Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit menular seksual (PMS) merupakan sekelompok penyakit yang
disebabkan oleh mikroorganisme yang dapat menimbulkan gangguan pada
saluran kemih dan reproduksi. Sifilis merupakan masalah kesehatan di dunia.
WHO mengestimasikan 12 juta kasus baru tiap tahunnya dengan lebih dari 90
persen negara berkembang. Sifilis jarang terdapat pad negaramaju, penyakit ini
sering terdapat di daerah berkembang dengan prevalensi yang dapat mencapai 25
persen pada penyumbang darah(Tagny,2011). Survei yang dilakukan WHO di
Eropa pada tahun 2012 menunjukkan bahwa angka sifilis pada wanita berkisar
antara 0,1 sampai dengan 70,7 per 100,000 penduduk wanita(Newman et
al.,2013)
Sifilis merupakan penyakit menular seksual (PMS) yang biasa dikenal dengan
raja singa.Sifilis dapat menular pada bayi yang dikandung secara transplasenta
dan menimbulkan kecacatan, penyebabnya adalah treponema pallidum. Sifilis
merupakan penyakit infeksi sistemik disebabkan oleh troponema pallidum yang
dapat mengenai seluruh organ tubuh, mulai dari kulit, mukosa, jantung hingga
susunan saraf pusat, dan juga dapat tanpa manifestasi lesi di tubuh. Infeksi terbagi
atas beberapa fase, yaitu sifilis primer, sifilis sekunder, sifilis laten dini dan
lanjut, serta neurosifilis (sifilis tersier). Sifilis umumnya ditularkan lewat kontak
seksual, namun juga dapat secara vertical pada masa kehamilan. (Sarwono; 2009)
Seringkali penularan pada janin terjadi saat persalinan, saat melalui jalan lahir
yang terinfeksi. Namun, sejumlah infeksi juga dapat terjadi secara transplasental
sehingga menyebabkan infeksi janin intrauterin.Adalah satu hal yang penting
untuk memastikan bahwa wanita hamil bebas dari PMS. Pada kunjungan prenatal
pertama, provider kesehatan (bidan, dokter , obstetric dan gynecologist) akan
melakukan skrining untuk beberapa jenis PMS, syphilis. Beberapa jenis PMS
dapat disembuhkan dengan obat, namun tidak semua jenis PMS dapat diobati

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 1


dengan obat.Bila jenis PMS yang diderita termasuk jenis yang sulit disembuhkan
maka harus diambil langkah terbaik untuk melindungi janin yang dikandung.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari penyakit sifilis pada ibu hamil ?
2. Bagaimana etiologi dari penyakit sifilis pada ibu hamil ?
3. Bagaimana tanda dan gejala dari penyakit sifilis pada ibu hamil ?
4. Bagaimana patofisiologi dari penyakit sifilis pada ibu hamil ?
5. Bagaimana WOC dari penyakit sifilis pada ibu hamil ?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostik dari penyakit sifilis pada ibu hamil ?
7. Bagaimana komplikasi pada penyakit sifilis pada ibu hamil ?
8. Bagaimana penatalaksanaan pada penyakit sifilis pada ibu hamil ?
9. Bagaimana askep teori pada penyakit sifilis pada ibu hamil ?
10. Bagaimana kasus sifilis pada ibu hamil ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit sifilis pada ibu hamil.
2. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit sifilis pada ibu hamil.
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari penyakit sifilis pada ibu hamil.
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit sifilis pada ibu hamil.
5. Untuk mengetahui WOC dari penyakit sifilis pada ibu hamil.
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik dari penyakit sifilis pada ibu
hamil.
7. Untuk mengetahui komplikasi sifilis pada ibu hamil.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada penyakit sifilis pada ibu hamil.
9. Untuk mengetahui askep teori pada penyakit sifilis pada ibu hamil.
10. Untuk mengetahui kasus sifilis pada ibu hamil.

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 2


BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Penyakit Sifilis


Sifilis merupakan penyakit menular seksual (PMS) yang biasa dikenal dengan
raja singa. Sifilis dapat menular pada bayi yang dikandung secara transplasenta
dan menimbulkan kecacatan, penyebabnya adalah treponema pallidum. Sifilis
merupakan penyakit infeksi sistemik disebabkan oleh troponema pallidum yang
dapat mengenai seluruh organ tubuh, mulai dari kulit, mukosa, jantung hingga
susunan saraf pusat, dan juga dapat tanpa manifestasi lesi di tubuh. Infeksi terbagi
atas beberapa fase, yaitu sifilis primer, sifilis sekunder, sifilis laten dini dan
lanjut, serta neurosifilis (sifilis tersier). Sifilis umumnya ditularkan lewat kontak
seksual, namun juga dapat secara vertical pada masa kehamilan. (Sarwono; 2009)
Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual. Penyakit tersebut
ditularkan melalui hubungan seksual, penyakit ini bersifat laten atau dapat
kambuh lagi sewaktu waktu selain itu bisa bersifat akut dan kronis. Penyakit ini
dapat cepat diobati bila sudah dapat dideteksi sejak dini. Kuman yang dapat
menyebabkan penyakit sifilis dapat memasuki tubuh dengan menembus selaput
lendir yang normal dan mampu menembus plasenta sehingga dapat menginfeksi
janin.(Soedarto,1990).
Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Treponema
pallidum. Penyakit menular seksual adalah penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual. penyakit ini sangat kronik, bersifat sistemik dan menyerang
hampir semua alat tubuh dapat menyerupai banyak penyakit. Mempunyai masa
laten dan dapat ditularkan dari ibu ke janin.
2.2 Etiologi
Disebabkan oleh Treponema pallidum yang termasuk ordo spirochaetales familia
spirochaetaceae dan genus treponema. Organism memasuki tubuh pangan seksual
melalui luka pada kulit atau epitel dan menyebar melalui darah.(Patrik)
klasifikasi dibagi menjadi : (Djuanda adhi, 2010)

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 3


1. Sifilis congenital
(1) Dini (sebelu, 2 tahun)
(2) Lanjut (sesudah 2 tahun)
(3) Stigmata
2. Sifilis akuisita (didapat)
(1) secara klinis : stadium 1 (S1/fisilis primer), stadium 2 (S2/fisilis
sekunder), stadium 3(S3/fisilis tersier)
(2) epidemiologic menurut WHO dibagi menjadi:stadium dini menular (dalam
satu tahu sejak infeksi), terdiri atas S1,S2,stadium rekuren,dan stadium
laten dini.
stadium lanjut tak menular(setelah satu tahun sejak infeksi),terdiri atas
stadium laten lanjut dan S3. Bentuk lain adalah fisilis kardiovaskular dan
neuro sifilis. Ada yang masukkaanya kedalam S3 atau S4.
2.3 Manifestasi Klinis
Pada kehamilan gejala klinik tidak banyak berbeda dengan keadaan tidak
hamil, hanya perlu diwaspadai hasil tes serologi sifilis pada kehamilan normal
bisa memberikan hasil positif palsu. Transmisi treponema dari ibu ke janin
umumnya terjadi setelah plasenta terbentuk utuh, kira – kira sekitar umur
kehamilan 16 minggu. Oleh karena itu bila sifilis primer atau sekunder ditemukan
pada kehamilan setelah 16 minggu, kemungkinan untuk timbulnya sifilis
congenital lebih memungkinkan.
1. Tahap primer menunjukan ciri-ciri berikut :
1) Lesi primer adalah kanker: papula kecil yang membentuk jalan masuk
dan menghancurkan diri untuk membentuk ulserasi superficial yang
tidak nyeri, dan berakhir selama 5 minggu dan sembuh secara spontan.
Lesi ini sehingga luput dari deteksi. Lesi mungkin satu atau banyak.
2) Sekitar 70% kasusu terjadi duseminata dari jalan masuk infeksi ke
kelenjar limfe yang menyebabkan pembesaran kelenjar limfe pada
lipatan paha dan axila yang diikuti pembesaran kelenjar limfe yang lain
(bubo-satelit), nyeri tekan dan berbatas tegas.
2. Tahap sekunder
Disebabkan diseminata hematogen yang berasal dari drainase kelenjar limfe
regional. Tahap sekunder ditandai dengan kondisi berikut:
1) Ruam kulit yang menyeluruh, bilateral, tidak gatal, dan tidak nyeri
tampak hampir diseluruh tubuh , namun terutama di membrane mukosa,

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 4


telapak tangan dan telapak kaki. Ruam yang muncul bias berupa salah
satu atau semua bentuk lesi berikut:
(1) Macula datar, berwarna tembaga
(2) Papula eritematosa, berkerak
(3) Pustule
2) Tampilan ruam dalam mulut berupa erosi putih yang disebabkan dengan
tempelan mukosa.
(1) Lesi lecet yang berkombinasi dengan kondiloma latum yang
terbentuk pada area tubuh yang lembab, seperti area vulva dan
perianal. Lesi ini berupa sekelompok kecil veruka datar yang tertutup
oleh eksudat keabu-abuan; lesi ini sangat infeksius. Jangan keliru
membedakan lesi ini dengan kondiloma akuminata, veruka eksternal
yang disebabkan oleh HPV.
(2) Gejala sistemik yang biasa terjadi: Adenopati yang menyeluruh,
Demam, malaise, letargi dan sakit kepala, Anoreksia dan penurunan
berat badan, dan Alopesia terjadi dimana saja pada tubuh.
3. Tahap laten
Terjadi setelah manifestasi sifilis sekunder hilang tanpa terapi. Spiroket yang
tinggal dalam keadaan dorman ditubuh dan termanifestasi sendiri beberapa
tahun kemudian seiring degenerasi banyak organ. Spiroket dapat didiagnosis
dengan uji laboratorium saat tidak ada manifestasi klinis, terutama bila
riwayat pejanan telah diketahui atau terdapat riwayat lesi primer atau
sekunder. Dengan gejala:
1) Luka primer didaerah genetalia atau tempat lain seperti dimulut dari
sekitarnya. Pada lues sekunder kadang – kadang timbul kondiloma lata.
Lesi laten dan sudah lama dapat menyerang organ tubuh lainnya.
2) Pemeriksaan serologis reaksi wassermann dan VDRL (vederal disease
research laboratory)
3) Kelahiran mati atau anak yang lalu dengan lesi congenital merupakan
petunjuk bahwa ibu menderita sifilis.
4. Tahap Tersier
Sifilis tersier adalah kelanjutan dari sifilis sekunder. Dengan tandda khas
Gumma ( infiltrate berbatas tegas, lunak, destruktif, besarnya bervariasi )
dapat menjadi ulkus. Dapat terjadi pada mukosa, tulang, hepar,

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 5


kardiovaskuler.
2.4 Patofisiologi
Bakteri Treponema pallidum masuk ke dalam tubuh manusia mengalami
kontak, organisme dengan cepat menembus selaput lendir normal atau suatu lesi
kulit dalam beberapa jam. Kuman akan memasuki limfatik dan darah menyebar
ke semua jaringan tubuh. Pada ibu hamil penjalaran hematogen melalui plasenta
ke janin, kemudian reaksi jaringn membentuk infiltrat sehingga perkembangan
hepar dan lien yang tidak sempurna pada janin terjadi fibrosis yang akhirnya
menyebabkan pembentukan bilirubin yang terganggu, odem pada janin ketika
masih di dalam kandungan sehingga resiko terjadinya ikterus neonatus. Pada Ibu
hamil, reaksi jaringan infiltrat menyebabkan jaringan kulit membentuk papul
yang lama kelamaan membentuk ulkus sehingga timbul rasa gatal dan panas pada
lidah, tonsil, anus, dan genetalia eksternal.
Pada Ibu hamil setelah kuman berkembang biak dikelenjar getah bening,
kelenjar getah bening membesar terjadi peningkatan tanda-tanda vital yang
menyebabkan hipertermi. Pada tahap sekunder, SSP merupakan target awal
infeksi, pada pemeriksaan menunjukkan bahwa lebih dari 30% dari pasien
memiliki temuan abnormal dalam cairan cerebrospinal (CSF) ditandai dengan
kelemahan impotensi. Selama 5-10 tahun pertama setelah terjadinya infeksi
primer tidak diobati, penyakit ini akan menginvasi meninges dan pembuluh darah,
sehingga dapat mengakibatkan neurosifilis meningovaskuler ditandai dengan
nyeri kepala, pusing , dan penglihatan kabur. Kemudian parenkim otak dan
sumsun tulang belakang mengalami kerusakan sehingga terjadi kondiri
parenchymatos neurosifilis. Terlepas dari tahap penyakit dan lokasi lesi,
hispatologi dari sifilis menunjukkan tanda-tanda endotelialarteritis.
Endotelialarteritis disebabkan oleh peningkatan spirochaeta dengan sel endotel
yang dapat sembuh dengan jaringan parut.

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 6


2.5 Web of Caution Sifilis

1. Sifilis akuista : didapat (hub.seks,


transfusi darah Hygene
2. Sifilis kongenital : transplasenta ibu rendah,virolensi Kontak
ke janin kuman langsung

Kuman berkembang biak Pajanan Treponema


Jaringan
dikelenjar getah bening kulit

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 7


Kuman masuk ke mukosa /
selaput lendir
Kelenjar getah bening Papul
membesar, generalisa
Terasa
Ulkus gatal dan
Kuman berkembang
panas
biak
suhu tubuh + RR+ Nadi ↑
Lokasi : lidah,
tonsil, anus dan
Penjalaran hematogen genetalia eksterna MK : Resiko
MK : menyebar kesemua jaringan
HIPERTERMI pria : sulkus Infeksi
(placenta) koronarius, wanita :
labia mayora
minora
Terjadi fibrosis : Reaksi jaringan
SSP (Sistem darah ke otak membentuk infiltrat
Saraf Pusat ) berkurang
MK :
Hepar & lien Kerusakan
Otak Integritas
Kulit
Pembentukan
bilirubin pada Terjadi
TIK ↑, janin terganggu, fibrosis
meningitis odem

Nyeri kepala,
pusing, penglihatan MK : Resiko
kabur, mual ikterik
neonatus

MK :
NYERI
2.6 Pemeriksaan Diagnostic
1. Uji serologic (uji nontroponema, uji treponema).
2. Pemeriksaan dengan mikroskop lapangan gelap (darkfield microscope).
3. Uji antibodi flurosen langsung.
2.7 Komplikasi
1. Komplikasi pada janin dan bayi
Dapat menyebabkan kematian janin, partus immaturus dan partus premature.
Bayi dengan sifilis kongenital memiliki kelainan pada tulang, gigi,

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 8


penglihatan, pendengaran, gangguan mental, dan tumbuh kembang anak.
Oleh karena itu, setiap wanita hamil sangat dianjurkan pemeriksaan
kesehatan janin yang dikandungnya.karena pengobatan yang cepat dan tepat
dapat menghindari terjadinya penularan penyakit dari ibu ke janin.
2. Komplikasi terhadap ibu
1) Menyebabkan kerusakan berat pada otak dan jantung
2) Kehamilan dapat menimbulkan kelainan dan plasenta lebih besar, pucat,
keabu-abuan, dan licin.
3) Kehamilan <16 minggu dapat menyebabkan kematian janin.
4) Kehamilan lanjut dapat menyebabkan kelahiran premature dan
menimbulkan cacat.
2.8 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Penisilin merupakan terapi utama,standar yang modus lain dari terapi dinilai,
dan satu-satunya terapi yang telah digunakan secara luas untuk neurosifilis,
sifilis kongenital, atau sifilis selama kehamilan.
1) Sifilis didapat : pemberian penisilin G Benzhatine atau Procaine, bisa
peroral atau parenteral, tergantung keadaan pasien.
2) Sifilis kongenital : penisilin G. Dosis pada bayi, orang dewasa, dan ibu
hamil tentunya berbeda. Dibutuhkan pengontrolan yang berbeda pula.
Terapi empiris antibiotik harus komprehensif dan harus mencakup semua
patogen mugkin dalam konteks pengaturan klinis.
1) Penisilin G benzatin (bicillin L-A); untuk infeksi sifilis primer dan
sekunder.
2) Penisilin G prokain; penisilin G prokain adalan agen lini pertama untuk
mengobati sifilis laten.
3) Dosisiklin (doryx, vibramycin); digunakan sebagai terapi alternatif untuk
infeksi sifilis. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengikat
ribosom 30S unit, mencegah sintesis protein.

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 9


4) Tetrasiklin (sumycin); tetrasiklin digunakan sebagai terapi alternatif untuk
infeksi sifilis. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengikat
ribosom 30S unit, mencegah sintesis protein.
5) Eritromisin (E.E.S., E-Mycin); eritromisin menghambat pertumbuhan
bakteri. Hal ini digunakan untuk pengobatan infeksi staphylococcal dan
streptokokus.
6) Ceftriaxone (rocephin); ceftriaxone merupakan agen alternatif untuk
penisilin-alergi pasien.
7) Azitromisin (zithromax)
obat ini digunakan untuk mengobati ringan sampai sedang infeksi
mikroba. Selain antibodi, urikosurik juga digunakan untuk mengingatkan
konsentrasi serum antibiotik tertentu dan obat lain.urikosurik yang
digunakan biasanya adalah probenesid. Probenesid menghambat sekresi
tubular penisilin dan biasanya meningkat penisilin kadar plasma oleh rute
antibiotik yang diberikan. Probenesid digunakan sebagai tambahan
terhadap penisilin pada sifilis layen dan neurosifilis.
2. Penatalaksanaan keperawatan
Memberikan pendidikan kepada pasien dengan menjelaskan hal-hal sebagai
berikut:
1) Bahaya PMS dan komplikasi.
2) Pentingnya mematuhi pengobatan yang diberikan.
3) Cara penularan PMS dan pengobatan untuk pasangan seks tetapnya.
4) Hindari hubungan seks sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak
dapat dihindarkan lagi.
5) Pentingnya personal hygiene khususnya pada alat kelamin.
6) Cara-cara menghindari PMS di masa mendatang.
2.9 Prognosis
Prognosis pada ibu hamil dengan sifilis buruk, jika tidak dilakukan dengan
penanganan yang tepat akan berdampak buruk baik si Ibu maupun untuk janin
yang dikandungnya. Pada saat lahir bayi dapat tampak sehat dan kelainan timbul
setelah beberapa minggu, tetapi dapat pula kelainan ada sejak lahir. Di mana
virus Troponema Pallidum masuk secara hematogen melalui placenta ( UK 10
minggu ), sehingga janin yang terinfeksi dapat mati atau abortus, lahir mati

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 10


atterm ( IUFD ), dan lahir hidup dengan tanda- tanda sifilis kongenital. Pada bayi
dapat dijumpai kondisi sebagai berikut :
1. Pertumbuhan intrauterine yang terlambat
2. Kelainan membrane mukosa ( bibir, mulut, laring dan mukosa genital)
3. Kelainan kulit, rambut dan kuku

Dapat berupa macula eriterm, papullosqruamosa, dan bulla.Bulla sedah ada sejak
lahir yang tersebar secara simetris terutama pada telapak tangan dan kaki.
4. Kelainan tulang ( terjadi pada 6 bulan pertama )
Tanda sifilis kongenital lanjut :
1. Kornea : keratitis intersisial
Biasanya terjadi pada umur pubertas dan bilateral.npada kornea timbul
pengabuan menyerupai gelas disertai vaskularisasi sclera.Terjadi pada 20 –
50% kasus sifilis kongenital lanjut.
2. Tulang : perisynovitis

Mengenai kedua lutut yang akan mengakibatakan terjadinya bengkak tanpa


nyeri yang simetris.
3. Sistem saraf pusat

Biasanya yang menjadi tanda adalah adanya kelemahan umum dan renjatan

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN SIFILIS

3.1 Askep Teori


1. Pengkajian Teori
1) Identitas : Sifilis bisa menyerang pada semua usia dan jenis kelamin.
2) Keluhan Utama : Biasanya klien mengeluh demam, dan terdapat lesi pada
kulit.
3) Riwayat Penyakit Sekarang : Biasanya klien mengeluh demam, dan
terdapat lesi pada kulit.
4) Riwayat Penyakit Dahulu

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 11


5) Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat adanya penyakit sifilis pada
anggota keluarga lainnya sangat menentukan.
6) Pengkajian Persistem
(1) Sistem integumen
Kulit : biasanya terdapat lesi. Berupa papula, makula, postula.
(2) Kepala dan Leher
Kepala : Biasanya terdapat nyeri kepala
Mata : Pada sifilis kongenital terdapat kelainan pada mata (keratitis
inter stisial).
Hidung : Pada stadium III dapat merusak tulang rawan pada hidung
dan palatum.
Telinga : Pada sifilis kengenital dapat menyebabkan ketulian.
Mulut : Pada sifilis kongenital, gigi hutchinson(incisivus I atas kanan
dan kiri bentuknya seperti obeng).
Leher : Pada stadium II biasanya terdapat nyeri leher.
(3) Sistem Pernafasan
(4) Sistem kardiovaskuler
Kemungkinan adanya hipertensi, arteriosklerosis dan penyakit
jantung reumatik sebelumnya.
(5) Sistem penceranaan
Biasanya terjadi anorexia pada stadium II.
(6) Sistem muskuloskeletal
Pada neurosifilis terjadi athaxia.
(7) Sistem Neurologis
Biasanya terjadi parathesia.
(8) Sistem perkemihan
Biasanya terjadi gangguan pada sistem perkemihan.
(9) Sistem Reproduksi
Biasanya terjadi impotensi.
2. Diagnosa keperawatan teori
Diagnosa yang kemungkinan muncul pada diagnosa sifilis
1) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan agen cedera fisik
2) Nyeri berhubungan dengan agen cedera biologis
3) Hypertermi berhubungan dengan invasi kuman
4) Gangguan citra tubuh berhubungan denganperubahan fungsi tubuh
(karena anomaly atau penyakit)
3. Intervensi Keperawatan Teori

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 12


No Diagnosa NOC NIC
1. Hypertermi berhubungan Out come : termoregulasi Pengaturan suhu :
dengan invasi kuman Setelah dilakukan tindakan  Monitor suhu paling
keperawatan diharapkan : tidak Setiap 2 jam
 Tingkatkan intake cairan
 Tidak terjadi peningkatan
dan nutrisi adekuat
suhu tubuh
 Gunakan matras
 Melaporkan kenyamanan
penghangat ,selimut,dan
suhu
 Suhu tubuh dalam batas tingkatkan lingkungan
normal 36,5-37,5 sekitar
 Berikan pengobatan
antipiretik yang sesuai

2. Nyeri akut berhubungan Out come : control nyeri Setelah Managemen nyeri :
dengan agen cedera dilakukan tindakan keperawatan  Lakukan pengkajian
biologis diharapkan : komprehensif yang
 Pasien mampu mengenali meliputi
kapan nyeri terjadi lokasi,karaktersitik,durasi
 Dapat menggambarkan
,dan frekuensi
factor penyebab nyeri  Observasi adanya
 Menggunakan tindakan
petunjuk non verbal
pengurangan nyeri tanpa
mengenai ketidak
analgetik
nyamanan
 Menggunakan analgetik
 Ajarkan prinsip-prinsip
yang digunakan
managemen nyeri
 Kolaborasi dengan tim
medis lain dalam
penanganan nyeri
3. Kerusakan integritas kulit Out come :integritas jaringan Perlindungan infeksi
berhubungan dengan agen kulit. Setelah dilakukan tindakan  Monitor adanya tanda
cedera fisik keperawatan diharapkan : dan gejala infeksi
 Pigmentasi kembali sistemik local
 Monitor kerentanan
normal

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 13


 Elastisitas kulit kembali terhadap infeksi
 Tingkatkan asupan
normal
 Tidak ada lesi pada kulit nutrisi yang adekuat
 Integritas kulit normal  Kolaborasi dengan tim
medis dapatkan kultur
yang diperlukan .

4. Gannguan citra tubuh Setelah dilakukan tindakan Peningkatan citra tubuh


berhubungan dengan keperawatan diharapkan : Peningkatan harga diri
perubahan fungsi tubuh  Mempertahankan  Monitor frekuensi dan
gambaran internal diri pernyataan mengkritisi
 Dapat meningkatkan
diri
kepuasan dengan fungsi  Monitor apakah pasien
tubuh dapat melihat bagian
 Dapat meningkatkan
tubuh mana yang
penyesuaian terhadap
berubah
perubahan tampilan fisik  Bantu pasien untuk
 Dapat mendeskripsikan
mendiskusiksn
bagian tubuh yang
perubahan-perubahan
terkena
bagian tubuh disebabkan
adanya penyakit atau
pembedahan
 Bantu pasien
memisahkan penampilan
fisik dari perasaan
berharga secara pribadi
,dengan cara tepat.

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 14


3.2 Case Study
Ny. K berusia 29 tahun datang ke Poli hamil dan mengatakan usia kehamilan 14
minggu, dengan keluhan gatal-gatal pada genetalianya. Ny K juga mengeluh
demam sejak semalam. Klien juga tampak menggigil. Ny K bekerja sebagai
wiraswasta dan suaminya sudah lama mendapat tugas pekerjaan ke luar kota. Ny.
K juga melakukan hubungan seksual dengan suaminya apabila pulang.
Dilakukan pemeriksaan fisik dengan hasil TTV ( TD : 120/90 mmHg N : 120
x/m RR : 22 x/m S : 39◦C) , akral hangat, kehamilan G1P0A0, daerah genetalia
terdapat papul, luka kemerahan dan bintik-bintik di daerah inguinal dan
ditemukan adanya ulkus kemerahan pada labia mayora minora, hasil Lab pada uji
serologic (+) virus treponema, Leukosit 4.000 mm3, Hematokrit 25%.
1. Pengkajian
1) Identitas
Nama : Ny. K
Umur : 29 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Buah Batu No.4 Bandung
Penanggung Jawab : Tn. K
2) Keluhan Utama
Klien mengeluh gatal-gatal pada genetalianya
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengeluh gatal-gatal pada genetalianya. Ny. K bekerja sebagai
wiraswasta dan suaminya sudah lama mendapat tugas pekerjaan ke luar
kota.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya klien tidak pernah menderita infeksi pada genetalia.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Sebelumnya keluarga klien tidak pernah menderita penyakit sifilis.

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 15


6) Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Composmentis
TTV ( TD : 120/90 mmHg N : 120 x/m RR : 22 x/m S : 38◦C)
7) Pengkajian persystem
(1) B1 (breathing) :
RR : 22 x/m, Bunyi nafas: vesikuler dan Bentuk thorax: simetris.
(2) B2 (bleeding) :
Tidak ada nyeri dada , S1 S2 tunggal
(3) B3 (brain) :
Kesadaran : Komposmentis, GCS :E=4, V=5, M=6 Total nilai : 15,
Kepala dan wajah : tidak ada kelainan, Mata : tidak anemis,akral
hangat, JVP : Tidak ada tekanan JVP.
(4) B4 (bladder) :
urine output normal, warna urine jernih, kemerahan dan ulkus di
inguinal labia minora mayora.
(5) B5 (bowel) :
Tidak terjadi konstipasi, BAB normal.
(6) B6 (bone) :
Gatal-gatal pada genetalianya.
2. Analisa data
Data Etiologi Problem
Ds : Klien mengatakan Terpajannya treponema Kerusakan integritas
merasa gatal-gatal di kulit
genetalianya. Reaksi jaringan
pembentukan infiltrat
Do :
-Ditemukan papul dan Terbentuk papul, ulkus
ulkus digenetalia di genetalia
-Adanya kemerahan
dan bintik bintik pada

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 16


labia mayora minora.
Ds: klien mengeluh Penyakit (Sifilis) Hipertermi
demam sejak semalam
Pajanan treponema
Do:
S : 39◦C Kuman berkembang
TD : 120/90 mmHg biak di pembuluh limfe
N : 120 x/m
RR : 22 x/m Pembesaran pembuluh
Akral: hangat limfe

Suhu, nadi, RR ↑
Ds : Pemajanan pada patogen Resiko infeksi
- ( mikroorganisme parasit
Do : lain)
daerah genetalia
terdapat luka Terbentuk papul, ulkus
kemerahan dan bintik- di genetalia
bintik di daerah
inguinal dan ditemukan Terasa gatal dan panas
adanya ulkus
kemerahan pada labia
mayora minora,
Leukosit 4.000 mm3,
Hematokrit 25%, S :
39◦C.

3. Diagnosa Keperawatan
1) Kerusakan inregitas kulit b.d terpajannya virus treponema
2) Hipertermi b.d penyakit (Sifilis)
3) Resiko infeksi b.d pemajanan pada patogen ( mikroorganisme parasit

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 17


lain).
4. Intervensi Keperawatan
No Dx kep Tujuan & KH Intervensi
1. Kerusaka Setelah dilakukan 1. Anjurkan klien untuk
n tindakan keperawatan menggunakan pakaian yang
Intregitas 3x24 jam integritas longgar
Kulit b.d kulit membaik. 2. Jaga kebersihan kulit
terpajann Kriteria hasil: agar tetap bersih dan kering
ya virus 1. Tidak ada luka dan 3. Monitor kulit akan
triponem lesi pada kulit adanya kemerahan
a (genetalia). 4. Bersihkan, memantau
2. Mampu melindungi dan meningkatkan
kulit dan penyembuhan luka di area
mempertahankan genetalia.
kelembapan kulit 5.Berikan HE tentang cara
dan perawatan perawatan luka
alami. 6. kolaborasi pemberian terapi
3.Perfusi jaringan baik. obat penisilin G Benzhatine
untuk menghambat
penyebaran virus
2. Hiperter Setelah dilakukan 1.monitor tanda-tanda TTV
mi b.d tindakan keperawatan 2.selimuti klien
penyakit 2x24 jam. 3.kompres klien pada lipat paha
(sifilis) Dengan kriteria hasil : dan axilla
1. suhu tubuh dalam 4. berikan He tentang proses
rentang normal. penyakit
2. nadi dan RR dalam 5. kolaborasi dengan dokter,
rentang normal. pemberian antipireutik sesuai
3. klien tidak dosis
mengalami pusing.

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 18


1.

3. Resiko Setelah dilakukan 1. Monitor tanda gejala infeksi


infeksi tindakan keperawatan 2. Cuci tangan setiap sebelum
b.d 1x24 jam tidak terjadi dan sesudah tindakan
pemajana infeksi. keperawatan
n pada Dengan kriteria hasil : 3. Ajarkan cara menghindari
patogen 1. Tidak ada tanda- infeksi
tanda infeksi. 4. Berikan perawatan kulit pada
2. Jumlah leukosit area epidema
dalam batas normal.
3. Menunjukkan
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi.

5. Implementasi

Tgl Dx keperawatan Implementasi


pengkajian
24 April Kerusakan 1. Membantu menganjurkan klien
2017 integritas kulit b.d untuk menggunakan pakaian
prosses penyakit yang longgar
2. Membantu menjaga kebersihan
kulit agar tetap bersih dan kering
3. Memantau kulit akan adanya
kemerahan
4. Membersihkan dan memantau
serta meningkatkan proses
penyembuhan luka di area
genetalia.

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 19


5. Membantu memberikan HE
tentang cara perawatan luka
6. Berkolaborasi pemberian terapi
obat penisilin G Benzhatine
untuk menghambat penyebaran
virus
25 April Hipertermi b.d 1. memantau tanda-tanda TTV
2017 penyakit (sifilis) 2.membantu memakaikan selimut klien
3.membantu mengkompres klien pada
lipat paha dan axilla
4. membantu memberikan He tentang
proses penyakit
5. kolaborasi dengan dokter, pemberian
antipireutik sesuai dosis
23 April Resiko infeksi b.d 1. Memantau
2017 pemajanan pada tanda gejala infeksi
patogen 2. Melakuka
n Cuci tangan setiap sebelum dan
sesudah tindakan keperawatan
3. Membantu
mengajarkan cara menghindari
infeksi
4. Membantu
memberikan perawatan kulit pada
area epidema

7. Evaluasi

Diagnosa Catatan Perkembangan


Kerusakan integritas kulit b.d prosses S :
penyakit Klien mengatakan tidak merasa gatal-gatal

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 20


Tujuan: Setelah dilakukan tindakan di daerah genetalianya.
keperawatan 3x24 jam integritas kulit
membaik. O:
Kriteria hasil: Tidak ada papul, ulkus dan kemerahan pada
1. Tidak ada luka dan lesi pada kulit labia mayora minora.
(genetalia).
2. Mampu melindungi kulit dan A :
mempertahankan kelembapan kulit Masalah teratasi.
dan perawatan alami.
3. 3.Perfusi jaringan baik. P:
Intervensi diberhentikan.
Hipertermi b.d penyakit (sifilis) S:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien tidak mengeluh demam.
1x24 jam tidak terjadi infeksi.
Dengan kriteria hasil : O:
1. Tidak ada tanda-tanda infeksi. S : 37◦C
2. Jumlah leukosit dalam batas TD : 120/80 mmHg
normal. N : 70 x/m
3. Menunjukkan kemampuan untuk RR : 18 x/m
mencegah timbulnya infeksi. Akral normal

A:
Masalah teratasi

P:
Intervensi diberhentikan
Resiko infeksi b.d pemajanan pada patogen S : -
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
1x24 jam tidak terjadi infeksi. O:
Dengan kriteria hasil : Pada daerah genetalia luka kemerahan dan

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 21


1. Tidak ada tanda-tanda infeksi. bintik-bintik di daerah inguinal berkurang
2. Jumlah leukosit dalam batas dan ulkus kemerahan pada labia mayora
normal. minora juga berkurang, Leukosit 6.000
3. Menunjukkan kemampuan untuk mm3, Hematokrit 35%, S : 37◦C
mencegah timbulnya infeksi. A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

BAB IV

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 22


PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sifilis adalah salah satu penyakit menular seksual. Penyakit tersebut
ditularkan melalui hubungan seksual, penyakit ini bersifat laten atau dapat
kambuh lagi sewaktu waktu selain itu bisa bersifat akut dan kronis. Kuman yang
dapat menyebabkan penyakit sifilis dapat memasuki tubuh dengan menembus
selaput lendir yang normal dan mampu menembus plasenta sehingga dapat
menginfeksi janin. Sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh
Treponema pallidum. Penyakit ini sangat kronik, bersifat sistemik dan menyerang
hampir semua alat tubuh dapat menyerupai banyak penyakit.mempunyai masa
laten dan dapat ditularkan dari ibu ke janin.
Untuk menentukan diagnosis sifilis maka dilakukan pemeriksaan klinik,
serologi atau pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop lapangan gelap
(darkfield microscope). Pada kasus tidak bergejala dianosis di dasarkan pada uji
serologis treponema dan non protonema, uji protonema seperti Veneral desease
Research Laboratory (VDRL). Untuk mengetahui anti bodi dalam tubuh terhadap
masuknya treponema pallidum. Hasil uji kuantitatif uji VDRL cebderung
berkolerasi dengan aktifitas penyakit sehingga sangat membantu dalam skrening,
titer naik bila penyakit aktif (gagal pengobatan atau reinfeksi) dan turun bila
pengobatan cukup. Kelainan sifilis primer yaitu chanere harus dibedakan dari
berbagai penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin yaitu chancroid,
granuloma inguinale, limgranuloma venerium, verrucae acuminata, skabies, dan
keganasan (kanker).
4.2 Saran
1. Memberikan edukasi yang jelas kepada pasien tentang
penyakitnya untuk mencegah penularan dan mempercepat penyembuhan.
2. Penatalaksanaan yang efektif dan efisien pada pasien
untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan mencegah terjadinya
komplikasi.

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 23


DAFTAR PUSTAKA

1. Fadlun, Feryanto Achmad. 2011. Asuhan Kebidanan Patologis. Jakarta :


Salemba Medika. Jakarta : EGC
2. Nanda International. (2015). Jakarta : EGC
3. Nursing Interventions Classification Edisi Keenam. (2016). Yogyakarta :
Mocomedia
4. Nursing Outcome Classification Edisi Kelima. (2016). Yogyakarta :
Mocomedia
5. Sarwono Prawirohardjo, 2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta. YBPS
6. Smeltzer C.S, Bare G.B,. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Volume 3.

Asuhan Keperawatan Sifilis Pada Ibu Hamil| 24

Anda mungkin juga menyukai