Bentangalam struktural adalah bentang alam yang dihasilkan/dikontrol oleh
aktivitas tektonik seperti lipatan atau patahan. Bumi ini terdiri dari lempeng tektonik yang berada di atas magma sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan morfologi di atas permukaan bumi akibat gaya endogen tersebut. III.1. Dasar Teori Bentang alam struktural adalah bentang alam yang pembentukannya dikontrol oleh struktur geologi daerah yang bersangkutan. Struktur geologi yang paling berpengaruh terhadap pembentukan morfologi adalah struktur geologi sekunder, yaitu struktur yang terbentuk setelah batuan itu ada. Struktur sekunder biasanya terbentuk oleh adanya proses endogen yang bekerja adalah proses tektonik. Proses ini mengakibatkan adanya pengangkatan, pengkekaran, patahan dan lipatan yang tercermin dalam bentuk topografi dan relief yang khas. Bentuk relief ini akan berubah akibat proses eksternal yang berlangsung kemudian. Macam-macam proses eksternal yang terjadi adalah pelapukan (dekomposisi dan disintergrasi), erosi (air, angin atau glasial) serta gerakan massa (longsoran, rayapan, aliran, rebahan atau jatuhan). Beberapa kenampakan pada peta topografi yang dapat digunakan dalam penafsiran bentang alam struktural adalah : A. Pola pengaliran, variasi pola pengaliran biasanya dipengaruhi oleh variasi struktur geologi dan litologi pada daerah tersebut. B. Kelurusan-kelurusan (lineament) dari punggungan (ridge), puncak bukit, lembah, lereng dan lain-lain. C. Bentuk-bentuk bukit, lembah, dan lain-lain. D. Perubahan aliran sungai, misalnya secara tiba-tiba, kemungkinan dikontrol oleh struktur kekar, sesar atau lipatan.
16 17
III.2. Faktor-Faktor Pembentuk B.A. Struktural
Faktor pembentuk dari bentang alam ini adalah gaya endogen yang merupakan gaya yang berasal dari dalam bumi. Tenaga dari dalam bumi menghasilkan dua tatanan besar yaitu orogenesa dan epirogenesa. Orogenesa akan mengakibatkan kekar atau patahan dan menghasilkan horst dan graben, sedangkan epirogenesa akan mengakibatkan lipatan yang akan menghasilkan sinklin dan antiklin. III.3. Macam-Macam Bentuk Lahan Asal Struktural Macam – macam bentuklahan Struktural berdasarkan klasifikasi Verstappen, 1983 adalah sebagai berikut A. Pegunungan blok sesar (S1) Pegunungan yang tersusun dari batuan klastik, ditandai oleh berbagai bentuk patahan, misalnya : graben, sembul, triangle facet, dan sebagainya.
Gambar 16. Pegunungan Blok Sesar
(Sumber: Anonim, 2015) B. Gawir sesar (S2) Tebing patahan memanjang, terjadi karena adanya dislokasi.
Gambar 17. Gawir Sesar
(Sumber: Anonim, 2015) 18
C. Pegunungan antiklinal (S3)
Pegunungan yang tersusun dari batuan plastis, terjadi atas unit-unit punggung lipatan. lembah yang terdapat dipuncak antiklin setelah tererosi adalah combe.
Gambar 18. Pegunungan Antiklinal
(Sumber: Anonim, 2015)
D. Perbukitan Antiklinal (S4)
Merupakan Punggungan atau pegunungan yang dekat dengan Sinklinal
Gambar 19. Perbukitan Antikinal
(Sumber: Anonim, 2015) 19
E. Pegunungan/perbukitan sinklinal (S5)
Tersusun dari batuan plastis, terdiri atas lembah-lembah lipatan.
Gambar 20. Perbukitan dan Pegunungan Sinklinal
(Sumber: Anonim, 2015)
F. Pegunungan/perbukitan monoklinal (S6)
Pegunungan lipatan yang terjadi karena adanya tekanan pada satu titik saja yang tingginya lebih dari 500m disebutpegunungan monoklinal, kurang dari 500m disebut perbukitan monoklinal. Monoklinal (homoklinal yang lerengnya = 11°) disebut cuesta.
Gambar 21. Pegunungan/perbukitan monoklinal
(Sumber: Anonim, 2015) 20
G. Pegunungan/perbukitan kubah (S7)
Pegunungan/perbukitan tunggal yang lerengnya landai, terjadi karena proses updoming. kubah yang berstadia dewasa di puncaknya terdapat sistem lembah berbentuk segitiga (triangle facet) yang disebut flat iron.
Gambar 22. Dome
(Sumber: Anonim, 2015) H. Pegunungan/perbukitan plato (S8) Merupakan tanah datar dengan struktur horizontal, dengan ketinggian lebih dari 500 m untuk pegunungan dan kurang dari 500m untuk perbukitan. pada umumnya dikelilingi oleh kelompok volcano atau rangkaian pegunungan.
Gambar 23. Pegunungan/perbukitan plato
(Sumber: Anonim, 2015) 21
I. Lembah Antiklinal (S9)
Merupakan lembah-lembah yang berkembang disepanjang sumbu antiklinal.
Gambar 24. Lembah Antiklinal
(Sumber: Anonim, 2015) j. Hogback dan Cuesta (S10) Bentuk punggungan atau bukit yang kemiringan lerengnya tidak sama sebagai akibat dari kedudukan lapisan-lapisan batuan pembentuk yang landai.
Gambar 25. Hogback & Cuesta
(Sumber: Anonim, 2015) 22
Adapun klasifikasi bentang alam asal Struktural menurut (Verstappen,1983)
sebagai berikut: Tabel 2. Klasifikasi bentang alam Struktural (Verstappen,1983)