Anda di halaman 1dari 16

VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam setiap fluida, baik gas maupun cairan, masing-masing memiliki suatu sifat yang
dikenal dengan viskositas. Viskositas adalah gesekan antara lapisan zat cair atau gas yang
mengalir. Viskositas sendiri banyak digunakan dalam dunia industri untuk mengetahui
koefisien kekentalan zat cair. Dari perhitungan itu dapat dihitung berapa seharusnya
kekentalan yang dapat digunakan dalam mengomposisikan zat fluida itu dalam sebuah
larutan. Salah satu penerapannya yaitu pada industri oli. Oli memiliki kekentalan yang lebih
besar daripada zat cair lainnya. Dengan mengetahui komposisi dari oli tersebut, penerapan
viskositas sangat berpengaruh dalam menjaga kekentalan oli agar tetap terjaga selama proses
produksi.
Viskositas dibagi menjadi viskositas dinamis dan viskositas kinematis. Viskositas
dinamis adalah viskositas yang ditimbulkan oleh dua lapisan zat cair yang saling bergeseran
sehingga besarnya gaya gesekan zat cair dinyatakan dengan banyaknya 1 gram zat cair yang
mengalir sejauh 1 cm dt-1. Viskositas kinematis adalah viskositas yang ditimbulkan oleh dua
lapisan zat cair yang saling bergeseran sehingga besarnya gaya gesekan zat cair dinyatakan
dengan banyaknya zat cair yang mengalir per satuan luas tiap detik. Salah satu cara untuk
menentukan nilai viskositas adalah Metode Ostwald, dimana prinsip kerjanya berdasarkan
perbedaan suhu, jenis larutan, dan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan untuk dapat
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.
Pada praktikum ini bertujuan untuk menentukan viskositas dinamis dengan
menggunakan metode Ostwald dari Poiseulle. Percobaan tentang viskositas perlu dilakukan
agar mahasiswa mampu memahami viskositas dan pengaruhnya serta dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

1.2. Tujuan Praktikum


1. Menentukan viskositas dinamis pada yoghurt, larutan isotonik, sunlight, dan susu milo
2. Membuat grafik antara %V vs ηx dan Tx vs ηx.
3. Menentukan hubungan antara viskositas dengan %volume dan suhu suatu zat.

1.3. Manfaat Praktikum


1. Mahasiswa mampu menentukan viskositas dinamis larutan isotonik, yoghurt dan susu milo
2. Mahasiswa mampu membuat grafik antara %V vs ηx, dan Tx vs ηx.
3. Mahasiswa mampu menentukan hubungan antara viskositas dengan %volume dan suhu
suatu zat.
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian
Viskositas adalah suatu gesekan antara lapisan zat cair atau gas yang mengalir. Tiap
molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan setimbang. Maka sebelum lapisan molekul
dapat melewati lapisan molekul lainnya diperlukan suatu energi tertentu sehingga suatu
lapisan zat cair dapat meluncur diatas lapisan lainnya. Karena adanya gaya gesekan antara
lapisan zat cair, maka suatu zat akan bersifat menahan aliran. Besar kecilnya gaya gesekan

tersebut tergantung dari sifat zat cair yang dikenal dengan nama viskositas. Dirumuskan;
G

A.dv
dy

Dengan: η = viskositas
G = gaya gesek
A = luas permukaan zat cair
dv = perbedaan kecepatan antara dua lapisan zat cair yang berjarak dy
Jadi viskositas dapat didefinisikan sebagai gaya tiap satuan luas (dyne/cm2) yang
diperlukan untuk mendapatkan beda kecepatan sebesar 1 cm/dt antara dua lapisan zat cair
yang sejajar dan berjarak 1 cm.
Dalam satuan cgs, viskositas sebesar 1 dyne dt cm-2 disebut 1 poise. Untuk kekentalan
yang kecil dapat digunakan centipoise (10-2 poise).

2.2. Macam-Macam Viskositas


Ada dua macam viskositas, antara lain :
1. Viskositas Dinamis
Adalah viskositas yang ditimbulkan oleh dua lapisan zat cair yan gsaling
bergeseran sehingga besarnya gaya gesekan zat cair dinyatakan dengan banyaknya 1
gram zat cair yang mengalir sejauh 1 cm dt-1, satuannya dalam satuan SI adalah
dyn.s/cm2 atau poise.
2. Viskositas Kinematis
Adalah viskositas yang ditimbulkan oleh dua lapisan zat cair saling bergesekan
sehingga besarnya gaya gesekan zat cair dinyatakan dengan banyaknya zat cair yang
mengalir per satuan luas tiap detik, satuannya adalah cm2dt-1 atau stokes.
Satu stokes didefinisikan sebagai gaya sebesar 1 dyne yang diperlukan untuk
mendapatkan sejumlah zat cair yang mengalir dalam penampang seluas 1 cm2 dalam
satu detik.
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA

Hubungan antara angka kental dinamis (ηd) dengan angka kental kinematis (ηk)
berdasarkan satuannya adalah:
ηd = gr cm-1 det-1
ηk = cm2/dt
jadi ηd/ ηk = gr/cm3 = ρ (densitas)

2.3. Viskositas Suatu Larutan


Dalam suatu larutan, η0 merupakan viskositas dari pelarut murni dan η merupakan
viskositas dari larutan yang menggunakan pelarut tersebut. Ada beberapa cara untuk
menghitung pengaruh penambahan zat terlarut terhadap viskositas larutan. Perhitungan
viskositas suatu larutan sering dihubungkan dengan penentuan berat molekul suatu polimer
yang terdapat dalam suatu pelarut. Beberapa perhitungan viskositas suatu larutan yang paling
umum yaitu:
1. Viskositas Relatif
Adalah rasio antara viskositas larutan dengan viskositas dari pelarut yang digunakan.
Dinyatakan dengan rumus:
𝜂
𝜂𝑟 =
𝜂0
2. Viskositas Spesifik
Adalah rasio antara perubahan viskositas yang terjadi setelah penambahan zat terlarut
dengan viskositas pelarut murni. Dinyatakan dengan rumus:
𝜂 − 𝜂0
𝜂𝑠𝑝 = = 𝜂𝑟 − 1
𝜂0
3. Viskositas Inheren
Adalah rasio antara logaritma natural dari viskositas relatif dengan konsentrasi dari zat
terlarut (biasanya berupa polimer). Viskositas inheren dinyatakan dengan rumus:
ln 𝜂𝑟
𝜂𝑖 =
𝑐
4. Viskositas Intrinsik
Adalah rasio antara viskositas spesifik dengan konsentrasi zat terlarut yang diekstrapolasi
sampai konsentrasi mendekati nol (saat pengenceran tak terhingga). Viskositas intrinsik
menunjukkan kemampuan suatu polimer dalam larutan untuk menambah viskositas
larutan tersebut. Nilai viskositas dari suatu senyawa makromolekul di dalam larutan adalah
salah satu cara yang paling banyak digunakan dalam karakterisasi senyawa tersebut.Secara
umum, viskositas intrinsik dari makromolekul linear berkaitan dengan berat molekul atau
derajat polimerisasinya. Viskositas intrinsik dinyatakan dengan rumus:
𝜂𝑠𝑝
[𝜂] = lim
𝑐→0 𝑐
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA

2.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Viskositas:


1. Densitas
Pengaruh densitas terhadap viskositas dapat dilihat dari rumus:
 .t .
  X X

X
 .t
a a
a

2. Suhu
Untuk gas, semakin besar suhu maka tekanan semakin besar. Akibatnya jarak antar
molekul makin kecil dan gesekan antar molekul bertambah sehingga viskositas makin
besar. Pada cairan, viskositas meningkat dengan naiknya tekanan dan menurun bila suhu
meningkat.
3. Tekanan
Dari percobaan rontgen dan dilanjutkan oleh loney dan Dr.Ichman memperlihatkan
bahwa untuk semua cairan, viskositas akan bertambah bila tekanan naik.
Rumus: ηp = ηl + (1+αP)
dengan ηp =viskositas pada tekanan total P (kg/cm2)
ηl = viskositas pada tekanan total i (kg/cm2)
α = konstanta
4. Gaya gesek
Semakin besar gaya gesek antar lapisan maka viskositasnya semakin besar. Kontak
mekanik pada benda yang mendapat pembebanan/gaya dorong akan menimbulkan
gesekan. Gaya gesekan yang bekerja pada dua permukaan benda yang bersentuhan atau
bersinggungan, gaya geseknya bekerja berlawanan arah terhadap kecepatan benda. Gaya
gesek dipengaruhi oleh kondisi pelumasan pada benda kerja yang bersinggungan satu
dengan benda lainnya. Menurut Hsu, T.C., Li, Y.M. (1997), pada permukaan benda yang
kering/tanpa pelumas, besar gaya gesekan sebanding dengan Gaya Normal . Fluida
adalah suatu zat yang mempunyai kemampuan berubah secara kontinyu karena
mengalami geseran atau mempunyai reaksi terhadap tegangan geser sekecil apapun.
Kekentalan atau viskositas pelumas mempengaruhi koefisien gesek permukaan kontak,
sehingga mempengaruhi regim pelumasan (Darmanto, 2011). semakin kental
viskositasnya sudut gesek dan koefisien geseknya semakin besar. Bila sebuah benda
digerakkan pada permukaan zat padat yang kasar maka akan mengalami gaya gesekan.
Analog dengan hal itu, maka sebuah benda yang bergerak dalam zat cair yang kental
akan mengalami gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan zat cair tersebut. Dalam
hal ini gaya gesekan pada benda yang bergerak dalam zat cair kental dapat kita ketahui
melalui besar kecepatan benda. (Fitrianto, M. Bahar dkk, 2015 )
Menurut hukum Stokes, gaya gesekan yang dialami oleh sebuah bola pejal yang bergerak
dalam zat cair yang kental adalah :
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA

Fs = 6 π η r v
dengan :
Fs : gaya gesekan zat cair (kg.m.s-2),
h : koefisien kekentalan zat cair (N.m-2.s )
r : jari-jari bola pejal (m)
v : kecepatan benda dalam zat cair (ms-1) (Sudarmanto, Agus 2014)

2.5. Cara-Cara PenentuanViskositas


1. Cara Ostwald
Dasarnya adalah hukum Poiseuille II yang menyatakan bahwa volumen cairan
yang mengalir dalam waktu t keluar dari pipa dengan radius R,
panjang L dan beda tekanan P dirumuskan sebagai:
R4Pt
V
8L
Viskosimeter Ostwald terdiri dari dua labu pengukur dengan
tanda s1 dan s2, pipa kapiler dan labu contoh. Dengan alat ini
viskositas tidak diukur secara langsung tapi menggunakan
cairan pembanding misalnya aquadest atau cairan lain yang
Gambar 2.1: telah diketahui viskositas dan densitasnya. Cairan dihisap
Viskosimeter Ostwald
melalui labu pengukur dari viskosimeter sampai permukaan
cairan lebih tinggi daripada batas ”s1”.Cairan kemudian dibiarkan turun. Ketika
permukaan cairan turun melewati batas ”s2”, stopwatch dinyalakan dan ketika cairan
melewati batas ”s2”, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang diperlukan untuk melewati
jarak antyara ”s1” dan ”s2” dapat ditentukan. Perlakuan yang sama juga dilakukan
terhadap zat x yang akan dicari harga viskositasnya.
2. Cara Hoppler
Dasarnya adalah hukum stokes yang menyatakan bahwa jika zat cair yang kental
mengalir melalui bola yang diam dalam aliran laminer atau jika bola bergerak dalam zat
cair yang kental yang berda dalam keadaan diam, maka akan terdapat gaya penghalang
(gaya stokes) sebesar:
f = 6ηπrv
dengan : f = frictional resistance
η = viskositas
r = jari-jari bola
v = kecepatan yaitu jarak yang ditempuh per satuan waktu
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA

2.6. Kegunaan Viskositas


Pada umumnya viskositas sering digunakan untuk menentukan jenis pompa.

2.7 Aplikasi Viskositas dalam Industri


1. Minyak goreng kelapa sawit biasanya diproduksi dengan berbagai metode pemurnian
sehingga hasil akhirnya akan memiliki nilai mutu yang berbeda. Selain itu, industri
rumah tangga tersebut dalam pengolahan bahan makanannya adakalanya menggunakan/
memanaskan bahan makanan tersebut dalam waktu yang cukup lama menggunakan
minyak goreng. Ketika minyak goreng tersebut telah dipakai secara berulang dan
mengalami pemanasan berkali-kali maka salah satu properti yang akan berubah adalah
viskositas. Hal ini terlihat secara fisis bahwa kekentalan produk minyak goreng tersebut
menjadi bertambah. Untuk bahan makanan yang digoreng menggunakan minyak kelapa
sawit maka nilai viskositas dari minyak kelapa sawit yang kecil akan menjadi lebih baik
karena artinya minyak tersebut tidak akan menempel diatas permukaan bahan makanan
yang akan digoreng. Namun dengan mengecilnya nilai viskositas, maka biasanya nilai
titik didih dari fluida tersebut semakin rendah sehingga kerugian yang akan terjadi adalah
minyak goreng tersebut akan menjadi lebih cepat habis. Terdapat nilai optimum dari nilai
koefisien viskositas minyak goreng khususnya yang terbuat dari minyak kelapa sawit.
Dengan demikian penelitian terhadap nilai properti viskositas dari minyak goreng kelapa
sawit setelah pemanasan dan pemakaian berulang menjadi penting untuk diamati.
Metode pipa kapilari banyak digunakan untuk mengukur viskositas suatu fluida.
Terutama pengukuran pada tekanan dan suhu yang tinggi (Yusibani et al., 2011). Metode
kawat bergetar menjadi alternatif lain untuk mengukur viskositas suatu sampel yang
jumlahnya relatif sedikit, namun metode ini terkendala dengan penggunaan instrumen
yang sensitif dan relatif mahal (Yusibani et al., 2013). Pada penelitian ini dipelajari nilai
koefisien viskositas dari beberapa produk minyak goreng kelapa sawit dan curah ketika
mendapat perlakuan panas dan saat digunakan secara berulang. (Yusibani, Elin dkk
2017)
2. Kontak mekanik adalah hal yang tidak nisa dihindari pada pemesinan, meminimalkan
keausan akibat kontak adalah dengan cara memberikan pelumas pada system tersebut.
Sifat sifat pelumas dipengaruhi oleh properties sebagai berikut: specific gravity, titik
nyala (flash point), viskositas, total base number, viskositas indeks, kandungan aditif,
titik tuang (pour point) dan sidik jari pelumas. Dari data hasil pengukuran sifat sifat
diatas, unjuk kerja dari pelumas pada mesin dapat diperbaiki. Dengan mengetahui
properties minyak pelumas maka kita akan tahu baik tidaknya atau tepat tidaknya
penggunaan pelumas (Arisandi, dkk, 2012).
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Bahan dan Alat yang digunakan


3.1.1. Bahan yang digunakan
1. Larutan isotonic 50 mL
2. Susu milo 30 mL
3. Yoghurt 40 mL
4. Aquadest 780 mL
3.1.2. Alat yang digunakan
1. Viskosimeter Ostwald
2. Beaker glass
3. Picnometer
4. Corong
5. Stopwatch
6. Neraca analitik
7. Gelas ukur
8. Erlenmeyer

3.2.GambarAlat Utama

Data yang diperlukan


1. Massa jenis larutan
2. Waktu alir

3.3. Cara Kerja


1. Tentukan densitas pada yoghurt, larutan isotonik, dan susu milo dengan menggunakan
picnometer.
2. Tentukan batas atas ”s1” dan batas bawah ”s2” pada viskosimeter ostwald.
3. Isi viskosimeter ostwald dengan menggunakan 15 ml cairan pembanding (aquadest).
4. Hisap air (melalui selang karet) sampai permukaan cairan lebih tinggi dari batas atas ”s1”
yang telah ditentukan. Kemudian biarkan cairan mengalir secara bebas.
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA

5. Hidupkan stopwatch pada saat cairan tepat berada di garis batas atas ”s1” dan matikan
stopwatch saat cairan tepat berada pada garis batas bawah ”s2”.
6. Catat waktu yang diperlukan oleh cairan untuk mengalir dari batas atas ”s1” ke batas
bawah ”s2”.
7. Ulangi langkah 1 s/d 6 untuk larutan isotonik, yoghurt, daan susu milo yang akan dicari
viskositasnya.
.t .
 X
X
8. Tentukan harga viskositas dengan rumus X
.t
a a
a
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA

DAFTAR PUSTAKA

Badger, W.Z. and Bachero, J.F., Introduction to chemical Engineering,International student


edition, McGraw Hill Book Co.,Kogakusha,Tokyo.
Chandler, David. 2012. Density vs Concentration.http://www.ehow.com/facts_5779387_
density-vs_-concentration.html. Diaksestanggal 8 April 2015
Daniels, F.,1961, experimental physical Chemistry,6th ed., McGraw Hill book., Kogakusha,
Tokyo.
Indian Academy of Sciences. Chapter 6: Viscosity. www.ias.ac.in/initiat/sci_ed/resources/
chemistry/Viscosity
J.P. Prismas, Antonius, dkk. 2012. PengaruhKonsentrasidanViskositasLarutanPolistiren
TerhadapMorfologiPermukaandanKetebalanLapisanZnPcpadaPermukaan QCM.
http://physics.studentjournal.ub.ac.id/index.php/psj/article/download/142/77. Diakses
tanggal 8 April 2015
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tegangan muka merupakan gaya atau tarikan yang arahnya ke dalam cairan yang
menyebabkan permukaan zat cair tersebut berkontraksi. Tegangan permukaan suatu zat cair
terjadi karena adanya resultan gaya tarik-menarik molekul yang berada di permukaan zat cair
tersebut. Gaya tarik-menarik antar molekul dalam cairan bernilai sama ke segala arah, akan
tetapi molekul-molekul pada permukaan cairan akan lebih tertarik ke dalam cairan. Hal inilah
yang menyebabkan cairan akan cenderung mempunyai luas yang sekecil-kecilnya bila
keadaan memungkinkan, sehingga tetesan zat cair akan cenderung berbentuk bulat.
Dalam menentukan nilai tegangan muka suatu zat dapat menggunakan metode kenaikan
pipa kapiler dan metode tetes. Penentuan tegangan muka dengan metode pipa kapileryaitu
berdasarkan pada tinggi kenaikan cairan dalam pipa kapiler tersebut. Sedangkan penentuan
tegangan muka dengan metode tetes yaitu berdasarkan pada jumlah tetesan dan volume
tetesan yang didapat.
Fenomena tegangan muka dapat diaplikasikan dalam berbagai industri, seperti dalam
industri barang-barang ekstrak plastik untuk melepaskan hasil cetakan dari cetakannya. Selain
itu masih banyak lagi aplikasi mengenai fenomena tegangan muka baik dalam bidang industri
maupun dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, tegangan muka penting untuk dipelajari.

1.2. Tujuan Percobaan


1. Menentukan nilai tegangan muka berdasarkan metode kenaikan pipa kapiler dan metode
tetes
2. Menentukan pengaruh %V terhadap tegangan muka.
3. Mengetahui pengaruh tinggi, jumlah tetesan, dan volume tetesan terhadap tegangan muka.

1.3. Manfaat Percobaan


1. Mahasiswa mampu menentukan nilai tegangan muka berdasarkan metode kenaikan pipa
kapiler dan metode tetes
2. Mahasiswa mampu menentukan pengaruh %V terhadap tegangan muka.
3. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh tinggi, jumlah tetesan, dan volume terhadap
tegangan muka.
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian
Molekul-molekul yang terletak didalam cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain
sehingga mempunyai resultan gaya sama dengan nol. Sedangkan untuk molekul yang berada
di permukaan cairan, gaya tarik ke bawah tidak diimbangi oleh gaya tarik ke atas. Akibat dari
gaya tarik ke bawah ini, maka bila keadaan memungkinkan cairan akan cenderung
mempunyai luas permukaan yang sekecil-kecilnya. Misalnya tetesan cairan akan berbentuk
bola, karena untuk suatu volume tertentu bentuk bola akan mempunyai luas permukaan yang
sekecil-kecilnya, maka ada tegangan pada permukaan cairan yang disebut tegangan
permukaan.
Sehingga tegangan permukaan dapat didefinisikan sebagai gaya yang bekerja sepanjang
permukaan cairan dengan sudut yang tegak lurus pada garis yang panjangnya 1 cm yang
mengarah ke dalam cairan.

4.2. Metode Penentuan Tegangan Muka


Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur tegangan muka, antara lain :
1. Metode Kenaikan Pipa Kapiler
Berdasarkan rumus: γ = 1
2 hρgr
Dengan: γ = tegangan muka
h = tinggi kenaikan zat cair
ρ = densitas zat cair
g = tetapan gravirasi
r = jari-jari pipa kapiler
Karena kadang-kadang penentuan jari-jari pipa kapiler sulit maka digunakan cairan
pembanding (biasanya air) yang sudah diketahui nilai tegangan mukanya.
2. Metode Tetes
Jika cairan tepat akan menetes maka gaya tegangnan permukaan sama dengan gaya
yang disebabkan oleh gaya berat itu sendiri, maka:
mg = 2πγr
Dengan : m = massa zat cair
Harus diusahakan agar jatuhnya tetesan hanya disebabkan oleh berat tetesannya
sendiri dan bukan oleh sebab yang lain. Selain itu juga digunakan metode pembanding
dengan jumlah tetesan untuk volume (V) tertentu.
Berat satu tetesan = v. ρ/n
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA

3. Metode Cincin
Dengan metode ini, tegangan permukaan dapat ditentukan dengan cepat dengan
hanya menggunakan sedikit cairan. Alatnya dikenal dengan nama tensiometer Duitog,
yang berupa cincin kawat Pt yang dipasang pada salah satu lengan timbangan. Cincin ini
dimasukan ke dalam cairan yang akan diselidiki tegangan mukanya dengan menggunakan
kawat. Lengan lain dari timbangan diberi gaya sehingga cincin terangkat di permukaan
cairan.
4. Metode Tekanan Maksimum Gelembung
Dasarnya adalah bahwa tegangan muka sama dengan tegangan maksimum dikurangi
gaya yang menekan gas keluar

2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan muka:


Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tegangan muka, antara lain :
1. Densitas
Densitas menyebabkan cairan mempertahankan akselerasi. Densitas serupa dengan
sifat-sifat baik tegangan permukaan dan viskositas. Densitas yang tinggi cenderung
menghasilkan ukuran tetesan yang rata-rata lebih besar. Selain itu tekanan juga
mempengaruhi ukuran droplet. Peningkatan tekanan akan memperkecil ukuran droplet
sedangkan penurunan tekanan akan memperbesar ukuran droplet. (Komang, dkk, 2017)
2. Konsentrasi
Konsentrasi zat terlarut (solut) larutan biner berpengaruh terhadap sifat larutan
tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan. Telah diamati bahwa solut yang
ditambahkan ke dalam larutan akan menurunkan tegangan muka, karena mempunyai
konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada di dalam larutan. Sebaliknya solut
yang penambahannya ke dalam larutan menaikkan tegangan muka mempunyai
konsentrasi di permukaan yang lebih kecil daripada di dalam larutan (Aini, 2011)
3. Suhu
Suhu memiliki pengaruh terhadap tegangan permukaan suatu larutan. Jika suhu
semakin tinggi maka tegangan permukaannya semakin kecil. Hal ini terjadi dengan
meningkatnya suhu, molekul-molekul cairan bergerak lebih cepat dan pengaruh
interaksi antara molekul berkurang sehingga tegangan permukaan menurun. Semakin
besar densitas berarti semakin rapat muatan – muatan atau partikel-partiekel dari
cairan tersebut. Kerapatan partikel ini menyebabkan makin besarnya gaya yang
diperlukan untuk memecahkan permukaan cairan tersebut. Hal ini karena partikel
yang rapat mempunyai gaya tarik menarik antar partikel yang kuat. Sebaliknya cairan
yang mempunyai densitas kecil akan mempunyai tegangan permukaan yang kecil
pula (Bunga Ardisty, dkk, 2015)
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA

4. Viskositas
Ketika nilai viskositas suatu larutan naik maka tegangan muka larutan tersebut juga
akan naik. Begitu pula sebaliknya.

2.4. Kegunaan Tegangan Muka


1. Mengetahui kelembaban tanah seperti yang ditunjukan tumbuhan dengan proses
kapilaritas
2. Digunakan pada industri barang-barang ekstrak plastik untuk melepaskan hasil cetakan
dari cetakannya
3. Mengetahui konsentrasi suatu larutan dengan membuat kurva kalibrasi γ vs konsentrasi

2.5. Aplikasi di Industri


Industri tekstil bergerak dalam hal pengolahan serat alami pada kapas yang
kemudian dipintal dan menghasilkan produk kain. Dalam industri ini, proses pewarnaan
pada kain merupakan hal yang vital sehingga perlu dilakukan perhitungan agar hasilnya
berkualitas. Pewarnaan pada tekstil ini membutuhkan surfaktan agar pewarnaan merata
pada kain. Surfaktan memiliki sifat berbentuk koloid, terkonsentrasi padaantar muka,
solubilisasi dan mampu menurunkan tegangan permukaan air. Selain itu surfaktan bersifat
emulgator yaitu dapat mempengaruhi proses pembasahan dan dapat melarutkan zat
organik (Arneli, 2003)

2.6. Prinsip Kerja Kenaikan Pipa Kapiler


Metode kenaikan pipa kapiler merupakan metode bila suatu pipa kapiler
dimasukkan ke dalam cairan yang membasahi dinding maka cairan akan naik ke dalam
kapiler karena adanya tegangan muka. Kenaikan cairan sampai suhu tinggi tertentu
sehingga terjadi keseimbangan antara gaya ke atas dan ke bawah.
Gaya ke bawah :
F= π r2 h ρ g
Gaya ke atas:
F’= 2 π r γ cos α
Dimana : γ adalah tegangan muka dan α adalah sudut kontak.
Pada kesetimbangan, gaya kebawah sama dengan gaya ke atas maka:
F = F’
π r2 h ρ g = 2 π r γ cos α
Untuk air dan kebanyakan organic umumnya α = 0 atau dapat dianggap batas lapisan
parallel dengan kapiler, sehingga harga cos α =1 maka:
γ=½rhρg
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA

BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1. Bahan dan Alat yang digunakan


3.1.1. Bahan yang digunakan
1. Sunlight 24 mL
2. Larutan isotonik 45 mL
3. Aquadest 531 mL
3.1.2. Alat yang digunakan
1. Pipa Kapiler
2. Alat Metode Tetes
3. Picnometer
4. Corong
5. Beaker glass
6. Neraca analitik
7. Gelas ukur
8. Mistar
9. Erlenmeyer

3.2. Gambar Alat Utama

Keterangan:
1. Alat untuk metode tetes
2. Alat untuk metode pipa kapiler
Data yang diperlukan:
- Densitas - Jumlah tetesan
- Tinggi cairan - Volume tetesan

3.3. Cara Kerja


3.3.1. Metode Kenaikan pipa kapiler
1. Tentukan densitas pada sunligth dan larutan isotonik dengan menggunakan
picnometer.
2. Tuangkan 100 ml cairan pembanding (air) ke dalam beaker glass 100 ml.
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA

3. Masukan pipa kapiler ke dalam beaker glass, biarkan beberapa saat


agaraquadestnaik ke pipa.
4. Setelah tinggi air konstan, tutup bagian atas dari pipa kapiler dengan ibu jari lalu
angkat, kemudian ukur tingginya menggunakan mistar .
5. Ulangi langkah 1, 2 dan 3 untuk sampel yang akan dicari tegangan mukanya .
.
  .h. X X
6. Hitung tegangan mukanya dengan rumus: X
h a a
a

3.3.2. Metode Tetes


A . Volume Konstan
1. Tentukan densitas sunlight dan larutan isotonik dengan menggunakan air
sebagai cairan pembanding.
2. Isi alat metode tetes dengan menggunakan air sebanyak X ml sebagai cairan
pembanding.
3. Buka kran dengan sudut tertentu dan tetap selama percobaan, biarkan air
menetes sampai habis.
4. Hitung jumlah tetesan.
5. Lakukan langkah 1 s/d 4 untuk sampel yang akan dicari tegangan mukanya.
 .n .
6. Hitung tegangan mukanya dengan rumus   X
 a
X
 .na X
a

B. Tetes Konstan
1. Tentukan densitas sunlight dan isotonik dengan menggunakan picnometer.
2. Isi alat metode tetes dengan menggunakan air sebagai cairan pembanding.
3. Buka kran dengan sudut tertentu dan tetap selama percobaan, biarkan air
menetes sejumlah tetesan yang telah ditentukan (Y tetesan).
4. Hitung volume tetesan.
5. Lakukan langkah 1 s/d 4 untuk sampel yang akan dicari tegangan mukanya.
.
  .v. X X
6. Hitung tegangan mukanya dengan rumus
v
X
a a
a
VISKOSITAS DAN TEGANGAN MUKA

DAFTAR PUSTAKA

Aini, dkk. 2011. Menentukan Tegangan Permukaan Zat Cair. Fisika Universitas Sains Al Quran:
Wonosobo
Ainnurkhalis Zahra. 2016. Pengaruh Penambahan Konsentrasi Sukrosa dan Garam NaCl
terhadap Karakteristik Organoleptik Minuman Isotonik Tomat (Solanum Lycopersycium
Mill). Teknologi Pangan Universitas Pasundan: Bandung
Andri, dkk. (tanpa tahun) Pengaruh Penambahan Konsentrasi Surfaktan Na2EDTA terhadap
Tegangan Permukaan dan Viskositas Oli Pertamina Enduro 4 Stroke. Fisika UNY:
Yogyakarta
Ardisty, Bunga., dkk. (tanpa tahun). Tegangan Permukaan. Pendidikan Biologi Universitas
Jember: Jember
Arneli dan Wahyu Widi. 2003. Manfaat Surfaktan Dalam Proses Pewarnaan Tekstil. FMIPA
Undip: Semarang
Badger, W.Z. and Bachero, J.F., Introduction to chemical Engineering,International student
edition, McGraw Hill Book Co.,Kogakusha,Tokyo.
Daniels, F.,1961, experimental physical Chemistry,6th ed., McGraw Hill book., Kogakusha,
Tokyo.
Febryana, dkk. 2011. Pengukuran Tegangan permukaan pada Zat Cair (Aseton dan CCl4) dengan
Air Sebagai Zat Pembanding. Kimia Universitas Udayana: Bali
Komang, dkk. 2017. Eksperimental Pengaruh Variasi Tekanan Terhadap Sudut Semburan
Minyak Jelantah. Teknik Mesin Universitas Udayana: Bali.
Stepfany,. 2014. Analisis Program Komunikasi Terhadap Mispersepsi Pocari Sweat. Universitas
Indonesia: Depok
Tang, Muhammad dan Suendo, Veinardi. 2011. Pengaruh Penambahan Pelarut Organik
Terhadap Teganagn Permukaan Larutan Sabun. ITB: Bandung
Wahyuni, Desi Tri. 2013. Penentuan Tegangan Permukaan. Farmasi Universitas Halu Oleo:
Kendari
Wahyuni, Hari Sri. 2015. Pengukuran Tegangan Permukaan Larutan Detergen Menggunakan
Apitan Kaca Dengan Bantuan Analisa Foto. Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta
Wiji, dkk. Implementasi Model Pembelajaran Berbasis TIK Untuk Mengembangkan Model
Mental Mahasiswa Calon Guru Kimia Pada Konsep Gaya Antar Partikel. Pendidikan
Kimia Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung

Anda mungkin juga menyukai