Anda di halaman 1dari 14

PENDAHULUAN

Suatu ilmu yang mempelajari sifat-sifat / karakteristik fluida di bawah pengaruh gaya
yang bekerja yang disebut: Mekanika Fluida.
Pengetahuan dasar mekanika fluida sangat berguna dan bermanfaat bagi para ilmuan
dalam mengaplikasikan ilmunya, hal ini disebabkan karena mekanika fluida baik secara
langsung ataupun tidak dalam memecahkan masalah mengenai mekanika fluida.

Aplikasi mekanika fluida antara lain:


- Transpor / pemindahan sedimen yang melibatkan medium air
- Penyebaran panas di daerah pesisir pantai , contohnya pembuatan inlet dan
output bagi PLTU, dimana beberapa karakteristik fliuda sangat berpengaruh,
sehingga penyebaran panasnya merata dan efisien.
- Pergerakan gelombang laut yang diakibatkan oleh gaya gesek angin.
- Aliran sungai
- Dasar pesawat terbang / Aerodinamik dasar

Beberapa sifat fluida


- Fluida adalah suatu zat / materi yang dapat berubah secara kontinu bila diberi
gaya geser beberapapun besarnya pada setiap besaran / magnitude pada fluida
tersebut.
- Fluida mudah berubah bentuk, sesuai dengan tempatnya, seperti fluida dalam
botol berbeda dengan fluida dalam bak.
- Gaya tarik antar molekul fluida lebih kecil daripada molekul padat, sehingga
molekul-molekulnya mudah bergerak dengan bebas.
- Zat cair dapat dengan mudah berubah bentuk tapi tidak mudah mengalami
pemanpatan, salah satu penyebabnya adalah jarak antar molekul yang bekerja
pada permukaan air berbeda. Gaya normal (Fn) menyebabkan pemanpatan tapi
tidak merubah molekul air. Sedangkan gaya shear (Fs) menyebabkan perubahan
bentuk pada molekul air.

1
Fn

Fs
Permukaan air

- Pada zat padat biasanya mengalami proses perubahan yang sangat kecil tapi
bukan perubahan yang kontinu.
- Partikel fluida adalah kumpulan dari sejumlah besar molekul – molekul fluida
tersebut yang memiliki sifat-sifat fluida yang sama atau merupakan satuan massa
yang terkecil dari fluida yang diasumsikan sebagai benda kecil sehingga semua
elemen dapat ditinjau memiliki kecepatan (V), percepatan (a) dan densitas yang
sama (  )
- Kecepatan fluida adalah: kecepatan partikel (elemen dasar / massa yang paling
kecil yang ditinjau dalam mekanika fluida). Kecepatan rata-rata dari molekul –
molekul fluida pada tiap partikelnya. Setiap molekul pada 1 partikel memiliki
kecepatan molekul masing-masing, sehingga kecepatan partikel  kecepatan rata-
rata molekul.
1 N

Vp  V 
N
M
n 1
i 

- Karakteristik (P, V, T) pada fluida diasumsikan berubah secara kontinu di dalam
suatu ruang fluida, dimana jika volume terus menerus diperkecil hingga ukuran
partikel maka karakteristik (P, T, V,  ) sudah tidak berubah lagi ( konstan).
m1 m m m
1  ,  2  V ,  3  V ,  4  V , dimana setiap densitas berbeda, dengan
2 3 4

V1 2 3 4

m
kata lain densitas pada kontrol volume itu berubah hingga konstan    s  V ,
s

maka Vs  V  0 (densitas tidak berubah lagi)

1. Konsep Dasar
Partikel fluida adalah kumpulan dari sejumlah besar molekul-molekul fluida tersebut
yang memiliki sifat-sifat fluida yang sama atau merupakan satuan massa yang terkecil
dari fluida yang diasumsikan sebagai benda kecil sehingga semua elemen dapat ditinjau
memiliki kecepatan, percepatan, densitas dan karakteristik fluida yang lain yang sama.
2
Partikel fluida dapat berubah bentuk dalam setiap pergerakanya yang dikarenakan
gerakan partikel lain. Ada gaya yang menyebabkanya, yaitu gaya tekanan dan gaya
geser (  ),

dV
 
dn

2. Persamaan Dasar
Gerakan fluida merupakan resultan gerak dari partikel-partikel fluida.
Pada koordinat Metoda Euler, x,y, z digunakan untuk megekspresikan V dan P sebagai
fungsi ruang dan waktu.

V = F(x, y, z, t)  Kecepatan partikel fluida


P = F(x, y, z, t)  Tekanan partikel fluida

P = Fn / A

Ada dua persamaan dasar, yaitu:


- Persamaaan gerak momentum = m.v
- Persamaan kekekalan massa (kontinuitas)
Persamaan keadaan; Persamaan yang menyatakan hubungan parameter fisis
fluida (berbagai parameter), misalnya  dengan T, pada gas ideal, sedangkan
persamaan keadaan di oseanografi adalah densitas salinitas dan temperatur
   (S , T , P)

Prinsip kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak
dapat dimusnakan, hanya perubahan bentuk.
Contoh: perubahan energi potensial (EP)  energi kinetik (EK)  Energi listrik

Persamaan keadaan dan persamaan kekekalan energi berlaku untuk fluida compresible,
maka terjadi perubahan-perubahan. Contohnya; udara, hal ini karena apabila udara
dipanaskan maka volumenya akan meningkat, sedangkan densitasnya akan menurun.
Kerena densitas merupakan fungsi dari temperatur, maka temperaturnya juga meningkat

3
sehingga terjadi pergerakan partikel (Ek) dari energi panas. Sedangkan air adalah
incompresibel.

Prinsip dari kekontinuitasan menyatakan kekekalan massa fluida, prinsip ini tidak
berlaku dalam mekanika Einstein (Relativitas), karena E = m c2 , dimana massa dapat
berubah menjadi energi, tapi prinsip ini berlaku untuk mekanika Newton.

Dalam fluida incompresible, tidak ada perubahan volume

 m   m 
 V  m   V
 vol  in  vol  out

Transport momentum per volume = 1 partikel


 m   m 
 V <  V , m < 0
 vol  in  vol  out

 m   m 

 vol
V
 in
= 
 vol
V
 out
, m = 0

 m   m 
 V >  V , m > 0
 vol  in  vol  out

Prinsip dari kontinuitas memberikan hubungan kecepatan, densitas (m / vol) dari ruang
(kontrovolium).
u v w u v w
Untuk incompresible:   0 , apabila  0, 0, maka 0
x y z x y z

Perubahan volume tidak selalu harus in = out, misalnya in >>>> maka out <<<<
Dari kemungkinan m > 0, m < 0, dan m = 0, kekekalan massanya terjadi pada;
m = in – out
m - in +out = 0

PERSAMAAN – PERSAMAAN GERAK

4
1. PERSAMAAN MOMENTUM
Untuk suatu fluida, hukum massa dikalikan percepatan sama dengan jumlah dari gaya-
gaya yang dinyatakan per satuan volume, dengan densitas menggantikan massa, maka
kita dapat tulis:
 du  p  xx  xy  xz
x:   f * w  f       ....................... (1.1)
 dt  x x y z

 d  p  xy  yy  yz
y:   fu       ...................... (1.2)
 dt  y x y z

 dw  p  xz  yz  zz
z:   f *u     g    ....................... (1.3)
 dt  x x y z

dimana f  2 sin  adalah parameter Coriolis, f *  2 cos  adalah kebalikan dari


parameter coriolis,  adalah densitas, p adalah tekanan, g adalah gravitasi dan 
menyatakan stress normal dan shear oleh gesekan.

Percepatan tidak diukur dengan laju perubahan dalam kecepatan pada lokasi tetap tetapi
oleh perubahan dalam kecepatan suatu partikel fluida sewaktu ia bergerak bersama
du dv dw
aliran, turunan waktu dalam komponen percepatan, dt
, dt
, dan dt
, terdiri dari

kedua laju perubahan waktu lokal dan disebut suku-suku advektif.

d    
 u v w .......................................................... (1.4)
dt t x y z

Karena sumbu x, y, dan z lurus dengan arah ke timur, ke utara dan ke atas,kerangka
referensi yang kita pilih membentuk sistem koordinat kurvilinier, maka persamaan
diatas (1.1 – 1.3) menjadi:

 du uv tan  uw  P
    f * w  fv     Fx ................................. (1.5)
 dt r r  x

 dv u 2 tan  uw  P
     fu     Fy ................................. (1.6)
 dt r r  y

5
 dw u 2  v 2  P
     f *u     g  Fz ................................. ( 1.7)
 dt r  z

dimana  adalah garis lintang dan r adalah jarak ke pusat bumi (planet atau bintang)

2. PERSAMAAN KEKEKALAN MASSA


Massa adalah kekal, ketidakseimbangan antara konvergensi dan divergensi dalam tiga
arah spasial harus diterjemahkan ke dalam suatu kompresi atau ekspansi lokal fluida.
   
 ( u )  (  )  ( w)  0 ................................................ (2.1)
t x y z

Persamaan ini sering disebut persamaan kontinuitas

3. PERSAMAAN ENERGI
Satu persamaan tambahan yang masih diperlukan untuk melengkapi deskripsi dari
sistem persamaan gerak adalah persamaan energi.
Hukum pertama thermodinamika menyatakan bahwa energi internal yang diterima oleh
suatu parsel materi sama dengan panas yang diterimanya dikurangi kerja mekanika
yang dilakukan, per satuan massa dan satuan waktu, kita tuliskan:
de dv
Q ............................................................................................. (3.1)
dt dt

dimana e = cv T adalah energi internal per satuan massa, Q adalah laju panas yang
diterima per satuan massa dan v = 1/ρ adalah volume spesifik. Dalam pernyataan untuk
e, cv adalah kapasitas panas dalam volume konstan dan T adalah temperatur absolut.
Oleh karena fluida geofisika biasanya tidak mengandung sumber-sumber panas internal,
panas yang didapat atau diterima oleh suatu parsel, adalah hasil dari difusi lateral.
Menggunakan Hukum Fourier, kita tuliskan ρQ = k  2T, dimana k adalah
konduktivitas thermal dari fluida. Persamaan (3.1) akan menjadi :

dT p.d
C v   k 2 T ...................................................................... (3.2)
dt  .dt

d
yang, dengan eliminasi dt
dengan persamaan kontinuitas (2.1), dapat juga dituliskan

sebagai :

6
dT  u v w 
Cv  p     k T
2
............................................. (3.3)
dt  x y z 

Ini adalah persamaan energi.

4. PERSAMAAN KEADAAN
Untuk setiap fluida, rapat massa adalah sebagai fungsi dari tekanan dan temperatur :
   ( p, T ) . Bentuk khusus dari persamaan keadaan ini secara gampang menyatakan
bagaimana rapat massa bertambah dibawah tekanan dan bervariasi dengan suhu. Untuk
selanjutnya kita perlu membedakan antara udara dan air.

Udara kering di atmosfer berkelakuan kurang lebih sebagai gas ideal, dengan demikian
kita menuliskan :
p
 ........................................................................................ (4.1)
RT

dimana R = Cp – Cv dan Cp adalah kapasitas panas pada tekanan tetap (Cp = 1005
m2/det2.K, Cv = 718 m2/det2.K dan R = 287 m2/det2.K pada suhu dan tekanan biasa. K
= derajat Kelvin)
Oleh karena air adalah hampir ”in compressible”, tidak dapat ditekan, maka densitasnya
dapat dipandang sebagai tidak bergantung pada tekanan. Pada segi lain, densitas air laut
dipengaruhi tidak hanya oleh temperatur (air yang lebih panas adalah lebih ringan),
tetapi juga oleh salinitas (air yang garamnya lebih banyak adalah lebih berat). Pada
pendekatan pertama, suatu persamaan keadaan linier dapat dituliskan :
   o 1   (T  T0 )   ( S  S 0 ) ............................................ (4.2)

dimana T adalah temperatur dan S adalah salinitas (dalam gram garam per kilogram air
laut, yaitu dalam bagian per mil, dinyatakan oleh ‰) . Tetapan-tetapan  , T0 dan S0
adalah nilai referensi dari masing-masing densitas, temperatur dan salinitas, sedangkan
α adalah koefisien dari ekspansi thermal dan β disebut dengan analogi, koefisien dari
kontraksi garam

Hal ini memperkenalkan variabel tambahan, yaitu salinitas. Suatu ”budget” (anggaran)
garam lokal menghasilkan persamaan berikut :

7
dS
 K s 2 S ....................................................................................... (4.3)
dt

yang menyatakan bahwa parsel-parsel air laut mengawetkan (conserve) kandungan


garamnya kecuali dalam hal difusi. Koefisien Ks adalah koefisien difusi garam.

Perangkat persamaan gerak kita sekarang adalah lengkap. Untuk udara (atau tiap gas
ideal) ada 6 variabel (u, v, w, p, ρ dan T) dimana kita mempunyai tiga persamaan
momentum, suatu persamaan kontinuitas, suatu persamaan energi dan suatu persamaan
keadaan . Untuk air laut, terdapat tujuh variabel (u, v, w, p, ρ, T dan S) dimana kita
mempunyai persamaan – persamaan momentum, kontinuitas dan persamaan-persamaan
energi, persamaan keadaan dan persamaan garam. Untuk zat cair yang lain atau apabila
variasi salinitas tidaklah penting, persamaan terakhir dapat diabaikan dan
ketergantungan salinitas dapat dikeluarkan dari persamaan keadaan.

5. PERSAMAAN EULER
Pendekatan utama adalah mengganggap bahwa fluida itu sempurna. Dalam kasus ini
gaya-gaya gesekan adalah nol dan gaya-gaya yang bekerja hanya terdiri dari gaya
gravitasi dan gaya tekanan. Dalam sistem tiga sumbu OX, OY, dan OZ, dimana OZ
dianggap vertikal, maka momentum sepanjang sumbu OX adalah sebagai berikut:

 u u u u  
  u v w     p  gz  ................................... (5.1)
 t x y z  x

8
Dua persamaan serupa dapat ditulis dalam arah Oy, dan OZ. Persamaan-persamaan ini
disebut persamaan-persamaan Euler.

6. APROKSIMASI BOUSSINESQ
Persamaan-persamaan yang didapatkan dalam pembahasan sebelumnya sudah memuat
sejumlah aproksimasi penyederhanaan (seperti pemakaian koordinat Cartesian lokal).
Namun, seperti ditampilkan persamaa-persamaan tersebut masih terlalu rumit untuk
menjelaskan dinamika fluida. Penyederhanaan selanjutnya bisa didapatkan oleh apa
yang disebut Aproksimasi Boussinesq tanpa kehilangan ketelitian yang berarti.

Dalam kebanyakan sistem geofisika, densitas fluida berubah-ubah, tetapi tidak besar,
disekitar nilai rata-rata. Misalnya, temperatur, dan salinitas rata-rata di laut adalah
T = 40C dan S = 34,7 0/00, sesuai dengan suatu densitas  = 1028 kg/m3 pada tekanan
pernukaan.

Aproksimasi Boussinesq, berakar dari asumsi bahwa densitas tidak menyimpang


banyak dari nilai rata-rata, membolehkan kita menggantikan densitas  yang tidak
eksak dengan nilai referensinya  0 dimana saja, kecuali di depan percepatan gravitasi
dan dalam persamaan energi, yang menjadi suatu persamaan yang mengendalikan
variasi densitas.

7. BILANGAN - BILANGAN ROSSBY DAN EKMAN


Suku-suku dari persamaan-persamaan momentum horizontal dalam bentuk akhirnya
adalh sebagai berikut:

u u u u 1 p  2u
u v w  fu    2 , ........................... (7.1)
t x y z  o x z

v v v v 1 p  2v
u v w  fu    2 , ........................... (7.2)
t x y z  o y x

U U2 2 WU P vU
, , , , U , , .......................... (7.3)
T L L H o L H2

9
Menurut definisi, dinamika fluida geofisika menangani gerakan-gerakan fluida dimana
rotasi adalah faktor penting. Pembagian oleh U , untuk mengukur pentingnya semua
suku-suku lain relatif terhadap suku Coriolis, menghasilkan urutan perbandingan-
perbandingan tidak berdimensi seperti berikut :

1 U  WL  P
,
v
, , , , , ,
T L L UH L  o LU H 2

Perbandingan pertama,
1
R0 T  ............................................................................ (7.4)
T

disebut Bilangan Rossby temporal. Bilangan tersebut membandingkan laju perubahan


waktu lokal dari kecepatan dengan gaya Coriolis pada orde satu atau kurang.

U
R0 T  ........................................................................... (7.5)
L

Sebagai aturan umum, karakteristik aliran-aliran geofisika bervariasi sangat besar


dengan nilai-nilai bilangan Rossby.
Bilangan terakhir, yang mengukur pentingnya gesekan relatif,
v
Ek  ........................................................................ (7.6)
H 2

disebut bilangan Ekman. Nilai eksperimennya adalah Ω = 4 s-1, H = 20 cm dan v


(air) = 10-4 m-4 /s, menghasilkan Ek = 6 x 10-6

Dalam dinamika fluida non rotasi biasa membandingkan gaya-gaya innersial dan
friksional dengan mendefinisikan bilangan Reynold, Re. Yang penting, gaya-gaya
inersial dan friksional tidaklah diperbandingkan satu sama lain, sebagai gantinya
masing-masing diperbandingkan dengan gaya Coriolis, meghasilkan masing-masing
bilangan-bilangan Rossby dan Ekman.

10
2
UL U H 2 L2 R  L
Re 
v

L
.
v
. 2  0 
H Ek  H 
........................ (7.7)

EFEK-EFEK ROTASI

1. ALIRAN GEOSTROFIK HOMOGIN


Marilah kita pandang fluida berotasi dengan membatasi perhatian kita pada situasi
dimana percepatan Coriolis jauh mendominasi berbagai suku-suku percepatan.
Selanjutnya kita memandang fluida-fluida homogin dan mengabaikan efek-efek
gesekan. Secara matematik, dapat dituliskan:

RoT << 1 , Ro << 1, Ek << 1 ………………………….. (1.1)

Bersama-sama dengan  = 0 (tidak ada variasi densitas). Persamaan-persamaan


berorde paling-rendah menggerakkan persamaan-persamaan gerak homogin, tanpa
11
gesekan, fluida berotasi cepat, yang disederhanakan sebagai berikut: (Persamaan
momentum arah x, y, z, dan persamaan kontinuitas)

1 P
 fv   ................................................................................. (1.2)
 0 x

1 P
 fu   ................................................................................. (1.3)
 0 y

1 P
0 ................................................................................ (1.4)
 0 z

u v w
  ............................................................................... (1.5)
x y z

dimana f adalah parameter Coriolis. Jika kita ambil derivasi vertikal dari persamaan
(1.2) menjadi:

v 1   P  1   P 
 f     0 .............................. (1.6)
z  0 z  x   0 x  z 

dimana sisi sebelah kanan menjadi nol oleh karena persamaan (1.4). Persamaan
momentum horizontal yang lain, (1.3), mengikuti hal yang sama, membawa kita untuk
menyimpulkan bahwa derivasi vertikal dari kecepatan horizontal harus identik dengan
nol :
u v
 0 ................................................................................ (1.7)
z z

Hasil ini dikenal dengan Teorema Taylor-Proudman. Secara fisis ini berarti bahwa
medan kecepatan horizontal tidak mempunyai gesekan (shear) vertikal dan bahwa
semua partikel pada vertikal yang sama bergerak bersama-sama. Kekakuan vertikal
seperti itu adalah suatu sifat fundamental dari fluida homogin yang berotasi.

Selanjutnya, marilah kita pecahkan persamaan-persamaan momentum dalam


komponen-komponen kecepatan

 1 P  1 P
u , v ............................................... (1.8)
 0 f y  0 f x

12
Akibatnya vektor kecepatan (u, v) adalah tegak lurus pada vektor (  P/  x ,  P/  y).

TURBULENSI

1. EFEK TURBULENSI
Ada beberapa efek yang terjadi akibat adanya tuebulensi, yaitu:
- Mengenakan gaya – gaya pada gedung, jembatan, menara, pesawat terbang, dan
struktur lainnya
- Mencampur udara dengan sifat-sifat yang berbeda dan menciptakan fluks dari
besaran-besaran fisis yang penting
- Menciptakan variasi spasial & temporal dari indeks refraksi dan mengarah ke
hamburan (scattering) radiasi elektromagnetik dan akustik

2. SIFAT - SIFAT TURBULENSI


Yang termasuk sifat-sifat turbulensi adalah:
- Kecepatan fluida chaotic (kacau) dan agaknya fungsi sembarang (random) dalam
ruang dan waktu
- Aliranya adalah rotasional secara kuat dan tiga dimensi, dengan gradien terjadi di
semua arah dan sembarang

13
- Nonliniearitas adalah sesensial pada turbulensi dan bertanggung jawab untuk
mendistribusikan energi secara halus dengan panjang gelombang
- Gradien diciptakan dalam aliran turbulen dengan meregang ”vortices” suatu
proses yang menggerakkan energi kinetik ke panjang gelombang yang lebih kecil
- Aliran turbulen adalah difusi dan kadang-kadang terjadi sebentar-sebentar.

3. KARAKTERISTIK ALIRAN TURBULEN


- Ketidakteraturan (sembarang)
- Difusifitas
- Bilangan Reynolds besar
- Fluktuasi vortisitas tiga dimensi
- Disipasi (penghamburan)
- Kontinu
- Turbulent flows are flows ( Aliran turbulen adalah aliran)

14

Anda mungkin juga menyukai