Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

Pada tahun 1982, Unocal Geothermal Indonesia menandatangani Joint Operation


Contract (JOC) dan Energy Sales Contract (ESC) untuk eksplorasi panas bumi dan
pengembangannya dengan area seluas 117.650 hektar di G. Salak Jawa Barat, dengan
besarnya kapasitas 165 MW. Unocal bertanggungjawab untuk menyuplai uap kepada
Pertamina, yang kemudian menjualnya ke PLN untuk pembangkitan listrik. Perusahaan
tersebut mencatat bahwa lapangan tersebut bisa menyuplai energi panas bumi kepada
pembangkit listrik dengan kapasitas 400 MW. PLN dan Unocal mencapai persetujuan
mengenai harga uap yaitu US $0.047/kWh. Hal tersebut memungkinkan Unocal untuk
melakukan aktifitas eksplorasi dan pengembangan selama 7-10 tahun.

Kemudian pada November 1994, Unocal dan partner lokal, Nusamba, menandatangani
perjanjian ESC dengan PLN dan JOC dengan Pertamina untuk kontruksi penambahan
pembangkit listrik berkapasitas 165 MW. Tiga unit 55 MW mulai beroperasi tahun 1997.
Dibawah perjanjian awal, Unocal mengoperasikan unit - unit ini selama 15 tahun, dan
kemudian mentransfer pengoperasiannya kepada PLN. Unocal akan meneruskan
penjualan uap panas bumi untuk pembangkit listrik selama 30 tahun pembangkit tersebut
beroperasi. Unocal menghabiskan sekitar US $380 juta dalam pembangunan sumberdaya
panas bumi untuk 3 pembangkit baru tersebut. Total pembangkit listrik yang ada di
lapangan Awibengkok G. Salak berjumlah 6 unit dengan masing - masing berkapasitas
55 MW.

OVERVIEW LAPANGAN
Sistem panas bumi Awibengkok (Salak) berasosiasi dengan beberapa pusat erufsi volkanik di
sekitar gunung Salak. Manifestasi panasbumi yang terdiri dari fumarol dan mata airpanas
sulfat yang berhubungan langsung dengan sistem panasbumi tersebar pada ketinggian > 1050
masl, sementara mata air panas bikarbonat dan mata air campuran bikarbonat-Chlorida dapat
ditemukan di area dengan elevasi yang lebih rendah. Mata air panas klorida terdapat di utara
area sekitar 12 km dari lokasi panas bumi.
Sistem Awibengkok, seperti kebanyakan sistem vulkanik, dicirikan oleh adanya zona tudung
berupa zona alterasi argilik yang kuat yang didominasi oleh mineral smektit dengan mineral
alterasi lainnya yang terbentuk pada suhu kurang dari 180°C. Interval kedalaman yang sesuai
dengan perubahan ini biasanya memiliki resistivitas di bawah 10 ohm-m dan profil suhu
konduktif yang mengindikasikan permeabilitas sangat rendah. Berdasarkan interpretasi
geofisika magnetotellurik, lapisan resistivitas rendah menunjukkan lapisan penudung yang
relatif dangkal di pusat daerah produksi dan meluas ke arah barat dan utara di luar reservoir
menuju kaldera Cianten dan mata air panas klorida Sarimaya. Sebaliknya, pendalaman zona
penudung menurun tajam ditemukan ke arah Selatan dan Timur.
Awibengkok adalah sistem panas bumi yang didominasi air dengan kimia fluida netral. Pada
kondisi awal, salinitas rata-rata cairan sekitar 1,3% berat dan kadar gas yang tidak
terkondensasi (NCG) <0,4 wt.%. Pada kondisi awal, suhu berkisar antara 235 sampai 312ºC.
Telah terjadi pengembangan fase uap (steam) di bagian timur lapangan akibat penurunan
liquid level pada area dengan puncak reservoir berada pada ketinggian tertinggi.

GEOLOGI LAPANGAN
Lapangan panas bumi Awibengkok terletak pada daerah yang dikelilingi oleh gunung
api dengan elevasi antara 950 sampai 1500 m di atas permukaan laut. Puncak tertinggi
adalah G. Salak, G. Gagak, G. Perbakti, dan G. Endut yang merupakan gunung api
andesit tidak aktif. Pegunungan ini membatasi lapangan di bagian utara, timur dan
selatan (Gambar 1). Bagian barat dari lapangan panas bumi merupakan daerah
perbukitan rendah di sekitar kaldera Cianten. Berdasarkan dating K-Ar dan 40Ar/39Ar
gunung api-gunung api tersebut terbentuk sekitar 0.86 - 0.18 jtl. Berdasarkan
geomorfologi diperkirakan terjadi runtuhan (collapse) besar kira-kira pada 0.24 jtl. Tuf
dan lava yang berumur 0.28-0.36 jtl sebagian mengisi runtuhan kawah Kiaraberes dan
mengalir ke arah barat dan barat daya.
Batuan vulkanik termuda pada daerah reservoir terdiri dari kubah silisik, lava, dan
sekuen tefra yang membentuk arah utara-timur laut di bagian timur lapangan panasbumi.
Batuan ini berumur 0.24-0.04 jtl dan memiliki komposisi dasit sampai riolit. Unit
vulkanik termuda adalah tefra yang dikenal dengan "orange tuff". Tuf riolitik ini tersebar
hampir di seluruh area lapangan panas bumi. Di atas tuf ini diendapkan breksi
hidrotermal yang berdasarkan dating C14 memiliki umur 8400 tl. Hasil dating ini
menunjukkan umur tuf berkisar dari 40000 sampai 8400 tl. Breksi ini dihasilkan oleh
proses letusan freatik secara intermiten yang terjadi sekitar 8400 tl. Endapan ini terpusat
di Kawah Cibeureum dengan variasi ketebalan 4 sampai 10 m (Gambar 1).

Gambar 1. Peta Geologi Lapangan Panas Bumi Awibengkok (Stimac dan Sugiaman, 2000).

Berdasarkan data cutting, data core, stratigrafi dan litologi dapat dibagi dari tua ke muda
di lapangan panas bumi Awibengkok menjadi 4 formasi yaitu (Gambar 2 dan 3):
• Batuan tertua adalah batuan karbonat laut dan dangkal sedimen klastik
(terdiri dari mudstone dan sandstone dengan kelimpahan klastik vulkanik
dan tuf).Batuan ini memiliki porositas dan permiabilitas rendah, serta
sedikit mengalami alterasi. Kumpulan fosil yang ada menunjukkan
karateristik lingkungan pengendapan laut dangkal pada umur Miosen
awal sampai akhir.
• Lower volcanic formation terdiri dari lava dengan komposisi andesitik
sampai basaltik dan breksi (hyaloclastite) dengan tuf silisik dan tuf aliran
di atasnya Sebagian dari formasi ini mengalami perselingan dengan
batuan di bawahnya. Batuan vulkanik ini menunjukkan kejadian awal dari
magmatisme kalk-alkalin pada daerah intermediate dengan lingkungan
pengendapan laut sampai darat. Adanya sekuen silisik menunjukkan fasa
terminal dari peristiwa awal pembentukan gunung api strato di daerah
tersebut. Sebagian dari formasi ini menjadi reservoir panas bumi di
bagian barat.
• Middle Volcanic Formation terdiri dari lava dengan komposisi adesitik
sampai dasitik, tuf, dan aliran debris. Lingkungan pengendapan dari
formasi ini adalah darat. Formasi ini menerangkan fasa awal dari
pembentukan gunung api tipe strato yang ada di daerah lapangan.
Sebagian besar formasi ini menjadi reservoir panas bumi di bagian timur.

• Upper Volcanic Formation terdiri dari batuan berkomposisi andesitik. Di


atas batuan tersebut diendapkan batuan berkomposisi dasitik dan riolitik.
Lingkungan pengendapan batuan ini adalah darat.

Gambar 2. Kolom Stratigrafi Lapangan Awibengkok (Stimac dan Sugiaman, 2000).

Gambar 3. Penampang stratigrafi ideal Lapangan Awibengkok (Stimac dan Sugiaman, 2000)
Kemudian formasi ini di bagi lagi menjadi 5 zona stratigrafi (Gambar 4) yaitu :

• Zona 1 terdiri dari terdiri dari lahar andesitik


• Zona 2 terdiri dari lahar dengan komposisi dasit, aliran batuan,
autobreksiasi, dan tuf. Zona ini juga disebut "middle dacite", yang
merupakan horizon marker.
• Zona 3 terdiri dari terdiri dari lahar andesitik
• Zona 4 terdiri dari tuf andesitik dimana 95% telah teralterasi menjadi
lapisan silikat dan capuran lempung dan klorit dengan warna hijau
keabuan sampai merah gelap. Ketebalan dari zona ini adalah 21 m dan
bersifat sebagai tudung dari fluida panas yang naik ke permukaan.
• Zona 5 terdiri atas batuan vulanik andesitik. Pada zona ini 1/3 bagiannya
terdiri lahar tebal dan 2/3 bagian lainnya terdiri dari ratusan perselingan
lahar, autobreksi, tuf, dan batu pasir yang tipis. Berdasarkan data FMS,
zona ini memiliki kemiringan <100 ke arah barat dan barat daya. Hal ini
menunjukkan bahwa zona lima berada pada daerah distal pada gunung
api tipe strato.

Gambar 4. Penampang Zona Alterasi Pada Sumur AWI 1-2 (Hulen dkk, 2000).

Berdasarkan kondisi geologinya, lapangan panas bumi Salak menyimpan bermacam potensi
bahaya geologi, seperti gempa bumi (tektonik dan vulkanik), tanah longsor, banjir bandang,
dan bermacam potensi bahaya geologi lainnya. Gempa bumi adalah suatu peristiwa geologi
yang menyebabkan getaran dipermukaan bumi akibat perlepasan energi secara tiba-tiba.
Peristiwa ini tidak dapat diprediksi, namun Star Energy telah melakukan upaya pro-aktif
untuk mitigasi berupa sosialisasi mengenai apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa
bumi. Selain itu, tanah longsor dan banjir bandang merupakan salah satu hal yang berbahaya.
Berdasarkan hasil penelitian, dikatagorikan bahwa potensi kerentanan longsoran yang ada di
Salak ini dibagi menjadi lima (5) kelas yaitu sangat rendah, rendah, menengah, tinggi, dan
sangat tinggi. Faktor utama penyebab terjadinya longsoran dilapangan panas bumi Salak
adalah kemiringan lereng dan curah hujan.
Dampak dari manifestasi panas bumi terhadap lingkungan idiantaranya adalah sungai yang
mengalir berasal dari kawasan manifestasi panas bumi didaerah hulu. Sebagai contoh,aliran
lumpur panas yang mengalir langsung dari kawah ke Sungai seperti yang ditemukan di
Kawah Wawan.

Anda mungkin juga menyukai