PENDAHULUAN
II
2.1 Hasil
2. 143 209 12 4 36
3. 146 217 2 1 4
4. 145 214 0 0 1
5. 144 219 -4 1 16
6. 143 208 14 4 49
7. 139 209 36 36 36
8. 144 208 7 1 49
9. 149 221 24 16 36
Rata-
145 215
rata
5
Perhitungan:
= = = 145
ӯ = = = 215
Nilai minimal X = 139, minimal Y =208
Nilaimaximal X = 149, maximal Y=226
Ragamsampel (X)
= = 9,78
Ragam sampel (Y)
= = 40,44
Standar deviasi (X)
Sx= = = 3,13
Standar deviasi (Y)
Sy = = = 6,36
Peragam
Cov (x,y) = 16,33
Korelasi
= = = 0,82
Koefisien Regresi
= = 1,67
Koefisien Variasi
Kv = = = 0,02 x 100 = 2%
2.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini ada sebuah populasi ternak sebanyak 10 ekor,
kemudian diukur lingkar dada dan tinggi pundaknya seperti dalam hasil
pengamatan diatas. Setelah itu lalu menentukan nilai minimum, maksimum,
rata-rata, ragam, peragam, standar deviasi, koefisien variasi, koefisien korelasi,
dan koefisien regresi dari sejumlah data tersebut.
Pada populasi ini dimisalkan untuk tinggi pundak adalah (x) dan lingkar
dada adalah (y). Hasilnya untuk x nilai maksimumnya adalah 149cm, sementara
untuk y nilai maksimumnya adalah 226 cm bisa disimpulkan dari data ini bahwa
sampel yang digunakan mempunyai bobot badan yang besar. Sementara untuk
nilai minimum x adalah 135 cm sementara y adalah 208 cm, hal ini dapat berarti
bahwa bobot dari sampel adalah rendah. Sesuai dengan pernyataan Kadarsih
(2003), menyatakan bahwa ukuran linier tubuh yang dapat dipakai untuk
memprediksi produktivitas sapi antara lain panjang badan, tinggi badan, longkar
dada. Menurut Minish dan Fox(1979) juga menyatakan bahwa ukuran linier
tubuh dapat mengidentifikasi pola atau tingkat kedewasaan fisiologis ternak
sehingga dapat dijadikan parameter penduga bobot badan ternak. Penentuan
framesize menurut Field dan Taylor (2002) dapat ditentukan berdasarkan nilai
parameter tubuh ternak tersebut dan dapat dijadikan sebagai parameter untuk
melakukan seleksi ternak.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus yang ada untuk nilai rata-
rata x atau tinggi pundak adalah 145 cm sedangkan untuk y atau lingkar dada
adalah 215 cm. Haliniberartibahwadalamdatasampel tersebut sebagian besar
mempunyai tinggi pundak sebesar 145 cm sedangkan lingkar dada 215 cm.
Menurut Hammod (1992) sifat kuantitatif seperti lingkar dada dan tinggi pundak
7
pada umumnya menyebar secara normal, dipengaruhi oleh banyak gena dan
peka terhadap lingkungan. Gena-gena yang terlibat mungkin tidak mempunyai
efek yang sama. Ada gena-gena yang berpengaruh kecil dan ada juga yang
berpengaruh besar. Gena-gena yang berpengaruh besar pada suatu sifat disebut
Majorgene.
Koefisien korelasi pada data populasi diatas didapat sebesar 0,82. Artinya
derajat hubungan antara tinggi pundak dengan lingkar dada adalah sebesar 0,82.
Menurut Hammond (1992), jika ingin mengetahui derajat hubungan antara dua
variable suatu sifat kita bisa menggunakan koefisien korelasi. Koefisien korelasi
berkisar antara -1.0 sampai +1.0. Artinya jika r = +1.0 menunjukan bahwa
penambahan 1 unit suatu variabel, akan menambah 1 unit variable lain yang
berkorelasi, sedangkan apabila r = -1.0 sebaliknya, penambahan 1 unit variabel
yang satu akan menurunkan 1 unit variable lain.
Koefisien regresi setelah dihitung pada praktikum kali ini didapat sebesar
1,67. Artinya jumlah perubahan suatu variable dengan variable lainnya yang
berhubungan adalah sebesar 1,67. Regresi ini juga dapat digunakan untuk
menduga nilai heretabilitas yang nantinya dapat digunakan sebagai parameter
dalam seleksi (Legates dan Warwick,1990).
9
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA