik akan menyebabkan peningkatan bilirubin urin atau urobilinogen urin atau
keduanya.
• Bilirubinuria terdeteksi lebih awal sebelum pasien tampak kuning (ikterik / jaundice)
Kompon
mikroskopik urin
Eritrosit
• Tampilan eritrosit pada urin berupa diskus bikonkaf, tidak berinti dan memiliki permukaan
halus dengan diameter 7 mm
• Pada konsentrasi urin yang pekat, eritrosit dapat mengkerut (krenasi) dan pada konsentrasi
urin yang cair, eritrosit akan membengkak karena menyerap air.
• Pada pemeriksaan mikroskopik eritrosit pada urin harus bisa dibedakan dengan jamur,
tetesan minyak atau gelembung udara
• Eritrosit pada urin disebabkan oleh kerusakan membran glomeroulus ginjal atau kerusakan
pembuluh darah pada saluran urinaria
Leukosit
• Leukosit berukuran lebih besar dari eritrosit, mempunyai diameter 12 mm
• Leukosit yang sering ditemukan di urin adalah netrofil. Netrofil mempunyai granul dan
inti multilobus
• Leukosit dapat berada di urin melalui glomerulus ginjal, trauma pada pembuluh darah
ginjal ataupun melalui pergerakan leukosit secara amuboid dari jaringan tempat infeksi
atau inflamasi berasal
• Leukosituria menandakan adanya infeksi atau inflamasi pada tractus urinaria
Epitel
• Epitel cukup sering ditemukan di urin, namun jika jumlah epitel di urin banyak maka hal
ini menandakan kondisi abnormal
• Epitel yang bisa ditemukan di urin adalah epitel gepeng, epitel transisional dan epitel
tubulus ginjal (renal tubular epitel, RTE)
• RTE mempunyai makna klinis yang lebih penting dari 2 jenis epitel lainnya. RTE di urin
menandakan adanya nekrosis pada tubulus ginjal, yang dapat mengganggu fungsi ginjal
keseluruhan
Silinder (cast)
• Silinder urin dibentuk pada lumen tubulus convoluted distal dan ductus koleduktus
• Bentuk silinder urin seperti tabung, menggambarkan tempat silinder dibentuk
• Penyusun utama silinder adalah uromodulin
• Jenis silinder bermacam-macam, tergantung pada komponen penyusunnya seperti silinder
hialin, granular eritrosit, leukosit
• Silinder hialin dan granular dapat ditemukan pada urin normal dengan jumlah sedikit
• Silinder menggambarkan kondisi status tubulus ginjal, semakin banyak jumlah silinder
ditemukan maka semakin parah kerusakan tubulus di ginjal

Silinder hialin Silinder eritrosit


Kristal
• Kristal cukup sering ditemukan di urin dan jarang mempunyai kemaknaan klinis
• Kristal diproduksi dari presipitat komponen organik dan anorganik di urin. Presipitat
terjadi akibat perubahan suhu, pH dan kandungan solute. Semakin rendah suhu, semakin
banyak kristal yg terbentuk
• Kristal dibagi menjadi kristal urin normal pada pH asam dan pH alkali serta kristal urin
abnormal pada pH asam dan pH alkali

Kristal asam urat,


ph urin asam Kristal triple fosfat, Kristal bilirubin
ph urin alkali
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai