Azitromisin
Tipe III
Klindamisin Memaksimalkan
Bakterisidal time-
Oksazolidinon jumlah obat yang Rasio AUC-24
dependence dan
Tetrasiklin masuk sirkulasi jam/KHM
efek persisten
Vankomisin sistemik
sedang sampai lama
Untuk antibiotik Tipe I, rejimen dosis yang ideal adalah memaksimalkan kadar,
karena semakin tinggi kadar, semakin ekstensif dan cepat tingkat bakterisidalnya.
Karena itu, rasio AUC 24 jam/KHM, dan rasio kadar puncak/KHM merupakan
prediktor efikasi antibiotik yang penting. Untuk aminoglikosid, efek optimal
dicapai bila rasio kadar puncak/KHM minimal 8- 10 untuk mencegah resistensi.
Untuk fluorokuinolon vs bakteri Gramnegatif, rasio AUC 24 jam/KHM optimal
adalah sekitar 125. Bila fluorokuinolon vs Gram-positif, 40 nampaknya cukup
optimal. Namun, rasio AUC 24 jam/KHM untuk fluorokuinolon sangat bervariasi.
Antibiotik Tipe II menunjukkan sifat yang sama sekali berlawanan.
Rejimen dosis ideal untuk antibiotik ini diperoleh dengan memaksimalkan durasi
paparan. Parameter yang paling berkorelasi dengan efikasi adalah apabila waktu
(t) di atas KHM. Untuk beta-laktam dan eritromisin, efek bakterisidal maksimum
diperoleh bila waktu di atas KHM minimal 70% dari interval dosis.
Antibiotik Tipe III memiliki sifat campuran, yaitu tergantung-waktu dan
efek persisten yang sedang. Rejimen dosis ideal untuk antibiotik ini diperoleh
dengan memaksimalkan jumlah obat yang masuk dalam sirkulasi sistemik. Efikasi
obat ditentukan oleh rasio AUC 24 jam/KHM. Untuk vankomisin, diperlukan
rasio AUC 24 jam/KHM minimal 125.
3.1 Kesimpulan
Prinsip penggunaan antibiotik secara kombinasi yaitu apabila terjadi
infeksi yang disebabkan oleh lebih dari satu bakteri (polibakteri), infeksi
campuran aerob dan anaerob, serta terapi empiris pada infeksi berat.
Penentuan dosis antibiotik saat ini tidak hanya menggunakan parameter
farmakokinetik saja, tetapi juga menggunakan parameter
farmakodinamik. Hal ini dikarenakan parameter farmakodinak ini bisa
digunakan untuk mendesain rejimen dosis yang melawan atau mencegah
resistensi.
Apoteker memiliki peran penting dalam pengendalian resistensi
antibiotik, dimana apoteker tidak hanya berfokus pada penanganan
pasien yang mengunakan antibiotik, tetapi juga dapat memberikan
edukasi kepada masyarakat maupun kepada para tenaga medis lain
mengenai penggunaan antibiotik yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA