Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN GEOLOGI INDONESIA

“Geologi Regional Sorong”

Disusun Oleh:

Fajar K. Rohmala - 2014 69 004


Tommy Rumbino - 2014 69 002
Vita U. Borlak - 2014 69 003
Arif A. Lateli - 2013 69 070

Program Studi S1 Teknik Geologi


Jurusan Teknik Geologi
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan
Universitas Papua
Manokwari
2017
2.1 Pendahuluan bakau, dan nipah. Pulau kecil kecil yang termasuk Kepulauan Fam
a. Letak umumnya ditumbuhi oleh rumput savana. Tetumbuhan akibat utah
manusia meluas di daerah yang berpcnduduk, terutama sepanjang
Bagian terbesar SORONG*, dibatasi oleh 129’35' dan 132’000'BT,
pantai daratan Irian Jaya dan Salawati, Batanta, dan pulau yang kecil-
dan garis 0’30' dan 1’30'LS. Lembar itu melingkupi bagian barat
kecil.
Kepala Burung dan pulau-pulau di dekatnya termasuk Salawati dan
Batanta; Pulau Boo, Purau Fam, Pulau Kofiau, dan Kepulauan Doif•, e. Peta dasar dan potret udara
dan bagian selatan Pulau Gag dan Pulau Gam di utara. Seluruh daerah
SORONG merupakan gabungan bagian tiga peta topografi
Lembar masuk Kabupaten Sorong yang beribukota Sorong. Kabupaten
sekala 1:250.000 dengan garis rupa bumi dihimpun pada 1967 oleh
itu melipüti Kecamatan Sorong, Morait, Makbon, Salawati, Seget,
Jawatan Peta Angkatan Darat Amerika Serikat (Operasi Gabungan
Sansapor, Waigeo Selatan, dan Misool.
Gambar Peta, Seri 1501 (Udara), Lembar SA 52—4, 52—8, dan 53—
b. Kependudukan 5). Hampir seluruh Irian Jaya antara 1976 dan 1979 dipotret oleh
Angkatan Udara Kerajaan Australia (RAAF) pada sekala mendekati
Bagian terpadat di SORONG adalah Kota Sorong, pantai utara dan
1:100.OOO.
timurlaut Pulau Salawati,pantai utara dan timur Pulau Batanta, pantai
utara daratan Irian Jaya, pulau-pulau di Selat Sele, dan Pulau Kofiau. Direktorat Topografi Angkatan Darat dalam usaha kerja sama
Transmigran dari Jawa dimukimkan 20 km di tenggara Kota Sorong. dengan Korps Survai Tentara Kerajaan Australia kini baru
menghimpun peta topografi sekala 1:200.000 seluruh Irian Jaya dari
c. Iklim
potret udara RAAF. Semua peta yang melingkupi SORONG kini
Kepala Burung beriklim tropika basah, dan terpengaruh secara tersedia di Badan Koordinasi Survai dan Pemetaan National Indonesia,
musiman oleh angin muson baratlaut dari Nopember sampai Maret dan BAKOSURTANAL.
angin pasat tenggara dari Juni sampai September.
f. Penyelidian ilmu kebumian masa Ialu
d. Tetumbuhan
Tulisan van Musschenbroek (1883) mengenai hasil penjajakan
Bagian pedalaman SORONG hutan belantara tropika yang H.A. Bernstein di Indonesia timurlaut termasuk Pulau Salawati dan
padat. Bagian selatan dan tenggara daratan Irian Jaya dan bagian sciat Pulau Batanta lebih seabad yang lalu mengandung acuan tertua bagi
an Pulau Salawati ditumbuhi hutan rawa, tcrmasuk di antaranya sagu, penyelidikan geologi diSORONG. Lama kemudian, peninjauan oleh
Brouwer (1923) memberi dasar bagi gembaran pertama yang bersistem Perkembangan berbagai struktur di Kepala Burung bagian
akan geologi sebagian daerah Lembar. Peta dan laporan geologi barat yang dianggap NNGPM sebagai kemungkinan perangkap
Loth(1924) yang terhimpun dari data yang dikumpulkan oleh Jawatan minyak memastikan daerah Lembar ini menjadi pusat kegiatan
Pertambangan Hindia Belanda meliputi bagian daratan Kepala Burung pemboran yang menubi.
diSORONG, dan membicarakan adanya petunjuk minyak di daerah
Visser & Hermes (1962) menggabungkatn semua hasil
Sungai Klamono dan Klasafet.
penyelidikan NNGPM yang bagus-bagus dalam laporan lengkap dan
Isyarat yang menarik bagi penjajakan minyak bumi itu disertai peta geologi bersekala 1:500.000.
menyebabkan Bataafse Petroleum Maatschappij NV (BPM) untuk
g. Penyelidikan PPPG/BMR
mengajukan izin penjajakan, meliputi daerah Kepala Burung bagian
barat, tempat dimulainya penyelidikan pendahuluan pada tahun 1929. Direktorat Geologi (pelopor PPPG) melakukan penyelidikan
geologi pendahuluan pada 1976 (Pieters drr, 1979) dan melakukan
Dengan ditandatanganinya persetujuan dengan Pemerintah
survai geologi di sana pada 1977. Pada 1978 dan 1979 PPPG dan
Hindia Belanda pada 1935 itu, maka Nederlandsche Nieuw Guinee
BMR, yang bekerjasama dalam Proyek Pemetaan Geologi Irian Jaya
Petroleum Maatschappij (NNGPM) memperoleh hak untuk menjajaki
(IJGMP), menyelesaikan pemetaan geologi bersistem dan
dan menghasilkan minyak di Nederlands Nieuw Guinea, sekarang
melaksanakan gaya berat di daerah Lembar sebagai bagian dari
Irian Jaya, selama untuk 50 tahun; perjanjian berlaku sampai 1960.
pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun ke-lll. Hasilnya
Hasil BPM yang makin membaik bagi penjajakan di Kepala Burung
disajikan pada peta 1:250.000 terlampir. Dua helikopter Hughes 500
bagian barat menyebabkan bagian konsesi ini menjadi sasaran yang
PT Pelita Air Services menunjang pekerjaan lapangan.
paling menarik untuk pekerjaan selanjutnya.

NNGPM mengetahui akan nilai sigi geofisika yang


diringkaskan oleh Schumacher & d'Arnaud Gerkens (1949) dalam 2.2 Fisiografi

menelusur struktur yang mungkin menunjang pelonggokan minyak Di SORONG terdapat enam jenis bentangan alam sebagai santiran
pada awal kegiatannya di Kepala Burung. Cara gempa digunakan geologi yang beraneka yang mengalasinya.
dalam sejumlah penyigian di daerah Lembar untuk mendapatkan
Perbukitan kasar ('bukit bertonjolan') yang berarah timur-timurlaut
keterangan bawah permukaan sebelum orang mempertimbangkan
berkembang di pantai utara daratan Itian Jaya, dan Pulau Batanta serta
sasaran pemboran yang cocok.
Salawati Utara. Puncak tertingginya,di bagian utara Pulau Salawati, 2.3 Stratigrafi
931 m di atas permukaan laut, dengan timbulan yang kuat.
Berdasarkan corak stratigrafi, SORONG dapat dibagi menjadi
Lembah antargunung bersesuaian dengan dua lembangan yang empat mandala geologi (gambar peta). Dari selatan ke utara, mandala
terpengaruh penyesaran di bagian timurlaut daratan Irian Jaya: itu yaitu: Bongkah Kemum, Sistem Sesar Sorong, Bongkah
Lembah Warsamson dan Lembah Dore Hum (di barat Teluk Dore Tamrau, dan Mandala Batanta-Waigeo.
Hum).
Bongkah Kemum meliputi batuan sedimen klastika, batuan
Perbukitan dan pegunungan Inengkras ('gunung dan bukit malihan, batuan terobosan, karbonat, dan endapan permukaan yang
berkras') berkembang pada batugamping yang tersingkap di umurnya berkisar dari Silur-Devon sampai Holosen. Batuan tertua
Pegunungan Morait dan di baratdayanya, di Pulau Batanta bagian yang tersingkap adalah Formasi Kemum (SDk), yang terdiri dari
tengah dan barat, dan di Pulau Mansuar. batusabak, filit, kuarsit, batupasir-malih sela, dan konglomerat malih.
Pada singkapan, formasi itu telah diterobos oleh Granit Melaiurna
Daerah perbukitan rendah meluas ke barat meliputi Pulau
Karbon Bawah (Cm), yang mungkin mempunyai hubungan dengan
Salawati (di Pematang Waibu), menempati jalur yang berarah ke barat
yang dijumpai di dua lobang bor satu di Pulau salawati, yang satu lagi
sampai ke baratdaya meliputi bagian tengah daratan Irian Jaya di
di daratan Irian Jaya di baratdaya. Kedua satuan itu tertindih tak
Kampung Klasaman dan lapangan minyak Klamogun, mencakup
selaras oleh batuan klastika silika dan batugamping tak murni
gugus Kepulauan Fam, dan di Pulau Kofiau berkembang berguntung.
Kelompok Aifam (CPz) yang berumur Karbon Atas sampai Perem
Dataran dan rataan aluviunz dan antar-pasut ('dataran litoral dan Atas, yang pada gilirannya tertindih tidak selaras oleh lintapan tak
aluvium dan rataan') 0-50 m di atas muka laut menutup bagian selatan lengkap Kelompok Besar Batugamping New Guinea, yang meliputi
daratan Irian Jaya; bagian timur, selatan dan baratdaya, Pulau Batugamping Faumai (Tef) yang berumur Eosen Tengah sampai Eosen
Salawati; dan sejum- lah pulau di Selat Sele. Atas,batupasir dan batulumpur Formasi Sirga (Toms) yang berumur

Terumbu koral dan undak terangkat ('undak dan terumbu koral Oligosen Atas sampai Miosen Bawah dan menjemari dengan karbonat

terangkat') membentuk seluruh atau bagian tertentu pulau yang dan batuan gampingan Miosen Batugamping Klamogun dan
termasuk Kepulauan Schildpad, Mainsfield, Boo, Fam, Kofiau, dan Batugamping Kais (Tmkl dan Tmka) dan Formasi Klasafet (Tmk).

Doif. Formasi Klasafet itu tertindih batuan klastika silikat Formasi


Klasaman (TQk) yang berumur Miosen Atas sampai Plistosen.
Konglomerat Sele (Qps) yang berumur Plistosen dan endapan aluvium Bagian yang terbesar Sistem Sesar Sorong tersusun dari himpunan
dan litoral (Qa) Kuarter menindih tak selaras semua satuan yang lebih kepingan batuan tak padu dan tak homogen, yang masing-masing
tua. terlalu kecil untuk dipetakan dan secara keseluruhan disebut sebagai
bancuh tak terparakkan (SFx). Konglomerat Asbakin (TQas) tersusun
Sistem Sesar Sorong adalah jalur bancuh (Tjia, 1973b), mencakup
dari kecur asal-bancuh, runtungan, dan diendapkan beberapa waktu
kepingan batuan sedimen klastika, karbonat, granit, dan ultramafik dan
antara Miosen Akhir dan Plistosen menindih SFx di pantai sekitar
batuan gunungapi, dengan ukuran yang berkisar dari kerakal sampai
Kampung Asbakin, dan selimut Konglomerat Sele (Qps) pada seluruh
bongkah dengan panjang eberapa kilometer. Kepingan itu menempati
lebar Sistem Sesar Sorong beberapa kilometer di timur Sorong.
kedudukannya yang satu terhadap yang lain yang sekarang ini
Endapan danau Kuarter (QI) tampaknya menutup banyak dari Sistem
disebabkan oleh pergerakan Sistem sesar Sorong antara Miosen Akhir
Sesar Sorong di Lembah Warsamson, dan endapan sungai (Qa)
dan Kuarter. Beberapa dari bongkah itu nisbi terpadu, terpetakan pada
menyembunyikan sebagian daripadanya di lembah Sungai Mega.
sekala 1:250.000 dan nyata berasal dari mandala geologi yang
berdampingan; di antaranya telah dipetakan bongkah Formasi Kemum Dalam Bongkah Tamrau, satuan tertua adalah Formasi Tamrau
(SDk), Formasi Tamrau (JKt), Formasi Waiyaar (JKwa) Batugamping (JKt) yang berumur Jura Tengah sampai Kapur Atas, dan tersusun dari
Faumai (Tef), Formasi Klasafet (Tmk), Formasi Klasaman (TQk), batuan klastika silika malihan wilayah derajat-rendah; singkapan
Batuan Gunungapi Dore (Tmdo), dan Batugampg Sagewin (Tmsa). terdapat di timurlaut. Satuan itu tertindih talc selaras oleh karbonat
Formasi Waiyaar merupakan batuan terpadu besar yang terpetakan dan Miosen Formasi Koor (Tmko). Senasabah Form asi Koordebih ke
diperkirakan hanya tersingkap pada Sistem Sesar sorong, tetapi barat di daratan Irian Jaya dan di Pulau Salawati, adalah Batugamping
diyakini mendasari batuan Miosen yang tersingkap pada Blok Tamrau Sagewin (Tmsa), menindih dan menjemari dengan Batuan Gunungapi
di barat daya pulau Salawati (lihat di bawah). Satuan itu bersentuhan Dore (Tmdo) yang berumur Miosen, batuan gunungapi andesit dan
dengan atau setidaknya sebagian terdiri 17 sesarkan terhadap Breksi basal, batuan curapi, dan sedikit terobosan yang menempati bagian
Yefman (SFy), jenis batuan tak lazim yang cara pembentukannya utara Pulau Salawati dan bagian utara daratan Irian Jaya(antara Sorong
merupakan teka-teki. Batuan yang lain tidaklah berasal setempat dan dan Tanjung Dore). Batuan Gunungapi Dore di Pulau Salawati
tersusun dari kalsilutit (SFC), batuan ultramafik dan mafik (SFu), dan mungkin menutupi Formasi Waiyaar (JKwa) yang sama waktu
Granit Sorong (SFso). pembentukannya dengan Formasi Tamrau, yang hanya tersingkap di
sekitar Sistem Sesar Sorong, mereka juga mungkin menutupi satu atau
beberapa batuan Mesozoikum serupa yang terdapat di daratan.
Endapan sungai, litoral dan pantai Kuarter (Qa) menindih batuan yang 2.4 Geofisika
lebih tua.
Gayaberat Anomali Bouguer yang tampak pada peta geologi
Mandala Batanta-Waigeo (yang juga mencakup Waigeo dan SORONG dihimpun dari data yang dikumpulkan oleh para
kepulauan sekitarnya di utara SORONG) merangkumi pulau dan geofisikawan Proyek selama penyigian kewilayahan pada 1978 dan
gugus pulau diutara dan barat Pulau Salawati dengan dasarnya berupa 1979.
batuan gunungapi Tersier atau mungkin batuan ultramafik sampai
Kelandaian anomali Bouguer meningkat dari selatan ke utara. Di
mafik Mesozoikum. Batuan Mesozoikum? itu diwakili oleh Ofiolit
utara anomali itu kira-kira sejajar Sistem Sesar Sorong yang berarah
Gag (Mg) di Kepulauan Fam. Boleh jadi batuan yang ägak sedikit
barat-baratlaut, yang ditandai oleh kelandaian gayaberat yang curam
muda di Pulau Batanta-tergolong Formasi Saranami (MTs), batuan
dari Pulau Salawati baratlaut sampai 10 km di Kota Sorong dan makin
klastika silika malihan regional derajat-rendah (selama Kala
ke timur oleh kelandaian yang mengurang. Di selatan, anomali itu
Paleogen?) dan batuan gunungapi andesit yang bersentuhan-sesar
lebih menabur, dan rendahan di sana adalah santiran ketebalan
dengan Batuan Gunungapi Batanta (Temb) yang berum ur Eosen Atas
longgokan Formasi Klasaman dalam Cekungan Salawati. Nilai
sampai Miosen Bawah. Batuan Gunungapi Batanta menindih dan
gayaberat terendah di Cekungan Salawati, +44ums-2 bersesuaian
menjemari dengan Formasi Yarifi (Tomy) (klastika gunungapi dan
dengan anomali yang menubruk kelandaian gayaberat sepanjang
batuan gunungapi) dan Batugamping Dayang (Tomd) yang berumur
Sistem Sesar Sorong sampai Selat Sele, dan menyebabkan lengkungan
Oligo-Miosen. Ketiga satuan ini tertindih tak selaras oleh
yang tajam pada kelandaian itu. Manjauh ke barat, kelandaian yang
Batugamping Waigeo (Tmpwa) yang berumur Miosen Atas sampai
curam itu menunjukkan akan curamnya tepi utara bagian ini di
Pliosen; Formasi Yarifi dan Batuan Gunungapi Batanta tertindih tak
Cekungan Salawati yang terbentuk olch Sistem Sesar Sorong. Di
selaras oleh batuan klastika kasar sampai halus Formasi Marchesa
selatan nilai gaya barat terendah itu, corak tinggian setempat yang
(TQm) di Batanta Timur yang berunwr Plio-Plistosen. Salah satu dari
terpusat 25 km di timur Tanjung Sele, bersesuaian dengan Kubah Sele.
Batuan Gunungapi Batanta, Formasi Yarifi, Batugamping Dayang, dan
Formasi Waigeo tersingkap di pulau dan gugus pulau di utara dan Di Pulau Batanta, tinggian gaya berat yang memanjang sampai

barat Pulau Batanta. Koral terangkat (QC) dan endapan pantai dan hampir + 1400ums-2 berjalan sejajar baik dengan garis pulau maupun

sungai (Qa) menindih batuan yang lebih tua. Sistem Sesar Sorong tampaknya berhubungan dengan busur kepulauan
Batuan Gunungapi Batanta. Ke utara, kelandaian gayaberat curarn
yang menukik ke kerendahan yang kurang dari +600ums-2 di Pulau ditafsirkan terentang sepanjang Selat Sagewin dan memanjang ke
Mansuar, menccrminkan beban endapan pada dasar cekungan. timur-timurlaut. Kepulauan Kofiau, Boo, Fam dan Doif, dan Pulau
Mansuar, juga termasuk Mandala Batanta-Waigeo.
Tinggian gayaberat di Kepulauan Boo dan Fam tampaknya,
masing-masing mencerminkan batuan berkerapatan tinggi busur  Bongkah Kemum
gunungapi Tersier Bawah dan ofiolit yang lebih tua. Di Pulau Kofiau,
Bongkah Kemum menempati sebagian besar SORONG, dan
kelandaian gayaberat curam yang naik ke baratlaut mcncerminkan
dialasi kerak benua. Batuan endapan malihan dasar bongkah ini
adanya himpunan batuan gunungapi basa sampai menengah
(Formasi Kemum) teriuk dan termalihkan pada Devon Akhir sampai
berdekatan dengan Sistem Sesar Sorong, serupa dengan yang di Pulau
Karbon Awal. Dalam Bongkah Kemum dipetakan tiga kawasan:
Salawati dan Pulau Batanta bagian utara.
Tinggian Ayamaru, yang memanjang dari TAMINABUAN sampai
Menurut keterangan kegempaan untuk Kepala Burung yang bagian paling timur SORONG; Jalur Lipatan Morait yang menekup
dihimpun oleh Pusat Seismologi BMR Australia, gempa dengan Tinggian Ayamaru di timurlaut; dan Cekungan Salawati yang meliputi
kebesaran 5,0 atau lebih pada sekala Richter tidak sering terjadi di Pulau Salawati bagian selatan dan tengah dan bagian baratdaya daratan
SORONG. Dari lima rekaman di daerah Lembar (timur•dan busur 'Irian Jaya.
1300B T) antara 1900 dan 1986 (Gb. 3), tiga di antaranya kira-kira
Tingian Ayarnaru (Visser & Hermes, 1962) adalah corak dengan
berpusat pada garis yang sejajar tetapi di utara Sistem Sesar Sorong;
batasan yang tak jelas, yang memisahkan cekungan Bintuni di timur
garis ini, segaris dengan Selat Sagewin, agak sedikit ke utara dari sesar
(pada bagian TAMINABUAN, RANSIKI, FAK FAK, dan
itu yang ditafsirkan sebagai pemisah Mandala Batanta-Waigeo dengan
STEENKOOL) dari Cekungan Salawati.
Bongkah Tambrau.
Jalur Lipatati Morait mempunyai alas yang terangkat
2.5 Struktur dan Ketektonikan
berdampingan dengan Sistem Sesar Sorong. Struktur itu
Keempat mandala geologi yang dapat dikenali di SORONG mencerminkan kesenjangan dalam pengangkatan, yang di Sisi utara
terpisahkan yang satu dengan yang lain oleh sesar. Bongkah Kemum lebih kuat dengan Formasi Kemum tersingkap di sana.
dibatasi di utara oleh Sistem Sesar Sorong. Bongkah Tamrau dibatasi
Cekungan Salawati meluas dari bagian barat daratan Irian Jaya ke
oleh Sistem Sesar Sorong di selatan, dan dari Mandala Batanta-
separuh bagian selatan Pulau Salawati. Di utara, cekungan itu
Waigeo terpisahkan oleh Sesar Sagewin di lepas pantai, yang
terpotong oleh Sistem Sesar Sorong. Di timur, batasnya sulit
ditentukan, karena di sana berakhir di Tinggian Ayamaru, yang barat Sistem Sesar Sorong). Segi kesamuderaan mandala ini
tertutup oleh lapisan tipis endapan cekungan dan yang lebih muda, ditunjukkan oleh keterdapatan secara meluas batuan gunungapi busur
(Qa) yang mengendap ketika laju pengendapan lebih besar daripada kepulauan dan batuan ultramafik. Batas antara mandala ini di Pulau
pengangkatan. Keselatan dan barat cekungan itu meluas ke Laut Batanta dan Bongkah Tamrau ditafsirkan terdapat di sepanjang sesar
Seram, dan di sana batasnya sukar dipastikan. yang mengikuti Selat Sagewin (Sesar Sagewin).

 Sistem Sesar Sorong 2.6 Sumber Daya dan Kemungkinan Mineral dan Energi
a. Petroleum
Sistem Sesar Sorong menjulur dari daratan Irian Jaya bagian utara,
tempat sesar itu sebagian mengikuti garis pantai, menyeberangi Selat Penjajakan paling awal untuk mencari minyak bumi di
Sele dan menuju bagian utara Pulau Salawati. Cekungan Salawati di SORONG berlangsung dari 1935 sam pai 1960
oleh NNGPM yang hasilnya diihtisarkan dalam laporan lengkap oleh
Sistem Sesar Sorong umumnya ditafsirkan sebagai sesar wilayah
Visser & Hermes (1962). Sumur temuan sumur Klamono pertama di
geser-jurus menyamping ke kiri yang membentuk jalur perenggutan
Cekungan Salawati 1 yang dibor dalam 1936, tepat di seberang batas
antara empeng Australia-India di selatan dan lempeng-lempeng
daerah Lembar, di TAMINABUAN menjumpai Batugamping Miosen
disebelah utara (Visser Hermes, 1962; Jta, 1973; Hamilton, 1979; Dow
Kais yang mengandung minyak pada kedalaman 130 m. Setelah
& Sukamto, 1983; leters drr, 1989).
lapangan Klamono ditemukan, NNGPM membor lebih lanjut 25
 Bongkah Tamrau sumur adu-untung pada antiklin permukaan atau rendahan gayaberat,

Bongkah Tamrau tersingkap di ujung timurlaut dan baratlaut pada batuan Cekungan Salawati, tetapi hanya menemukan dua

daratan Irian Jaya dan bagian utara Pulau Salawati. Satuan tertua yang lapangan yang tak memberi hasil yaitu Klamumuk

dipetakan di sana adalah Formasi Tamrau. (diTAMINABUAN) dan sele (di SORONG).

Sejak 1970 lebih banyak lagi lapangan minyak yang ditemukan

 Mandala Batanta-Waigeo oleh PERTAMINA, Trend Exploration, dan Phillips Petroleum Co.
Yang penting-penting adalah lapangan minyak Kasim, Kasim Selatan,
Batuan mandala ini tersingkap di Pulau Batanta, di Pulau Waigeo
Jaya, Salawati, Walio, Cenderawasih, dan Linda; selain itu, lapangan
(WAIGEO), di beberapa pulau yang ada di antara kedua pulau itu, dan
Sele terbukti memberi isyarat menguntungkan.
pulau-pulau di barat Pulau Salawati (dan di utara garis unjuran ke
Dari 23 lapangan minyak yang menghasilkan (sampai Oktober
1987) yang diperkembangkan pada terumbu Miosen di Cekungan
c. Kemungkinan pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
Salawati, semuanya ada di SORONG, kecuali lapangan Klamono,
yang ada di TAMINABUAN. Airterjun Warsamson, yang terletak 1 km dari pantai utara
daratan Irian Jaya mempunyai kemungkinan untuk pembangkit tenaga
b. Logam
listrik dan penyediaan air untuk rumahtangga dan pengairan, tidak
Selama penjajakan dan penilaian endapan bernikel di Pulau hanya untuk memenuhi kebutuhan air Kota Sorong sekarang, tetapi
Waigeo dan beberapa pulau di dekatnya oleh PT Pacific Nikkel juga untuk kemungkinan kebutuhan bagi industri di masa mendatang.
Indonesia pada 1969-71, Reynolds drr (1973) mencatat adanya
endapan bernikel di Kepulauan Fam. Meskipun mereka tak
menunjukkan bahwa mereka telah menyigi endapan tersebut, sumur d. Bahan Bangunan

uji yang dibuat baru-baru ini tahun 1977 membuktikan adanya logam Di SORONG terdapat sumber bahan bangunan yang melimpah.
itu di sana. Di Pulau Gag laterit berkembang pada lereng sedang Andesit dan basal di Bongkah Tamrau dan Pulau Batanta kiranya akan
sampai curam, yang mana tepian selatan pada lintang T 129053' cocok untuk menyediakan batu giling atau batu pecah untuk dipakai
berlanjut sampai SORONG, telah diteliti pada waktu yang sama pada pengeras maupun pembangunan jalan. Batugamping Kais dan
(Reynolds drr, 1973). PT Pacific Nikkei Indonesia menganalisa inti lempung dari batuan klastika silika yang halus Formasi Klasafet,
peridotit keras tegar tak lapuk dengan ketebalan pinggiran lapuk 5 cm kiranya bisa digunakan dalam pembuatan semen. Kuarsit dalam
terdiri dari hampir seluruhnya perubahan batuan. Formasi Sirga tersusun sampai 95 persen dari kuarsa, dan mungkin

Dari sebelas pasang inti dan pinggiran, nikel mempunyai sesuai untuk pembuatan kaca. Granit Melaiurna berwarna merah

perbandingan konsentrasi rata-rata tertinggi (pinggir: inti) 3, 7, jambu cerah, terang, dan kiranya menarik jika digunakan untuk batu

mencerminkan rata-rata 1, 76% Ni di pinggir dari bongkah, cobalt hias.

mengandung rata-rata (),02% di pinggir, mencapai •mempunyai


perbandingan konsentrasi tertinæi kedua 5 Pacific Nikkel Indonesia
memilih dari Pulau Gag 12000 ton contoh kasar dari laterit tinggi
sampai rendah bisa untuk ditempuh ke kanan untuk uji coba dan
evaluasi (Reynolds drr, 1973).

Anda mungkin juga menyukai