PEMBAHASAN
terjadi antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus dalam asuhan keperawatan pada
pasien Tn. R dengan halusinasi audio visual, waham, RPK dan Resiko Bunuh Diri
di ruang Kresna Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor yang meliputi
4.1 Pengkajian
medik.
Pada dasar pengkajian antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak
halusinasi audio visual, waham, RPK dan resiko bunuh diri dan data-data
tersebut sejalan dengan teori yang ada sehingga tidak ada kesenjangan dari
78
Analisa data pada tinjauan kasus hanya menguraikan teori saja,
sedangkan pada kasus nyata disesuaikan dengan keluhan yang dialami pasien
kamarnya saat siang hari, dan melihat ular besar di ruang makan Kresna di
selingkuhan istrinya.
luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada
mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati &
Hartono, 2010).
ayahnya saat usia 9 tahun karena Tn. R tidak sholat tetapi main kelereng, klien
melakukan tindakan yang dapat mencederai orang lain dan lingkungan akibat
Rumah sakit Dr. Marzoeki Mahdi Bogor dengan alasan, Klien marah-marah,
79
menganggu orang lain, mengambil barang di kios, merasa dirinya prabu
Menurut (Depkes RI, 2000) Waham adalah suatu keyakinan klien yang
tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah
secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang
Dari hasil wawancara klien juga pernah mencoba untuk bunuh diri
Bunuh Diri adalah tndakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
4.2 Perencanaan
rumusan kemampuan klien yang perlu di capai atau dimiliki. Kemampuan ini
pada tujuan khusus terdiri atas tiga aspek yaitu: kemampuan kognitif,
80
psikomotorik, afektif yang perlu dimiliki klien untuk menyelesaikan
masalahnya.
dialaminya. Ada 4 tujuan khusus gangguan halusinsasi, antara lain: klien dapat
pada perilaku kekerasan terdiri dari empat yaitu, pada strategi pelaksanaan 1
dan melatih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara latihan fisik 1
ada 5 tujuan kasus waham yaitu Klien dapat membina hubungan saling
Klien dapat berhubungan dengan realitas dan Klien dapat menggunakan obat
dengan benar.
81
Menurut (Agung, 2011) menyebutkan ada 5 tujuan khusus pada kasus
resiko bunuh diri yaitu Klien dapat membina hubungan saling percaya, Klien
tindakan keperawatan dengan halusinasi, waham, RPK dan RBD. Hal ini
4.3 Pelaksanaan
pada tahap perencanaan. Jenis tindakan pada implementasi ini terdiri dari
dilaksanakan antara lain: pada tanggal 16 April 2018 pukul 09.00 WIB,
2018 pukul 11.00 WIB menjelaskan cara mengontrol halusinasi, dan mengajar
Tn. R dilatih untuk mengatakan tidak terhadap halusinsai yang muncul atau
82
ini, Tn. R tidak akan larut dalam halusinasinya. Kemudian memberikan
mampu membina hubungan saling percaya dan perawat menjelaskan pada Tn.
yang benar. Dari observasi yang dilakukan pada Tn. R, bisa secara teratur
meminum obat dan perlu ditingkatkan lagi pengetahuan mengenai obat yang
diminum.
dengan benar.
Pada saat interaksi sudah mulai percaya diri dan yang harus ditingkatkan
83
4.4 Evaluasi
Evaluasi dibagi dua,yaitu evaluasi proses atau formatif yang dilakukan setiap
dengan membandingkan antara respon klien dan tujuan khusus serta umum
tanggal 17 April 2018 pukul 13.00 WIB, Tn. R masih mengingat perawat,
mengerti bahwa suara yang sering didengarnya/yang sering dilihat itu hanya
suara palsu dan tidak nyata hanya halusinasinya saja, serta mampu melakukan
adanya kerjasama antara perawat dan pasien serta tim kesehatan lainnya.
serta untuk waham, RPK dan RBD masih perlu ditingkatkan lagi dalam
84