Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KMB CARDIO VASKULER

KELAINAN KATUB JANTUNG


Dosen Pengajar :
KRISTIANA PUJI P.,SKp.,M.Kes

Disusun Oleh :

1) ATHAYA ZAIN PUTRI 16007


2) AYU PERMATASARI 16009
3) DESTA FAJAR R.
4) IKA PRIHATIN
5) LINTA NUASRINA 16036
6) NOVA NUR ARISTIA R. 16040
7) RINATUL UMNIYYAH 16049
8) RISKI KURNIAWATI 16050

AKADEMI KEPERAWATAN GIRI SATRIA HUSADA WONOGIRI


2016 / 2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesempatan dan kesehatan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah berjudul “KMB CARDIO VASKULER KELAINAN KATUB
JANTUNG” ini.yang dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi.
Keberhasilan penyusunan makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu kristiana selaku dosen pengampu Mata Kuliah KMB Cardio Vaskuler
2. Orang tua yang telah memberikan dorongan baik materiil maupun spiritual
3. Teman-teman yang telah memberikan bantuan selama penyusunan makalah ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik dari para pembaca sangatlah penulis harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat untuk
memperluas wawasan para pembaca.

Wonogiri, 13 September 2017

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 4
B. Perumusan Masalah ........................................................................................ 5
C. Tujuan ................ ............................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi ........................................................................................................ 7
B. Klafikasi ....................................................................................................... 7
C. Etiologi ......................................................................................................... 8
D. Tanda dan Gejala ......................................................................................... 9
E. Patofisiologi ................................................................................................ 10
F. Komplikasi .................................................................................................. 11
G. Pemeriksaan Fisik ....................................................................................... 11
H. Penatalaksanaan .......................................................................................... 11
BAB III TINJAUAN KASUS ..................................................................................... 13
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................. 26
B. Saran ............................................................................................................ 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 27

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penyakit katup jantung dahulu di anggap sebagai penyakit yang hampir pasti di
sebabkan oleh reumatik. Demam reumatik hanya timbul bila terjadi respon antibodi atau
imunologi yang bermakna terhadap infeksi streptokok sebelumnya. Sekitar 3% infeksi
streptokok pada faring dalam waktu 2-4 minggu akan di ikuti oleh serangan demam reumatik.
serangan awalnya sering di temukan pada masa kanak-kanak dan awal masa remaja. Insiden
infeksi streptokok yang menyebabkan demam reumatik, dianggap sebagai faktor predisposisi
yang memiliki hubungan langsung dengan perkembangan dan transmisi infeksi;
faktorpredisposisi utama lainnya adalah faktor sosio ekonomi, seperti situasi kehidupandan
kemungkinan untuk mendapatkan perawatan, medis dan antibiotik.
Insiden tertinggi penyakit katup adalah pada katup mitralis di ikuti katupaorta.
Kecenderungan menyerang katup-katup jantung kiri di kaitkan dengan tekanan
hemodinamik yang relatif lebih besar pada katup-katup ini. Dikatakanbahwa tekanan
hemodinamik akan meningkatkan derajat perubahan bentuk yang dialami oleh katup
tersebut. Insiden penyakit trikuspidalis lebih rendah, penyakit katup pulmonalis jarang
terjadi. Penyakit pada katup trikuspidalis atau pulmonalis biasanya disertai lesi pada katup
lainnya, sedangkan pada katup aorta atau mitralis sering didapatkan sebagai lesi tersendiri.
Lesi-lesi katup tertentu dapat menunjukkan keadaan apa yang menjadi penyebabnya.
Misalnya, stenosis mitralis tunggal biasanya karena reumatik, sedangkan stenosis aorta murni
biasanya akibat kalsivikasi premature dan degenerasi dari katup bikuspid kongenital. Lesi
katup pulmonalis atautrikuspidalis tunggal hampir pasti disebabkan oleh cacat kongenital.
Lesi katup gabungan disebabkan oleh reumatik.
Dari berbagai paparan di atas, bahwa pada penyakit katup jantung merupakan
komponen miokard penyakit katup jantung, sampai saat ini,merupakan penyebab utama
mortalitas, perbaikan atau penggantian dini katup pada pasien resiko rendah telah

4
menghasilkan preservasi fungsi miokard dengan tingkat ketahanan hidup jangka panjang
yang lebih baik. Maka kami dalam penyusunan makalah ini mengambil judul “Kelainan
Katup Jantung
Dan Penatalaksanaannya

B. RUMUSAN MASALAH

 Apakah pengertian dari katup jantung?


 Apa sajakah jenis-jenis kelainan katup jantung?
 Apa sajakah yang berhubungan dengan sindrom prolaps katup mitral?
 Apa sajakah yang berhubungan dengan reurgitasi mitralis?
 Apa sajakah yang berhubungan dengan stenosis mitralis?
 Apa sajakah yang berhubungan dengan stenosis aorta?
 Apa sajakah yang berhubungan dengan regurgitasi aorta?
 Apa sajakah yang berhubungan dengan penyakit katup trikuspidalis?
 Apa sajakah yang berhubungan dengan penyakit katup pulmonalis?
 Bagaimakah tindakan pengobatan pada kelainan katup jantung?

C. TUJUAN

 Untuk mengetahui pengertian dari katup jantung.


 Untuk mengetahui jenis-jenis kelainan katup jantung.
 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengansindrom prolaps
katup mitral.
 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan denganregurgitasi
mitralis.
 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan denganstenosis
mitralis.
 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan denganstenosis aorta.

5
 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan denganregurgitasi
aorta.
 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan denganpenyakit katup
trikuspidalis.
 Untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan denganpenyakit katup
pulmonalis.
 Untuk mengetahui tindakan pengobatan pada kelainan katup jantung.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Kelainan katup jantung adalah kelainan pada jantung yang menyebabkan kelainan –
kelainan pada aliran darah yang melintasi katup jantung. Katup yang terserang penyakit dapat
mengalami dua jenis gangguan fungsional yaitu :
1. Regurgitasi
Daun katup tidak dapat menutup rapat sehingga darah dapat mengalir balik.
2. Stenosis Katup
Lubang katup mengalami penyempitan sehingga aliran darah mengalami hambatan.

B. KLASIFIKASI
1. Stenosis Mitral
Adalah penebalan progresif dan pengerutan bilah – bilah katup mitral, yang
menyebabkan penyempitan lumen dan sumbatan progresif aliran darah. Secara
normal pembukaan katup mitral adalah selebar tiga jari.
2. Regurgitasi Mitral
Terjadi bilah – bilah katup mitral tidak dapat saling menutup selama systole.
Chordate tendineae memendek, sehingga bilah katup tidak dapat menutup dengan
sempurna, akibatnya terjadilah regurgitasi aliran balik dari ventrikel kiri ke antrium
kiri.
3. Stenosis Katup Aorta
Adalah penyempitan lumen antara ventrikel kiri dan aorta. Pada orang dewasa
stenosis bisa merupakan kelainan bawaan atau dapat sebagai akibat dari
endokarditisrematik atau kalsifikasi kuspis dengan penyebab yang tidak diketahui.

7
Penyempitan terjadi secara progresif selama beberapa tahun atau beberapa puluh
tahun.
4. Regurgitasi Aorta
Insufisiensi aorta disebabkan oleh lesi peradangan yang merusak bentuk bilah
katup aorta, sehingga masing – masing bilah tidak bisa menutup lumen aorta dengan rapt
selama diastole dan akibatnya menyebabkan aliran balik darah dari aorta ke ventrikel kiri.
Defek katup ini bisa disebabkan oleh endokarditis, kelainan bawaan, atau penyakit seperti
sifilis dan pecahnya aneurisma yang menyebabkan dilatasi atau sobekan aorta asendens.

C. ETIOLOGI
1. Stenosis Mitral
Berdasarkan etiologinya stenosis katup mitral terjadi terutama pada orang tua
yang pernah menderita demam rematik pada masa kanak-kanak dan mereka tidak
mendapatkan antibiotik.
2. Regurgitasi Mitral
Berdasarkan etiologinya insufisiensi atau regurgitasi mitral dapat dibagi atas
reumatik dan non reumatik(degenaratif, endokarditis, penyakit jantung koroner,
penyakit jantung bawaan, trauma dan sebagainya). Di negara berkembang seperti
Indonesia, penyebab terbanyak insufisiensi mitral adalah demam reumatik.
3. Stenosis Aorta
Berdasarkan etiologinya stenosis katup aorta merupakan penyakit utama pada
orang tua, yang merupakan akibat dari pembentukan jaringan parut dan penimbunan
kalsium di dalam daun katup. Stenosis katup aorta seperti ini timbul setelah usia 60
tahun, tetapi biasanya gejalanya baru muncul setelah usia 70-80 tahun. Stenosis katup
aorta juga bisa disebabkan oleh demam rematik pada masa kanak-kanak. Pada
keadaan ini biasanya disertai dengan kelainan pada katup mitral baik berupa stenosis,
regurgitasi maupun keduanya.

8
4. Regurgitasi Aorta
Penyebab terbanyak adalah demam reumatik dan sifilis. Kelainan katub dan
kanker aorta juga bias menimbulkan isufisiensi aorta. Pada isufisiensi aorta kronik
terlihat fibrosis dan retraksi daun-daun katub, dengan atau tanpa kalsifikasi, yang
umumnya merupakan skuele dari demam reumatik

D. TANDA DAN GEJALA


 TANDA dan GEJALA UMUM
1. PND
2. Lemah
3. Cianosis
4. Cepat lelah
5. Sesak saat aktivitas
6. Gangguan pada EKG
7. Palpitasi, keringat dingin
8. Kadang-kadang chest pain
9. Disfagia, tidak napsu makan
10. Kekuatan nadi melemah, takikardi
11. BJ Jantung 1 keras, murmur sistolik
12. BJ Jantung 1 keras, murmur sistolik
13. Edema perifer (mulai terjadi gagal jantung kanan)
14. Batuk, pada kongesti vena ada orthopnea, hemoptisis

 TANDA dan GEJALA KHUSUS


1. Stenosis Mitral
Lemah, dyspnea, capek bila ada kegiatan fisik, nocturnal dyspnea, batuk
kering, bronchitis, rales, edema paru-paru, hemoptysis/batuk darah, kegagalan pada
sebelah kanan jantung.

9
2. Regurgitasi Mitra
Lemah, kehabisan tenaga, berat badan turun, napas sesak bila terjadi kegiatan
fisik, ortopneu, paroxysma noktural dipsneu rales
3. Stenosis Aorta
Angina, syncope, capai, lemah, sesak napas saat ada kegiatan ortopneu,
paroxysmal nokturial, edema paru-paru, rales.
4. Regurgitasi Aorta
Palpitasi, sinus tacikardi, sesak napas bila beraktifitas ortopnew, paroxysmal
noktural dyspnea, diaphoresis hebat, angina.

E. PATOFISIOLOGI
Demam reuma (inflamasi akut dimediasi imun) yang menyerang katup jantung
akibat reaksi silang antara bakteri strepthococus hemolitik-α grup A dan protein jantung.
Bakteri ini dapat menyebabkan penyempitan pembukaan katup (stenosis) atau tidak dapat
menutupnya katup secara sempurna (inkompetensi atau regurgitasi) atau keduanya
dengan menyerang bagian endocardium fibrosa yang merupakan tempat melekatnya
katup jantung, sehingga dapat menyebabkan kekakuan dan pembengkakan.
Disfungsi katup akan meningkatkan kerja jantung. Insufisiensi katup memaksa
jantung memompa darah lebih banyak untuk menggantikan jumlah darah yang
mengalami regurgitasi atau mengalir balik sehingga meningkatkan volume kerja jantung.
Stenosis katup memaksa jantung meningkatkan tekanannya agar dapat mengatasi
resistensi terhadap aliran yang meningkat, karena itu akan meningkatkan tekanan kerja
miokardium. Respon miokardium yang khas terhadap peningkatan volume kerja dan
tekanan kerja adalah dilatasi ruang dan hipertrofi otot. Dilatasi miokardium dan hipertrofi
merupakan mekanisme kompensasi yang bertujuan meningkatakan kemampuan
pemompa jantung.

10
F. KOMPLIKASI
1. Disritmia
2. Bedah jantung
3. Angina pectoris
4. Inflamasi jantung
5. Gagal jantung kongestif
6. Penyakit jantung iskemi
7. Penyakit jantung rematik
8. Aspek-aspek psikososial perawatan akut

G. PEMERIKSAAN FISIK
1. EKG
2. Foto Thoraks
3. Echocardiography

H. PENATALAKSAAN
1. Stenosis Mitral
Terapi antibiotic diberikan untuk mencegah berulangnya infeksi.
Penatalaksanaan gagal jantung kongesti adalah dengan memberikan kardiotinikum
dan diuritik. Intervensi bedah meliputi komisurotoomi untuk membuka atau
menyobek komisura katub mitral yang lengket atau mengganti katub miral dengan
katub protesa.
2. Regurgitasi Mitral
Penatalaksanaannya sama dengan gagal jantung kongestif, intervensi bedah
meliputi penggantian katup mitral.
3. Stenosis Aorta
Penggantian katub aorta secara bedah. Terdapat resiko kematian mendadak
pada pasien yang diobati saja tanpa tindakan bedah. Keadaan yang tak dikoreksi

11
tersebut dapat menyebabkan gagal jantung permanen yang tidak berespond terhadap
terapi medis.
4. Regurgitasi Aorta
Penggantian katub aorta adalah terapi pilihan, tetapi kapan waktu yang tepat
untuk penggantian katub masih kontroversial. Pembedahan dianjurkan pada semua
pasien dengan hipertropi ventrikel kiri tanpa memperhatikan ada atau tidaknnya
gejala lain.

12
BAB III
TINJAUAN KASUS

1. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI


Masalah Keperawatan
1) Gangguan pertukaran gas
2) Resiko tinggi menurunanya curah jantung
3) Nyeri dada
4) Ansietas
5) Defisit pengetahuan

2. Data Yang Perlu Dikaji


1) Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal
dan jam MRS, nomor register, dan diagnosis medis.
2) Riwayat penyakit sekarang
Kapan waktu timbulnya penyakit? Jam berapa? Bagaimana awal
munculnya?Berangsur-angsur? Keadaan penyakit, apakah sudah
membaik, parah atau tetapsama dengan sebelumnya.Usaha yang
dilakukan untuk mengurangi keluhan, Kondisi saat dikaji P Q R S T
3) Riwayat penyakit dahulu
Penyakit pada masa anak-anak dan penyakit infeksi yang pernah
dialami, imunisasi yang pernah diberikan, kecelakaan yang pernah dialami,
prosedur operasi dan perawatan rumah sakit alergi (makanan, obat-obatan,
zat/substansi, textil), pengobatan dini (konsumsi obat-obatan bebas).
4) Riwayat penyakit keluarga
Identifikasi berbagai penyakit keturunan yang umumnya
menyerang.Anggotakeluarga yang terkena alergi, asma, TBC, hipertensi,

13
penyakit jantung, stroke, anemia, hemopilia, arthritis, migrain, DM, kanker
dan gangguan emosional.
5) Data Dasar Pasien
a. Aktivitas / Istirahat
a) Gejala : Kelemahan, kelelahan. Pusing, rasa berdenyut. Dispenea
karena kerja, palpitasi. Gangguan tidur (ortopnea, dispnea
paroksimal noktural, nokturia, keringatmalam hari.)
b) Tanda : Takikardi, gangguan pada TD. Pingsan karena kerja.
Takipnea, dispnea.
b. Sirkulasi
a) Gejala : Riwayat kondisi pencetus, contoh: Demam reumatik,
Endokarditis bakterial subakut, infeksi streptokokal;
hipertensi, kondisi kongenital (contoh kerusakan Atrial-
septal, sindrom marfun), trauma dada, hipertensi pulmonal.
Riwayat murmur jantung, palpitasi. Serak, hemoptisis.
Batuk tanpa produksi sputum.
b) Tanda : Sistolik TD menurun (AS lambat).Tekanan nadi:
Penyempitan (SA); luas(IA)Nadi karotid: lambat dengan
volume nadi kecil (SA); bendungan dengan pulsasi arteri
terlihat (IA).Nadi apikal: PMI kuat dan terletak di bawah
dan kekiri(IM); secara lateral kuat dan perpindahan tempat
(IA).
c) Getaran : Getaran diastolik pada aspek (SM). Getaran systolik
pada dasar (SA) Getaran systolik senjang batas sternal
kiri; getaran systolik pada titik jagular dan sepanjang
arteri karotis(IA).
Dorongan: Dorongan apikal selama systolik(SA). Bunyi jantung:
S1 keras, pembukaan yang keras (SM). Penurunan atau
tak ada S1, bunyi robekan luas, adanya S3(IM berat).

14
Bunyi ejeksi sistolik (SA). Bunyi sistolik, ditonjolkan
oleh berdiri/jongkok (MVP).
Kecepatan : Takikardi (MVP) ; takikardi pada istirahat (SM).
Irama : Tak teratur, fibrilasi atrial (SM dan IM). Disritmia dan
derajat pertamaBlok AV (SA).
Murmur : Murmur diastolik pada area pulmonalik (IP). Bunyi
rendah, murmur diastolik gaduh(SM). Murmur sistolik
terdengar baik pada apek (MR). Murmur sistolik terdengar
baik pada dasar dengan penyebaran ke leher (SA).Murmur
sistolik pada dasar kiri batas sternal (SP) meningkat
selama inspirasi (IT). Murmur diastolik (tiupan), bunyi
tinggi dan terdengar baik pada dasar (IA). Murmur
diastolik pada dasar kiri strenal meningkat dengan
inspirasi ( ST).
Warna / Sianosis : Kulit hangat, lembab dan kemerahan (IA).
Kapiler kemerahan dan pucat pada tiap nadi
(IA).
c. Integritas Ego
a) Gejala : Tanda kecemasan. Contoh gelisah, pucat, berkeringat,
fokus menyempit, gemetar.
d. Makanan / Cairan
a) Gejala: Disfagia (IM Kronis)Perubahan berat badan. Penggunaan
diuretik.
b) Tanda: Edema umum / dependen. Hepatomegali dan asites ( SM, IM,
IT) Hangat, kemerahan dan kulit lembab (IA). Pernafasan payah dan
bising dengan terdengar krekels dan mengi.
e. Neurosensori
a) Gejala: Episode pusing/ pingsan berkenaan dengan beban kerja.
f. Nyeri / Kenyamanan

15
a) Gejala: Nyeri dada , angina (SA,IA). Nyeri dada non angina / tidak
khas (MVP).
g. Pernafasan
a) Gejala:Dispenia (Kerja, ortopnea, paroksismal, nokturnal). Batuk
menetap ataunokturnal ( sputum mungkin/ tidak produktif).
b) Tanda: Takipnea. Bunyi napas adventisius (krekels dan mengi).
Sputum banyak dan berbecak darah ( Edema pulmonal). Gelisah/
ketakutan ( Pada adanya edema pulmonal).
h. Keamanan
a) Gejala: Proses infeksi/ sepsis, kemoterapi radiasi. Adanya perawatan
gigi (pembersihan, pengisian, dsb).
b) Tanda: Perlu perawatan gigi / mulut.
6) Riwayat Psikososial
a. Identifikasi klien tentang kehidupan sosialnya
b. Identifikasi hubungan klien dengan yang lain dan kepuasan diri sendiri
c. Kaji lingkungan rumah klien, hubungkan dengan kondisi RS
d. Tanggapan klien tentang beban biaya RS
e. Tanggapan klien tentang penyakitnya
7) Riwayat Spiritual
a. Kaji ketaatan klien beribadah dan menjalankan kepercayaannya :
b. Support system dalam keluarga :
c. Ritual yang biasa dijalankan :
8) Aktifitas Sehari-hari
a. Nutrisi :
Selera makan, menu makan dalam 24 jam. Frekuensi makan dalam 24
jam. Makanan yang disukai dan makanan pantangan. Pembatasan pola
makanan. Cara makan (bersama keluarga, alat makan yang digunakan).
Ritual sebelum makan, dll.
b. Cairan :

16
Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam, frekuensi minum,
kebutuhan cairan dalam 24 jam.
c. Eliminasi (BAB & BAK):
Tempat pembuangan, frekuensi? kapan? teratur?, konsistensi, kesulitan
dan cara menanganinya, obat-obat untuk memperlancar BAB/BAK.
d. Istirahat Tidur
Apakah cepat tertidur, jam tidur (siang/malam), bila tidak dapat tidur
apa yang dilakukan, apakah tidur secara rutin.
e. Olahraga
Program olahraga tertentu, berapa lama melakukan dan jenisnya,
perasaan setelah melakukan olahraga.
f. Rokok / alkohol dan obat-obatan
Apakah merokok? jenis? berapa banyak? kapan mulai merokok? Apakah
minum minuman keras? berapa minum /hari/minggu? jenis minuman?
apakah banyak minum ketika stress?
g. Personal hygiene
Mandi (frekuensi, cara, alat mandi, kesulitan, mandiri/dibantu), cuci
rambut, gunting kuku, gosok gigi.
9) Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum klien :
Tanda-tanda dari distress, penampilan dihubungkan dengan usia, ekspresi
wajah, bicara, mood, berpakaian dan kebersihan umum, tinggi badan, BB,
gaya berjalan.
2. Tanda-tanda vital :
Suhu, nadi, pernafasan, tekanan darah.

3. Sistem pernafasan
Hidung : Kesimetrisan, pernafasan cuping hidung, adanya sekret / polip,
passaseudara.

17
Leher : Pembesaran kelenjar, tumor.
Dada : Bentuk dada (normal,barrel,pigeon chest). Perbandingan
ukuran anterior posterior dengan transversi. Gerakan dada (kiri dan
kanan, apakah ada retraksi). Keadaan proxsesus xipoideus.Suara nafas
(trakhea, bronchial, bronchovesikular).Apakah ada suara nafas tambahan.
Apakah ada clubbing finger.
4. Sistem kardiovaskuler
Conjunctiva (anemia/tidak), bibir (pucat, cyanosis), arteri carotis, tekanan
vena jugularis, ukuran jantung, ictus cordis/apex, suara jantung
(mitral,tricuspidalis, S1, S2, bising aorta, murmur,gallop), capillary refill
time.
5. Sistem perncernaan
Sklera (ikterus/tidak), bibir (lembab, kering, pecah-pecah, labio skizis),
mulut (stomatitis, apakah ada palatoskizis, jumlah gigi, kemampuan
menelan, gerakan lidah), gaster (kembung, gerakan peristaltik), abdomen
(periksa sesuai dengan organ dalam tiap kuadran), anus (kondisi, spinkter
ani, koordinasi).
6. Sistem saraf
a) Fungsi cerebral: status mental (orientasi, daya ingat, perhatian dan
perhitungan, bahasa), kesadaran (eyes, motorik, verbal) dengan gcs,
bicara (ekspresive dan resiptive)
b) Fungsi kranial (saraf kranial I s/d XII)
c) Fungsi motorik (massa, tonus dari kekuatan otot)
d) Fungsi sensorik (suhu, nyeri, getaran posisi dan diskriminasi)
e) Fungsi cerebellum (koordinasi dan keseimbangan)
f) Refleks (ekstremitas atas, bawah dan superficial)
g) Iritasi meningen (kaku kuduk, lasaque sign, kernig sign, brudzinski
sign)
7. Sistem musculoskeletal

18
Kepala (bentuk kepala), vertebrae (bentuk, gerakan, rom), pelvis (thomas
test, trendelenberg test, ortolani/barlow test, rom), lutut (mc murray test,
ballotement, rom), kaki (keutuhan ligamen, rom), bahu, tangan.
8. Sistem perkemihan
Edema palpebra, moon face, edema anasarka, keadaan kandung kemih,
nocturia, dysuria, kencing batu, penyakit hubungan sexual.
9. Sistem immune
Allergi (cuaca, debu, bulu binatang, zat kimia), Immunisasi, Penyakit
yang berhubungan dengan perubahan cuaca, Riwayat transfusi dan
reaksinya.

ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. DO : Odema Paru Gangguan
Sianosis Pertukaran Gas
Dispnea
Tachikardia
Gas darah arteri abnormal pH
arteri abnormal
DS :
Pasien mengatakan sakit kepala
saat bangun.
Nafas cuping hidung
Warna kulit abnormal (pucat,
kehitaman)

19
2. DO : Penurunan Risiko/Actual
Aritmia Kontraktilitas, Tinggi
Brakikardia Ventrikel Kiri Menurunnya Curah
Perubahan EKG Jantung
Takikardia
Penurunan tekanan vena
Murmur
DS:
Pasien mengatakan mulai batuk-
batuk
Pasien terlihat letih
3. DO: Iskemia miokard Nyeri dada
Perubahan denyut jantung
Perubahan frekuensi pernafasan
Kedok wajah (merengek, gelisah
Perubahan pola makan
DS:
Pasien mengatakan nyeri di area
dada
Pasien mengatakan pola tidur
berubah
4. DO: Situasi Kritis, Ansietas
Mulut kering Takut akan
DS: Kematian
Pasien mengatakan tidak nafsu
makan
Pasien terlihat cemas
Kontak mata buruk

20
5. DS: Kurangnya Defisit
Sering bertanya Informasi, Pengatahuan
Salah instruksi Keterbatasan
Perilaku hiperbola Kognitif.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan pertukaran gas b/d odema paru ditandai dengan sianosis dan dispnea.
2) Resiko tinggi menurunanya curah jantung b/d penurunan kontraktilitas ventrikel kiri
ditandai dengan aritmia dan perubahan EKG.
3) Nyeri dada b/d iskemia jaringan myokard ditandai dengan perubahan denyut jantung dan
ekspresi kesakitan.
4) Ansietas b/d situasi kritis ditandai dengan ketakutan dan peningkatan tegangan.
5) Defisit pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang katup jantung ditandai dengan
permintaan informasi kepada perawat dan ahli profesi kesehatan lainnya

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NO DX NIC NOC
RASIONAL

1 Gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji suara paru,


pertukaran gas b/d tindakan keperawatan, frekuensi nafas,
odema paru ditandai gas darah arteri normal kedalaman, dan usaha
dengan sianosis dan dalam jangka waktu 1 x nafas, dan produksi
dispnea 24 jam sputum sebagai indicator

21
DO: keefektian penggunaan
Menunjukan perbaikan alat penunjang.
ventilasi/oksigenasi 2. Awasi dan laporkan pada
sebagai bukti adalah data pengkajian terkait
frekuensi pernapasan (sensorium pasien, suara
dalam rentang normal, tak nafas, pola nafas, analisis
ada sianosis, dan gas darah arteri, sputum,
penggunaaan otak efek obat).
aksesoris, bunyi nafas 3. Membantu dalam posisi,
normal. batuk, dan nafas dalam.
DS: 4. Jelaskan pada pasien
Sudah tidak terlihat mengenai penggunaan
pernafasan cuping hidung alat bantu yang
Warna kulit pasien diperlukan (oksigen,
kembali dalam keaadaan pengisap, spirometer)
normal
2. Resiko tinggi Setelah dilakukan 1. Berikan oksigen
menurunanya curah tindakan keperawatan, tambahan dengan
jantung b/d Penurunan curah jantung nasal kanal/ masker
penurunan dapat teratasi dan sesuai dengan
kontraktilitas menunjukkan tanda vital indikasi.
ventrikel kiri dalam batas yang dapat 2. Berikan istirahat
ditandai dengan diterima, disritmia psikologi dengan
aritmia dan terkontrol atau hilang dan lingkungan yang
perubahan EKG. bebas gejala gagal tenang.
jantung dalam jangka 3. Pantau tanda
waktu 3x24 jam. kelebihan cairan.
DO:

22
Tekanan darah dalam 4. PemberianIV
batas normal (120/80 ,pembatasan jumlah
mmHg, nadi 80x/menit). total sesuai dengan
Tidak terjadi aritmia dan indikasi. Hindari
irama jantung teratur, cairan garam.
CRT kurang dari 3 detik. 5. Kolaborasi
DS: pemberian obat.
Klien akan melaporkan
penurunan episode
dispnea, berperan dalam
aktivitas mengurangi
beban kerja jantung.

3. Nyeri dada b/d Setelah dilakukan 1. Gunakan skala nyeri


iskemia jaringan tindakan 0-10 untuk rentang
myokard ditandai keperawatan,Pasien intensitas.
dengan perubahan mengatakan bahwa nyeri 2. Catat ekspresi verbal
denyut jantung dan dada telah atau non verbal,
ekspresi kesakitan. hilang/terkontrol dalam respon otomatis
jangka waktu 3x24 jam terhadap
DO: nyeri(berkeringat,TD
Denyut jantung dan dan nadi
frekuensi pernafasan berubah,peningkatan
kembali dalam keadaan atau penurunan
normal. frekuensi
Pola makan pasien pernafasan).
kembali dalam keadaan 3. Ajarkan penggunaan
normal. teknik

23
DS: nonfarmakolog
Pasien mengatakan nyeri (misalnya: TENS,
di area dada sedah hypnosis, relaksasi,
menghilang. masase, dll)
Pasien mengatakan pola 4. Evaluasi respon
tidur kembali normal. terhadap obat.
Ekspresi wajah pasien 5. Berikan lingkungan
tenang. istirahat dan batasi
aktifitas sesuai
kebutuhan.
4. Ansietas b/d situasi Setelah dilakukan 1. Kaji dan dokumentai
kritis ditandai tindakan keperawatan, tingkat kecemasan
dengan ketakutan Pasien merasa tenang pasien, termasuk reaksi
dan peningkatan dalam jangka waktu 1x24 fisik pasien.
tegangan. jam. 2. Ajarkan dan anjurkan
DO: pasien melakukan
Mulut kembali dalam teknik relaksasi, contoh
keadaan normal, tidak napas dalam,
kering bimbingan imajinasi,
DS: relaksasi progresif.
Pasien mengatakan nafsu 3. Berikan tindakan
makan sudah kembali kenyamanan contoh,
normal. mandi, gosokan
Pasien tidak terlihat punggung, perubahan
cemas lagi. posisi.
Kontak mata dengan 4. Koordinasikan waktu
pasien kembali normal. istirahat dan aktivitas

24
saat senggang tepat
untuk kondisi.
5. Libatkan orang terdekat
dalam rencana
perawatan dan dorong
partisipasi maksimum
pada rencan
pengobatan.
5. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan 1. Jelaskan dasar patologi
b/d kurangnya tindakan keperawatan, abnormalitas katub.
informasi tentang Pasien mengerti tentang 2. Jelaskan rasional
katup jantung kelainan katub jantung pengobatan, dosis, efek
ditandai dengan dalam jangka waktu 1x24 samping, dan
permintaan jam pentingnya minum obat
informasi kepada DS: sesuai resep.
perawat dan ahli Pasien menyatakan 3. Anjurkan dan biarkan
profesi kesehatan pemahaman proses pasien menunjukkan
lainnya. penyakit, program ketrampilan
pengobatan dan pemantauan sendiri
potensial komplikasi. nadi bila pasien pulang
Pasien mampu dengan digitalis.
mengenali kebutuhan
untuk kerja sama dan
mengikuti perawatan.

25
BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN

Jantung memiliki empat ruangan, 2 ruangan kecil di atas (atrium) dan 2ruangan besar
di bawah (ventrikel). Setiap ventrikel memiliki satu katup masuk searah dan satu katup keluar
searah. Katup jantung bekerja mengatur aliran darahmelalui jantung ke arteria pulmonal dan
aorta dengan cara membuka dan menutuppada saat yang tepat ketika jantung berkontraksi
dan berelaksasi selama siklus jantung.Bila salah satu katup tidak terbuka atau tertutup dengan
baik maka akanmempengaruhi aliran darah, bila katup tidak dapat membuka secara
sempurna(biasanya karena stenosis), akibatnya aliran darah melalui katup tersebut
akanberkurang. Bila katup tidak dapat menutup secara sempurna darah akanmengalami
kebocoran sebagai proses yang disebut regurgitasi atau infusiensi.Adapun beberapa jenis
kelainan katup jantung:
Syndrome Prolaps Katup Mitral
1) Regurgitasi Mitralis
2) Stenosis Mitral
3) Stenosis Katup Aorta
4) Regurgitasi Aorta
5) Penyakit Trikuspidalis
6) Penyakit Pulmonalis

B. SARAN

Selayaknya seorang mahasiswa keperawatan dan seorang perawat dalam setiap


pemberian asuhan keperawatan termasuk dalam asuhan keperawatan pada klien hemoroid
menggunakan konsep yang sesuai dengan kebutuhan dasar manusia yang bersifat holistic yang
meliputi aspek biopsikospiritual dan semoga makalah ini dapat digunakan sebagai titik acuh
khalayak umum.

26
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn E. 1999. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN, Ed.3.Jakarta: EGC.

Gray, H. Huon, Dawkins, D.Keith,dkk. 2003. LECTURE NOTES:KARDIOLOGI, Alih

Bahasa: Azwar Agoes. Jakarta: Erlangga.

Guyton dan Hall. 1997. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN, Edisi 9.Jakarta: EGC.

Hudak dan Gaho. 1997. KEPERAWATAN KRITIS: PENDEKATANHOLISTIK, Alih

Bahasa: Betty Susanto, dkk. Jakarta: EGC.

Mansjoer, Arif, dkk. 2000. KAPITA SELEKTA KEDOKTERAN, Jilid 1 Edisi 3.Jakarta:

Media Aesculapius.

Price, Sylvia Anderson. 1994. PATOFISIOLOGI: KONSEP KLINIS PROSES-PROSES

PENYAKIT, Buku 1 Ed.4. Jakarta: EGC.

Suzanne, C. Smeltzer. 2001. BUKU AJAR KEPERAWATAN MEDICALBEDAH, Ed.8

Vol.2. Jakarta: EGC.

Wilkinson, M. Judith. 2006. BUKU SAKU KEPERAWATAN DIAGNOSIS

KEPERAWATAN DENGAN INTERVERNSI NIC DAN KRITERIA HASILNOC, Alih

Bahasa: Widyawati. Jakarta: EGC

27

Anda mungkin juga menyukai