PENDAHULUAN
Nyeri kepala,
pusing, penglihatan MK : Resiko
kabur, mual ikterik
neonatus
MK :
NYERI
2.6 Pemeriksaan Diagnostic
1. Uji serologic (uji nontroponema, uji treponema).
2. Pemeriksaan dengan mikroskop lapangan gelap (darkfield microscope).
3. Uji antibodi flurosen langsung.
2.7 Komplikasi
1. Komplikasi pada janin dan bayi
Dapat menyebabkan kematian janin, partus immaturus dan partus premature.
Bayi dengan sifilis kongenital memiliki kelainan pada tulang, gigi,
Dapat berupa macula eriterm, papullosqruamosa, dan bulla.Bulla sedah ada sejak
lahir yang tersebar secara simetris terutama pada telapak tangan dan kaki.
4. Kelainan tulang ( terjadi pada 6 bulan pertama )
Tanda sifilis kongenital lanjut :
1. Kornea : keratitis intersisial
Biasanya terjadi pada umur pubertas dan bilateral.npada kornea timbul
pengabuan menyerupai gelas disertai vaskularisasi sclera.Terjadi pada 20 –
50% kasus sifilis kongenital lanjut.
2. Tulang : perisynovitis
Biasanya yang menjadi tanda adalah adanya kelemahan umum dan renjatan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN SIFILIS
2. Nyeri akut berhubungan Out come : control nyeri Setelah Managemen nyeri :
dengan agen cedera dilakukan tindakan keperawatan Lakukan pengkajian
biologis diharapkan : komprehensif yang
Pasien mampu mengenali meliputi
kapan nyeri terjadi lokasi,karaktersitik,durasi
Dapat menggambarkan
,dan frekuensi
factor penyebab nyeri Observasi adanya
Menggunakan tindakan
petunjuk non verbal
pengurangan nyeri tanpa
mengenai ketidak
analgetik
nyamanan
Menggunakan analgetik
Ajarkan prinsip-prinsip
yang digunakan
managemen nyeri
Kolaborasi dengan tim
medis lain dalam
penanganan nyeri
3. Kerusakan integritas kulit Out come :integritas jaringan Perlindungan infeksi
berhubungan dengan agen kulit. Setelah dilakukan tindakan Monitor adanya tanda
cedera fisik keperawatan diharapkan : dan gejala infeksi
Pigmentasi kembali sistemik local
Monitor kerentanan
normal
Suhu, nadi, RR ↑
Ds : Pemajanan pada patogen Resiko infeksi
- ( mikroorganisme parasit
Do : lain)
daerah genetalia
terdapat luka Terbentuk papul, ulkus
kemerahan dan bintik- di genetalia
bintik di daerah
inguinal dan ditemukan Terasa gatal dan panas
adanya ulkus
kemerahan pada labia
mayora minora,
Leukosit 4.000 mm3,
Hematokrit 25%, S :
39◦C.
3. Diagnosa Keperawatan
1) Kerusakan inregitas kulit b.d terpajannya virus treponema
2) Hipertermi b.d penyakit (Sifilis)
3) Resiko infeksi b.d pemajanan pada patogen ( mikroorganisme parasit
5. Implementasi
7. Evaluasi
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi diberhentikan
Resiko infeksi b.d pemajanan pada patogen S : -
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24 jam tidak terjadi infeksi. O:
Dengan kriteria hasil : Pada daerah genetalia luka kemerahan dan
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual. Penyakit tersebut
ditularkan melalui hubungan seksual, penyakit ini bersifat laten atau dapat
kambuh lagi sewaktu waktu selain itu bisa bersifat akut dan kronis. Kuman yang
dapat menyebabkan penyakit sifilis dapat memasuki tubuh dengan menembus
selaput lendir yang normal dan mampu menembus plasenta sehingga dapat
menginfeksi janin. Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
Treponema pallidum. Penyakit ini sangat kronik, bersifat sistemik dan menyerang
hampir semua alat tubuh dapat menyerupai banyak penyakit.mempunyai masa
laten dan dapat ditularkan dari ibu ke janin.
Untuk menentukan diagnosis sifilis maka dilakukan pemeriksaan klinik,
serologi atau pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop lapangan gelap
(darkfield microscope). Pada kasus tidak bergejala dianosis di dasarkan pada uji
serologis treponema dan non protonema, uji protonema seperti Veneral desease
Research Laboratory (VDRL). Untuk mengetahui anti bodi dalam tubuh terhadap
masuknya treponema pallidum. Hasil uji kuantitatif uji VDRL cebderung
berkolerasi dengan aktifitas penyakit sehingga sangat membantu dalam skrening,
titer naik bila penyakit aktif (gagal pengobatan atau reinfeksi) dan turun bila
pengobatan cukup. Kelainan sifilis primer yaitu chanere harus dibedakan dari
berbagai penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin yaitu chancroid,
granuloma inguinale, limgranuloma venerium, verrucae acuminata, skabies, dan
keganasan (kanker).
4.2 Saran
1. Memberikan edukasi yang jelas kepada pasien tentang
penyakitnya untuk mencegah penularan dan mempercepat penyembuhan.
2. Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien
untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mencegah terjadinya
komplikasi.