KELOMPOK 2
PANAS BUMI
DI GUNUNG
BURNI TELONG
Presented by:
Ulvia Firnanda 1204107010004
Maunazar Ulfah 1204107010012
Tika Hapsari 1204107010013
Dosen Pembimbing :
Gartika Setiya Nugraha ST, M.Si
Kelompok 2
GAGASAN UTAMA
Pendahuluan
Studi Literatur
Metodologi
Kendala Pengembangan Panas Bumi di Aceh
Kelompok 2
PENDAHULUAN
Kelompok 2
Sumber:
https://encryptedtbn0.gstatic.com/images?
q=tbn:ANd9GcSdV0kGf2F
poRVaErimnN7__UDnShGe7srSr3Ug4zYY_APKMw
Kelompok 2
Sumber:
http://www.gambaranimasi.
org/img-animasi-bergerakgunung-berapi-0004-
Kelompok 2
sedimen
Kelompok 2
Kelompok 2
STUDI LITERATUR
Adapun studi literatur yang menunjang
pembahasan adanya potensi panas bumi yang
bersumber dari gunung Burni Telong:
Morfologi
Petrografi
Stratigrafi
Kelompok 2
Morfologi
Telong
Morfologi G. Burni Telong berkembang ke arah
Kelompok 2
Lanjutan
Kelompok 2
Lanjutan
Morfologi Puncak
Morfologi puncak: berelief kasar terdiri dari
Kelompok 2
Petrograf
Komposisi
batuan
gunung
Burni
Telong
umumnya:
Andesitik
Tekstur porfiritik dan Vitrofirik
Fenokris: plagioklas, amphibole (hornblenda)
dan mineral opak (magnetit)
Orto piroksen dan clinopiroksen
Amphibole:biotit (asam)
Kelompok 2
Stratigraf
Batuan tertua: batuan sedimen, sebagian besar
Kelompok 2
Kelompok 2
Sumber: one-day-course_geologi.pdf
Kelompok 2
Kelompok 2
Kelompok 2
Manifestasi
merupakan
suatu
bentuk
kemunculan tanda-tanda terdapatnya sumber
panas di sekitar manifestasi tersebut.
Manifestasi
dapat
mengindikasikan
terdapatnya sistem panas bumi.
Kelompok 2
Kelompok 2
METODOLOGI
Tahapan-tahapan yang harus di lakukan dalam
pengembangan panas bumi:
Survei Pendahuluan
Eksplorasi
Studi Kelayakan
Eksploitasi
Pemanfaatan
Kelompok 2
Kegiatan Operasional Panas Bumi
Kelompok 2
Survei Pendahuluan
Kegiatan
yang
meliputi
pengumpulan,
analisis,
dan
penyajian
data
yang
berhubungan dengan informasi geologi,
geofisika, dan geokimia untuk memperkirakan
letak dan adanya sumber daya panas bumi
serta wilayah kerja.
Kelompok 2
Geologi
Batuan dominan pada daerah Gn. Burni Telong ini
adalah batuan sedimen tersier.
Struktur Geologi
Struktur geologi yang berkembang di sekitar G.
Bur Ni Telong sangat berhubungan dengan
struktur regional yang berkembang di P Sumatera
yaitu Sesar
Semangko. Sesar Semangko ini
mempunyai arah relatif baratlaut - tenggara,
struktur geologi yang terdapat di G. Bur Ni Telong
dan sekitarnya berupa kaldera, kawah dan sesar.
Kelompok 2
Geokimia
Lava-lava G. Bur Ni Telong umumnya mempunyai kisaran
silica antara 54,05 - 59,88 %, tidak dijumpai lava-lava yang
kaya akan MgO, kandungan TiO2 umumnya kurang dari 1
wt %, khas untuk lava-lava busur kepulauan. Berdasarkan
variasi Si O2 dengan dengan K2O (Le Maitre , 1989), lavalava G. Bur Ni Telong dan kerucut sekitarnya dengan
kandungan silica 54 - 57 wt% diklasifikasikan sebagai
andesitik basaltic, sedangkan yang mempunyai kandungan
silica 57 - 59,88 wt% diklasifikasikan sebagai andesit.
Umumnya lava-lava daerah ini mempunyai kadungan K
yang tinggi (high K > 2 wt%). Dengan diagram Irvine &
Baragar (1971), batuan batuan G. Bur Ni Telong
diklasifikasikan sebagai Calc-Alkaline.
Hasil pengukuran suhu air panas dengan menggunakan
thermocouple HANNA terbaca 51,4C - 52,2C.
Kelompok 2
Geofsika
Seismik
Pemantauan kegiatan G. Bur Ni Telong
menggunakan Seismograf Kinemetrics model PS2 dengan sistim RTS. Gempa gempa yang
terkam
didominasi oleh gempa tektonik,
sedangkan gempa vulkanik sangat jarang terjadi.
Data seismogram dari tanggal 28 Februari 2007
11 Maret 2007 terekam gempa tektonik 87 kali
sedangkan gempa vulkanik nihil.
Kelompok 2
Pemanfaatan
Pembangunan PLTP untuk memenuhi kebutuhan kelistrikan warga
Kelompok 2
Hipotesa Awal terhadap Potensi Panas Bumi pada Gn. Burni
Telong
Potensi Panas Bumi Burni Telong
Menurut Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi,
potensi
panas bumi Bur Ni Telong adalah sebesar 104 MWe.
Ketersediaan Lahan
Menurut UU No 27 tahun 2003, luas wilayah kerja untuk
eksplorasi yang
dapat diberikan untuk satu IUP Panas Bumi
tidak boleh melebihi
200.000 (dua ratus ribu) hektar.Pembangkit
panas bumi hanya
membutuhkan lahan seluas 3,5 km2 per Giga
Watt2.
Sehingga
luas
wilayah
yang
dibutuhkan
untuk
mengembangkan pembangkit sebesar 104 MWe adalah:0,104 GW x
3,5km2/GW = 0,364 km2.Kebutuhan lahan
denganluas kurang
dari setengah kilometer persegi tersebut, dengan
posisi di
sekitar mata air panas, masih tersedia dan dapat dikuasai oleh
investor pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Kelompok 2
Hipotesa Awal terhadap Potensi Panas Bumi pada Gn. Burni
Telong
Investasi
Berdasarkan data yang didapat, besaran nilai investasi
pembangkit listrik tenaga panas bumi pada tahun 2008 adalah
sebesar USD 2.770 untuk
setiap kilo Watt daya yang akan
dihasilkan. Rincian biaya investasi tersebut dapat dilihat pada
tabel.
Kelompok 2
Jika seluruh potensi panas bumi Bur Ni Telong di eksploitasi untuk
mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan listrik setiap tahun maupun
untuk menggantikan listrik dari Sumatera Utara, maka investasi yang
dibutuhkan untuk membangun pembangkit listrik tenaga panas bumi
di Bur Ni Telong adalah 2,770 [USD/kW] x 104,000 [kWe] = USD
288,080,000dengan biaya tambahan untuk operasi dan pemelihaaran
sebesar 0.022 [USD/kWh] x 104,000 [kWe] = USD 2,288 [USD/hour].
Kelompok 2
Kesimpulan
Kelompok 2
Daftar Pustaka
http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/commodityareapeluang.
php?ia=1117&ic=17
Kelompok 2