PERAN APOTEKER DI
PUSKESMAS
( kelompok 3)
Kelompok 3
PERAN APOTEKER DI
PUSKESMAS
Undang-undang Republik Indonesia nomor
36 tahun 2009
Instalasi
farmasi
Praktek Kefarmasian antara lain rumah sakit
kefarmasian.
Toko obat
Praktik
bersama
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 74
tahun 2016
3 Konseling
3
4
Ronde / Visite Pasien ( rawat inap)
Seorang pasien bernama Ketut Yasa (58), Warga Kelurahan Penarukan, Kecamatan
Buleleng, Kabupaten Singaraja memprotes pelayanan dokter di Puskesmas Buleleng Tiga.
Yasa menjadi korban yang diduga akibat tidak cermatnya dokter yang memberikan obat.
Pasien menerima obat tetes telinga yang seharusnya diberikan adalah obat tetes mata, dan
diduga dokter memberikan obat yang salah hingga dua kali. Hal tersebut menyebabkan
penyakit mata yang diderita pasien semakin parah. Ketut Yasa menuturkan kejadian tersebut
berawal ketika matanya merasa perih dan diduga iritasi sehingga diperiksakan ke Puskemas
Buleleng Tiga. Setelah diperiksa, dia mendapat resep dan mengambil obat yang di
rekomendasi dokter puskemas. Mata pasien terasa semakin perih saat menggunakan obat
tersebut namun ia tahan dengan anggapan bahwa itu efek dari penggunaan obat, namun rasa
perih yang dirasakan tak kunjung hilang Pasien akhirnya memerikasakan matanya ke tempat
praktik dokter spesialis karena khawatir kondisi matanya semakin parah dan beliau juga
menanyakan obat yang diberikan dokter Puskesmas yang ternyata obat tetes telinga.
https://youtu.be/_Dllkp9oCBI
Solusi
Dalam menangani kasus tersebut supaya tidak terjadi kesalahan
pemberian obat terhadap pasien, sebaiknya pada setiap puskesmas perlu
dipekerjakan seorang apoteker untuk mendukung adanya patient safety. Hal
tersebut mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) No. 51 Tahun 2009 dan UU
No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa pelayanan
kefarmasian di Puskemas, klinik, rumash sakit dan apotek wajib dilakukan oleh
apoteker atau asisten apoteker. Hal tersebut dibuat karena obat merupakan
produk khusus yang memiliki sifat khusus sehingga pengaturan pemberian obat
yang dilakukan wajib dilakukan oleh seseorang yang memiliki keahlian dibidang
tersebut yaitu apoteker atau asisten apoteker. Dengan demikian, membuktikan
bahwa Puskesmas Buleleng Tiga tidak mengindahkan peraturan yang ada.
Kasus 2
Apoteker sangat dibutuhkan sebagai tenaga ahli kesehatan yang memiliki kewenangan dalam
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat,
bahan obat dan obat tradisional.
Apoteker juga bertugas melakukan pelayanan kefarmasian yang bertujuan untuk memberi
pengetahuan serta tanggung jawab terhadap pasien berkaitan dengan obat agar mencapai hasil
yang tepat untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Terima Kasih
?