Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM PENGEMBANGAN LAPANGAN PANAS BUMI ATADEI

KABUPATEN LEMBATA – NUSA TENGGARA TIMUR


Oleh:
Fredy Nanlohy, Dedi Kusnadi, Herry Sundhoro
SUB DIT. PANAS BUMI

ABSTRACT

The Atadei geothermal field belongs to Atedei Subdistrict, Distric of Lembata, East Nusa
Tenggara province. The field situated about 45 Km southeast of Lewoleba city as the capital city of
Lembata District.
In generall the Atadei geothermal field have a Quaternary of old and young volcanic rock
unit and the geological structures are Watuwawer and Bauraja calderas, NE-SW trend of Watuwawer
and Mauraja normal faults and NW-SE of Waibana normal fault. The surface manifestation contain of
hot springs (32-45°C), fumaroles (80-96°C), steaming ground (96-98°C) and altered rock The
distribution of Hg and CO2 anomalies, almost the same with the anomalies of resistivities survey
namely in the south to southeast of the Atadei geothermal field, around the Watuwawer village. There
are three prospect areas Watuwawer 4.5 Km2 with the electrical potential of 20-30 MWe, Lewo
Kebingin, 0.25 Km2 with electrical potential of 1-2 MWe and Waru, 1.5 Km2 with electrical potential
of 7-10 Mwe.
The Watuwawer prospect area is the most proposed erea for the proggrame of the Atadei
geothermal field development in the future. We hope that the small scale of electricity power plant, at
least 3 MWe will get from this area as the local government needed.

SARI

Lapangan panas bumi Atadei termasuk dalam wilayah kecamatan Atadei, Kabupaten
Lembata, Nusa Tenggara Timur. Terletak kurang lebih 45 Km di sebelah tenggara kota Lewoleba
sebagai ibu kota kabupaten Lembata.

Satuan batuan yang terdapat pada lapangan panas bumi Atadei secara umum dapat dibagi
menjadi dua satuan yaitu batuan vulkanik tua dan batuan vulkanik muda berumur Kuarter. Struktur
geologi yang berkembang di lapangan panas bumi Atadei terdiri dari sisa dinding kaldera
Watuwawer dan Bauraja, sesar normal Watuwawer dan Mauraja berarah timurlaut-baratdaya, dan
sesar normal Waibana berarah baratlaut-tenggara.
Manifestasi panas bumi permukaan terdiri dari mata air panas (32°- 45°C), fumarola (80°- 96°C),
tanah panas (96°- 98°C) dan batuan ubahan. Penyebaran anomali Hg dan CO2 hampir sama dengan
anomali yang ditunjukkan oleh hasil geolistrik, menyebar di bagian tenggara lapangan panas bumi
Atadei yaitu di sekitar daerah Watuwawer. Terdapat tiga daerah prospek panas bumi yaitu daerah
prospek Watuwawer, luas 4.5 Km2 dengan potensi 20-30 MWe; Lewo Kebingin, 0,25 Km2 dengan
sumber daya 1-2 MWe dan daerah prospek Waru 1,5 Km2 dengan sumber daya 7-10 MWe.

Daerah prospek Watuwawer merupakan daerah utama yang diusulkan dalam program
pengembangan lapangan panas bumi Atadei dimasa yang akan datang. Melalui lapangan panas bumi
Atadei ini diharapkan dapat dihasilkan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) bersekala kecil,
minimal menghasilkan 3 MWe untuk memenuhi kebutuhan listrik pemerintah daerah setempat.

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
38-1
1. PENDAHULUAN umumnya terdapat disebelah barat dan timur
laut dan kelompok batuan vulkanik muda yang
Daerah panas bumi Atadei termasuk dalam membentuk kerucut-kerucut gunungapi
wilayah Kecamatan Atadei, Kabupaten sepanjang garis kelurusan berarah hampir utara
Lembata, NTT. Luas daerah yang diteliti selatan.
secara geosentifik mencapai ± 100 Km2,
dibatasi oleh koordinat 123° 30’ 00” – 125° Kelompok gunungapi tua umumnya terbentuk
35’ 00” Bujur Timur dan 06° 26’ 40” – 06° oleh aliran lava, piroklastik dan endapan lahar
31’ 21” Lintang Selatan (Gb. 1). yang telah mengalami tingkat pelapukan lanjut.
Di sebelah baratdaya lapangan panas bumi Kelompok gunungapi muda terdiri dari kerucut-
Atadei, tidak jauh dari daerah ini terdapat kerucut gunungapi yang tumbuh sepanjang garis
daerah panas bumi Adum. Daerah Atadei lineament dimulai dari Gunung Ile Kimok
merupakan daerah panas bumi yang terletak disebelah utara sampai dengan Ile Kedang di
pada komplek gunung api berumur Kuarter sebelah selatan. Kerucut-kerucut ini merupakan
yang berasal dari beberapa pusat erupsi yang kerucut-kerucut gunungapi kecil dengan
terdapat di daerah sekitarnya. Terdapat tiga ketinggian antara 200 sampai 300 m dari
gunung api aktif di sekitar lapangan panas dataran di sekitarnya, umumnya terdiri dari lava
bumi Atadei, dua diantaranya berada di andesit .
daratan yaitu Ile Ape/Lewotolo dan Ile
Werung sedangkan gunung api yang satunya Struktur kelurusan teramati jelas dari foto udara
3

lagi adalah G.Hobal yang terdapat di pulau yaitu di tandai dengan kelurusan pusat-pusat
kecil di Selat Alor. erupsi. Kelurusan ini memanjang dari utara (Ile
Kimok) ke selatan (Ile Werung dan Hobal)
Diharapkan makalah ini dapat membantu dengan membentuk arah utara-barat laut /
dalam program pengembangan lapangan selatan-tenggara (NNW –SSE). Struktur ini
panas bumi Atadei, terutama dalam adalah struktur besar tertua yang diperkirakan
menentukan lokasi sumur bor eksplorasi, memotong hingga basement, dimana sepanjang
semi eksplorasi ataupun bor produksi untuk kelurusan ini telah muncul rangkaian gunung
pengembangan ketenaga listrikan di api yang ada saat ini, diantaranya adalah G.
Kabupaten Lembata dimasa yang akan Mauraja, G. Guakerada, G. Atalojo, G. Kedang,.
datang. G. Lamakeba G. Benolo, G. Kimok, G.Ile
Werung dan G. Hobal.

2. PENYELIDIKAN GEOSAINTIFIK Terdapat dua buah struktur kaldera didaerah ini


(Herry dkk, 2000), yaitu kawah Atalojo yang
A. Geologi diperkirakan merupakan hasil erupsi dari
G.Atalojo. Struktur kaldera lainya adalah
Sundhoro dkk, 1997, 2000, membagi daerah struktur kawah G.Bauraja yang dicirikan oleh
panas bumi Atadei ini menjadi beberapa tebing setengah melingkar yang terbuka ke arah
satuan batuan yang terdiri dari aliran lava timur. Dari foro udara terlihat bahwa bagian
yang berasal dari beberapa pusat erupsi yaitu timur dinding kawah ini telah ditutupi oleh
dari Ile Kewiki, Ile Watulolo, Ile Mauraja, endapan hasil erupsi G.Ile Lamakeba yang
Ile Watuwawer, Ile Bauraja, Ile Guakerada, tumbuh di lereng timur tubuh G.Bauraja.
Ile Kedang, Ile Lamakeba dan Ile Benolo.
Endapan aliran piroklastik yang berasal dari Selaian struktur kaldera juga terdapat struktur
pusat erupsi Watuwawer dan Karangora. sesar normal yaitu sesar Mauraja, sesar normal
Endapan jatuhan piroklastik terdiri dari Waibana dan sesar normal Watuwawer.(Gb.2).
endapan jatuhan piroklastik Atalojo. Juga
terdapat kubah lava Ile Kimok (Gb. 2) B. Geokimia
Stratigrafi daerah penelitian di susun Hasil analisa contoh air panas diplot pada
berdasarkan hubungan relatif antara masing- diagram segitiga Cl-SO4-CO3 (Giggenbach,
masing unit yang penamaannya di dasarkan 1988) sehingga dapat dipisahkan tipe air panas
pada pusat erupsi dan genesa pembentukan di daerah panas bumi Atadei yaitu :
endapan tersebut. -tipe acid sulfat, terdiri dari mata air panas
Watuwawer dan Waiheka (Gb.3); mencirikan
Secara garis besar stratigrafi daerah daerah up flow, berhubungan dengan
penelitian dapat dikelompokkan menjadi 2 magmatik, didukung oleh posisi sir panas yang
yaitu kelompok batuan volkanik tua yang
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
38-2
terletak pada immature water pada diagram pertambahan kedalaman, terlihat pada
segitiga Na-K-Mg (Gb 4). AB/2=500 m dan AB/2=750 m.
-tipe bikarbonat, terdiri dari mata air panas
Wai Teba, Wai Kowan, Wai Tupat, Wai Pola tahanan jenis semu rendah semakin
Mata dan Wai Kerata, mencirikan daerah menyempit pada AB/2=1000 m (Gb. 5),
out flow. menyebar di bagian selatan, tengah dan utara
daerah penelitian. Di bagian selatan penyebaran
Hasil perhitungan geotermometer gas pola tahanan jenis semu rendah mencakupi
ammonia diperoleh temperatur reservoar daerah manifestasi panas bumi seperti tanah
sebesar 221°C, temperatur ini didukung panas, fumarola, sulfatara, mata air panas dan
oleh mineral-mineral yang terdapat pada batuan ubahan hidrotermal yang terdapat di
batuan ubahan yaitu mineral dickite dan daerah Watuwawer, Waiwejak, Kneping dan
pyropillite yang terbentuk pada temperatur Lewo Kebingin, dengan pola kontur yang masih
sekitar 280°C. Sedangkan temperatur membuka ke arah selatan dan baratdaya. Untuk
manifestasi panas bumi saat ini sebesar daerah di bagian tengah ayaitu di sekitar daerah
98°C, dengan demikian telah terjadi kampung Lewo Kebingin, harga kontur tahanan
penurunan temperatur (pendinginan/cooling jenis rendah berpola menutup di sekitar air
down). panas. Sedangkan di bagian utara di sekitar desa
Konsentrasi CO2 dan Hg pada kedalaman 1 Waru, pola kontur anomali melebar dan masih
meter menunjukkan nilai yang bervariasi. membuka ke arah utara.
Konsentrasi CO2 tanah terendah kurang dari
1,62%, menyebar di sekitar Wai Teba, Pola-pola kontur menutup yang bertahanan jenis
Bauraja, Atalojo dan Muda Lerek. relatif tinggi (> 55 Ω m) menunjukkan
Konsentrasi CO2 nilai tinggi (1,62-6,76%) kelurusan/lineament berarah baratlaut-tenggara
menyebar di sekitar fumarol Watuwawer diwakili oleh Bukit Benolo, Bukit Bauraja dan
dan Lewo Kebingin. Atalojo.
Konsentrasi Hg bervariasi dari 96-1266
ppb, tersebar di daerah Wai Teba, Bauraja, Penampang Tahanan Jenis Semu :
Atalojo dan Muda Lerek. Pada penampang lintasan A yaitu di sekitar
Konsentrasi Hg tinggi (2566 ppb) terletak di Lewokurang, Waiwejak, Dadaia dan
sekitar fumarol Lewo Kebingin. Watuwawer, secara umum memperlihatkan
Anomali Hg dan CO2 tanah ini merupakan harga tahanan jenis rendah yang semakin
indikasi adanya struktur atau zona aktif yang meluas dengan bertambahnya kedalaman. Pada
berhubungan dengan sumber panas bumi di penampang lintasan B menunjukkan penyebaran
bawah permukaan di lapangan panas bumi tahanan jenis semu rendah dengan bentuk
Atadei memanjang di bawah daerah Desa Lewo
Kebingin, sedangkan untuk daerah Kneping
C. Geofisika penyebaran tahanan jenis semu rendah secara
vertical lebih meluas Pada penampang lintasan
Pengukuran geolistrik yang dilakukan C menunjukkan penyebaran tahanan jenis semu
adalah mapping dan sounding yaitu pada 4 rendah semakin menyempit, dijumpai di selatan
lintasan ukur (lintasan A, B, C dan D) yang Ille Gua Kerada dengan kedalaman relatif
berarah baratlaut-tenggara dengan total dangkal. Pada penampang lintasan D
panjang 14 Km. Hasil pengukuran adalah menunjukkan penyebaran tahanan jenis semu
sebagai berikut : rendah Terdapat di dua tempat yaitu di bawah
kampung Atalojo dengan luas relatif sempit dan
Iso tahanan jenis semu AB/2=250 m, di bawah longsoran batuan ubahan.
menunjukkan tahanan jenis semu rendah (<
10 Ω m) terlihat menyebar di bagian selatan
dan tengah daerah penelitian yaitu di sekitar D. Sumur Dangkal ATD-1 dan ATD-2
daerah Kneping dan Watuwawer dengan
pola sebarannya yang masih membuka ke Dua sumur dangkal (sumur landaian suhu)
arah tenggara; Sedangkan untuk daerah dengan kedalaman masing-masing 250 m telah
Atalojo dan Lewo Kebingin pola sebarannya dibor di lapangan panas bumi Atadei ini. Sumur
menutup. ATD-1 terletak pada di kampung Kneping,
Harga tahanan jenis semu rendah ini yaitu pada bibir dinding kaldera Watuwawer,
semakin meluas penyebarannya dengan sedangkan sumur ATD-2 terletak di kampung
Mapak di luar bibir dinding kaldera Watuwawer
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
38-3
peningkatan temperatur atau fluida panas bumi
Susunan litologi sumur ATD-1 terdiri dari bertemperatur tinggi pernah terjadi di daerah
perselingan jatuhan piroklastika, breksi tufa ini. Saat ini telah terjadi “cooling down” atau
terubah dan andesit terubah dengan pendinginan temperatur fluida panas bumi di
intensitas ubahan lemah sampai sangat kuat daerah ini, dicirikan oleh kehadiran mineral
(SM/TM=20-90%).Kehadiran mineral lempung temperatur rendah dan hasil logging
ubahan umumnya terbentuk sebagai yang relatif rendah.
replacement/penggantian dari mineral utama Secara keseluruhan tipe ubahan dapat
dan masadasar dari semua jenis batuan digolongkan dalam tipe ubahan argilik yang
maupun sebagai urat-urat halus pengisi dapat berfungsi sebagai batuan penudung panas
rekahan pada batuan. Mineral ubahan terdiri / clay cap / cap rock.
dari mineral lempung (4-70%), kalsit ( 0-
12%), pirit (0-25%), oksida besi (0-25%), Dari dua sumur dangkal tersebut, ternyata
kuarsa sekunder (1-25%), gypsum (0-3%), sumur ATD-1 menunjukkan hasil yang lebih
ilit (0-8%) dan zeolith (0-3%). baik dibanding sumur ATD-2, karena sumur
Temperatur maksimum pada kedalaman 250 ATD-1 berada di dalam bibir dinding kaldera
m sebesar 111,6°C, menunjukkan adanya Watuwawer sedangkan sumur ATD-2 berada di
peningkatan temperatur sebesar 29,56°C per luar bibir dinding kaldera Watuwawer.
seratus meter kedalaman (Suparman dkk,
2002). Hal ini diperkuat oleh kehadiran
mineral ilit dan zeolit pada kedalaman antara 3. PROSPEK PANAS BUMI
220,90-250,80 m. Batuan yang terdapat pada
kedalaman 0-4,35 m dikelompokkan sebagai A. Manifestasi Panas Bumi
lapisan “over burden” sedangkan batuan
pada kedalaman 4,35-250,80 m Manifestasi panas bumi di daerah Atadei terdiri
dikelompokkan menjadi lapisan penutup dari mata air panas bertemperatur antara 35° -
(cap rock / clay cap) dengan tipe ubahan 42°C, muncul di daerah Wae Mata, Wae Kerata,
adalah argilik. Wae Kowan, Wae Tupat, Wae
Keti/Lewogeroma dan Wae Teba. Fumarola
Susunan litologi sumur ATD-2 terdiri dari bertemperatur antara 80°- 96°C muncul ke
breksi tufa berselingan dengan andesit permukaan di daerah Watuwawer. Tanah panas
terubah dan sisipan tipis tufa dasitan bertemperatur antara 96°- 98°C muncul
terubah.(Fredy dkk, 2002). diWatuwawer/Karunatek. Lewokebingin/Wae
Kating dan Lewokeba. Juga ditemukan batuan
Dari kedalaman 0 – 81,50 m tidak terjadi ubahan di sekitar Watuwawer,
hilang sirkulasi (sebagian/PLC atau Lewokebingin/Wae Kating dan Lewokeba.
total/TLC), sehingga tidak mencirikan
kehadiran struktur geologi. Adanya struktur Sumber panasnya diduga berasal dari bawah
geologi terlihat pada kedalaman 81,50- permukaan di sekitar daerah Watuwawer,
250,91 m karena di daerah ini terdapat kemungkinan berasal dari sisa magma
banyak rekahan sehingga terjadi loss pembentuk kerucut-kerucut vulkanik muda di
sirkulasi berulang-ulang. sekitar Watuwawer atau berasal dari kaldera
Secara keseluruhan batuan mempunyai Watuwawer.
Intensitas ubahan dari lemah hingga sangat
kuat (SM/TM = 15-80%). Kehadiran B. Daerah Prospek Panas Bumi
mineral ubahan umumnya terbentuk sebagai
hasil replacement / penggantian dan hasil Dari hasil penelitian geosentifik (geologi,
ubahan mineral utama pembentuk batuan geokimia dan geofisika) terdapat tiga daerah
maupun sebagai urat-urat halus pengisi prospek yaitu daerah prospek Watuwawer,
rekahan pada batuan. Mineral ubahan terdiri Lewo Kebingin dan Waru.
dari mineral lempung (2-65%), pirit (0-
25%), karbonat/kalsit (0-10%), oksida besi Daerah prospek Watuwawer, dicirikan oleh
(0-45%), kuarsa sekunder (0-20%), anhidrit pemunculan manifestasi panas bumi di
(0-3%), ilit (0-3%), Gypsum (0-20%) dan permukaan dan data tahanan jenis yaitu harga
zeolit (0-2 %). Kehadiran ilit dan zeolit tahanan jenis semu rendah (< 10 Ω m) pada
dalam jumlah relatif kecil, sebagai fosil peta iso tahanan jenis semu AB/2=1000 m. Luas
geothermal yang mengindikasikan bahwa daerah prospek Watuwawer mencapai 4,5 Km2
pada daerah tersebut pernah terjadi
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
38-4
dan hasil perhitungan potensi panas bumi di produksi untuk pengembangan lapangan panas
daerah ini sebesar 20-30 Mwe. bumi Atadei.
Daerah prospek Lewo Kebingin, dicirikan
oleh harga tahanan jenis semu rendah (<10 Selanjutnya, dari pola struktur di lapangan
Ω m ) tercermin pada peta iso tahanan jenis panas bumi Atadei (Fredy dkk, 2002), dibuat
semu AB/2=1000 m dan terdapatnya rekonstruksi struktur geologi yang
manifestasi panas bumi di daerah ini serta dikombinasikan dengan pemunculan
terdapatnya anomali Hg dan CO2 di daerah manifestasi panas bumi permukaan, adanya
ini. Luas daerah prospek Lewo Kebingin anomali geokimia (Hg dan CO2), data geolistrik
mencapai 0,25 Km2dan hasil perhitungan dan hasil pemboran sumur dangkal/landaian
potensi panas bumi di daerah ini mencapai suhu (Gb 7).
1-2 Mwe.
Penampang rekonstruksi struktur tersebut
Daerah Waru dicirikan oleh harga tahanan ditarik dari arah baratlaut-tenggara berdasarkan
jenis semu rendah, manifestasi panas bumi hasil penyelidikan geologi (Herry dkk, 1997,
dan terdapatnya batuan ubahan permukaan 2000) dan dari penampang ini dapat terlihat
di daerah ini. Luas daerah prospek di daerah arah sumber panas, batas atas/top reservoar dan
ini sebesar 1,5 Km2 dan hasil perhitungan kontrol struktur yang mungkin dapat dijadikan
potensi di daerah ini mencapai 7-10 Mwe. target terutama sebagai target kedalaman dalam
pemboran eksplorasi/semi eksplorasi ataupun
pemboran sumur produksi. Diharapkan dapat
C. Struktur Geologi Prospek dijadikan acuan untuk pengembangan lapangan
panas bumi Atadei.
Struktur geologi yang terdapat di daerah
panas bumi Atadei adalah struktur panas
bumi karena hampir seluruh pemunculan 4. PEMBAHASAN
manifestasi panas bumi di daerah ini
dikontrol oleh struktur geologi yang ada, Dari hasil penelitian geosentifik (geologi,
baik oleh struktur sesar maupun struktur geokimia dan geofisika panas bumi) maka
kaldera (Gb 6 ) didapatkan bahwa daerah anomali yaitu :
- adanya kontrol struktur geologi (struktur sesar
Sesar Mauraja terletak paling selatan normal dan sisa dinding kaldera) pada
lapangan panas bumi Atadei berarah pemunculan manifestasi panas bumi
timurlaut-baratdaya, manifestasi panas bumi - terdapat anomali Hg dan CO2 terutama di
Lewogeromo dan Waiketi muncul melalui sekitar daerah Watuwawer
kontrol struktur sesar Mauraja ini - adanya daerah dengan tahanan jenis semu
rendah (< 10 Ω m) terutama di bagian selatan-
Sesar Watuwawer, berarah timurlut- tenggara yaitu di sekitar kampung Watuwawer
baratdaya sebagai pengontrol pemunculan - dari dua sumur dangkal (landaian suhu)
manifestasi panas bumi Lewo Kebingin menunjukkan bahwa sumur ATD-1 yang
(Koru Lewo Kebingin) berupa pemunculan terletak didalam bibir dinding kaldera
fumarola, tanah panas, batuan ubahan dan Watuwawer, lebih baik hasilnya karena disini
mata air panas Wai Kowan temperatur maksimum pada kedalaman 250 m
Sesar Waibana, berarah baratlaut-tenggara sekitar 111,6°C.
mengontrol pemunculan manifestasi panas
bumi Wai Kowan dan Waikerata Dengan demikian, jika lapangan panas bumi
Atadei ini akan dikembangkan, maka sebaiknya
Kaldera Watuwawer dan Bauraja membuka program pengembangan dilakukan mengacu
ke arah timur, menunjukkan struktur pada hasil penyelidikan geosentifik yang
prospek karena sumber panas dianggap menunjukkan anomali-anomali baik secara
berasal dari dalam struktur kaldera ini. geologi, geokimia, geofisika maupun dari hasil
pemboran dangkal yang sudah dilakukan.
Keseluruhan struktur geologi yang terdapat Dari hasil rekonstruksi struktur geologi yang
di lapangan panas bumi Atadei tersebut dikombinasikan dengan anomali geokimia dan
dapat dikatakan sangat prospek untuk geofisika (Gb. 7) menunjukkan bahwa daerah di
dijadikan target dalam pemboran sumur sekitar kampung Watuwawer yaitu daerah
eksplorasi/semi eksplorasi ataupun sumur dalam bibir kaldera Watuwawer di sekitar
manifestasi panas bumi yang dikontrol oleh
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
38-5
sesar Watuwawer, dengan anomali Hg dan - Anomali Hg dan CO2 terdapat terdapat di
CO2 serta adanya daerah yang dibatasi oleh beberapa tempat terutama di sekitar
harga tahanan jenis semu rendah (< 10 Ω m) Watuwawer
merupakan daerah prospek yang sangat baik
untuk dikembangkan. - Anomali geolistrik dengan harga tahanan
jenis semu rendah (< 10 Ω m) terdapat di
Dari rekonstruksi struktur tersebut, top daerah Watuwawer dengan luas 4,5 Km2.
reservoar berada ± 800 m dari permukaan di Dari penampang tahanan jenis sebenarnya
sekitar daerah Watuwawer, dimana anomali menunjukkan bahwa tebal dari harga tahanan
Hg dan CO2 juga terdapat di daerah ini dan jenis rendah sekitar 600-800 m ditapsirkan
harga tahanan jenis semu rendah (< 10 Ω m) sebagai batuan penudung (cap rock/clay cap)
mencapai ketebalan ± 800 m, dianggap dan kedalaman 800 m dianggap sebagai top
sebagai cap rock atau clay cap, reservoar.
Target kedalaman sumur eksplorasi/semi
eksplorasi sebaiknya memotong sesar - Hasil pemboran dua sumur dangkal
Watuwawer, sesar Mauraja ataupun dinding menunjukkan bahwa sumur ATD-1 lebih baik
kaldera Watuwawer pada kedalaman dibanding sumur ATD-2 karena sumur ATD-
minimal 800 m sehingga hasil yang 1 terletak pada bagian dalam bibir kaldera
diharapkan akan lebih baik, karena sumur Watuwawer sedangkan sumur ATD-2
bor memotong struktur pada zona reservoar terletak di bagian luar dari dinding kaldera
bukan memotong struktur pada lapisan Watuwawer.
penudung (cap rock / clay cap). Seperti
pada lapangan panas bumi Mataloko, Ngada - Hasil rekonstruksi struktur yang
(Dany dkk, 2000, Nanlohy, 2000, Sitorus dikombinasikan dengan pemunculan
dkk, 2001) sumur MT-1 dan MT-2 manifestasi panas bumi permukaan, anomali
memotong zona struktur pada lapisan geokimia dan geofisika menunjukkan bahwa
penudung / clay cap / cap rock, sehingga daerah di sekitar Watuwawer sangat prospek
sumur agak dangkal dan tidak menghasilkan untuk dikembangkan dimasa yang akan
uap yang cukup besar. datang.

Setidaknya lapangan panas bumi Atadei ini


dapat menghasilkan uap yang dapat
membangkitkan listrik berskala kecil,
minimal 3 MWe sesuai kebutuhan daerah
setempat.

5. KESIMPULAN DAN SARAN - Kesulitan yang mungkin akan dialami saat


melakukan pemboran eksplorasi/semi
Kesimpulan eksplorasi adalah persediaan air untuk
Hasil penelitian geosentifik (geologi, kebutuhan pemboran di daerah ini sangat
geokimia dan gefisika panas bumi) dan hasil kurang.
pemboran dangkal menunjukkan bahwa
lapangan panas bumi Atadei sangat prospek - Diharapkan program pengembangan
untuk dikembangkan terutama di daerah lapangan panas bumi Atadei dimasa yang
tengah, selatan hingga tenggara yaitu di akan datang dapat menghasilkan uap yang
daerah sekitar Watuwawer, Lewo Kebingin dapat membangkitkan listrik (PLTP) berskala
dan Waru. Daerah prospek yang lebih kecil minimal 3 MWe atau lebih sesuai
direkomundasikan adalah daerah di sekitar kebutuhan daerah.
Watuwawer (termasuk Desa Nebuhaeraka
dan Desa Atakore) karena :
Saran
- Manifestasi panas bumi di daerah ini - Untuk program pengembangan, lokasi sumur
berupa fumarola, tanah panas, mata air bor disarankan tidak jauh dari mata air untuk
panas dan ubahan hidrotermal dengan kebutuhan pemboran, sebaiknya salah satu
temperatur kenampakan yang cukup tinggi sumur bor terletak di sekitar sumur ATD-1,
yaitu 80° - 96°C karena temperatur maksimum pada
kedalaman 250 cukup besar (111,6°C) dan
mata air Waikerata tidak terlalu jauh jaraknya
Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
38-6
dari daerah ini. Untuk sumur bor lainnya, Giggenbach, W.F., (1988), Geothermal Solute
diperlukan pemikiran dan survey lebih Equilibria Derivation of Na – K - Mg – Ca
lanjut. Geoindicators, Geochemica et
Cosmochemica, Acta 52, 2749 – 2765.
6. UCAPAN TERIMAKASIH Koga, A., (1978), Hydrothermal Geochemistry,
A text for the 9th International Group
Kami mengucapkan terimakasih yang Training Course on Geothermal Energy
sebesar-besarnya kepada Bapak Kepala Sub heald at Kyushu University.
Direktorat Panas Bumi yang telah memberi Lawless, J., (1995), Guidebook An Introduction
kesempatan kepada kami untuk menulis to Geothermal system, short course, Unocal
makalah ini. Juga kepada panitia presentasi Ltd., Jakarta.
hasil kerja Direktorat Inventarisasi Sumber Nanlohy, F. ,2000, Subsurface Geology of The
Daya Mineral atas dimuatnya tulisan kami Mataloko Shallow Well (MTL-01) The
ini. Mataloko Geothermal Field, Ngada,
NTT, Flores- Indonesia. IAVCEI (18-22
DAFTAR BACAAN July 2000), Bali-Indonesia.
Sitorus K, F. Nanlohy, 2001, Drilling Activity
in The Mataloko Geothermal Field,
Dany Aswin dkk, 2000 : Laporan Ngada, NTT, Flores, Indonesia. Proceeding
Penyelidikan Terpadu Daerah Panas of 5 th INAGA annual scientific conference
Bumi Atadei, Kabupaten Lembata, and exhibitions. Yogyakarta, March 7-10,
Lomblen – Nusa Tenggara Timur. 2001.
Laporan DIM tdk dipubl. Sundhoro, H., dkk, 1997: Pemetaan Geologi
Fournier, R.O., (1981), Application of Water Panas Bumi Daerah Atedai, P. Lomblen,
Geochemistry Geothermal Exploration Nusa Tenggara Timur. Laporan Dit. Vulk.
and Reservoir Engineering, tidak dipublikasikan.
“Geothermal System : Principles and
Case Histories”. John Willey & Sons, Suparman dkk, 2002: Laporan Survey Landaian
New York. Suhu Sumur ATD-1, Lapangan Panas
Fredy Nanlohy dkk, 2002 : Laporan Survey Bumi Atadei, Kabupaten Lembata, Nusa
Landaian Suhu Sumur ATD-2, Tenggara Timur. Laporan DIM, tdk dipubl.
Lapangan Panas Bumi Atadei, Syuhada Arsadipura, 2002: Penyelidikan Well
Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Logging Sumur ATD-1 dan ATD-2,
Timur. Laporan DIM tdk dipubl. Lapangan Panas Bumi Atadei, Kab.
---------------- 2002 :Rekonstruksi Struktur Lembata, Propinsi Nusa Tenggara Timur,
Geologi dan Hubungannya dengan
laporan DIM, tidak dipublikasikan.
Sumur Dangkal ATD-2, Lapangan
Panas Bumi Atadei, Lembata, NTT.
Makalah Fungsional Perekayasa, tdk
dipubl. 2002 Geologi Bawah
Permukaan dan Batuan Ubahan
Hidrotermal pada Sumur Dangkal
ATD-2, Lapangan Panas Bumi Atadei,
Lembata, NTT. Makalah Fungsional
Perekayasa, tdk dipubl.

P. LEMBATA Lapangan Panas


Bumi Atadei

Gb.1 Peta Lokasi Lapangan Panas Bumi Atadei


Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
38-7
1 5
PETA GEOLOGI PANAS BUMI
DAERAH ATADEI, LEMBATA
4 2 2
NUSA TENGGARA TIMUR
Ile 1
3

Ko K 74
Karang
Desa Ile Vt 2

1

SCA
7
W
Wai 0 1 2 3
8
1
ai
A K
W
69
67A
4

Wai
3
KORELASI SATUAN PETA
W Waip Ile
Atalo Ile
ai
A
Tl ENDAPAN ENDA
B 6
UM IROKL A. SEKUN
Ile Ile d SELAT A ERUPS JATU DO
DESA

B A
6
HAN
dd
5
Paulol
G Baur
89 B
K A
Ile Ile
3
Lewokur Ben
72
A 3
S
E
U Ile
Karang
74 Ile Knepi Ile
A
SESAR LEWO Wai
C Ile
2
Pos
Lewok K 4
S Ile
Waiwe A A
W
83
Ile Lewoger 6 4

R 3
R Ile
Ile
4

T
7 2

Watuwa DESA Ile


W M Ile
DESA A ong 5 4 1

Waira
7 6
E Watuwa
Watuwa

R Ile
3

5
4 8
2
Ile
2
6
8

Gb.2. Peta Geologi Panas Bumi Daerah Atadei, Lembata, NTT (Sundhoro dkk, 2000)

Gb.3 : Pengelompokan tipe air panas, daerah Atadei,


Kab. Lembata, NTT

Cl
M
at

80
ur
e
w
rs

at
te

er

60
wa

H C O 3 /C l

% Cl
ic
an

Cl
40
lc

Ph
Vo

er
ip
he

20 SO4 HCO3
ra
l w
at

S te a m h e ate d w ate rs
er

SO4 20 40 60 % SO4 80 HCO3


s

Gb. 4 : Kandungan relatif Na, K, Mg dalam contoh air


panas Daerah Atadei, Kabupaten Lembata,
Nusa Tenggara Timur
N a /1 0 0 0

80

% Na K

60 F u ll e q u ilib riu m
160°
T Km 10


T Kn 22

40
x

P a rtia l e q u ilib riu m


bo
e ir
w

20
Im m a tu re w a te rs
ROCK

K /1 0 0 20 40 60 % Mg 80 Mg
27

Gb.3. Pengelompokan Tipe Air Panas,


Daerah Atadei, Kab. Lembata
Gb.4. Kandungan relatif Na. K. Mg dalam
contoh air Panas Daerah Atadei

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
38-8
Gb.5 Peta Tahanan Jenis Semu AB/2=1000 m, daerah panas bumi
Atadei, Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Gb.6. Penampang tahanan jenis sebenarnya lintasan B, daerah panas bumi Atadei – NTT.

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
38-9
Gambar. 2

POLA STRUKTUR GEOLOGI


LAPANGAN PANAS BUMI ATADEI KABUPATEN LEMBATA
NUSA TENGGARA TIMUR
0
0 1000 2000 m

-500
Keterangan :

= Mata Air Panas

= Struktur Sesar Diduga


-1000
= Sumur Landaian Suhu

-1500

-2000 Kaldera Bauraja

-2500 ATD-1

r
e
w
a
w
D

tu
in

a
W
din
-3000

r
a
gK

s
e
S
a
lde
Se

ra
-3500
sa
r

W
W

a
ay

tu
Ba

w
na

a
w
e
-4000
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000

r
Kp. Watuwawer ja
aura
sa r M
Se

ATD-2

Gb. 7. Pola struktur geologi lapangan panas bumi Atadei, Lembata-NTT

Gb. 8 Rekonstruksi struktur geologi dikombinasikan dengan data manifestasi


Panas bumi, geokimia, geofisika dan sumur dangkal ATD-1 dan ATD-2.

Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003
38-10

Anda mungkin juga menyukai