Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

VISKOSITAS

DISUSUN OLEH:
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehinggah
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Semoga penulisan makalah ini dapat memenuhi
syarat untuk tugas Kimia Fisik 2 yang diberikan oleh Dosen.

Makalah ini disusun dengan tujuan agar pembaca dapat memperluas ilmu
pengetahuan khususnya pada materi Viskositas. Makalah ini memuat tentang Viskositas
makalah ini menjelaskan tentang apa itu viskositas yang digunakan dalam kimia, khususnya
Kimia Fisik.

Saya menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, itu semua tidak luput dari identitas kita sebagai manusia biasa yang tidak luput
dari suatu kesalahan dan kekeliruan, sehingga kritikan dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca merupakan sesuatu yang berharga demi perbaikan kedepannya semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua. Akhirnya saya mengucapkan Terima Kasih.

Tomohon, 8 Maret 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Viskositas merupakan karakteristik dari suatu zat cair yang disebabkan karena adanya
gesekan antara molekul-molekul zat cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut. Gesekan-
gesekan inilah yang menghambat aliran zat cair.

Viskositas larutan polimer adalah . Jenis-jenis viskositas diantaranya viskositas relative,


viskositas spesifik, viskositas intrinsik, dan viskositas inheren. Viskositas yang paling
bermanfaat dan mudah dipakai karena bisa dengan berat molekul pada persamaan Mark-
Houwink adalah viskositas intrinsik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas suatu zat cair antara lain suhu, tekanan,
konsentrasi larutan, dan berat molekul terlarut. Selain faktor-faktor tersebut peneliti meneliti
pengaruh perbedaan pelarut pada selulosa untuk menentukan viskositas intrinsik dan nilai
konstanta viskometrinya berbasis studi literatur.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian viskositas


2. Bagaimana konsep viskositas
3. Viskositas gas sempurna
4. Pengukuran viskositas gas
5. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu viskositas


2. Untuk mengetahui bagaimana rumus dari viskositas
3. Mengetahui konsep viskositas
4. Mengetahui cara mengukur viskositas.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Devinisi Viskositas

Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan
maupun tegangan. Pada masalah sehari-hari (dan hanya untuk fluida), viskositas adalah
ketebalan atau pergeseran internal. Oleh karena itu, air yang tipis, memiliki viskositas
lebih rendah, sedangkan madu yang tebal, memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Sederhananya, semakin rendah viskositas suatu fluida, semakin besar juga pergerakan dari
fluida tersebut.

Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas. Sehingga
cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas. Viskositas gas
bertambah dengan naiknya temperature. Koefisien gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak
tergantung tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tegangan.

Viskositas menjelaskan ketahanan internal fluida untuk mengalir dan mungkin dapat
dipikirkan sebagai pengukuran dari pergeseran fluida. Sebagai contoh, viskositas yang tinggi
dari magma akan menciptakan statovolcano yang tinggi dan curam, karena tidak dapat
mengalir terlalu jauh sebelum mendingin, sedangkan viskositas yang lebih rendah dari lava
akan menciptakan volcano yang rendah dan lebar. Seluruh fluida (kecuali superfluida)
memiliki ketahanan dari tekanan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak
memiliki ketahana tekanan dan tegangan disebut fluida ideal.

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan untuk mengalir dari suatu sistem yang
mendapatkan suatu tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan
untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Hubungan antara bentuk dan viskositas
merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel. Bila viskositas gas meningkat dengan
naiknya temperature, maka viskositas cairan justru akan menurun jika temperature dinaikan.

2.2. Konsep Viskositas

Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan
yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara
molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu
fluida saling gesek-menggesek ketika fluida-fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas
disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis).
Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.

Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida
yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu, dan
lain-lain. Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas lantai
yang permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir dari pada minyak goreng,
madu atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semaking tinggi
suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan
di dapur, minyak goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika dipanaskan.
Sebaliknya, semakin tinggi suhu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida riil (riil = nyata).
Fluida riil adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti air sirup, oli,
asap knalpot, dan lainnya. Fluida riil berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya
tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk
membantu kita dalam menganalisis aliran fluida.

Satuan sistem internasional (SI) untuk koefisien viskositas adalah Ns/m 2 = Pa.S (pascal
sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk SI koefisien viskositas adalah dyn.s/cm 2
= poise (p). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1 cp = 1/1000 p . satuan
poise digunakan untuk mengenang seorang ilmuwan Prancis, Almarhum Jean Louise Marie
Poiseuille.

1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2

2.3. Viskositas Gas Sempurna

Kita mengetahui bahwa viskositas berhubungan dengan fluks momentum. Molekul yang
berjalan dari kanan dalam Gambar di bawah.

(dari lapisan cepat ke lapisan lebih lambat) mentrasportasikan momentum mvx () ke lapisan
yang baru pada z = 0, dan molekul yang berjalan dari kiri mentransportasikan mv x (-) ke
lapisan baru itu. Jika kita mengasumsikan bahwa rapatannya seragam (suatu pendekatan),
maka jumlah benturan per satuan luas per satuan waktu pada jendela bayang adalah
1
c . Molekul dari kanan, secara rata-rata membawa momentum:
4

mvx() = mvx(0) + m ( dvdz )


x
0

molekul dari kiri, membawa momentum:


mvx(-) = mvx(0) - m ( dvdz )
x
0

jadi, fluks neto momentum-x dalam arah z adalah:

Kita melihat bahwa fluks itu sebanding dengan gradien velositas, seperti yang ingin kita
buktikan. Jika kita membandingkan ungkapan itu dengan persamaan 17 (dari materi
2
sebelum), dan mengalikannya secara biasan dengan 3 , maka kita dapat menunjukkan

viskositas dengan:

1 1
= m = mA[A]
3 3

Seperti juga konduktivitas termal, viskositas tidak bergantung pada tekanan. Jadi 1/p dan
[A] p, menunjukan bahwa tidak berhantung pada p. Alasan fisiknya sama, yaitu:
lebih banyak molekul yang mentrasportasikan momentum, tetapi pengangkutan itu tidak
begitu jauh karena lebih pendeknya jalan bebas rata-rata. Karena T1/2, maka viskositas
sebanding dengan T1/2. Jadi, viskositas gas bertambah dengan naiknnya temperatur: molekul
berjalan lebih cepat, dan fluks momentum lebih besar.

2.4. Pengukuran Viskositas Gas

Tepat dua teknik utama untuk mengukur viskositas gas. Teknik pertama bergantung pada
laju peredaman osilasi puntir dari piringan yang tergantung dalam gas, yaitu konstanta waktu
untuk pengukuran gerakan harmonis, yang bergantung pada viskositas dan rancangan
peralatannya. Teknik kedua didasarkan pada rumus Poiseuille untuk laju aliran fluida melalui
pipa dengan radius r.
2 2 4
dV ( p 1 p2 ) r
=
dt 16 l p 0

Dengan V merupakan volume aliran, p1 dn p2 tekanan pada setiap ujung pipa sepanjang l, dan
p0 adalah tekanan pada saat pengukuran volume.
Pengukuran ini menegaskan bahwa viskositas gas tidak bergantung pada tekanan,
pada jarak yang lebar.

2.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Viskositas


Gaya intermolekuler
Viskositas juga dihubungkan dengan adanya gaya intermolekuler pada cairan. Jika
gaya intermolekuler kuat, viskositas akan tinggi. Sebagai contoh, air mempunyai viskositas
yang lebih tinggi daripada metanol karena gaya intermolekuler air lebih besar daripada
metanol.

Temperatur
Kenaikan temperature menyebabkan penurunan viskositas. Hal ini menyebabkan
kenaikan energi kinetik rata-rata. Maka dari itu gaya intermolekuler dapat ditahan.
Ikatan Hidrogen
Cairan dengan ikatan hidrogen yang kuat mempunyai viskositas lebih tinggi karena
peningkatan ukuran dan massa molekul. Sebagai contoh, gliserol dan asam sulfat mempunyai
viskositas yang lebih tinggi daripada air karena adanya ikatan hidrogen yang lebih kuat.

Kehadiran Zat Lain


Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya bahan tambahan seperti
bahan suspensi menaikkan viskositas air. Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan
air akan menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak akan semakin
encer, waktu alirnya semakin cepat.

Ukuran dan Berat Molekul


Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju aliran alkohol cepat,
larutan minyak laju aliranya lambat dan kekentalanya tinggi serta laju aliran lambat sehingga
viskositas juga tinggi.

Konsentrasi Larutan
Viskositas berbandig lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak
partikel yang terlarut, gesekan antar partikel semaking tinggi dan viskositasnya semakin
tinggi pula.

CONTOH SOAL!!!
BAB III

KESIMPULAN

1. Viskositas adalah ukuran hambatan aliran yang ditimbulkan fluida bila fluida tersebut
mengalami pergeseran. Biasannya diterima sebagai kekentalan, atau penolakan
terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida kepada
aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida.
2. Konsep viskositas adalah fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda
memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya
merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi
molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida
tersebut mengalir. Pada zat cair viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi
(gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas
disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas ada banyak yaitu suhu, tekanan,
konsentrasi larutan, berat molekul, dan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

P.W. Atkins. Kimia Fisika Jilid 2. University Lecturer and Fellow of Lincoln College,
Oxford. Jakarta: Erlangga.

https://hedihastriawan.wordpress.com/kimia-fisika/viskositas/ (diakses 8 Maret 2017)

http://cucucumbe.blogspot.co.id/2013/12/makalah-fisika-tentang-viskositas.html
(diakses 8 Maret 2017)

https://mayadwi83.wordpress.com/2013/10/31/makalah-viskositas/ (diakses 8 Maret


2017)

http://www.ilmukimia.org/2013/02/teori-viskositas-cairan.html (diakses 8 Maret 17)


https://www.slideshare.net/merygita/kimia-fisika-ii-viskositas (diakses 8 Maret 17)

https://untukku-saja.blogspot.co.id/2015/05/pembahasan-soal-tegangan-permukaan-
dan.html (diakses 8 Maret 17)

Anda mungkin juga menyukai