Anda di halaman 1dari 24

Asuhan

Keperawatan
Sirosis
Hepatis
KELOMPOK II
1. BELLA OKTAVIA 7. PUTRI MELATI D

2. ELLY SRI WAHYUNI 8. RADYA MUSTAFIDAH

3. HARYANTO 9. RESTU PUSPITA

4. HERI SETYAWAN 10. SOLEKHA CHEA

5. KRISTIA MURNI 11. TANIA LOSANTI

6. NOVA NUR A.R 12. VITIS DYAH S


Definisi
• Penyakit hati kronis yang di
cirikan dengan distorsi
arsitektur hati yang normal
oleh lembar lembar jaringan
ikat dan nodul regenerasi
sel hati
Etologi
• Di Amerika penyebab dari sirosis hepatis yang tersering
akibat alkoholik
• Di Indonesia terutama akibat infeksi virus hepatitis B
maupun C. hepatitis B (30-40%), virus hepatitis C (30-
40%), dan penyebab yang tidak diketahui (10-20%).
Patofisiologi
Alkohol hepatitis virus
alkoholdehidrogenase
Asetaldehid non spesifik respon imun spesifik
dan asetat
sel NK sell imfosit T & sel limfosit B
Oksidasi lemak
& lipogenesis lisis sell

Steatosis hati
hepatosit rusak (neckrosis) hepatosit hidup

lisosom & sitokin regenerasi sell

aktivasi sel kupffer hiperplasi sel

stimulasi sel stella hepatic nodul


sekresi kolagen

Fibrotik

Sirosis hepatis
• Hemokromatosis penyakit sebuah penyakit di mana besi
tidak dimetabolisme dan menumpuk di jaringan di
seluruh tubuh, terutama di hati.
• Penyakit Wilson penimbunan tembaga dalam jaringan
hati
• nonalkoholik steatohepatis
• Kholestasis berkepanjangan
• Gangguan autoimun,
• Toksin dan obat-obatan,
• Kriptogenik
Sirosis hepatis

• Hipertensi porta Gangguan faal hati


Gangguan faal hati

Metabolisme metabolisme
protein ,karbohidrat steroid

Hipoalbumin Glikogenesis estrogen testosteron

Glikogenolisis genikomasti atrofi testis


tek osmotik eritema palmaris
Bilirubin indirect hipoglikemi spider nevy
Bilirubin direct

Ikterus acites
Hipertensi porta
V.lienalis V. esophageal v. Paraumbilikalis v mesentrika inf

splenomegali varisces eshophagus caput medusae hemoroid interna


hipersplenisme
Hematemesis melena
leukosit anemia
trombosit amoniak
HB fx detoksifikasi
Ensephalopati hepatikum
pansitopeni
Klasifikasi Sirosis Hepatis
• Berdasarkan morfologi, Sherlock membagi
sirosis hepatis atas 3 jenis, yaitu :
• Mikronodular nodul-nodul berukuran < 3 mm.
• Makronodular nodul-nodul berukuran > 3
mm.
• Campuran Yaitu gabungan dari mikronodular
dan makronodular.
• Secara fungsional, sirosis hepatis terbagi atas :
• 1. Sirosis Hepatis Kompensata.

• 2. Sirosis Hepatis Dekompensata


Klasifikasi child pugh
Gambaran Klinik

Penurunan nafsu makan dan berat badan


• Mual
• Perasaaan perut kembung
• Perasaan mudah lelah dan lemah, kelemahan otot.
• (eritemapalmaris, spider nevi, ginekomastia, atrofi testis,
dan gangguan siklus haid)
• Ikterus
• Perdarahan saluran cerna bagian atas
Pemeriksaan Laboratorium

• Darah Tepi Anemia, leukopenia, trombositopenia


• Kimia Darah Bilirubin, transaminase alkaline
fosfatase, albumin-globulin
elektrolit (K, Na, dll) bila ada ascites
• Serologi HBsAg dan anti HCV
• Endoskopi saluran cerna atas Varises, gastropati
• USG/CT scan
• Laparoskopi
• Biopsi hati Dilakukan bila koagulas memungkinkan
dan diagnosis masih belum pasti
Penatalaksanaan
• Hematemesis melena
• Resusitasi cairan cairan kristaloid 2-4x cairan
keluar (hindari RL)
• Tranfusi Whole blood jika masih ada perdarahan
masif
• Pemasangan NGT kumbah lambung dengan air es
100 -150 ml observasi tiap 2jam
sampai perdarahan (-)
• Diagnosis
• Terapi
• Profilaksis
• Hemostatika Vit k 10 – 40 mg
Asam traneksamat
• asam lambung antasida tiap 6- 8 jam
H2 bloker ranitidin 2x 1 amp
• Sterilisasi usus neomisin 4x 1g atau
kanamisin 4x500mg
laktulosa 30ml (20g)
Vasopresor b bloker
Acites
1. Terapi konservatif
• Diet rendah garam
• Retriksi cairan
• Diuretik spinorolakton 100mg – 200mg/hari
2. Albumin
3. Pungsi
Enchephalopati hepatikum
Stadium Manifestasi Klinis

0 Kesadaran normal, hanya sedikit ada penurunan daya


ingat, konsentrasi, fungsi intelektual, dan koordinasi.
1 Gangguan pola tidur

2 Letargi

3 Somnolen, disorientasi waktu dan tempat, amnesia

4 Koma, dengan atau tanpa respon terhadap rangsang nyeri.


• Pasang sonde
• Sterilisasi usus – lavement
• neomicyn
• Laktulosa
• Stop makanan yang mengandung nitrogen
• Ex daging sapi, teri, sardin, kerang
• Stop diuretik evaluasi SE
• Comafusin AARC tangkap gugus OH
• Antibiotik profilaksis
Peritonitis Bakterial Spontan (PBS)
• Peradangan peritoneum akibat infeksi cairan acites.

• Diagnose SBP
• berdasarkan pemeriksaan pada cairan asites, dimana
ditemukan sel polimorfonuklear lebih dari 250 sel /
mm3 dengan kultur cairan asites yang positif.
Sindrom Hepatorenal

• Hipertensi porta

Vasodilatasi splanik

Perfusi ginjal
SHR
rennin angiotension
system saraf simpatis vasokonstriksi renal
retensi natrium
Kriteria diagnostik SHR berdasarkan
International Axcites Club
1. Penyakit hati akut atau kronik dengan gagal hati lanjut
dan hipertensi portal.
2. GFR rendah, keratin serum >1,5 mg/dl atau kreatinin
klirens 24 jam < 40ml/mnt.
3. Tidak ada syok,infeksi bakteri sedang berlangsung,
kehilangan cairan dan mendapat obat nefrotoksik.
4. Tidak ada perbaikan fungsi ginjal dengan pemberian
diuretic (penurunan kreatinin serum menjadi < 1,5 mg/dl
atau peningkatan kreatinin klirens menjadi > 40 ml/mnt)
5. Proteinuria < 0,5 g/hari dan tidak dijumpai bstruktif
uropati atau penyakit parenkim ginjal secara
ultrasonografi.
• Kriteria tambahan :
• 1. Volume urin < 500 ml / hari
• 2. Natrium urin < 10 meg/liter
• 3. Osmolalitas urin > osmolalitas plasma
• 4. Eritrosit urin < 50 /lpb
• 5. Natrium serum <130 meg / liter
Semua kriterua mayor harus dijumpai dalam menegakkan
diagnosa SHR, sedangkan criteria tambahan merupakan
pendukung untuk diagnosa SHR
Terimakasih

*Corect Me If I’m Wrong

Anda mungkin juga menyukai