Proposal Terbaru
Proposal Terbaru
Disusun Oleh :
Tajudin 165059089
Tanaman cabai besar yang sehat serta hasil panen yang melimpah
merupakan idaman bagi semua petani di indonesia khususnya. Dengan
tercapainya hasil panen berlimpah diharapkan petani akan tercapai kemamuran
baik dari segi ekonomi maupun sosial. Akan tetapi, ada kalanya serangan hama
dan penyakit tanaman menjadikan harapan petani susah tercapai. Serangan hama
dan penyakit yang akhir-akhir ini semakin merajalela menjadi kendala tesendiri
yang harus dihadapi petani di era modern saat ini. Salah satu yang menyebabkan
menurunnya hasil panen adalah Hama Kutu Daun.
Kutu Daun Myzus Persicae merupakan hama utama pada tanaman, bersifat
polyfag, hampir semua jenis tumbuhan terserang oleh serangga ini. Tingkat
kerusakan yang ditimbulkan mulai dari sedang hingga tinggi. Pada serangan
berat, bisa mengakibatkan gagal panen. Kutu Daun Myzus Persicae merupakan
serangga vektor penular berbagai jenis virus pada tanaman, sehingga
keberadaannya sangat membahayakan petani.
Oleh karena itu, agar tanaman budidaya tidak terganggu oleh hama maka
hal yang perlu dilakukan adalah dengan cara menggunakan pestisida. Pestisida
yang sering digunakan olden petani adalah pestisida kimia yang dapat dibeli di
pasaran. Penggunaan pestisida kimia yang tidak berwawasan lingkungan
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan hidup dan kelangsungan
kehidupan manusia. Selain menggunakan pestisida kimia, pengendalian hama
juga dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida organic.
Pestisida / Pembasmi hama organik alami adalah ramuan obat-obatan untuk
mengendalikan hama dan penyakit tanaman yang dibuat dari bahan-bahan alami.
Bahan-bahan untuk membuat pestisida organik PHO (Pembasmi Hama Organik)
diambil dari tumbuhan-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme. Karena dibuat
dari komposisi yang terdapat di alam bebas, pestisida jenis ini lebih ramah
lingkungan dan lebih aman bagi kesehatan manusia.
Pemanfaatan kulit telur, khususnya dalam bidang pertanian, yaitu sebagai
pengendali organisme penyakit tanaman, saat ini belum mendapat perhatian.
Menurut data World Intellectual Property Organization (2009), di Amerika
Serikat, ada sekitar 190.000 ton kulit telur yang terbuang, yang dari jumlah ini,
sekitar 120.000 ton dihasilkan dari industri pengolahan makanan dan sekitar
70.000 ton dihasilkan dari penetasan telur. Sementara itu, di Indonesia produksi
kulit telur akan terus berlimpah selama telur diproduksi di bidang peternakan
serta digunakan di restoran, pabrik roti dan mie sebagai bahan baku pembuatan
makanan. Menurut data Direktorat Jenderal Peternakan (2009), produksi telur
Jawa Tengah dan Indonesia tahun 2009, masing-masing sebesar 140.459 ton
dan 1.013.543 ton.
Kulit telur kering mengandung sekitar 95% kalsium karbonat dengan berat
5,5 gram (Butcher dan Miles, 1990). Sementara itu, Hunton (2005) melaporkan
bahwa kulit telur terdiri atas 97% kalsium karbonat. Selain itu, rerata dari kulit
telur mengandung 3% fosfor dan 3% terdiri atas magnesium, natrium, kalium,
seng, mangan, besi, dan tembaga (Butcher dan Miles, 1990). Kandungan kalsium
yang cukup besar berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik bagi
tanaman.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis akan melakukan penelitian dengan
menggunakan limbah cangkang telur sebagai pestisida organik terhadap kutu
daun pada tanaman cabai. Untuk mengetahui efektivitas dari cangkang telur
terhadap kutu daun. Oleh karna itu penulis mengambil judul “Pemanfaatan
Cangkang Limbah Telur Sebagai Pestisida Organik Terhadap Kutu Daun Pada
Tanaman Cabai”.
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan
2.1 Limbah
Limbah adalah buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau
kegiatan dari industri maupun domestik(rumah tangga). Menurut peraturan
pemerintah Nomor 101 tahun 2014, limbah adalah sisa suatu usaha dan atau
kegiatan.
Cangkang telur atau kulit telur merupakan lapisan luar dari telur yang
berfungsi melindungi semua bagian telur dari luka atau kerusakan
(Anonim,2003). Bila dilihat dengan mikroskop maka kulit telur terdiri dari 4
lapisan yaitu:
1. Lapisan kutikula
Lapisan kutikula merupakan protein transparan yang melapisi
permukaan kulit telur. Lapisan ini melapisi pori-pori pada kulit telur,
tetapi sifatnya masih dapat dilalui gas sehingga keluarnya uap air dan
gas CO2 masih dapat terjadi.
2. Lapisan busa
Lapisan ini merupakan bagian terbesar dari lapisan kulit telur. Lapisan
ini terdiri dari protein dan lapisan kapur yang terdiri dari kalsium
karbonat, kalsium fosfat, magnesium karbonat dan magnesium fosfat.
3. Lapisan mamilary
Lapisan ini merupakan lapisan ketiga dari kulit telur yang terdiri dari
lapisan yang berbentuk kerucut dengan penampang bulat atau lonjong.
4. Lapisan membrane
5. Merupakan bagian lapisan kulit telur yang terdalam. Terdiri dari dua
lapisan selaput yang menyelubungi seluruh isi telur. Tebalnya lebih
kurang 65 mikron (Nasution,1997).
Komposisi kimia dari kulit telur terdiri dari protein 1,71%, lemak 0,36%, air
0,93%, serat kasar 16,21%, abu 71,34% (Nasution, 1997). Berdasarkan hasil
penelitian, serbuk kulit telur ayam mengandung kalsium sebesar 401±7,2 gram
atau sekitar 39% kalsium, dalam bentuk kalsium karbonat (Schaafsma, 2000).
Kalsium karbonat adalah garam kalsium yang terdapat pada kapur, batu
kapur, pualam dan merupakan komponen utama yang terdapat pada kulit telur
(Soine, 1961). Kalsium karbonat berupa serbuk, putih, tidak berbau, tidak berasa,
stabil di udara. Praktis tidak larut dalam air, kelarutan dalam air meningkat
dengan adanya sedikit garam amonium atau karbon dioksida. Larut dalam asam
nitrat dengan membentuk gelembung gas.
Salah satu sifat kimia dari kalsium karbonat yaitu dapat menetralisasi asam.
Penggunaan kalsium karbonat dalam bidang farmasi adalah sebagai antasida
karena kemampuannya dalam menetralisir asam, namun kalsium karbonat dapat
menyebabkan konstipasi (Soine, 1961).
Cabai Merah ( chili ) merupakan buah dan tumbuhan anggota dari genus
capsicum . Tanaman ini terkenal dan sangat lah terpopuler di asia tenggara ,
Tanaman ini tergolong sayuran yang banyak sekali di budidayakan di Indonesia
karena memiliki harga yang sangatlah tinggi serta tanaman ini sangatlah
bermanfaat bagi kesehatan salah satunya adalah mengendalikan penyakit kanker.
2.3.1 Klasifikasi Tanamana Cabe Merah
Kingdom / kerajaan : Plantae ( Plant )
Sub kingdom / kerajaan : Tracheabionta ( Vascular Plants )
Super division / super divisi : Spermatophyta ( Seed Plant )
ivision /divisi : Magnoliophyta ( Flowering Plant )
Classing / kelas : Magnolipsida ( Dycotyledons)
Sub classis / sub kelas : Asteredae
Ordo / bangsa : Solanales
Famili /suku : Solanaceae ( Potato family )
Genus / marga : Capsicum L. ( pepper )
Species / jenis spesies : Capsicum annuum L
Binominal Name / Nama latin : Capsicum annuum L
Common Name / Nama umum : Cayenne Pepper ( Chili Pepper )
2.3.2 Morfologi Tanaman Cabe Merah
1. Daun
Daun tanaman cabe sangat lah bervariasi menurut spesies dan
varitesnya , ada daun yang memiliki bentuk oval loncong , bahkan ada
yang l
anset. Warna permukaan daun bagian atas hijau mudah , hijau , hijau
tua , bahkan kebiruan . sedangkan permukaan daun bagian umumnya
berwrana hijau mudah , hijau pucat dan hijau tua . Ukuran panjang
pada daun sekitar 3-11 cm dengan lebar 1-5 cm .
2. Batang
Batang pada tanaman cabai akn tumbuh pada ketinggian tertentu saja,
kemudian membentuk banyak cabang . Batang untuk cabe merah bisa
biasanya ber ukuran antara 1- 2 m bahkan bisa lebih , batang ini
berwarna hijau tua , hijau muda dan batang batang yang telah
berwarna kecoklatan maka batang sudah mengalami kerusakan pada
jaringan parenkim .
3. Akar
Akar tanamanan cabe merah memiliki akar yang sangat lah berserabut
, Biasanya akar terdapat bintil-bintil yang hasil dari simbiosis dari
beberapa mikroorganisme , tidak memiliki akar tunggang , tetapi
memiliki akar tunggang semu .
4. Bunga
Bunga pada tanaman cabe merah sangat lah bervariasi , namun
memiliki bentuk yang sama yaitu memiliki bentuk bintang . Bunga
tumbu di dekat bagian daun , dalam keadaan tunggal atau
berkelompok dalam satu tandannya . Dalam satu tandan ( kelompok )
terdapat 2-3 bunga , sedangkan mahkota memiliki bermacam-macam
warna yaitu putih , putih kehijauan , dan keungguan. Memiliki dia
meter bunga antar 5 – 20 mm .
Bunga tanaman cabe merupakan bunga yang sangat sempurnya ,
karena bunga jantan dan bunga betina pemasakan di lakukan dengan
waktu yang sama . Sedangkan penyerbukan tanaman cabe di bantu
dengan angin yang memiliki kecepatan 10 – 20 km/jam .
5. Buah dan Biji
Buah cabe merupakan bagian yang sangat lah penting , memiliki
warna yang sangat lah mencolok yaitu bewarna merah dan juga
bewrna hijau mudah dan hijau mudah . Sedangkan biji di lakukan pada
saat cabe sudah tua dan di lakuka pemetikan lalu di keringkan dan di
lakukan persemaian.
PENCUCIAN CANGKANG
TELUR
PENGERINGAN DENGAN
SINAR MATAHARI
PENGHANCURAN
PENGHALUSAN
PENYIMPANAN
4.1 Pelaksanaan
Pembuatan dan analisi pestisida organik dengan bahan cangkang telur
ayam akan dilaksanakan oleh :
Ketua : Tajudin 165059089
Anggota :
Bulan
No Uraian Kegiatan November (Minggu) Desember (Minggu) Januari (Minggu)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Konsultasi dengan
pembimbing dan
pembuatan proposal
2 Presentasi Proposal
Sementara
3 Persiapan Alat dan
Bahan
4 Pembersihan,
Pengeringan,
Penggilingan
5 Liburan Akhir Tahun
6 Pembuatan Pestisida
Organik
7 Pelaksanaan
Penelitian
8 Laporan Kemajuan
9 Presentasi Proposal
BAB V
ALAT DAN BAHAN PEMBUATAN
3.1.1 Alat
Alat-alat yang perlu digunakan adalah
Blender
Wadah (toples)
Penumbuk (ulekan)
Sendok
Wadah plastic (ember)
3.1.2 Bahan
Bahan yang perlu digunakan dalam pembuatan pestisida organic dari
cangkang telur adalah limbah cangkang telur ayam 500 gram
1. Taburkan bubuk cangkang telur pada daun tanaman cabai dimana terdapat
kerusakan akibat hama kutu.
2. Bubuk cangkang telur itu akan mengeluarkan aroma yang tidak disukai oleh
hama tersebut.
3. Ulangi cara tersebut seminggu 2 kali. Sehingga mendapatkan hasil yang
optimal.
BAB VI
ANGGARAN PEMBUATAN
https://www.google.co.id/?gws_rd=cr&dcr=0&ei=XFYLWrxCyuG-
BK3QmYAL
http://www.otremoles.com/2015/07/kutu-daun-myzus-persicae.html
http://fredikurniawan.com/morfologi-tanaman-cabe-merah/
http://pvtpp.setjen.pertanian.go.id/cms/wp-content/uploads/2011/04/Permentan-
39-2015-Pendaftaran-Pestisida.pdf
http://azzarahmawati.blogspot.co.id/2013/10/pestisida-organik_9248.html
http://www.kebunpedia.com/threads/cangkang-telur-sebagai-pestisida-
organik.5986/
https://www.sicibi.com/manfaat-cangkang-telur-bagi-tanaman/
http://www.sumbarprov.go.id/details/news/9159