Anda di halaman 1dari 4

Kenakalan remaja zaman sekarang

A. Pengertian Remaja

Para ahli sependapat bahwa Remaja adalah mereka yang berusia sekitar 13-18 tahun. Remaja
adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Pada usia sekitar 13-18 ini remaja sudah tidak
dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan
dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan
melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukan sering
menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orang
tuanya. Kesalahan yang dibuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini
terjadi karena mereka memang masih dalam masa mencari identitas. Masa remaja merupakan masa
perkembangan individu yang sangat penting.
Harold Alberty (1957) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode dalam
perkembangan yang dijalani seseorang yang terbentang sejak berakhirnya masa kanak-kanak
sampai dengan awal masa dewasa. Conger berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa
yang kritis yang mungkin dapat merupakan the best of time and the worst of time.

B. Pengertian Pergaulan Remaja Masa Kini

Sebagai makhluk sosial, manusia tak lepas dari orang lain. Begitu pula dengan remaja. Ia
memerlukan interaksi dengan orang lain untuk mencapai kedewasaannya. Yang perlu dicermati
adalah bagaimana seorang remaja itu bergaul, dengan siapa, dan apa saja dampak pergaulannya
bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya.
Pergaulan berasal dari kata “GAUL”.Pergaulan itu sendiri maksudnya kehidupan sehari-hari dalam
persahabatan ataupun masyarakat. Namun tidak demikian dikalangan kebanyakan remaja saat ini.
“Gaul” menurut dimensi remaja-remaja adalah ikut dalam trend, mode, dan hal-hal yang berhubungan
dengan glamoran hidup. Harus masuk ke dalam geng-geng, sering bergabung, dan konkow-konkow
diberbagai tempat seperti mall, tempat wisata, game center, dan lain-lain. yang mana pada akhirnya,
gaul dimensi remaja akan menimbulkan budaya konsumtif.
Solidaritas dan kesetiakawanan sering dijadikan landasan untuk terjun kedunia hura-hura.
Dengan “setia kawan” itu pula kebanyakan remaja mulai merokok, minum-minuman keras,
mengonsumsi narkoba, dan bahkan seks bebas. Kalau tidak ikut kegiatan-kegiatan geng ataupun
teman nongkrong bisa dianggap tidak setia kawan, paradigma seperti inilah yang menggerayangi
pikiran sebagian remaja masa kini. Sebenarnya dengan tindakan itu mereka telah merusak
kemurnian makna dari solidaritas dan kesetiakawanan itu sendiri.
Jika ditinjau lebih dalam “Gaul” tidak akan menimbulkan banyak dampak negatif jika standar
nilai yang dipakai untuk mendefinisikan gaul itu, standar nilai yang sesuai dengan kebudayaan kita
yang penuh dengan tata krama dan kesopanan. Hanya saja, mengubah sesuatu yang sudah
mendarah daging di sebagian remaja saat ini tidaklah mudah. Semua itu memerlukan sinergi dari
semua pihak, baik oranng tua, keluarga, pemuka masyarakat, pemerintah, dan yang tak kalah
pentingnya adalah peran kita sendiri sebagai remaja yang akan menjalani kehidupan dalam bingkai
kata “gaul” itu sendiri.

Pergaulan remaja dibagi ke dalam dua aspek, yakni :


1. Pergaulan Remaja yang Sehat
Pergaulan remaja yang sehat adalah pergaulan yang sesuai dengan etika pergaulan.
Adapun beberapa cara mengembangkan pergaulan yang sehat diantaranya:

a. Adanya kesadaran beragama bagi remaja


Bagi anak remaja sangat diperlukan adanya pemahaman, pendalaman, serta ketaatanterhadap
ajaran-ajaran agama. Dalam kenyataan sehari-hari menunjukkan, bahwa anak-anak remaja yang
melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma agama. Oleh karena itu, kita
harus memiliki kesadaran beragama agar tidak terjerumusdalam pergaulan yang tidak sehat.

b. Memiliki rasa setia kawan


Agar dapat terjalin hubungan sosial remaja yang baik, peranan rasa setia kawan sangat dibutuhkan.
Sebab kesadaran inilah yang dapat membuat kehidupan remaja masyarakat menjadi tentram.
c. Memilih teman
Maksud dari memilih teman adalah untuk mengantisipasi agar kita tidak terpengaruh dengan sifat
yang tidak baik/sehat. Walaupun begitu, tapi teman yang pegaulannya buruk tidak harus kita
asingkan. Melainkan kita tetap berteman dengannya tapi harus menjaga jarak. Jangan terlalu dekat
dengan dia.
d. Mengisi waktu dengan kegiatan yang positif
Bagi mereka yang mengisi waktu senggangnya dengan bacaan yang buruk (misalnya novel/komik
seks), maka hal itu akan berbahaya, dan dapat menghalang mereka untuk berbuat baik. Maka dari
itu, jika ada waktu senggang kita harus mengisinya dengan hal-hal yang positif. Misalnya menulis
cerpen, menggambar, atau lainnya.
e. Laki-laki dan perempuan memiliki batasan-batasan tertentu
Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, sebaiknya remaja harus menjaga jarak dengan lawan
jenisnya. Misalnya, jangan duduk terlalu berdekatan karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan.
f. Menstabilkan emosi
Jika memiliki masalah, kita tidak boleh emosi. Harus sabar dengan cara menenangkan diri. Harus
menyelesaikan masalah dengan komunikasi, bukan amarah/emosi.

g. Etika Pergaulan Remaja


Etika berasal dari bahasa Yunani kuno Ethos dalam bentuk tunggal mempunyai banyak arti: tempat
tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan,sikap cara
berpikir. Dalam bentuk jamak ta etha´ artinya adalah adat kebiasaan. Arti inilah yang
melatarbelakangi terbentuknya istilah etika´ oleh Aristoteles (384-322 SM): ilmu tentang adat
kebiasaan, apa yang biasa dilakukan. Etika mempunyai pengertian yang cukup dekat dengan moral.
Moral dari bahasa latin mos jamaknya mores berarti kebiasaan, adat. Dalam kamus bahasa
Indonesia pertama kali tahun1988 kata mores dipakai dalam arti yang sama yakni adat kebiasaan.
Jadi kata moral dan etika keduanya berasal dari kata yang berarti adat kebiasaan.

2. Pergaulan Remaja yang tidak Sehat


Pergaulan remaja zaman sekarang memang sangat memprihatinkan , tidak jarang berbagai berita
mengenai kenakalan remaja bermunculan. Mulai dari genk motor tawuran, seks bebas, sampai pada
penggunaan narkotika NAPZA. Ini menunjukkan bahwa pergaulan remaja saat ini sudah tidak sehat
lagi. Cara pergaulan remaja yang seperti sekarang ini tentu saja sangat menimbulkan dampak negatif
. Selain memperburuk situasi dan kondisi pergaulan remaja dan mempengaruhi cara hidup remaja
lain, cara pergaulan remaja yang seperti sekarang juga dapat mempengaruhi kualitas hidup generasi
anak cucu kita.

C. Karakteristik Psikologi Remaja dan Permasalahannya

1. Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak.
2. Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi, membuat keputusan-
keputusan, serta memecahkan masalah.
3. Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan yang abstrak.
4. Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis.
5. Memikirkan masa depan, perencanaan, dll.
6. Mengalami kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
7. Ketidakstabilan emosi.
8. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
9. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab permasalahannya.

D. Faktor-faktor penyebab pergaulan remaja


Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pergaulan remaja sebagai berikut :

1. Faktor orang tua


Para orang tua perlu menyadari bahwa zaman telah berubah. Sistem komunikasi, pengaruh media
massa, kebebasan bergaul dan modernisasi di berbagai bidang. Rumah tangga yang dipenuhi
kekerasan ntah antar orang tua atau pada anaknya jelas berdampak pada anak. Ketika anak tumbuh
remaja, ia akan belajar bahwa kekerasaan adalah bagian dari dirinya, sehingga adalah hal yang
wajar jika ia melakukan kekerasan pula. Sebaliknya, orang tua yang terlalu melindungi anaknya
ketika remaja akan tumbuh sebagai individu yang tidak mandiri dan dan tidak berani
mengembangkan indentitasnya yang unik. begitu bergabung dengan teman-temannya. Ia akan
menyerahkan dirinya secara total terhadap kelompoknya sebagai bagian dari identitas yang
dibangunnya.

2. Sekolah
Sekolah pertama-tama bukan dipandang sebagai lembaga yang harus mendidik siswanya menjadi
sesuatu. Tetapi sekolah terlebih dahulu harus dinilai dari kualitas pengajarannya. Karena itu
lingkungan sekolah yang tidak merangsang siswanya untuk belajar misalnya, suasana kelas yang
monoton, peraturan yang tidak relevan, dengan pengajaran, tidak adanya fasilitas praktikum, dll.
Akan menyebabkan siswa lebih senang melakukan kegiatan diluar sekolah bersama teman-
temannya. Baru setelah itu masalah pendidikan, dimana guru jelas memainkan peranan paling
penting. Sayangnya guru lebih berperan sebagai penghukum dan pelaksana aturan, serta sebagai
tokoh otoriter yang sebenarnya juga menggunakan cara kekerasan dalam mendidik siswanya
meskipun caranya berbeda.

3. Faktor lingkungan
Lingkungan di antara rumah dan sekolah yang sehari-hari remaja alami, juga membawa dampak
terhadap munculnya perkelahian. Misalnya lingkungan rumah yang sempit dan kumuh, dan anggota
lingkungan yang berperilaku buruk (misalnya narkoba). Begitu pula sarana transportasi umum yang
sering menomor-sekiankan pelajar. Juga lingkungan kota (bisa negara) yang penuh kekerasan.
Semuanya itu dapat merangsang remaja untuk belajar sesuatu dari lingkungannya, dan kemudian
reaksi emosional yang berkembang mendukung untuk munculnya perilaku berkelahi.

E. Tantangan yang dihadapi remaja masa kini


Saat ini, kita banyak dibanjiri oleh berbagai informasi yang bisa dengan mudahnya didapat. Baik
melalui media cetak, media elektronik ataupun yang terbaru melalui dunia maya atau internet.
Informasi-informasi tersebut dapat berupa hal yang positif maupun negatif. Salah satu informasi
negatif yang banyak menjadi perhatian adalah informasi mengenai konten-konten dewasa, yang
dapat diakses oleh semua orang dengan mudah terutama melalui internet. Dikhawatirkan dengan
banyaknya arus informasi tanpa batasan tersebut dapat merubah persepsi remaja mengenai seks
dan seksualitas. Keluarga dan sekolah merupakan tempat yang tepat bagi remaja untuk
mendapatkan informasi yang benar mengenai pendidikan seks, karena biasanya remaja mengambil
contoh dari prilaku orang tua dan orang dewasa lain di sekitarnya.
Memang sampai saat ini banyak orang yang masih merasa tabu untuk membicarakan masalah seks
tersebut dengan sesama orang dewasa apalagi dengan anak-anak. Tetapi yang harus disadari
adalah, biasanya remaja akan mencari panutan dari orang tua, jadi apabila orang tua hanya diam
saja tanpa memberikan informasi yang tepat mengenai seksualitas, maka remaja dapat memperoleh
informasi yang salah dan menjerumuskan mereka dalam bahaya.

F. Dampak pergaulan remaja:

1. Kenakalan dalam keluarga


Remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang negatif, di sinilah peran orang
tua.Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka dengan melarang hal-hal
tertentu. Namun, bagi sebagian anak remaja, larangan-larangan tersebut malah dianggap hal yang
buruk dan mengekang mereka. Akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak cara. Tidak
menghormati, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang tua adalah contoh
kenakalan remaja dalam keluarga.
2. Kenakalan dalam pergaulan
Dampak kenakalan remaja yang paling nampak adalah dalam hal pergaulan. Sampai saat ini, masih
banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-
obatan terlarang sampai seks bebas. Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relatif
mudah, dimana remaja sangat mudah dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan
kenyamanan semu. Akibat pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya, harus menanggung
beban yang cukup berat.

3. Kenakalan dalam pendidikan


Kenakalan dalam bidang pendidikan memang sudah umum terjadi, namun tidak semua remaja yang
nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok yang berkepribadian buruk, karena mereka masih
cukup mudah untuk diarahkan pada hal yang benar. Kenakalan dalam hal pendidikan misalnya,
membolos sekolah, tidak mau mendengarkan guru, tidur dalam kelas, dll.

G. Solusi Permasalahan remaja masa kini

1. Pentingnya kasih sayang dan perhatian yang cukup dari orang tua dalam hal dan keadaan apapun.
2. Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan terhadap seorang anak akan
berpengaruh terhadap kondisi psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan bersikap baik dan
patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga, dia akan menggunakannya sebagai
pelampiasan dari pengekangan itu, sehingga dia dapat melakukan sesuatu yang tidak diajarkan
orangtuanya.
3. Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang hanya beda 2 atau 3 tahun
baik lebih tua darinya. Hal tersebut dikarenakan apabila seorang anak bergaul dengan teman yang
tidak sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa terpengaruh gaya hidupnya yang
mungkin belum saatnya untuk dia jalani.
4. Pengawasan yang lebih terhadap media komunikasi, seperti internet, handphone, dan lain-lain.
5. Perlunya bimbingan kepribadian bagi seorang anak agar dia mampu memilih dan membedakan
mana yang baik untuk dia maupun yang tidak baik.
6. Perlunya pembelajaran agama yang diberikan sejak dini, seperti beribadah dan mengunjungi tempat
ibadah sesuai agamanya.

Anda mungkin juga menyukai