Anda di halaman 1dari 46

Tahapan Program

Eksplorasi
Oleh :
1. Reza Ananda Ramadhan
2. Fani Anjelina
3. Nada Fitrati Humairah

Dosen Pengampu : Elistia Liza Namigo, M. Si


Potensi Geotermal
di Gunung Talang,
Solok
Fisika Geotermal
Apa itu geotermal ?
Energi panas bumi juga dikenal dengan nama energi
geothermal yang berasal dari bahasa Yunani. Dalam
bahasa Yunani kata “geo” memiliki arti bumi dan kata
“thermal” memiliki arti panas jadi ketika digabungkan
kata geothermal memiliki arti panas bumi. Energi panas
bumi sendiri dihasilkan dan disimpan di dalam inti
bumi.
Pokok Pembahasan

Pendahuluan

Strategi dan Tahapan Eksplorasi

Target Pengeboran
Pendahuluan
Latar Belakang
Keberadaan sistem panas bumi umumnya
berkaitan erat dengan kegiatan vulkanisme dan
magmatisme, dimana sistem panas bumi
biasanya berada pada daerah busur vulkanik
(volcanic arc) dari sistem tektonik lempeng. Proses tumbukan lempeng menghasilkan jalur
Adanya jalur vulkanik aktif di Sumatera Barat magmatik di sepanjang pulau dan lautan yang
menjadikan wilayah ini memiliki banyak dilaluinya. Bukti tumbukan Lempeng Indo-
potensi panas bumi. Kondisi ini terkait dengan Australia dan Lempeng Eurasia dapat dilihat
posisi Sumatera Barat yang terletak pada dari serangkaian gunung berapi aktif, termasuk
pertemuan dua lempeng yaitu lempeng Indo- Gunung Talang di Solok. Gunungapi Talang
Australia dan lempeng Eurasia serta terdapat merupakan gunungapi aktif yang
sesar Semangko. mengindikasikan adanya sistem panas bumi.
Tujuan Eksplorasi Panas Bumi
Daerah yang ditentukan oleh
01 permukaan dibawahnya terdapat
batuan panas.
Tentukan sifat atau karakteristik kimia
04 fluida panas bumi
Perkirakan volume reservoir, suhu
02 fluida didalamnya, permeabilitas
formasi batuan.
Prediksi potensi daya listrik dari sumber
05 panas bumi memiliki masa yang akan
Prediksi fluida yang dihasilkan berupa datang.
03 uap kering, cairan atau dua fasa
campuran.
Lokasi Eksplorasi Panas Bumi
Gunungapi Talang terletak pada Kecamatan Kota Anau,
Kabupaten Solok, Sumatera Barat dengan posisi
geografis 100o 35’ BT – 100o 45’ BT dan 00o 50’ LS –
01o 03’ 06” LS. Lapangan panas bumi Gunung Talang
merupakan bagian dari wilayah kerja panas bumi
Gunung Talang – Bukit Kili, yang terletak di
Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Indonesia, sekitar 54
km sebelah timur laut kota Padang. Dimana tipikal
sistem panas bumi stratovolkano (vulkanik), terletak di
timur laut Gunung Api Talang (terutama andesit), dan
terletak di tengah-tengah zona Sesar Sumatera Besar
Manifestasi Panas Bumi
Manifestasi panas bumi permukaan berupa mata air
panas, tanah panas, letusan freatik fumarola/solfatara,
batuan ubahan, dan hembusan uap panas. Mata air panas
tersebut keluar melalui rekahan-rekahan pada batuan
vulkanik muda (lahar Bukit Bakar dan G. Talang) dan
aluvium. Pemunculan mata air panas ini dikontrol oleh
sesar Batu Berjanjang dan Danau Kembar yang berarah
barat laut-tenggara). Potensi panas bumi dalam
diproyeksikan menjadi sumber pembangkit listrik. Saat
ini Sumatera Barat memiliki 16 titik potensi panas bumi.
Salah satu potensi tersebut berada di Wilayah Kerja
Panas Bumi (WKP) Gunung Talang-Bukit Kili.
Tahapan Eksplorasi Panas Bumi
Peneliti Eksplorasi

Ahli Geologi Ahli Geokimia Ahli Geofisika


Strategi dan Tahapan
Eksplorasi
Data geosains yang digunakan untuk mengkarakterisasi prospek
Gunung Talang dan implikasi ambigu dari kumpulan data yang
dipertimbangkan secara independen, hasilnya diintegrasikan untuk
menilai seberapa tegas mereka membedakan inti uap potensial dan
zona reservoir netral sebagai bagian dari model konseptual.
01
Survey
Literatur
Berdasarkan vulkanostratigrafi dapat mengidentifikasi sumber erupsi berupa kawah dan
kaldera pada Gunungapi Talang. Perpindahan atau perubahan pusat erupsi di Gunungapi
Talang dalam ruang dan waktu geologi menggambarkan Pola Migrasi dan suplai magma
dari dapur magma dengan dimensi yang cukup besar serta gambaran sejarah panas (thermal
history) sebagai indikasi awal kemungkinan sumber panas (heat source) dalam sistem
panas bumi hidrotermal yang berasosiasi dengan gunungapi.

Fase Vulkanisme Gunung Talang dibagi menjadi tiga periode dari tua ke muda yaitu, Pra Talang,
Talang Tua, dan Talang Muda. Periode Pra-Talang, Danau Di Bawah diinterpretasikan sebagai
fase awal vulkanisme di Gunung Talang membentuk sebuah danau besar akibat letusan
gunungapi. Fase vulkanisme selanjutnya pada Pra-Talang adalah Bakar dengan sumber erupsi
yang teridentifikasi berupa Kawah dari Bakar. Perpindahan erupsi selanjutnya diinterpretasikan
berpindah ke Danau Talang. Selain membentuk Danau Talang yang lebih kecil dari Danau Di
Bawah dilihat dari stratigrafi gunungapi serta litologi yang menyusul di sekitar Danau Talang.
Memasuki periode Talang Tua, Talang diinterpretasikan sebagai fase vulkanisme selanjutnya.
Terlihat dari pembentukan Kaldera Bukit Gadang yang masih terlihat sisa-sisa dari Kaldera
walaupun sebagian sudah tertutup endapan lain.
Memasuki periode Talang muda terjadi letusan dari Batino. Letusan Batino tersebut
membentuk kubah lava. Sumber erupsi Gumuk Jantan sebagai fase vulkanisme termuda yang
termasuk periode Talang Muda di Gunung Talang ditandai dengan keberadaan beberapa
kawah dekat puncak Gunung Talang.

Selain itu juga ditandai dengan adanya bekas-bekas kaldera yang sudah terpendam.
Gambaran sejarah panas yang terjadi pada Gunung Talang selama Fase Vulkanisme
memperlihatkan bahwa sumber panas berpindah dimulai dari tua ke muda Danau Di Bawah,
Bakar, Danau Talang, Batino dan Jantan.
Sumber panas yang termuda, yaitu Jantan, diinterpretasikan yang paling aktif karena pusat erupsi
terakhir yang membentuk kawah-kawah kecil
Peta Sebaran Pusat Erupsi
Gunungapi Talang

Peta berikut merupakan sebaran


pusat erupsi gunung Talang.
Dimana angka 1-5 adalah pusat
erupsi yang telah terjadi di fase
vulkanisme gunung Talang.
02
Survey
Geologi
Data geologi berupa laporan penyelidikan terdahulu dan peta geologi
gunungapi. Kajian geologi ditekankan pada stratigrafi gunungapi
yang diinterpretasikan menjadi sejarah panas daerah penelitian.
Terdapat geothermal trap di lapangan panas bumi Gunung Talang dan
kemungkinan terjadinya sumber panas ditunjukkan oleh badan intrusi
yang dangkal. Daerah ini diliputi oleh batuan Pre-Tertiary–
Quartenary yang terdiri dari batuan metamorf, batuan vulkanik tua,
lava dan endapan permukaan. Batuan metamorf dan vulkanik
sebagian besar mengalami pelapukan, batuan vulkanik juga teralterasi
di beberapa tempat yang dicirikan oleh kumpulan mineral alterasi
serisit dan klorit. Patahan dan cincin (hasil letusan gunung berapi)
sering terjadi di daerah ini.
Prospek Mt. Talang diasosiasikan dengan dua enechelon
Prospek Gunung Talang, yang digambarkan
pull-apart basin, keduanya diasosiasikan dengan ~10 km
pada Gambar 2, terletak di Zona Sesar Besar
langkah kanan Sesar Suliti di selatan ke Sesar Sumani di
Sumatera (GSFZ) 40 km sebelah timur kota
utara (Gambar 2). Permeabilitas sesar bawah permukaan
Padang, Provinsi Sumatera Barat. GSFZ
yang terkait dengan fumarol konsisten dengan kinematika
sangat tersegmentasi dan segmen sesar
lateral kiri yang mencakup komponen normal trans-
bervariasi panjangnya dari sekitar 35 hingga
tensional yang signifikan dalam struktur fumarol di Mt.
200 km yang dipisahkan oleh diskontinuitas
Talang (Gambar 2b). Cekungan tersebut terisi oleh vulkanik
sesar besar (Natawidjaja, 2017). Garis besar
dan dibatasi oleh meta_x0002_sedimen Mesozoikum dan
wilayah kerja meliputi gunung berapi aktif
sedimen Paleozoikum. Tepi kaldera asli masih terlihat di
Gunung Talang (2597 m) di selatan dan
selatan dan sisi timur gunung berapi. Lava andesit muda
cekungan struktural GSFZ di utara pada
kemudian diendapkan di dalam kaldera yang runtuh dan
400-450 mrsl (meter permukaan laut
menghasilkan banyak aliran lava yang mencapai hingga 15
relatif), yang dibatasi oleh batuan dasar .
km ke NNE.
03
Survey
Geokimia
Air Sulfat
Tipe Fluida Air sulfat terdapat pada manifestasi MAP Gabuo Atas 1, MAP Gabuo
Atas 2, dan MAP Bawah Betung, yang merupakan air vulkanik
(volcanic waters). Air vulkanik yang dihasilkan oleh aktivitas
vulkanik atau magmatik yang banyak mengandung gas H 2S dan SO2
terlarut dalam mata air panas tersebut dimana gas-gas itu akan
teroksidasi menjadi asam sulfat (H2SO4). Kandungan asam sulfat
yang menjadikan mata air panas ini bersifat asam.

Air Bikarbonat
Air bikarbonat terdapat pada manifestasi MAP Batu Bajanjang. MAP
Batu Bajanjang merupakan tipe fluida bikarbonat yang diduga
sebagai fluida panas bumi yang telah mengalami percampuran dan
pendinginan dengan air permukaan. Masuknya gas magmatik CO 2
dari Gunungapi Talang ke dalam MAP Batu Bajanjang membuat
kandungan bikarbonatnya menjadi cukup tinggi.

Diagram Segitiga Cl–SO4–HCO3


Kesetimbangan Fluida
Hasil analisis menunjukan bahwa semua mata air
panas dan air dingin berkumpul pada daerah kation
Mg. Hal ini menunjukan bahwa mata air ini bersifat
immature water sebagai indikasi fluida panas bumi
yang telah mengalami proses pencucian,
pengenceran, dan pendinginan karena interaksi
dengan air meteorik selama perjalanannya dari
reservoir panas bumi hingga ke permukaan. Sehingga
bila digunakan untuk menghitung temperatur bawah
permukaan hasilnya akan kurang akurat.

Diagram Segitiga Na–K–Mg


Hasil Pengamatan Sampel Data Air
Pada tabel komposisi air, terlihat bahwa komposisi kimia mata air panas pada kandungan
kimia kation Na+, K+, Ca2+, dan Mg2+ lebih tinggi dari komposisi kimia air dingin. Hal
tersebut menunjukan terdapat interaksi pada fluida air panas dengan batuan.
MAP Bawah Betung dan MAP Batu Bajanjang yang bersifat netral tampak kandungan besi
sangat kecil tetapi kandungan HCO3- sangat tinggi. Sedangkan MAP Gabuo Atas 1 dan MAP
Gabuo Atas 2 tidak memiliki anion HCO3-. Kandungan anion HCO3- MAP tersebut lebih
rendah dari air dingin, menunjukan bahwa keduanya diinterpretasikan bergerak langsung dari
reservoir sehingga memungkinkan sedikit reaksi fluida dengan batuan.
Pada anion Cl- komposisi kandungannya rendah dan perbedaan signifikan ditunjukan MAP
Gabuo Atas 2 diindikasikan karena pengayaan klorida pada fluida panas bumi akibat reaksi
pada suhu tinggi di reservoir.
Analisis Komposisi Kimia Air
Hal serupa ditunjukan oleh kandungan kimia Li, dan B sebagai komponen minor
secara umum komposisi kimia mata air panas lebih tinggi dari komposisi kimia air
dingin. Hal tersebut menunjukan peningkatan konsentrasi unsur-unsur konservatif
dalam air panas mengindikasikan proses pelarutan unsur dari batuan yang dilalui
oleh batuan tersebut.
Kandungan Fe tinggi diperlihatkan MAP Gabuo Atas 1 dan MAP Gabuo Atas 2
diakibatkan seiring meningkatnya keasaman fluida dan diduga akibat proses
leaching oleh fluida yang bersifat asam di permukaan.
Kandungan kimia SiO2 (Silika) mata air panas lebih tinggi daripada air dingin. Hal
ini menunjukan bahwa semakin tinggi kandungan SiO2 fluida diperkirakan air
tersebut berasal langsung dari reservoir.
Gambar berikut merupakan hasil skema zona upflow dan outflow berdasarkan manifestasi mata air panas
(MAP) dan air dingin (AD) di sekitar gunung Talang

Sumber Panas Gunungapi Talang


04
Survey
Geofisika
Metode magnetotelurik diterapkan di prospek panas
bumi Gunung Talang. Hitay berkolaborasi dengan PT
TBU dan CGG (Milan) untuk mengakuisisi 84 stasiun
(pada gambar) pada tahun 2017 dan menghitung
model resistivitas inversi MT 3D. Kode perbedaan
hingga CGG RLM-3D MT digunakan untuk
membalikkan impedansi tensor MT penuh, termasuk
topografi, menggunakan model elevasi digital ~30 m.
Inversi Occam satu dimensi (1D) dari mode invarian
dan TE MT digunakan untuk menguji resolusi dan
keandalan model resistivitas 3D , setelah mengoreksi
data MT untuk distorsi statis menggunakan korelasi
topografi atau rata-rata, dan menutupi data yang
terdistorsi oleh noise atau efek 3D yang tidak
konsisten dengan inversi 1D.

Gambar diatas merupakan distribusi stasiun MT di Gunung Talang. Garis merah menunjukkan penampang resistivitas MT
yang digunakan untuk mengilustrasikan interpretasi.
Gambar disamping
merupakan elevasi
dasar zona
resistivitas rendah
inversi 1D (kiri) dan
inversi 3D (kanan)
(dalam mrsl), relatif
terhadap garis luar
perimeter yang diberi
label sebagai area
'Domining MT'.

Tutup smektit resistivitas rendah berkubah hingga ketinggian tertinggi dan paling tipis di dekat fumarol Grup 3 dan 4.
Tutupan tanah liat yang lebih tipis yang dicitrakan oleh inversi 1D, dibandingkan dengan inversi 3D, adalah karakteristik
dari kinerja metode ini dalam pencitraan tutupan tanah liat dangkal dari lapangan panas bumi di dekat sumber kebisingan
listrik yang signifikan. Untungnya, seperti yang diilustrasikan pada Gambar, bentuk umum dari dasar tutup tanah liat
sehubungan dengan identifikasi aliran ke atas dan jalur aliran keluar apung yang mungkin serupa pada kedua kasus.
Penjajaran kasar dari tren di puncak dasar tutup tanah liat konduktif dengan Sesar Fumarol yang mencolok NW
menunjukkan korelasi struktur permukaan dengan permeabilitas yang mendasarinya.
Gambar disamping merupakan
Penampang DE dengan isoterm
optimis (inversi 1D) dan
kemungkinan besar isoterm
(inversi 3D) sebagai model
pilihan.

Penampang inversi 3D dan 1D sebagian besar konsisten dalam menyelesaikan lapisan smektit resistivitas rendah
berkubah dengan dasar pada kedalaman <1000 m (Gambar 7). Geometri pola resistivitas MT pada Gambar 7 konsisten
dengan tudung lempung di atas sistem panas bumi netral, yang mengindikasikan aliran keluar panas bumi naik turun
secara apung di bawah tudung lempung (Cumming, 2016). Beberapa aspek pola resistivitas penting untuk membedakan
zona asam dan netral dalam model konseptual. Untuk mendukung penilaian sumber daya panas bumi di Gunung Talang,
model konseptual telah dikembangkan, seperti yang diilustrasikan oleh elemen model konseptual yang digambar pada
penampang resistivitas dengan anotasi fumarol dan kimia pegas
Elemen model konseptual meliputi isoterm yang ditafsirkan, permukaan air, fase fluida, zona asam, zona
netral, upflow dan outflow. Indikator utama keberadaan sistem panas bumi netral di prospek panas bumi
Gunung Talang adalah fumarol dengan kimia gas yang menunjukkan zona netral suhu tinggi yang berdekatan
dengan inti asam/uap magmatik, dan mata air panas dengan campuran kimia air klorida dengan kation
konsisten dengan kemungkinan keberadaan reservoir netral. Geologi memberikan konteks keseluruhan untuk
model dan menyoroti masalah risiko secara keseluruhan, seperti batuan tua yang relatif dangkal di bawah
Gunung Talang yang cenderung memfokuskan zona reservoir permeabel. Resolusi resistivitas MT dari
penutup tanah liat membatasi aliran apung keseluruhan cairan panas bumi dan, oleh karena itu, kemungkinan
target sumber daya dan estimasi kapasitas. Geokimia gas fumarol menunjukkan bahwa inti uap magmatik di
bawah fumarol Grup 1 dibatasi oleh sistem cairan netral mendidih di bawah fumarol Grup 4. Keberadaan
mata air panas campuran klorida-bikarbonat di sepanjang jalur keluar yang masuk akal dengan suhu
geotermometer cair yang tumpang tindih dengan suhu geotermometri gas mendukung keberadaan reservoir
netral 250-310°C di lereng bawah NE Gunung Talang.
Pola resistivitas MT konsisten dengan interpretasi inti uap di dekat lubang Gunung Talang,
saluran. Gas yang dikeluarkan melalui solfatara Grup 1 ditandai dengan 10% berat gas, terutama
terdiri dari CO2 tapi termasuk SO2dan HCl yang konsisten dengan inti uap magmatik.
Kehilangan panas di tepi dan atas kolom gas magmatik yang menaik menyebabkan kondensasi
uap pada kedalaman yang dangkal dan, dengan penambahan air meteorik, gas larut dalam cairan
yang didinginkan untuk membentuk air asam dan HCl. Air asam klorida-sulfat ini mengalir ke
bawah pada akuifer bertengger di zona alterasi tanah liat dan bercampur dengan resapan
meteorik di akuifer dangkal, membentuk air asam klorida sulfat yang mengalir ke bawah
topografi di lereng Gunung Talang. Lapisan resistivitas rendah yang dilapisi oleh mata air asam-
sulfat-klorida sering disalahartikan sebagai tudung tanah liat yang menutupi reservoir panas bumi
netral dalam pengaturan inti uap tunggal, sehingga keberadaan fitur termal yang menunjukkan
sistem netral sangat penting untuk mengurangi risiko eksplorasi.
Dalam model konseptual yang ditunjukkan pada Gambar, semburan uap magmatik bersuhu tinggi naik dari badan magma
yang mengalami degassing pada kedalaman di bawah bangunan Gunung Talang sepanjang letusan sebelumnya. Model
yang lebih disukai disajikan di sini untuk zona asam dan netral pada sistem panas bumi Gunung Talang adalah bahwa
sistem klorida netral yang diinterpretasikan pada sisi timur laut Gunung Talang dipisahkan dari inti uap oleh penghalang
permeabilitas yang terdiri dari lempung yang berasal dari alterasi asam dan pengendapan mineral karakteristik
pencampuran jenis air asam sulfat-klorida dan klorida netral, biasanya termasuk anhidrit.
Gas dan uap dari cerobong magmatik akan larut dan mengembun di zona cair marginal ke inti uap untuk menciptakan
cairan asam. Interaksi air-batuan akan memperkaya komposisi cairan yang mencerminkan batuan negara yang diasamkan.
Konsentrasi sulfat dan karbonat yang tinggi dalam kondensat yang awalnya mengalir ke bawah di zona yang berdekatan
dengan inti magmatik/uap akan menutup margin dengan mineral seperti anhidrit karena kelarutannya yang retrograde,
mengisolasi inti uap dari sistem netral yang berdekatan. Namun, model alternatif yang mungkin menghasilkan reservoir
yang jauh lebih kecil akan mengasumsikan bahwa kondensat dari inti uap magmatik secara bertahap dinetralkan saat air
berinteraksi dengan batuan pedesaan, memberikan kimiawi yang semakin jinak di sepanjang jalur aliran keluar, mungkin
seperti yang ditunjukkan oleh perbedaan kimia gas antara fumarol Grup 3 dan Grup 4.
Implikasi dari inti uap tunggal atau inti uap berpasangan dengan model sistem netral akan memiliki dampak berbeda pada
kelangsungan pengembangan jangka panjang. Model konseptual menyarankan penghalang permeabilitas antara inti uap
dan reservoir netral akan mengurangi risiko migrasi asam karena pengurangan tekanan selama produksi, meskipun masih
ada kemungkinan masuknya cairan asam jika segelnya rusak. Terdapat lapangan berpasangan netral dan inti uap
komersial, seperti Patuha, yang telah beroperasi tanpa migrasi asam yang serius setelah reservoir diproduksi selama lima
tahun (Ashat et al., 2019).
Target
Pengeboran
Pemboran
Geotermal
 Pengeboran putar
 Pipa bor
 Bor
 Selubung (konduktor, permukaan,
produksi)
 BOP (pencegah ledakan)
 Kepala sumur
 Penyemenan
 Lumpur pengeboran
 Pemotongan
 Tendangan
Temperatur reinjeksi diperoleh dengan perhitungan pada
desain pembangkit listrik tenaga uap flash tunggal dengan
temperatur kondensat berkisar antara 40–50°C. Pemilihan
lokasi sumur injeksi dilakukan dengan pertimbangan
penopang tekanan reservoir untuk jangka panjang dan
mencegah pengaruh penurunan tekanan yang signifikan
pada reservoir. Sedangkan pemilihan lokasi sumur produksi
dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek
seperti daerah prospek, ketinggian dan kedalaman reservoir
atas.

Distribusi vertikal reservoir suhu


Dalam simulasi ini, dua skenario diterapkan untuk penilaian kelayakan lapangan panas bumi Gunung Talang. Kedua
skenario ini dibuat untuk perbandingan skenario mana yang lebih baik antara satu sumur produksi dan dua sumur
produksi yang dapat mempengaruhi kapasitas dan masa pakai. Pada skenario pertama, laju sumur produksi adalah 270
kg/dtk dan laju sumur injeksi ditetapkan sebesar 80% dari laju produksi (220 kg/dtk). Sumur produksi dipasang pada
kedalaman -1.000 di bawah permukaan laut dan sumur injeksi pada kedalaman -1.500 di bawah permukaan laut. Entalpi
fluida reservoir adalah 1,354 kJ/kg dengan fraksi uap 13%.
Distribusi vertikal reservoir suhu pada kedalaman Distribusi vertikal reservoir suhu pada kedalaman
-1000 m -1500 m
Dalam skenario kedua, tingkat kedua sumur produksi dibuat sebesar 450 kg/s dan laju sumur injeksi ditetapkan sebesar
80% dari laju produksi (360 kg/s). Sumur produksi dipasang pada kedalaman -1.000 di bawah permukaan laut dan
sumur injeksi pada kedalaman -1.500 di bawah permukaan laut. Entalpi fluida reservoir sebesar 1,435 kJ/kg dengan
fraksi steam sebesar 21%. Dengan asumsi tekanan separator 12 bar, tekanan inlet turbin 9 bar, pembangkit listrik tipe
kondensasi, dan tekanan kondensor 0,1 bar; massa steam yang dibutuhkan untuk membangkitkan listrik 1 MW adalah
1,85 kg/s/MW.
Gradien panas lubang bor lapangan panas
bumi Gunung Talang menunjukkan gradien
naik yang rendah hingga kedalaman -100
meter. Grafik validasi suhu ditunjukkan
pada Gambar Grafik validasi suhu gradien
termal dari lubang bor TLG-1. Grafik
tersebut menggambarkan validasi suhu
gradien termal lubang bor dari hasil simulasi
dan data lapangan.

Pemodelan numerik adalah alat dalam


mengembangkan strategi untuk eksploitasi
lapangan, lokasi sumur produksi, dan
reinjeksi. Keadaan alami model numerik
dicocokkan dan divalidasi menggunakan
laju aliran dan entalpi manifestasi
permukaan seperti yang ditunjukkan pada
Tabel berikut.

Validasi data manifestasi terukur dan hasil simulasi.


Distribusi vertikal reservoir suhu pada kedalaman -1500 m
Dua skenario dibuat dengan mempertimbangkan berbagai aspek pengembangan seperti perilaku reservoir, umur
pembangkit listrik, dampak lingkungan, sumber daya dan daerah prospek. Kapasitas pembangkit listrik yang dapat
dihasilkan dari skenario 1 sebesar 41,83 MW dengan masa produksi 106 tahun dan skenario 2 sebesar 79,53 MW
dengan masa produksi 54 tahun.
Thanks !!!
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai