Anda di halaman 1dari 84

BAB VI

KONSEP dan PERSAMAAN


DASAR ALIRAN FLUIDA

1
Hukum Kedua Newton Persamaan Momentum
Linier dan Momen dari Momentum
Didalam ilmu mekanika yang disebut momentum
sebuah partikel, adalah perkalian masa dan
kecepatannya, M = m.v Jika terjadi perubahan
kecepatan baik besar maupun arahnya (ataupun
keduanya) pada partikel dalam suatu aliran fluida ,
maka akan terjadi perubahan-perubahan momentum
pada partikel tersebut.
Perubahan momentum : ΔM = m Δv
Menurut hukum Newton II, untuk melakukan
perubahan momentum, baik melalui arah maupun besar
kecepatannya dibutuhkan suatu gaya.
Dengan perkataan lain, gaya yang bekerja pada partikel
fluida akan sebanding dengan perubahan momentum.

F = perubahan momentum (ΔM)

 m.a  m
 v  kg m 
 . 
 det det 
= Newton.

i r an
Volume Kendali h al
ar a

arah sumbu x

Min Mout
Gaya yang bekerja pada elemen fluida didalam volume kendali
pada waktu t = perubahan momentum rata-rata dari elemen fluida
tersebut = perubahan momentum dari elemen fluida didalam
volume kendali, adalah:
+ Momentum yang mengalir keluar dari volume kendali.
- Momentum yang masuk dalam volume kendali.
= Perubahan momentum didalam volume kendali
jumlah momentum, mV  (B = mb)  mV = mb , sehingga b = V ,
yang mengalir dari kontrol volume waktu dt, dimana massa yang
mengalir keluar pada bidang seluas dA adalah:

  ρ.b.V. n . dA   ρ.b.V .cos α dA
A
x
A

  ρ.V.V
A
x .cos α dA
Sehingga dalam waktu dt momentum yang mengalir
keluar: = (.V.cos  dA dt) . V

Dalam arah x: (.V.cos  dA dt) Vx.

Maka momentum yang keluar kearah x persatuan waktu


adalah: = (.V.cos  dA) Vx

Untuk seluruh permukaan kendali (pk):

  ρ.V.V
A
x .cos α dA
Jadi jumlah resultan gaya pada arah x dalam vk adalah:
 Fx = Perubahan rata dari momentum dalam arah x
dalam volume kendali +  V. Vx .cos  dA
A


 Fx  t  Vx dV   V. Vx .cos dA
V A

Catatan: Pada aliran steady ( mantap ) di dalam


volume kendali (vk) selalu diisi fluida
yang mempunyai density dan kecepatan
yang konstan terhadap waktu (tidak ada
perubahan terhadap waktu) sehingga tidak
ada perubahan momentum dalam vk
Dalam kondisi steady flow:
 Fx   V. Vx dA.cos 
A

Gaya yang bekerja (Fx) pada fluida:

Fp = gaya tekan, bekerja  permukaan fluida.


Fs = gaya geser bekerja dalam arah tangesial pada
permukaan fluida.
Fg = gaya gravitasi, searah dengan gravitasi.
Untuk steady flow:
F x   V.V
x . cos dA
A

 Fx   ( Fp  Fs  Fg )
Untuk fluida inkompresibel  = konstan.

Arah aliran dianggap  penampang sehingga:


_
 ( Fp  Fs  Fg )   v  Vx dA
A

 .v A  m


 (F  F  F )  m(V
p s g out  Vin ) x
GAYA DORONG AKIBAT PERUBAHAN
ARAH BESAR ALIRAN FLUIDA
Hukum Newton II
 F = perubahan
o momentum
 m.a  m .v (kg/det).(m/det)

Jika pada suatu aliran fluida yang melalui suatu sistem,


berubah arah atau besarnya ataupun keduanya, maka
akan ada gaya luar yang bekerja pada fluida tersebut,
sehingga menimbulkan perubahan momentum pada
fluida tersebut.
9
Gaya yang bekerja pada fluida : MEE2
2013

Fp = gaya tekan, bekerja tegak lurus permukaan fluida.


Fs = gaya geser (viscous shear) bekerja dalam arah
tangensial pada permukaan fluida.
Fg = gaya gravitasi, searah dengan gravitasi.
o
 F  m . v 

dalam bentuk skalar, arah x, y, z.

 
o
 Fx , y , z  m v x , y , z ,

  x, y,z  m . v x, y,z, 
o
 Fp  Fs  Fg
10
MEE2
o 2013

m  kecepatan aliran massa pada suatu sistem = v.A.


v x = perubahan kecepatan masuk dan keluar fluida
pada sistem dalam arah x.

Perkalian kecepatan aliran massa dengan perubahan


kecepatan pada suatu penampang disebut “kecepatan
momentum atau time rate of momentum” untuk aliran
satu dimensi.
Sehingga pada sumbu x :

  x  m . v x 
o
 Fp  Fs  Fg

11

 Fp  Fs  Fg  x  v.A.. v 2  v1  x MEE2
2013

  Fp  Fs  Fg  x   v 2 2 .A 2 . 2  v12 .A1.1  x

  F  F  F     v .A. 
p s g x
2
x

Atau sering didefinisikan :


o o
M  m .v x 2  m .v x1

M  perubahan momentum.

12
MEE2
2013

Langkah2 yg hrs dilakukan dalam


menyelesaikan persamaan ini adalah:

a. Daerah dimana momentumnya berubah, sudah harus


dapat ditentukan (volume kendalinya sudah jelas).
b. Penentuan arah postif sumbu x dan y
o
c. Aliran massa rata-ratanya (m) dinyatakan dalam satu

arah (keluar atau masuk saja).


d. Hanya berlaku untuk aliran tunak (steady).
13
Contoh : MEE2
2013

a).

14
MEE2

o
2013

Dari waktu t ke t+dt terjadi aliran massa sebesar .m


Momentum yang bergerak / mengalir dari arah kiri ke
kanan akan berubah karena
o
ada aliran massa dan
perubahan kecepatan ( m .v ).

Sesuai dengan hukum kontinuitas, massa yang mengalir


tetap, kecepatan bertambah. Sehingga ada kenaikan
momentum dari arah kiri ke kanan, sehingga terjadi
gaya resultan yang bekerja pada fluida menuju arah
kanan.

15
b). MEE2
2013

Momentum dalam arah x pada waktu t+dt menjadi nol


(v2x=0) sehingga ada penurunan momentum pada arah
x, sebaliknya ada peningkatan / kenaikan momentum
dalam arah y.
16
c). MEE2
2013

Gaya Reaksi

Karena ada putaran baling-baling maka air didorong ke


arah kiri, terjadilah suatu aliran massa serta perubahan
kecepatan aliran dalam stream tube. Oleh karena itu
fluida akan mendapat gaya resultan ke arah kiri.
Reaksi terhadap gaya resultan akan muncul ke arah
kanan dan akan mendorong kapal (melalui baling-
baling, kemudian mengalir ke poros).
17
Contoh Perhitungan 1: MEE2
2013

Elbow

18
1. Tentukan arah sumbunya dahulu MEE2
2013

2. Tentukan gaya yang bekerja dalam arah x, sehingga


perubahan momentumnya :
o o o
M  m v y 2  m v y1 ; v y1  0
o o o
M  m v y 2  m v
19
MEE2

Abaikan berat fluida dan gaya geser, sehingga gaya


2013

luar yang bekerja hanya gaya tekan ELBOW dalam


keadaan diam. Sehingga harus ada gaya luar yang
menahan ELBOW (Rx dan Ry).
o
 F  m .v
o
Fp  Fs  Fg  Fr  m .v ; Fs  0 ; Fg  0
o
Fp  Fr  m .v
Dalam arah sumbu x :
o o
 Fx   p1.A  R x   m .v x 2  m .v x1
20
p1  0 atm  ;
MEE2
2013
o
  R x   m .v x1
vx2  0 o
R x  m .v

Arah Rx berlawanan dengan arah sumbu x+.


Dalam arah sumbu y :

 
o o
 Fy   p 2 .A 2  R y  m .v y 2  m .v y1

P2  0  atm ; o
  Fy  R y  m .v y 2
v y1  0
21
MEE2

Arah Ry sama dengan arah sumbu y+.


2013

Sehingga Resultannya adalah :

FR  Rx  R y
2 2

2 2
 o   o 
FR   m.v    m .v 
   
o
FR  1.41m .v

22
Contoh Soal 2 :
MEE2
2013

Q = 3 m3/det
A1= 2 m2
A2= 1 m2
P1= 1.5 atm
P2= 1.3 atm 23
MEE2
2013

Q 3
v1    15
. m det
A1 2
Q 3
v2    3 m det
A2 1

p1 = 1.5  101.3 KPa = 1.5  101300 N/m2 = 151950 N/m2


p2 = 1.3  101.3 KPa = 1.3  101300 N/m2 = 131690 N/m2

24
Arah sumbu x : MEE2
2013

0
o
 Fx  p1.A1  R x  p 2 .A 2 . cos 60  m .v
  .v.A. v x 2  v x1 
 R x  p 2 .A 2 . cos 60 o  p1.A1   .Q. v x 2  v x1 

 151950.1. 1 2  131690.2  1000.3. v 2 . cos 60 o  v1 
 75795  263380  3000. 3. 1 2  1.5
 R x  187405N  arah kekiri 

25
Arah sumbu y : MEE2

 
2013

 Fy  p1.A1  R y  p 2 .A 2 . sin    .Q. v y 2  v y1


p1.A1  0 ; v y1  0
R y  p 2 .A 2 . sin    .Q. v 2 . sin  

 131690.1. sin 60 o  1000.3. 3. sin 60 o 
 93118  6.363
R y  99481N
Resultannya :
FR  R x2  R y2

FR  187405 2
  99481 2

FR  212058 N  212.058kN
26
MEE2
2013

APLIKASI MOMENTUM PADA BENDA YANG


TERKENA ALIRAN PADA KONDISI TERBUKA

1. Gaya yang timbul pada benda diam .


Apabila pada suatu aliran fluida arahnya berubah

akibat menumbuk sebuah benda diam, maka akan


ada gaya yang menahan benda tersebut agar tetap
diam (seimbang).

27
Contoh :
MEE2
2013

28
Sebuah pancaran air dengan kecepatan v1 = 2 m/det
MEE2
2013

memukul sebuah sudu diam yang bersudut punggung


90. Diameter pancaran 3 cm tekanan udara 1 atm.
Hitunglah gaya-gaya yang muncul pada sudu tersebut!
  0.03
2

Q  v A 2  0.0014 m3 det
4
Tentukan arah sumbu.
Arah x,
 Fx   p1.A1  R x   .Q. v 2 x  v1x  ; p1.A1  0 ; v 2 x  0
R x  1000  0.0014  2  2.8 N

29
Arah y, MEE2
2013

 
 Fy   p 2 .A 2  R y   .Q. v 2 y  v1y ; p 2 .A 2  0 ; v1y  0
 
R y  1000  0.0014 v 2 y
R y  1.4 2  2.8 N

Resultannya :
FR  Rx 2  R y 2

FR   2.8   2.8
2 2

FR  396
. N

30
MEE2
2013

2. Apabila aliran memancar pada permukaan datar maka

aliran akan berpencar menjadi dua (2) bagian atau


lebih, tergantung pada bentuk / geometri aliran
tersebut, sehingga perhitungan sebelumnya tidak
dapat digunakan dalam kasus ini.

Persamaan yang digunakan adalah :



Fx , y   Q v x , y  keluar

  Q v x, y  masuk

31
MEE2
2013

Q v = flux momentum atau dapat diinterpretasikan


sebagai pertukaran momentum rata-rata yang
dipindahkan.

Sehingga persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai


“gaya luar” yang bekerja pada fluida dalam satu arah
tertentu sama dengan perubahan flux momentum yang
terjadi dalam fluida dengan arah tertentu.

32
Contoh Soal :
MEE2
2013

Suatu pancaran air dengan


kecepatan v = 6 m/det dan
tebal pancaran (diameter) =
3 cm memukul pelat
seperti pada gambar di
samping.
a) Hitunglah kapasitas aliran yang mengalir ke arah
atas
dan bawah
b) berapa gaya yang diperlukan untuk menahan pelat 
Tentukan arah sumbu :
33
MEE2
2013

34
Gesekan dan berat fluida diabaikan, maka gaya MEE2
2013

yang bekerja :
dalam arah x :
o
 Fx  m .v x

Rx   .Q. v xkeluar  v xmasuk 
p1  p2  p3  1atm
 .Q.v xkeluar  0 ; krn pd arahsbxtdk ada fluida yg keluar
 .Q.v xmasuk     .Q.v1. sin  
6. . 0.003 2
Q1  A1.v1   0.0043m3 det
4
Rx  1000 x0.0043 x6 x sin 50o
Rx  65.1 N
35
Dalam arah sumbu y :
MEE2
2013

Karena gesekan diabaikan,maka tidak ada gaya reaksi


dalam arah y = 0, dan v2 = v3 = v1.
o
 Fy  m v y
0    Q   v ykeluar  v ymasuk 
0     Q  v y  keluar     Q  v y  masuk
Qmasuk  Q1
Qkeluar  Q2  Q3
Q1  Q2  Q3
Q3  Q1  Q2
36
 Q  v 
y masuk    Q1  v1  cos 50o
 Q  v 
MEE2

   Q2  v2    Q3  v3
2013

y keluar

0    Q2  v2    Q3  v3    Q1  v1  cos 50o
  kons tan ; v1  v2  v3
0  Q2  Q3  Q1  cos 50o
Q2   Q1  Q2   Q1  cos 50o  0
2Q2  Q1  1  cos 50o   0
Q2  1  Q1  1  cos 50o 
2
karena :Q3  Q1  Q2
sehingga: Q3  Q1  1  Q1  1  cos 50o 
2
Q1  0.0043m 3 det
37
Q2  1  0.0043  1  cos 50o 
2 MEE2
2013

Q2  0.0035m 3 det
Q3  0.0043  0.0035
Q3  0.0008m 3 det
3. Gaya-gaya yang timbul pada benda yang bergerak

38
MEE2
2013

Pada umumnya kasus ini digunakan dalam perhitungan


sudu jalan (mesin-mesin fluida  turbo machinery).
Untuk menghitung gaya-gaya yang timbul pada sudu
jalan dipakai prinsip “GERAK RELATIF” antara fluida
dan benda kerja.
Jika dimisalkan benda dalam keadaan diam maka akan
muncul ve = kecepatan efektif.

39
MEE2
2013

v e  v1  u
Qe  A1  v e
Qe  A1   v1  u
40
41
42
Contoh Perhitungan : MEE2
2013

Sudu Jalan Pada Turbin Pelton.

Kecepatan pancaran = V
Kecepatan sudu = u
 = sudut punggung sudu
43
Pancaran fluida = v MEE2

kecepatan sudu = u 2013

Kecepatan relatif ( vin ) = v - u


Gesekan dianggap = 0 , maka ( v - u )in = ( v - u )out .
Arah sumbu
o
x :
 Fx  m  vout  vin 
vin   v  u 

vout   v  u   cos  ; minus karena 180   o

o
 Fx  m    v  u   cos      v  u  
o
Rx  m  v  u   1  cos  
44
Segitiga kecepatan (vektoris) : MEE2
2013

  
v xout   v  u  cos   u

45
Daya (P) = gaya
o
 kecepatan MEE2
2013

Gaya (Fx) = m  v  u   1  cos  


Kecepatan sudu = u

o
 Daya  P  m  v  u   1  cos    u
Daya  P    v  A   v  u   1  cos    u

46
47
48
49
50
51
52
Contoh.
Suatu aliran air mengalir melalui sebuah conical nozzle denngan kapasitas (Q) =
500 lt/menit, memancar ke udara bebas dengan tekanan 1 atm.
Abaikan gesekan, hitung :
a. Kecepatan keluar (V2)
b.Tekanan air pada saat air melalui penampang A.A
c. Gaya aksial yang timbul pada flens akibat aliran air

p1
p2
V1
V2
 = d = 25 mm

 = d = 65 mm A

53
Contoh:
Sebuah pesawat terbang mempunyai 2 (dua) buah baling-
baling dengan diameter 3 m, kecepatan pesawat = 300 km/jam,
melalui udara yang mempunyai kerapatan () = 1,3 kg/m3.
Kapasitas udara yang melalui baling-baling Q = 800 m3/s
Hitung :
a) gaya dorong baling-baling
b) perbedaan tekanan disisi muka dan belakang baling-baling.

1 2

300 km/jam

54
MEE2
2013

APLIKASI MOMENTUM UNTUK JET PROPULSION

volume
kendali

v2 >> v1 ; v1 = kecepatan kapal terbang

55
MEE2
2013

Aksi dari gas yang keluar akan menimbulkan gaya dorong (thrust)

 Fx   udara  Qudara   v 2  v1    bb  Qbb  v 2

bb = bahan bakar.

56
MEE2
2013

APLIKASI MOMENTUM UNTUK ROCKET


PROPULSION

Beda dengan jet propulsion, pada rocket propulsion


udara dan bahan bakar dibawa oleh rocket, karena pada
ketinggian tertentu oksigen akan tidak ada.

57
MEE2
2013

58
MEE2
2013

 Fy    Q  v e

Ve = kecepatan efektif dari gas buang terhadap roket


 = density = kerapatan campuran bahan bakar dan udara
Q = kecepatan aliran (kapasitas / detik) per-satuan volume

59
APLIKASI MOMENTUM UNTUK BALING-BALING MEE2
2013

MESIN KERJA

Stream Tube

p1 = p4
V2 = V3
A2 = A3

Daya diberikan oleh baling-baling ke fluida


contoh: Fan, Propeller, baling-baling kapal,
kapal terbang 60
MESIN
KERJA

1
3 3

Distribusi Distribusi
tekanan kecepatan
61
b). MESIN TENAGA

V1 > V4

Daya diberikan oleh fluida ke baling-baling


contoh : kincir angin, turbin.

62
MESIN TENAGA
2 3
1 4

A4
V1 V4
p1 p4
p2
p∞ p p4 p∞
0

p
V V1 V2 3

V
o V3 V4
Component

Contoh :
pompa aksial

Mean radius :
Rt  Rh
r
2
Velocity Triangle
Blade velocity
Energi diberikan oleh
poros baling-baling
U1  U 2  U   r
 kipas fluida Assume constant area
Ca1  Ca 2  Ca
t = tip,

 
 h = hub
m   Ca Rt2  Rh2
U1 Ideal (Euler) head
E  U  C x 2  C x1  g
Maximum head
1  90o
C x1  0 and C1  Ca
C x 2  U  Ca cot  2
E  U U  Ca cot  2  g
MEE2

o 2013

F  m . v 4  v1    .v 2 .A 2 . v 4  v1  ...............1
 dalamvolumekendali2  2 v 2  v3
F  p 2 .A 2  p 3 .A 3  0 ............... 2 
F   p 3  p 2 .A ............... 3
 volumekendali1  2
v12  v 2 2 p1  p 2
 0  persamaanBernoulli ............... 4 
2 

66
MEE2
2013

 Persamaan 4:
v12  v 2 2 p 2
 0 ............... 6
2 
 Persamaan5:
v 2 2  v 4 2 p3
 0 ............... 7 
2 
 Persamaan 6Persamaan 7:
v12  v 2 2 v 2 2  v 4 2 p 3  p 2
  0 ............... 8
2 2 

67
 Persamaan1dan3:
 p 3  p 2   A 2    v 2  A 2   v 4  v1 
MEE2
2013

 p 3  p 2     v 2   v 4  v1  ............... 9 
 Persamaan8dan9:
v12  v 2 2 v 2 2  v 4 2
  v 2   v 4  v1   0
2 2
v12  v 2 2  v 2 2  v 4 2  2  v 2  v 4  2  v1  v 2  0
v12  v 4 2  2  v 2   v 4  v1   0
 v1  v 4    v1  v 4   2  v 2   v 4  v1 
v1  v 4  2  v 2

v2  1
2
  v1  v 4 

o o
m    v2  A2 F  m v
   v 2  A 2   v 4  v1 

68
Daya yang diperlukan untuk mengalirkan fluida MEE2

melalui baling-baling :
2013

o o ov 4 2  v12
Pfluida  12 . m .v 4 2  12 . m .v 2 2  m.
2

Daya yang dihasilkan karena adanya perpindahan fluida


(daya baling-baling) :
o
Pbaling baling  F.v1   .v 2 .A 2 . v 4  v1   m .v1. v 4  v1 

69
o 
2  m .v1 . v 4  v1   MEE2
2013

Pbaling
Efisiensi   o 
Pfluida
 2
m . v 4  v1 2

2.v1 . v 4  v1 

 v 4  v1  v 4  v1 
2.v1

 v 4  v1 
2.v1
Eff 
v 4  v1

V1 = kecepatan kapal terbang / pesawat terbang.


70
Hukum Pertama Termodinamika
Persamaan Energi

Penurunan Persamaan Energi

Hukum pertama Termodinamika untuk untuk sebuah sistem


dinyatakan dengan :

Laju netto Laju netto Laju pertambahan


pertambahan pertambahan terhadap waktu
perpindahan - energi menjadi = dari energi
energi dari kalor kerja yang tersimpan total
ke dalam sistem dipindahkan ke dari sistem
keluar sistem

71
Hukum Pertama Termodinamika:

Pernyataan paling umum dari hukum pertama


termodinamika ini berbunyi:
“Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika
sebanding dengan jumlah energi panas yang ditambahkan
ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan
oleh sistem terhadap lingkungannya.”

dQ – dW = ṁ [(dp/ρ)+(dv2/2)+(gdz)+(du)]

72
Q adalah kalor yang dipindahkan ke dalam sistem, W kerja
yang dipindahkan dari sistem, e adalah energi yang tersimpan
per satuan massa dari setiap partikel dalam sistem.
Jika dihubungkan dalam persamaan,

ŭ energy dalam per satuan massa, V2/2 energi kinetik per


satuan massa, gz energi potensial persatuan massa
Jika dirubah dalam bentuk Volume Kendali (teorema
Transport Reynolds)

Catatan: sesuatu dalam persatuan massa disebut “spesifik”….


73
cp = panas spesifik dalam tekanan tetap (J/kg K)
Penerapan Persamaan Energi

Pers. 5.69

Persamaan diatas adalah persamaan energi satu dimensi, dengan


menyertakan energi panas (enthalphi).
74
Contoh 7.1

Jawab

above

75
76
Persamaan energi untuk fluida
tak mampu mampat

Pada suatu industri, umumnya sistem pemipaannya terdiri dari pompa,


katub, bermacam2 sambungan, untuk hal tersebut diperlukan persamaan
energy untuk melakukan analisa unjuk kerjanya.
77
Persamaan energi untuk fluida
tak mampu mampat

HA dan HR menyatakan energi yang diberikan/ditambahkan ke


( added) dan dipindahkan/diambil (removed) dari volume kendali 1-
2, sedang hL adalah kerugian dalam volume kendali (losses). Ada 2
kerugian mayor dan minor.
Kerugian mayor : akibat adanya kekentalan fluida yang akan
menyebabkan hambatan antar lapisan yang dapat menaikan energi
dalam (ŭ) suhu naik atau terjadi perpindahan kalor.
hLmay = f (l/d) (V2/2g) (m)
f = factor gesek, aliran laminar f = 64/Re, turbulent  lihat
Moody diagram
Kerugian minor : akibat terjadinya aliran saat melewati saluran yang
berubah geometrinya  terjadi perubahan mmomentum 78
hLmin = K (V2/2g) (m) , K = konstanta (lihat di handbook)
Energi yang ditambahkan, diambil/dikurangkan dan yang
hilang dalam suatu sistem aliran fluida per unit berat (N)

Energi yang dimiliki aliran fluida per unit berat (N)

Persamaan energi dalam suatu sistem sesuai dengan hukum


kekekalan energi pada aliran fluida per unit berat (N)

79
hR

hA

Persamaan energi pada suatu aliran fluida per unit berat (N)

80
Contoh 7.2

Sebuah pompa mengalirkan minyak s.g. 0,86, dengan debit 0,014 m3/s,
Hitunglah energi yang disalurkan pompa (hA) per unit beratnya. Total
kerugian mayor dan minor (gesekan pada pipa, kerugian check valve,
elbow, penempatan alat ukur, pressuge gauge, dll), hL = 1,86 Nm/N. 81
jawab
Persamaan energi tanpa adanya energi yang dikurangkan/diambil
(hR = 0) sehingga.

Objektifnya, mencari hA, sehingga

ZB – ZA = 1.0 m
82
Sehingga energi yang ditambahkan pada aliran fluida per unit berat (N)

hA = 38,4 + 1,0 + 1,69 + 1,86 = 42,95 m atau 42,95 N.m/N


Pompa memerlukan energi 42,95 Nm untuk mengalirkan
minyak setiap Newton. 83
Daya (P) yang diberikan pompa ke sistem,

P = ɤ hA Q (Watt)
dari soal 7.2

= 5069 Watt

84

Anda mungkin juga menyukai