Momentum Analysis
of Flow Sistems
1. Adiza Zhafrana (201910801009)
2. M. Bintang Arya H. (201910801045)
3. Tazkia Ayu Rahmasari (201910801053)
Hukum Newton dan Konservasi Momentum MEKANIKA FLUIDA
Hukum Newton adalah hubungan antara gerakan benda dan gaya yang bekerja padanya.
Hukum I Newton
Menyatakan bahwa benda yang diam tetap diam dan sebuah benda yang bergerak tetap
bergerak dengan kecepatan yang sama pada lintasan lurus. Gaya yang bekerja pada benda
adalah nol. Oleh karena itu, benda cenderung mempertahankan keadaan inersianya.
Hukum II Newton
Menyatakan bahwa percepatan sebuah benda sebanding dengan gaya total yang bekerja
padanya dan berbanding terbalik dengan massanya.
Hukum III Newton
Menyatakan bahwa ketika sebuah benda memberikan gaya pada benda kedua, maka benda
kedua akan memberikan gaya yang sama besar dan berlawanan arah dengan benda pertama.
Hukum Newton dan Konservasi Momentum MEKANIKA FLUIDA
Oleh karena itu, besarnya total yang yang bekerja pada sistem
kontrol volume adalah:
Gaya permukaan: gaya ini tidak mudah dianalisis, karena terdiri dari
komponen normal dan tangensial. Komponen diagonal xx, yy, zz disubut
tegangan normal dan disebabkan oleh tekanan dan tegangan viskos.
komponen di luar diagonal xy, xz, dll disebut tegangan geser dan hanya
disebabkan oleh tegangan viskos.
Gaya fisik yang bekerja pada permukaan tidak bergantung pada orientasi sumbu koordinat.
Gaya-Gaya yang Bekerja pada MEKANIKA FLUIDA
Dengan menggunakan RTT dengan b= V, dan B= mV untuk mengubah formula dari sistem ke formula
sistem kontrol volume.
Persamaan Momentum Linear-kasus tertentu MEKANIKA FLUIDA
Persamaan di atas menyatakan bahwa gaya total yang bekerja pada volume
selama aliran steady adalah sama dengan perbedaan antara tingkat momentum
keluar dan masuk mengalir.
V= kecepatan linear.
at=percepatan linear
pada arah tangensial.
a= titik.
r= jarak dari sumbu
axis.
Momentum atau Torsi MEKANIKA FLUIDA
Hukum II Newton mensyaratkan bahwa harus Total torsi yang bekerja pada benda tegar
ada gaya yang bekerja dalam arah tangensial yang berputar terhadap suatu sumbu putar
untuk menyebabkan adanya percepatan sudut. dapat dinyatakan sebagai berikut:
Momen atau torsi merupakan kekuatan dari
efek rotasi yang bernilai sebanding dengan
besarnya gaya dan jaraknya dari sumbu rotasi.
Jarak tegak lurus dari sumbu rotasi ke garis
kerja gaya disebut lengan momen.
Torsi yang bekerja pada titik bermassa m pada Di mana I adalah momen inersia pada sumbu
jarak normal r dari sumbu rotasi dinyatakan axis.
sebagai: Besarnya inersia rotasi benda bergantung
pada distribusi massa benda terhadap sumbu
rotasi.
MEKANIKA FLUIDA
Analogi Antara Besaran Linear dan Besaran Sudut
Momentum Sudut MEKANIKA FLUIDA
Dimensional Analysis
Sekarang, bagi kedua ruas dengan gz2 . Persamaan tersebut kemudian dapat ditulis sebagai
Dimensi variabel fluida MEKANIKA FLUIDA
Sebelum membahas teknik analisis dimensional, pertama-tama kami menjelaskan konsep yang mendasari
analisis dimensional—prinsip kesamaan.Ada tiga kondisi yang diperlukan untuk kesamaan lengkap antara
model dan prototipe.
Kondisi pertama adalah kesamaan geometris—model harus memiliki bentuk yang sama dengan
prototipe, tetapi dapat diskalakan oleh beberapa faktor skala yang konstan.
Kondisi kedua adalah kesamaan kinematik, yang berarti bahwa kecepatan pada setiap titik dalam aliran
model harus proporsional (dengan faktor skala konstan) dengan kecepatan pada titik yang sesuai dalam
aliran prototipe.
Kondisi kesamaan ketiga dan paling membatasi adalah kesamaan dinamis.Kesamaan dinamis dicapai
ketika semua gaya dalam skala aliran model dengan faktor konstan ke gaya yang sesuai dalam aliran
prototipe (ekivalensi skala gaya).Seperti kesamaan geometris dan kinematik, faktor skala untuk gaya bisa
kurang dari, sama dengan, atau lebih besar dari satu.Ketiga kondisi kesamaan harus ada untuk
memastikan kesamaan yang lengkap.Dalam bidang aliran umum, kesamaan lengkap antara model dan
prototipe dicapai hanya bila ada kesamaan geometris, kinematik, dan dinamis.
THE METHOD OF REPEATING VARIABLES AND THE MEKANIKA FLUIDA
BUCKINGHAM PI THEOREM
BUCKINGHAM PI THEOREM
Teorema Buckingham π digunakan untuk membuat parameter tak berdimensi, yang diberikan hubungan
fungsional seperti Persamaan. (3). Tulis variabel utama yang diinginkan sebagai fungsi umum, seperti
dimana n adalah jumlah total variabel.Jika m adalah jumlah dimensi dasar, biasanya 3, teorema Buckingham
π menuntut bahwa (n− m) kelompok variabel tak berdimensi, ketentuan π , dihubungkan oleh,
π ketentuan π1 dipilih untuk memuat variabel terikat [itu akan menjadi FD dari Persamaan. (3)] dan suku
sisanya mengandung variabel bebas.
Perlu dicatat bahwa hubungan fungsional tidak dapat memuat dimensi tertentu hanya dalam satu variabel;
misalnya, dalam hubungan v=f(d, t, ) kerapatan ρ tidak dapat terjadi karena ini adalah satu-satunya variabel
yang memuat dimensi M, dan M tidak akan memiliki kemungkinan untuk ditiadakan untuk membentuk π tak
berdimensi.
Teorema Buckingham π MEKANIKA FLUIDA
Langkah-langkah:
Terowongan Angin
Terowongan angin adalah suatu alat percobaan yang dikembangkan untuk pembelajaran
mengenai pengaruh aliran udara disekeliling benda padat. Ada dua jenis terowongan angin, yaitu
terowongan angin sistem terbuka dan sistem tertutup. Pada terowongan angin sistem terbuka,
udara yang dihisap akan kembali dilepas ke lingkungan secara langsung, dan terowongan angin
jenis ini umumnya hanya digunakan untuk percobaan dan ukurannya relatif kecil. Sedang untuk
sistem tertutup biasanya berukuran besar dan dipakai dalam berbagai perancangan. Pada
sistem ini udara yang dihisap akan disirkulasikan kembali secara terus menerus dengan atau
tanpa terjadi pencampuran dengan udara luar.
Tulis pernyataan
asli atau kutipan
inspiratif
— Sertakan kredit atau kutipan