Anda di halaman 1dari 16

LAPANGAN SIBAYAK

KELOMPOK C
NAMA : BRYLLIANT SENDUK (1501349)
DIMAS PANCA (1501278)
DARISMAN (1501241)
DITA SEPTARIANY (1501061)
A. Overview Potensi Lapangan

Gambar 1. Peta Distribusi Lokasi dan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi
B.Lapangan Sibayak

Gambar 2. Lokasi Lapangan Panas Bumi Sibayak


 Lapangan panas bumi Sibayak terletak alam wilayah Kabupaten
Karo, Deli Serdangan Langkat, Sumatera Utara yang merupakan
Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Sibayak seluas 149.710 ha milik
Pertamina. Dari hasil estimasi terakhir (Pokja Sibayak, 2000)
didapatkan luas area terduga 2,5 km2 (± 35 MWe) dan terbukti
adalah 2 – 3 km2 (± 35 MWe). Area 1.5 km2 terindikasi zona asam
diperkirakan 17 MWe, sedangkan out flow zone 3 – 4 km2 sebesar 17
MWe. Data sumur eksplorasi menunjukan puncak sumur reservoir
Sibayak terdapat pada elevasi +225 m, dengan temperature 225 –
240o C dengan permeablilitas vertical. Hasil kajian menyimpulkan
bahwa potensi reservoir Sibayak adalah 18 MWE untuk 30 tahun
produksi. Fluida reservoir Sibayak didominasi air panas (20% uap)
dengan salinity 0.19% berat dan kadar gas 0.72% berat. Cadangan
uap di kepala sumur Sibayak setara dengan > 15 MW.
1. Data Geologi
Lapangan geothermal daerah Sibayak
adalah wilayah vulkano aktif yang dikelilingi
oleh gunung gunung antara lain Gunumg
Pintau di utara, Gunung Praktektekan dan
Gunung Simpulanangin di timur serta Gunung
Singkut diselatan. Derah ini merupakan lokasi
kawasan utara Great Sumatra Fault Zone
(GSFZ) (Hamilton, 1979), 65 km sampai barat
daya Medan, ibu kota Provinsi Sumatra Utara.
Lapangan ini berhubungan dengan Kuarter
yang komplek pada kaldera Singkut
sepanjang ~170 km2.

Gambar 3. Peta Geologi Lapangan


Panas Bumi Daerah Sibayak
2. Morfologi
 Bentuk morfologi G.Sibayak (+ 2.094 mdpl), merupakan gunungapi
kembar dengan G.Pintau (+2212 mdpl) berbentuk kerucut dengan
lebar kawah 900 m, terdiri dari lava padat (Newman van Padang,
1951.
 Morfologi pada daerah ini terbagi menjadi beberapa bagian yaitu
puncak-puncak teringgi G.Pintau, G.Sibayak dan G.Pertetekan.
 Hasil erupsi dari G.sibayak banyak mengeluarkan batu apung
(pumice) Dan Analisa petrografi lava Sibayak yang pernah
dilakukan adalah batuan Andesit Horblende mengandung biotit.
3. Statigrafi
 Stratigrafi daerah Sibayak merupakan komposisi dari pembentukan
formasi vulkanik Kuarter di bagian atas dan pembentukan formasi
sedimen zaman pra-Tersier sampai Tersier di bagian bawah.
Pembentukan lapisan tanah sedimen untuk wilayah barat dan timur
daerah ini ditemukan di pada lubang yang dalam, sebagian besar
menunjukkan sandstone yang berasal dari shale dan limestone
(bt.gamping). Data pengeboran menunjukkan bahwa
pembentukan sedimen yang umum ditemukan di bawah
permukaan pada kedalaman 1150 m. Daerah permeable
ditemukan dari lubang pada kedalaman yang berhubungan
dengan litologi sandstone dan limestone. Satuan batuan sedimen
untuk reservoir geothermal terbatas dalam area pengeboran.
C. Sistem Geothermal Lapangan
Sibayak
 Reservoir panasbumi Sibayak berada dalam fasa cair dan
tergolong ke dalam sistem dominasi air dengan temperatur berkisar
237 – 2810 C.
 Lapangan panasbumi Sibayak termasuk ke dalam sistem
panasbumi hidrothermal vulkanik, tipe island – arc.
 Dominasi Air ( Fraksi air > Fraksi uap)
• Daerah Recharge dan reservoir mempunyai permeabilitas yang
relatif sama
• Laju penguapan di reservoir dapat diimbangi oleh
laju recharge sehingga pori-pori batuan terisi oleh air panas.
• Permasalahan teknis lebih banyak (scaling, masalah air buangan)
• Temperatur ~ 280 °C
D.Konsep Geothermal Yang Berlaku

Gambar 4. Model Konseptual Sistem Geothermal


Daerah Sibayak
 Untuk memperoleh model konseptual sistem geothermal daerah
Sibayak (Gambar 3.1) maka interpretasi data MT dan data gravitasi
serta di dukung oleh data penunjang berupa data geologi,
geokimia dan data sumur di gabungkan. Sehingga dari model
konseptual yang diperoleh, dapat ditentukan daerah sumur
produksi dan sumur reinjeksi. Dari data MT menunjukkan
keberadaan clay cap yang mempunyai nilai resistifitas rendah yaitu
≤ 20 ohm-m. Clay yang terbentuk di dalam struktur kaldera
kemungkinan berasal dari alterasi hidrotermal yang dipengaruhi
oleh keberadaan reservoir sedangkan clay yang terbentuk di luar
kaldera mungkin berasal dari alterasi batuan sedimen. Formasi
batuan di daerah penelitian secara umum terdiri dari formasi
batuan vulkanik Kuarter yang berada pada bagian atas dan
formasibatuan sedimen Tersier yang berada pada bagian bawah.
E. Tipe Manifestasi
 Manifestasi termal pada daerah ini terdiri dan solfatara dan
fumaroles yang berada di sekeliling elevasi tinggi di sekitar puncak
Gunung Sibayak dan Chloride Springs dengan Silica Sinter juga
ditemukan pada elevasi rendah di selatan dan timur laut garis
kaldera. Sejarah vulkanik komplek di dalam daerah tersebut
berhubungan dengan pusat erupsi yang lebih berkembang
dengan waktu yang lebih kuarter.
Fumaroles  Lubang kecil yang memancarkan uap
panas kering (dry steam) atau uap panas yang
mengandung butiran butiran air (wet steam)

Apabila uap tersebut mengandung gas H2S maka


manifestasi permukaan tersebut disebut  Solfatara
F.Air Hidrothermal Lapangan
Sibayak
Hasil analisis kimia air panas di daerah penelitian dapat diketahui
bahwa lapangan geothermal daerah ini dan sekitarnya didominasi
oleh :
 Acid sulphate water
Tipe air ini terbentuk akibat pemanasan air permukaan oleh steam
yang mengindikasikan bahwa pada awalnya air bertipe chloride water
dengan pH netral namun kemudian terjadi perubahan hidrologi yang
mengakibatkan tipe air berubah menjadi steam heated water dengan
pH asam pada kondisi saat ini. Pergerakan gas secara vertikal
disebabkan karena perbedaan tekanan yang melewati rekahan.
 Bicarbonate sulfate water
Biasanya terdapat di dekat permukaan dimana terjadi percampuran
dengan uap yang mengandung CO2 (terkadang juga H2S), namun
kandungan HCO3, dan SO4 relatif seimbang.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai