Disusun oleh :
1.2 Tujuan
Mahasiwa dapat mengetahui dan menemukan letak anatomis atau orientasi organ-organ
visceral yang ada di dalam rongga abdomen secara langsung yang dapat digunakan untuk
menegakkan diagnosa, serta dapat mengasah kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan
bedah laparotomi.
BAB II
METODELOGI
2.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu alat bedah minor (towel clamp, scalpel, blade, pinset
sirurgis, pinset anatomis, gunting lurus runcing-runcing, gunting lurus runcing tumpul,
gunting lurus runcing-runcing, gunting bengkok runcing-runcing, gunting bengkok runcing
tumpul, gunting bengkok tumpul-tumpul, tang arteri lurus anatomis, tang arteri lurus
sisrurgis, tang arteri bengkok anatomis, tang arteri bengkok sirurgias, dan needle holder),
duk, jarum berpenampang segitiga, jarum berpenampang bulat, meja operasi, meja obat-
obatan, meja peralatan, lampu operasi, gagang infus, benang cat gut, benang silk, blade,
peralatan asisten dan operator (penutup kepala, masker, sikat, handuk, baju operasi, dan
sarung tangan), sumbu kompor, timbangan, sterilisator, stetoskop, thermometer, stopwatch,
kamera ponsel, dan spoit.
Bahan yang digunakan yaitu tampon bulat, tampon persegi, kapas, alkohol 70%,
iodine tincture3 %, plester, atropin, xylazine, ketamin, cairan infus (NaCl fisiologis),
antibiotik (penicillin, tetramisin, dan amoxillin), bioplacenton, dan air.
Operasi laparotomi dilakukan pada hari Senin. Tanggal 27 Maret 2018 di Klinik
Hewan Pendidikan Diploma IPB.
Peralatan dicuci dengan desinfektan, dibilas dengan air mengalir 10-15 kali dengan
posisi pembilasan yaitu ujung alat yang akan digunakan terlebih dahulu terbilas air dan
kemudian peralatan dikeringkan dengan lap steril. Setelah kering, peralatan bedah minor
dimasukkan dalam bak instrumen sesuai dengan urutannya (towel clamp, scalpel, blade,
pinset sirurgis, pinset anatomis, gunting lurus runcing-runcing, gunting lurus runcing tumpul,
gunting lurus runcing-runcing, gunting bengkok runcing-runcing, gunting bengkok runcing
tumpul, gunting bengkok tumpul-tumpul, tang arteri lurus anatomis, tang arteri lurus
sisrurgis, tang arteri bengkok anatomis, tang arteri bengkok sirurgias, dan needle holder), dan
duk yang telah bersih juga dimasukkan kedalam bak instrumen dengan posisi diatas needle
holder. Bak instrumen dibungkus dengan dua lapis kain dan diberi label. Bak instrument yang
telah dibungkus dimasukkan ke dalam sterilisator yang memiliki suhu 100 derajat celsius
selama 1 jam. Setelah sterilisator dimatikan maka didiamkan selama 15 menit, kemudian
sterilisator dibuka dan bak instrumen yang telah di bungkus diambil. Peralatan yang telah
disterilisasi ditata diatas meja alat dengan menyesuaikan tempat yang pertama kali peralatan
yang akan digunakan.
Sterilisasi Peralatan Operasi
Peralatan operasi seperti penutup kepala, masker, baju operasi, sikat, handuk, dan
sarung tangan yang telah dicuci bersih serta dikeringkan. Peralatan operator dan asisten yang
telah kering dibungkus dengan menggunakan kain blacu dengan cara dilipat dan ditata sesuai
dengan urutannya masing-masing. Peralatan yang telah dibungkus dimasukkan ke dalam
sterilisator dengan suhu 600C selama 15-30 menit. Perlengkapan yang telah disterilisasi
digunakan pada saat operasi oleh operator dan asisten operator.
Penyayatan kulit dilakukan di medianus yang dimulai dari 2 cm diatas umbilikal dan
2 cm di belakang umbilikal. Setelah kulit terbuka, penyayatan kulit dilakukan. Lapisan kulit
dikuakkan dengan bantuan tang arteri, kemudian subkutis disayat dengan menggunakan
scalpel. Subkulis yang telah tersayat dikuakkan dengan menggunakan tang arteri ke arah
samping hewan dan peritonum disayat. Organ-organ yang terdapat di rongga abdomen dicari
berdasarkan pembagian daerah yaitu epigastrium, mesogastrium dan hypogastrium. Setelah
organ dicari maka langsung dilakukan penjahitan. Sebelum dilakukan penjahitan maka organ
yang telah di pegang dari luar diberi beberapa tetes antibiotik (Penicilline). Penjahitan
pertama dilakukan pada lapisan peritoneum dan subkutis dengan jahitan sederhana
menggunakan benang cat gut agar tidak mudah hernia. Kemudian kulit dijahit dengan jahitan
interuptus sederhana menggunakan benang silk. Sebelum kulit dijahit, kulit diberikan
beberapa tetes antibiotik (penicillin). Setelah penjahitan selesai, bekas jahitan diberi iodine
tingture pada bekas sayatan yang telah dijahit. Setelah itu sayatan ditutup dengan tampon segi
panjang dan plester. Sebelum dipakaikan gurita, hewan disuntikan tetramicine sebanyak 1.10
ml secara IM.
120
100
Denyut Jantung
(kali/menit)
Suhu Tubuh (oC)
80
Frekuensi Nafas
60 (kali/menit)
CRT
(detik)
40
20
0
15' 30' 45' 60' 75' 90' 105' 120'
6. Hasil penjahitan
7. Pemberian antibiotic tetramicin
Pemberian Obat
Premedikasi - Subcutan
1. Antropin
Dosis : 0,2 mg/ Kg BB
= 0,2 mg x 3,7 kg = 0,074
Sedian : 0,25 mg/ ml
Digunakan : 0,074/ 0,25
= 0,296 ml ; penggunaan 0,3 ml
Anestesi – Intra Muscullar
1. Xilazine
Dosis :2 mg/ Kg BB
= 2 mg x 3,7 kg = 7,4
Sedian : 20 mg/ ml
Digunakan : 7,4/ 20
= 0,37 ml
2. Ketamine
Dosis : 10 mg/ Kg BB
= 10 mg x 3,7 kg = 37
Sedian : 100 mg/ ml
Digunakan : 37/ 100
= 0,37 ml
Antibiotik
1. Penicillin – Diteteskan pada sayatan dan organ
(Dosis Tidak diketahui)
Obat sudah disediaakan oleh dokter
2. Tetramisin – Intra Muscullar
Dosis : 15 mg/ Kg BB
= 15 mg x 3,7 kg = 55,5 mg
Sedian : 50 mg/ ml
Digunakan : 55,5/ 50
= 1,11 ml ; penggunaan 1,10 ml
3. Amoxillin - Peroral
Dosis : 20 mg/ Kg BB
= 20 mg x 3,7 kg = 74 mg
Sedian : 23 mg/ ml
Digunakan : 72/ 23
= 3,12 ml ; penggunaan 3 ml
Operasi yang dilakukan pada saat praktikum adalah laparotomi. Operasi laparotomi
yang dilakukan memiliki tujuan untuk menemukan organ visceral yang ada di dalam ruang
abdominal atau peritoneal secara langsung, serta untuk mempertegas diagnosa (pruff
laparotomi). Organ pada ruang abdomen yang dapat dilihat pada saat operasi laparotomi
adalah saluran pencernaan (lambung, pankreas, usus, hati dan empedu), saluran limfatik
(limpa), saluran urogenital (ginjal, ureter, vesica urinaria dan uretra), dan saluran reproduksi
(ovarium, tuba falopii dan uterus) (Gunanti 2017). Operasi laparotomi memiliki beberapa
jenis diantaranya laparotomi flank, laparotomi medianus dan laparotomi paramedianus.
Pada saat praktikum, operasi yang dilakukan yaitu laparotomi medianus. Operasi
laparotomi medianus memiliki kelebihan yaitu mudah dicapai dan sedikit pendarahan pada
saat operasi karena pada bagian linea alba mengandung sedikit syaraf. Namun operasi
laparotomi medianus juga memiliki kekurangan yaitu dapat menyebabkan hewan hernia dan
persembuhannya lama. Laparotomi medianus yaitu suatu tindakan penyayatan abdomen yang
dilakukan pada 2 cm di anterior umbilikal dan 2 cm di posterior umbilikal. Penyayatan
abdomen yang dilakukan tepat dibagian tengah linea alba, karena untuk mempermudah
eksplorasi organ-organ yang berada di anterior maupun posterior dari sayatan.
Setelah diberikan preanaesthesi maka diberikan anaesthesi berupa ketamin 10% dan
xylazine HCl 2%. Ketamin dan xylazine merupakan agen kombinasi yang saling melengkap
antara efek analgesik dan relaksasi otot. Ketamin memberikan efek analgesik sedangkan
xylazine menyebabkan relaksasi otot yang baik. Penggunaan xylazine dapat mengurangi
sekresi saliva dan dapat meningkatkan tekanan darah yang diakibatkan oleh penggunaan
ketamin. Kombinasi ketamin dan xylazine sebagai anastesi umum memiliki keuntungan
yaitu mudah dalam pemberian, ekonomis, induksi cepat, memiliki pengaruh relaksasi yang
baik dan jarang menimbulkan komplikasi klinis (Sari 2010).
Penyayatan secara medial dilakukan yaitu dengan cara menyayat kulit, linea alba,
aponeurose m. obliquus abdominis internus et externus, serta peritoneum pada abdomen.
Pada saat dilakukannya penyayatan pada daerah tersebut tidak terjadi pendarahan. Hal ini
dapat terjadi karenakan lokasi penyayatan tepat pada linea alba dan dimana lokasi tersebut
Setelah terbuka kemudian incisi yang ada diperluas dengan menggunakan gunting
tajam'tumpul dilakukan secara hati'hari agar tidak menyobek daerah sekitar incisi. Setelah
terbuka seluruh lapisan, rongga yangterbuka ditahan dengan menggunakan allis forceps dan
retractor agar tetap terbuka. amati organ visceral setelah lapisan pada abdomen terbuka,
mengandung sedikit syaraf. Apabila terjadi pendarahan dapat diatasi dengan membersihkan
darah menggunakan tampon bulat.
Semua organ viscera yang ada di dalam ruang abdomen ditutupi oleh omentum. Pada
daerah epigastrium ditemukan lambung, limpa, hati, ginjal kanan dan kiri. Daerah
mesogastrium ditemukan usus dan ovarium, sedangkan di hypogastrium ditemukan vesica
urinaria dan uterus. Seluruh organ ini berada pada posisi dan kondisi yang normal. Ginjal
kanan terletak lebih cranial dari pada ginjal kiri. Limpa berukuran normal dengan letak
menempel pada lambung. Hati terletak pada bagian kanan epigastrium. Usus dan uterus dapat
dikeluarkan dari ruang abdomen. Organ yang dapat terpalpasi pada saat operasi adalah usus,
karena posisi penyayatan yang dilakukan tepat ditengah abdomen. Usus yang ditemukan
berwarna merah muda, hangat, licin, lunak dan lumennya kosong serta memiliki banyak
vaskularisasi pada permukaan luarnya.
Organ yang ada didalam abdomen telah dilihat. Abdomen ditetesi antibiotik
(penicillin). Pemberian penicillin berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri dengan
mengganggu reaksi transpeptidasi sintesis dinding sel bakteri. Dinding sel adalah lapisan luar
yang rigid yang unik pada setiap spesies bakteri. Dengan terhambatnya reaksi ini makan akan
menghentikan sintesis peptidoglikan dan mematikan bakteri (Katzung 2007). Pemberian
penicillin sebagai obat antibiotik dilakukan agar pertumbuhan mikroorganisme yang berada
pada daerah sayatan bedah dapat dihambat (Bakteriostatik). Menurut Volk (1993) efek
bakterisida dari penicillin dihasilkan dengan cara mengganggu sintesis peptidoglikan dinding
sel, sehingga 15 membran sel merekah dan menghamburkan isi sel. Penicillin dapat
menghambat pembentukan dinding sel dengan cara mencegah penggabungan asam asetil
muramat yang dibentuk di dalam sel yang biasanya memberi bentuk kaku pada dinding sel
bakteri. Mekanisme kerja ini konsisten dengan kenyataan bahwa penisilin hanya bekerja pada
bakteri yang sedang tumbuh dengan aktif (Pelczar 1988).
DAFTAR PUSTAKA
Cooper B, Lane DR. 2003. Veterinary Nursing. 3rd edition. Baltimore: The Williams and
Walkins Compan.
Fossum TW. 2002. Small Animal Surgery. 2nd edition. China(CN): Mosby.
Gunanti, Endah HA, Soehartono H. 2017. Teknik Persiapan dan Perawatan Pasca Operasi.
Bogor(ID): Institut Pertanian Bogor Press.
Katzung BG. 2001. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta(ID): Salemba Medika.
Katzung B. G. 2007. Basic and Clinical Pharmacology. 10th ed. Boston: McGraw Hill.
Pelczar MJ, Chan ECS. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta(ID): Universitas Indonesia
Press.
Sari, Ira et al. 2010. Profil Penggunaan Kombinasi Ketamin-Xylazine dan Ketamin-
Midazolam Sebagai Anestesi Umum Terhadap Gambaran Fisiologis Tubuh pada
Kelinci Jantan. Surabaya(ID): Veterinaria Medika.