Anda di halaman 1dari 13

Anatomi Jantung

Jantung normal dibungkus oleh perikardium terletak pada mediastinum medialis dan
sebagian tertutup oleh jarinbgan paru. Bagian depan dibatasi oleh sternum dan iga 3,4, dan 5.
Hampir dua pertiga bagian jantung terletak di sebelah kiri garis media sternum. Jantung
terletak diatas diafragma, miring ke depan kiri dan apeks kordis berada paling depan dari
rongga dada. Apeks ini dapat diraba pada ruang sela iga 4 – 5 dekat garis medio- klavikuler
kiri. Batas kranial dibentuk oleh aorta asendens, arteri pulmonal dan vena kava superior.
Ukuran atrium kanan dan berat jantung tergantung pada umur, jenis kelamin, tinggi badan,
lemak epikardium dan nutrisi seseorang.Jantyng terletak di rongga thorax sekitar garis tengah
antara sternum di sebelah anterior dan vertebra di posterior dengan berat 200-425 gram.1

Anatomi jantung dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu anatomi luar dan anatomi
dalam. Anatomi luar, atrium dipisahkan dari ventrikel oleh sulkus koronarius yang
mengelilingi jantung.Pada sulkus ini berjalan arteri koroner kanan dan arteri sirkumfleks
setelah dipercabangkan dari aorta. Bagian luar kedua ventrikel dipisahkan oleh sulkus
interventrikuler anterior di sebelah depan, yang ditempati oleh arteri desendens anterior kiri,
dan sulkus interventrikularis posterior disebelah belakang, yang dilewati oleh arteri
desendens posterior.1

Perikardium, adalah jaringan ikat tebal yang membungkus jantung. Perikardium


terdiri dari 2 lapisan yaitu perikardium visceral (epikardium) dan perikardium parietal.
Epikardium meluas sampai beberapa sentimeter di atas pangkal aorta dan arteri pulmonal.
Selanjutnya jaringan ini akan berputar – lekuk (releksi) menjadi perikardium parietal,
sehingga terbentuk ruang pemisah yang berisi cairan bening licin agar jantung mudah
bergerak saat pemompaan darah.1

Kerangka jantung, jaringan ikat tersusun kompak pada bagian tengah jantung yang
merupakan tempat pijakan atau landasan ventrikel, atrium dan katup – katup jantung. Bagian
tengah badan jaringan ikat tersebut disebut trigonum fibrosa dekstra, yang mengikat bagian
medial katup trikuspid, mitral, dan anulus aorta. Jaringan ikat padat ini meluas ke arah lateral
kiri membentuk trigonum fibrosa sinistra. Perluasan kedua trigonum tersebut melingkari
katup trikuspid dan mitral membentuk anuli fibrosa kordis sebagai tempat pertautan langsung
otot ventrikel, atrium, katup trikuspid,dan mitral. Salah satu perluasan penting dari kerangka
jantung ke dalam ventrikel adalah terbentuknya septum interventrikuler pars
membranasea.Bagian septum ini juga meluas dan berhubungan dengan daun septal katup
trikuspid dan sebagian dinding atrium kanan.1,2

Anatomi dalam, jantung terdiri dari empat ruang yaitu atrium kanan dan kiri, serta
ventrikel kanan dan kiri dipisahkan oleh septum. Atrium kanan, darah vena mengalir kedalam
jantung melalui vena kava superior dan inferior masuk ke dalam atrium kanan, yang
tertampung selama fase sistol ventrikel. Secara anatomis atrium kanan terletak agak ke depan
dibanding dengan ventrikel kanan atau atrium kiri. Pada bagian antero- superior atrium kanan
terdapat lekukan ruang atau kantung berbentuk daun telinga disebut aurikel.Permukaan
endokardium atrium kanan tidak sama; pada posterior dan septal licin dan rata, tetapi daerah
lateral dan aurikel permukaannya kasar dan tersusun dari serabut – serabut otot yang berjalan
paralel yang disebut otot pektinatus.Tebal rata – rata dinding atrium kanan adalah 2 mm.2

Ventrikel kanan, letak ruang ini paling depan di dalam rongga dada, yaitu tepat
dibawah manubrium sterni.Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel
kiri dan di medial atrium kiri. Perbedaan bentuk kedua ventrikel dapat dilihat pada potongan
melintang.Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, berdinding tipis
dengan tebal 4 –5 mm. Secara fungsional ventrikel kanan dapat dibagi dalam alur masuk dan
alur keluar.Ruang alur masuk ventrikel kanan ( right ventricular inflow tract) dibatasi oleh
katup trikuspid, trabekula anterior dan dinding inferior ventrikel kanan.Sedangkan alur keluar
ventrikel kanan (right ventricular outflow tract) berbentuk tabung atau corong, berdinding
licin terletak dibagian superior ventrikel kanan yang disebut infundibulum atau konus
arteriosus.Alur masuk dan alur keluar dipisahkan oleh krista supraventrikuler yang terletak
tepat di atas daun katup trikuspid.2

Atrium kiri, menerima darah dari empat vena pulmonal yang bermuara pada dinding
postero – superior atau postero-lateral, masing - masing sepasang vena kanan dan kiri.Letak
atrium kiri adalah di posterior-superior ari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar
tembus dada tidak tampak.Tebal dindingnya 3 mm, sedikit lebih tebal daripada dinding
atrium kanan.Endokardiumnya licin dan otot pektinati hanya ada pada aurikelnya.2

Ventrikel kiri, berbentuk lonjong seperti telur, dimana bagian ujungnya mengarah
ke antero-inferior kiri menjadi apeks kordis.Bagian dasar ventrikel tersebut adalah anulus
mitral. Tebal dinding ventrikel kiri adalah 2- 3 kali lipat diding ventrikel kanan.2
Katup jantung terdiri atas 4 yaitu katup trikuspid yang memisahkan atrium kanan
dengan ventrikel kanan , katup mitral atau bikuspid yang memisahkan antara atrium kiri
dengan ventrikel kiri setra dua katup semilunar yaitu katup pulmonal dan katup aorta. Katup
pulmonal adalah katup yang memisahkan ventrikel kanan dengan arteri pulmonalis. Katup
aorta adalah katup yang memisahkan ventrikel kiri dengan aorta.2

Jantung dipersarafi oleh sistem saraf otonom yaitu saraf simpatis dan parasimpatis.
Serabut – serabut saraf simpatis mempersarafi daerah atrium dan ventrikel termasuk
pembuluh darah koroner.Saraf parasimpatis terutam memberikan persarafan pada nodus
sinoatrial,atrioventrikular dan serabut – serabut otot atrium, dapat pula menyebar ke ventrikel
kiri.2

Persarafan simpatis eferen preganglionik berasal dari medulla spinalis torakal atas,
yaitu torakal 3- 6, sebelum mencapai jantung akan melalui pleksus kardialis kemudian
berakhir pada ganglion servikalis superior, medial, atau inferior. Serabut post – ganglionik
akan menjadi saraf kardialis untuk masuk ke dalam jantung.Persarafan parasimpatis berasal
dari pusat nervus vagus di medulla oblongta; serabut – serabutnya akan bergabung dengan
serabut simpatis di dalam pleksus kardialis.Rangsang simpatis akan dihantar oleh asetilkolin.2

Pendarahan jantung, berasal dari aorta melalui dua pembuluh darah koroner utama
yaitu arteri koroner kanan dan kiri. Kedua arteri ini keluar dari sinus valsalva aorta.Arteri
koroner kiri bercabang menjadi ramus nodi sinoatrialis, ramus sirkumfleks dan ramus
interventrikularis anterior. Arteri koroner kanan bercabang menjadi ramus nodi sinoatrialis,
ramus marginalis dan ramus interventrikularis posterior.1

Jantung terletak dirongga toraks sekitar garis tengah antara sternum disebelah anterior
dan vertebra disebelah posterior. Jantung memiliki pangkal lebar disebelah atas dan
meruncing membentuk ujung yang disebut apeks didasar. Sewaktu jantung berdenyut
(kontraksi) secara kuat, apeks membentur bagian dalam dinding dada disisi kiri. Kenyataan
bahwa jantung terletak antara dua struktur tulang, sternum dan vertebra digunakan sebagai
bagian dari resusitasi jantung paru pada tindakan penyelamatan.1

Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri, yaitu atria (atrium, tunggal) menerima
darah yang kembali ke jantung dan memindahkannya ke ventrikel yang memompa darah dari
jantung keseluruh tubuh. Pembuluh yang mengembalikan darah dari jaringan ke atria adalah
vena (V.kava), dan pembuluh yang mengangkut dari menjauhi ventrikel menuju jaringan
adalah arteri (Aorta abdominalis). Kedua belah jantung dipisahkan oleh septum, otot
kontinyu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung.1

Adanya empat katup jantung memastikan darah mengalir satu arah. Empat katup
jantung terdiri dari katup atrioventrikuler (AV) kanan dan kiri. Katup AV kanan disebut juga
katup trikuspid karena terdiri dari tiga buah katup dan katup AV kiri terdiri dari dua buah
katup disebut juga katup bikuspid atau katup mitral. Dua katup lainnya, katup aorta dan katup
pulmonalis, keduanya dikenal dengan katup semilunaris karena terdiri dari tiga daun katup
yang masing-masing mirip separuh bulan. Tepi-tepi daun katup AV diikat oleh tali fibrosa
yang disebut korda tendinae. Tali-tali ini melekat ke otot papilaris. Letak katup trikuspid
letaknya setinggi ICS IV parasternal kiri, katup bikuspid/ mitral letaknya setinggi ICS V
medioklavikularis kiri, katup aorta letaknya setinggi ICS II parasternal kanan dan katup
pulmonal letaknya ICS II parasternal kiri.2

Gambar 1. Anatomi Jantung.1

Perdarahan Jantung

Jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan kiri, yang berasal dari
aorta ascendens tepat di atas valva aortae. Arteriae coronariae dan cabang-cabang utamanya
terdapat di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat subepicardial.2
Arteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan kedepan di
antara truncus pulmonalis dan auricula dextra. Arteri ini berjalan turun hampir vertikal di
dalam sulcus atrioventriculare dextra, dan pada pinggir inferior jantung pembuluh ini
melanjut ke posterior sepanjang sulcus atrioventricularis untuk beranastomosis dengan ateria
coronaria kiri di dalam sulcus interventricularis posterior. Cabang-cabang arteria coronaria
dextra berikut ini mendarahi atrium dextrum dan ventriculus dexter, sebagian dari atrium
sinistrum dan ventriculus sinister, dan septum atrioventriculare.2

Arteria coronaria kiri, yang biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteria
coronaria dextra, mendarahi sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar atrium sinister,
ventriculus sinister, dan septum ventriculare. Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus
aortae aorta ascendens dan berjalan ke depan di antara truncus pulmonalis dan auricula kiri.
Kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus atrioventricularis dan bercabang dua menjadi
ramus interventricularis anterior dan ramus circumflexus.2

Terdapat anastomosis di antara cabang-cabang terminal arteria coronaria dextra dan


kiri (sirkulasi kolateral), tetapi biasanya tidak cukup besar untuk me-nyediakan suplai darah
yang cukup untuk otot jantung apabila sebuah cabang besar tersumbat oleh suatu penyakit.
Penyumbatan mendadak dari sebuah cabang-cabang besar atau salah satu arteria coronaria
biasanya menyebabkan kematian otot jantung(infark miokardium), walaupun kadang-kadang
sirkulasi kolateral cukup untuk mempertahankan suplai ke otot.2

Gambar 2. Arteria Coronaria.2


Sebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus
coronarius, yang terletak pada bagian posterior sulcus atrioventricularis dan merupakan
lanjutan dari vena cardiaca magna. Pembuluh ini bermuara ke atrium dextrum sebelah kiri
vena cava inferior.Vena cardiaca parva dan vena cardiaca media merupakan cabang sinus
coronarius. Sisanya dialirkan ke atrium dextrum melalui vena ventriculi dextri anterior dan
melalui vena-vena kecil yang bermuara langsung ke ruang-ruang jantung.1

Gambar 3. Vena Coronaria.2

Fisiologi jantung

Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui vena-vena
besar yang dikenal dengan vena kava. Darah yang masuk ke atrium kanan kembali dari
jaringan tubuh kaya karbondioksida. Darah tersebut mengalir dari atrium kanan ke ventrikel
kanan dan memompanya keluar melalui arteri pulmonalis ke paru. Didalam paru CO2 O2
dan dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah dari atrium kiri mengalir ke
dalam ventrikel kiri dan memompa ke semua sitem tubuh kecuali paru. Arteri besar yang
membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta abdominalis.1

Sirkulasi paru adalah sistem yang memiliki tekanan dan resistensi yang rendah,
sedangkan sirkulasi sistemik adalah sistem dengan tekanan dan resistensi yang tinggi.
Walaupun sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri
melakukan kerja yang lebih besar karena harus memompa dalam resistensi yang tinggi.
Dengan demikian otot jantung sebelah kiri jauh lebih tebal daripada otot jantung sebelah
kanan.1
Gambar 4. Sistem Sirkulasi Jantung.1

Katup jantung membuka dan menutup secara pasif karena adanya perbedaan tekanan.
Katup-katup ini terbuka ketika tiap-tiap tekanan ventrikel kanan dan kiri melebihi tekanan di
aorta dan arteri pulmonalis, selama ventrikel berkontraksi dan mengosongkan isisnya. Katup
tertutup apabila ventrikel melemas dan tekanan ventrikel turun dibawah tekanan aorta dan
arteri pulmonalis. Ketika ventrikel berkontraksi, otot papilaris juga berkontraksi, menarik ke
bawah korda tendinae. Tarikan ini menimbulkan ketegangan didaun katup AV yang tertutup,
sehingga daun katup dapat tertahan dalam posisinya dan tetap menutup rapat walau pun
terdapat gradien yang besar ke arah belakang.1

Sistem Sirkulasi

1. Sirkulasi Pulmonal1

Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik (dari seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan
melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava. Darah tersebut telah diambil O2-nya dan
ditambahi dengan CO2. Darah yang miskin akan oksigen tersebut mengalir dari atrium kanan
melalui katup trikuspidalis ke ventrikel kanan, yang memompanya keluar melalui arteri
pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa darah yang miskin
oksigen ke sirkulasi paru. Di dalam paru, darah akan kehilangan CO2-nya dan menyerap O2
segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah kaya oksigen
yang kembali ke atrium kiri ini melalui katub bikuspid atau mitral kemudian mengalir ke
dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang memompa atau mendorong darah ke semua sistim
tubuh kecuali paru.

2. Sirkulasi Sistemik1

Darah kaya oksigen kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri, bilik pompa yang
memompa atau mendorong darah ke semua sistim tubuh kecuali paru melalui arteri besar
yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri yag disebut aorta. Aorta bercabang menjadi
arteri besar dan mendarahi berbagai jaringan tubuh.

Darah arteri yang sama tidak mengalir dari jaringan ke jaringan. Jaringan akan
mengambil O2 dari darah dan menggunakannya untuk menghasilkan energi. Dalam
prosesnya, sel-sel jaringan akan membentuk CO2 sebagai produk buangan atau produk sisa
yang ditambahkan ke dalam darah. Kemudian darah yang menjadi kekurangan O2 dan
mengandung CO2 berlebih akan kembali ke sisi kanan jantung dan memasuki siklus paru.
Selesailah satu siklus dan terus menerus berulang siklus yang sama setiap saat.1

Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah yang sama. Volume darah yang
beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung kanan memiliki volume yang sama
dengan darah beroksigen tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi
paru adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi rendah, sedangkan sirkulasi sistemik
adalah sistim yang memiliki tekanan dan resistensi yang tinggi. Oleh karena itu, walaupun
sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan
kerja yang lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama ke dalam sistim dengan
resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot di
sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.1

Darah mengalir melalui jantung dalam satu arah tetap yaitu dari vena ke atrium ke
ventrikel ke arteri. Adanya empat katup jantung satu arah memastikan darah mengalir satu
arah. Katup jantung terletak sedemikian rupa sehingga mereka membuka dan menutup secara
pasif karena perbedaan gradien tekanan. Gradien tekanan ke arah depan mendorong katup
terbuka sedangkan gradien tekanan ke arah belakang mendorong katup menutup.1

Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka, yang membranya tetap berada pada potensial
istirahat yang konstan yang kecuali apabila dirangsang. Sel-sel otoritmik jantung tidak
memiliki potensial istirahat. Sel-sel tersebut memperlihatkan aktivitas pemacu(pacemaker
activity), yaitu membrane meraka secara perlahan mengalami depolarisasi atau bergeser atara
potensial-potensial aksi sampai ambang tercapai, pada saat membrane mengalami potensial
aksi. Melalui siklus pergeseran dan pembentukan potensial aksi yang berulang-ulang tersebut,
sel-sel otoritmis ini secara siklis mencetuskan potensial aksi, yang kemudian menyebar
keseluruh jantung untuk mencetuskan denyut secara berirama tanpa perangsangan saraf
apapun. Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan dilokasi-lokasi
berikut ini:1

1. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang(muara)
vena kava superior.
2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus didasar atrium
kanan dekat septum, tepat diatas peraturan atrium dan ventrikel.
3. Berkas his (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal darinodus AV
dan masuk ke septum antar ventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk
berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui septum, melingkari ujung bilik
septum, melingkari ujung bilik ventrikel dan kembali ke atrium di sepanjang diding luar.
4. Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas his dan menyebar ke
seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.

Sel-sel jantung yang memiliki kecepatan pembentukan potensial aksi tertinggi terletak di
nodus SA. Sekali potensial aksi timbul disalah satu otot jantung, potensial aksi tersebut akan
menyebar ke seluruh miokardium melalui gap junction dan system penghantar khusus. Oleh
karena itu, nodus SA, yang dalam keadaan normal memperlihatkan kecepatan otoritmisitas
tertinggi, yaitu 70-80 potensial aksi/menit, menjalankan bagian jantung sisanya dengan
kecepatan ini dikenal sebagai pemacu (pacemaker, penentu irama) jantung. Jaringan
otoritmik lain tidak mampu menjalankan kecepatan mereka yang rendah, karena mereka
sudah diaktifkan oleh potensial aksi yang berasal dari nodus SA sebelum mereka mencapai
kambang dengan irama mereka yang lebih lambat. Analogi berikut memperlihatkan
bagaimana nodus SA mendorong bagian jantung lain dengan kecepatan pemacunya.
Misalnya sebuah kereta terdiri dari seratus gerbong, tiga diantaranya adalah lokomotif yang
mampu berjalan sendiri, Sembilan puluh tujuh gerbong lainya harus ditarik agar dapat
bergerak. Salah satu lokomotif (nodus SA) dapat berjalan sendiri 70 mil/jam, lokomotif lain
(nodusAV) 50 mil/jam dan lokomotif terakhir (serabut purkinje) 30 mil/jam. Apabila seluruh
gerbong tersebut disatukan lokomotif yang mampu berjalan dengan kecepatan 70 mil/jam
akan menarik gerbong lainya dengan kecepatan tersebut. Lokomotif yang bergerak lebih
lambat akan tertarik dengan kecepatan lebih tinggi oleh lokomotif tercepat dan demikian,
tindak mampu berjalan dengan kecepatan mereka sendiri yang lebih lambat selama mereka
ditarik oleh lokomotif tercepat. Kesembilan puluh tujuh gerbong lainya (sel-sel pekerja
kontraktil, nonotoritmik), yang tidak mampu berjalan sendiri, akan berjalan dengan kecepatan
apapun yangditentukan oleh lokomotif tercepat yang menarik mereka. Apabila karena suatu
hal lokomotif tercepat rusak (kerusakan pada nodusSA), lokomotif tercepat kedua (nodus
AV) akan mengambil alih dan kereta akan berjalan dengan kecepatan 50 mil/jam yaitu,
apabila nodus SA nonfungsional. Nodus AV akan menjalankan aktivitas pemacu Jaringan
otoritmik bukan nodus SA adalah pemacu laten yang dapat mengambil alih, walaupun
dengan keceptan yang lebih rendah, apabila pemacu normal tidak bekerja. Apabila hantaran
impuls antara atrium dan ventrikel terhambat, atrium akan terus berdenyut dengan kecepatan
70 kali/menit dan jaringan ventrikel yang tidak dijalankan oleh kecepatan nodus SA yang
lebih tinggi, berdenyut dengan kecepatan 30 kali/menit yang dimulai oleh sel otoritmik
ventrikel (serabut purkinje). Situasi ini dapat diperbandingkan dengan rusaknya lokomotif ke
dua(nodus AV), sehingga lokomotif utama (nodus SA)terputus dari lokomotif ketiga(serabut
purkinje) dan gerbong lainya. Lokomotif utama terus melaju dengan kecepatan 70 mil/jam
sementara bagian kereta lainya berjalan dengan kecepatan 30 mil/jam. Fenomena seperti itu,
yang dikenal sebagai blok jantung total(complete heart block), timbul apabila jaringan
penghantar antara atrium dan ventrikel rusak dan tidak berfungsi. Kecepatan denyut ventrikel
30kali/menit hanya akan dapat menunjang gaya hidup yang sangat santai pada kenyataanya
pasien biasanya menjadi koma. Pada keadaan-keadaan dengan kecepatan denyut jantung
sangat rendah, misalnya kegagalan nodus SA atau blok jantung, dapat digunakan alat pacu
buatan (aktifisial pacemaker). Alat yang ditanam tersebut secara ritmis menghasilkan impuls
yang menyebar keseluruh jantung untuk menjalakan baik atrium maupun ventrikel dengan
kecepatan lazim.1

Kontraksi otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial aksi yang
menyebar melalui membran sel otot. Jantung berkontraksi atau berdenyut secara berirama
akibat potensial aksi yang ditimbulkan sendiri, suatu sifat yang dikenal dengan otoritmisitas.
Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung yaitu 99% sel otot jantung kontraktil yang
melakukan kerja mekanis, yaitu memompa. Sel – sel pekerja ini dalam keadaan normal tidak
menghasilkan sendiri potensial aksi. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya adalah sel
otoritmik tidak berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan
potensial aksi yang bertanggungjawab untuk kontraksi sel – sel pekerja. Kontraksi otot
jantung dimulai dengan adanya aksi potensial pada sel otoritmik. Penyebab pergeseran
potensial membran ke ambang masih belum diketahui. Secara umum diperkirakan bahwa hal
itu terjadi karena penurunan siklis fluks pasif K+ keluar yang langsung bersamaan dengan
kebocoran lambat Na+ ke dalam. Di sel – sel otoritmik jantung, antara potensial – potensial
aksi permeabilitas K+ tidak menetap seperti di sel saraf dan sel otot rangka. Permeabilitas
membran terhadap K+ menurun antara potensial – potensial aksi, karena saluran K+
diinaktifkan, yang mengurangi aliran keluar ion K+ mengikuti penurunan gradien konsentrasi
mereka. Karena influks pasif Na+ dalam jumlah kecil tidak berubah, bagian dalam secara
bertahap mengalami depolarisasi dan bergeser ke arah ambang. Setelah ambang tercapai,
terjadi fase naik dari potensial aksi sebagai respon terhadap pengaktifan saluran Ca2+ dan
influks Ca2+ kemudian fase ini berbeda dari otot rangka, dengan influks Na+ bukan Ca2+ yang
mengubah potensial aksi ke arah positif. Fase turun disebabkan seperti biasanya, oleh efluks
K+ yang terjadi karena terjadi peningkatan permeabilitas K+ akibat pengaktifan saluran K+.
Setelah potensial aksi usai, inaktivasi saluran – saluran K+ ini akan mengawali depolarisasi
berikutnya. Sel – sel jantung yang mampu mengalami otortmisitas ditemukan pada nodus SA,
nodus AV, berkas His dan serat purkinje.1

Gambar 5.Potensial Aksi Jantung.1

Histologi Jantung

Dinding jantung terutama terdiri dari serat-serat otot jantung yang tersusun secara
spiral dan saling berhubungan melalui diskus interkalatus. Dinding jantung terdiri dari tiga
lapisan:3
1. Epikardium

Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung, tersusun dari lapisan sel-sel
mesotelial yang berada di atas jaringan ikat. Pada epikardium terdapat perikardium.
Perikardium merupakan lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput yang
membungkus jantung dimana teridiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum
pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan antara
perikardium dan epikardium. Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung yang
dibentuk oleh lamina viseralis dari perikardium. Epikardium berupa membrana serosa yang
padat dengan ketebalan yang bervariasi, banyak mengandung serabut elastis yang berbentuk
lembaran, terutama dibagian provundal. Epikardium melekat erat pada miokardium,
membungkus vasa, nervi dan corpus adiposum, jaringan lemak banyak ditemukan pada
jantung. Kumpulan ganglion padat terdapat pada subepikardium terutama pada tempat
masuknya vena kava kranialis. Lamina parietalis perikardium juga berupa membran serosa
yaitu suatu membran yang terdiri dari jaringan ikat yang mengandung jala serabut elastis,
kolagen, fibroblast, makrofafiksans dan ditutup oleh mesothelium. Epikardium tersusun atas
lapisan sel-sel mesotelial yang berada diatas jaringan ikat. Jantung bekerja selama kita masih
hidup, karena itu membutuhkan makanan yang dibawa oleh darah, pembuluh darah yang
terpenting dan memberikan darah untuk jantung dari aorta asendens dinamakan arteri
coronaria.

2. Miokardium

Miokardium, terdiri dari otot polos. Miokardium pada ventrikel kiri lebih tebal
dibandingkan pada ventrikel kanan. Sel otot yang khusus pada atrium dapat menghasilkan
atriopeptin, ANF (Atrial Natriuretic Factor), kardiodilatin dan kardionatrin yang berfungsi
untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Miokardium terdiri dari 2 jenis
serat otot yaitu serat konduksi dan serat kontraksi. Serat konduksi pada jantung merupakan
modifikasi dari serat otot jantung dan menghasilkan impuls. Serat konduksi terdiri dari 2
nodus di dinding atrium yaitunodus SA dan AV, bundle of HIS dan serat purkinje. Serat
purkinje merupakan percabangan dari nodus AV dan terletak di subendokardial. Sel purkinje
mengandung sitoplasma yang besar, sedikit miofibril, kaya akan mitokondria dan glikogen
serta mempunyai 1 atau 2 nukleus yang terletak di sentral. Serat kontraksi merupakan serat
silindris yang panjang dan bercabang. Setiap serat terdirihanya 1 atau 2 nukleus di sentral.
Serat kontraksi mirip dengan otot lurik karena memiliki striae. Sarkoplasmanya mengandung
banyak mengandung mitokondria yang besar. Ikatan antara dua serat otot adalah melalu
fascia adherens, macula adherens ( desmosom), dangap junction.

3. Endokardium

Endokardium, merupakan bagian dalam dari atrium dan ventrikel. Endokarium homolog
dengan tunika intima pada pembuluh darah. Endokardium terdiri dari endotelium dan lapisan
subendokardial. Endotelium pada endokardium merupakan epitel selapis pipih dimana
terdapat tight/occluding junction dan gap junction lapisan subendokardial terdiri dari jaringan
ikat longgar. Di lapisan subendokardial terdapat vena, saraf, dan sel purkinje.

Gambar 3. Mikroskopis Jantung.3

Daftar Pustaka

1. Sumber: Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem, Edisi-8. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC;2014.h.256-341.
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Edisi-11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 20016.h.231.
3. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta. EGC. 2015.h. 358-60.

Anda mungkin juga menyukai