Anda di halaman 1dari 5

GEOLOGI REGIONAL LEMBAR MANOKWARI, IRIAN JAYA

2.4 Ikhtisar Regional


Manokwari menempati ujung timur laut Kepala Burung, Irian Jaya (PAPUA) antara
0º20´ dan 1º00´LS, dan antara 133º30´ dan 135º00´BT. Di timur daerah lembar itu
diperluas ke selatan sampai 1º15´, sehingga meliputi separuh yang selatan Pulau
Numfoor.

2.4.1 Fisiografi
Manokwari meliputi tujuh satuan fisiografi
Pegunungan tangah Kepala Burung. Bagian baratdaya daerah lembar bergunung
dan tertoreh dalam-dalam (dengan timbulan mencapai 500 m) oleh sejumlah oleh
sejumlah sungai yang mengalir ke utara. Sungai yang tergolong besar (Warjori,
Wariki, Waramoi dan Iborregah) alurnya teranyam. Di Sungai Wariki,Gunung Itswei
merupakan puncak tertinggi. Pola pengalirannya pada dasarnya dendritik, tetapi
setempat menyesuaikan dengan persesaran.
Dataran Arfak. Daerah ini rendah, rata dan yang bagian terbesarnya bertumbuhan
lebat memanjang dari batas barat lembar kea rah Sungai Prafi di timur. Dataran ini
berukuran terluas (sampai 12,5 km) dan mencapai pantai antara Sungai kasi dan
Sungai Arui, tetapi lebih jauh ke barat dan timur cepat menyempit dan dikelilingi oleh
darat. Di tempat sungai yang lebih besar itu bermuara dari daerah pegunungan,
alurnya teranyam dan membentuk kipas alluvium bersudut sangat rendah.
Daerah Perbukitan. Di daratan Irian Jaya bagian timur laut, medan berbukit hingga
360 m diatas permukaan laut dengan timbul rendah hingga 50 m, tercirikan oleh
pematang yang pendek-pendek tajam hingga membulat dan sungai yang berkelok-
kelok dan berkelandaian rendah.
Terumbu Koral terangkat. Di utara dan timur daerah perbukitan itu, dan setempat
makin jauh di pedalaman, terumbu koral membentuk bukit-bukit yang licin,
membulat-bulat, bertimbulan,sangat rendah, luas yang khas dengan ketinggian hingga
290 m diatas pemukaan laut.
Pematang Batugamping. Di dataran Irian Jaya bagian tenggara, topografinya
dikuasai oleh tiga pematang sejajar, memanjang, berarah barat laut sampai setinggi
350m diatas permukaan laut, berkembang di batugamping. Dua yang paling utara
berpuncak membulat dengan tekstur halus , bukit yang lebih jauh ke selatan tertoreh
lebih dalam.
Dataran Aluvium dan Dataran Pantai. Jenis medan itu berkaitan dengan sungai
yang lebih besar-besar yang mengalirkan daerah berbukit di daratan Irian Jaya bagian
timur laut.
Bukit pencil batuan gunungapi. Di bagian barat laut dataran arfak sepanjang sungai
kasi, sebuah gunung bentuk kubah setangkup terpencil yang sungguh menarik,
menjulang tinggi setinggi 400m diatas permukaan laut. Bukit itu adalah sisa sumbat
atau teras gunungapi.

2.4.2 Stratigrafi Daerah Penelitian


Meliputi Formasi Manokwari (Qpm), Formasi Befoor (Tqb), Terumbu Koral
Terangkat (Qc), Batugamping Maruni (Tmma), Rombakan Longsoran (Qs), Aluvium
dan Endapan Litoral (Qa).
Formasi Manokwari (Qpm), di Timur Laut dataran utama, perbukitan halus, lebar,
biasanya dengan kemiringan lereng yang landai. (Robinson & Ratman,1978).
Litologi, struktur sedimen terdiri dari Batugamping terumbu, kalsirudit, kalkarenit,
dan batupasir gampingan, konglomerat dan breksi. Hubungan kesebandingannya yaitu
selaras dan tak selaras di atas formasi befoor ; sepanjang pantai, setempat melewati
terumbu koral. Fosil, lingkungan, asalnya yaitu Laut dangkal hingga litoral dengan
pertumbuhan terumbu dan setempat bercampur dengan rombakan yang berasal dari
formasi kemum dan batuan gunung api arfak.
Formasi Befoor (Tqb), daerah perbukitan, Timur Laut, timur dan utara pedataran
Arfak. (visser & hermes, 1962). Litologi dan struktur sedimennya terdiri dari
Batupasir tak gampingan dan gampingan, batulanau gampingan, sedikit konglomerat,
jarang kalkarenit, umumnya berlapis baik, setempat silang siur. Sedikit bersisipan
lignit. Hubungan kesebandingannya yaitu tak selaras diatas batugamping maruni,
selaras dan tak selaras dibawah formasi manokwari. Fosil, lingkungan, asalnya yaitu
foraminifera, moluska, lingkungan paparan laut dangkal hingga litoral dan delta.
Batugamping Maruni (Tmma), Punggungan batugamping membulat berarah barat
laut. (pieters drr.1983). Litologi berupa Biomikrit ganggang-foraminifera dengan
sedikit biokalkarenit berbutir halus, dan batunapal. Bersentuhan sesar dan tak selaras
dibawah formasi beffor. Fosil berupa foramiifera plangton dan bentos serta moluska.
Terumbu Koral Terangkat (Qc), Sepanjang pantai daratan utama. Litologinya
terdiri dari Batugamping koral dan breksi batugamping. Tak selaras diatas formasi
manokwari dan formasi befoor.
Rombakan Longsoran (Qs), di Selatan Maruni (Teluk Andai). Litologinya berupa
kerikil bersudut, pasir dan Lumpur. Hubungan kesebandingannya ialah menindih
batuan Gunung Api Arfak.
Aluvium dan Endapan Litoral (Qa), dataran Arfak, sedikit di sepanjang timur laut
pantai dataran utama dan teluk Andai serta sepanjang sungai Andai,sungai Nuni dan
Pami. Litologi terdiri dari Lumpur, pasir, kerikil dan umumnya gampingan di daerah
litoral. Tak selaras di atas satuan yang lebih tua.

2.4.3 Struktur dan Ketektonikan Geologi Regional


Bongkah Kemum,
Di Manokwari Bongkah Kemum dibatasi di utara oleh Sistem Sesar Sorong dan di
timur oleh Sistem Sesar Ransiki (gambar). Sediment malih Formasi Kemum
umumnya miring sedang hingga terjal dan teriuk menjadi lipatan ketat hingga isoklin
yang disertai dengan pembelahan bidang sumbu. Di tempat yang diamati, ukuran
lipatan itu mulai dari beberapa sentimeter hingga beberapa meter.
Pada jarak beberapa kilometer dari Sistem Sesar Sorong dan Ransiki, arah perlapisan
dan perdaunan utama yang menonjol di barat S. Warjori, adalah ke arah utara dan
makin ke timur, pada arah barat laut. Setempat berkembang belahan lipatan sekunder.
Periukan itu disertai oleh permalihan dayagni (dynamothermal metamorphism)
sewilayah derajat-rendah hingga ke lajur biotit, dan setelah itu tertimpa oleh tahap
pemalihan tekanan rendah dan/atau pemalihan suhu tinggi yang membangkitkan
porfiroblas biotit berarah acakan dan setempat andalusit.
Formasi kemum diterobos Granodiorit Wariki yang masuk setelah tahap periukan dan
pemalihan sewilayah, atau boleh jadi secara berbarengan dengan tahap kedua
Pemalihan. Urat granit, aplit dan pegmatit mengikuti lapisan yang terlipat dan/atau
memotongnya ; sentuhannya dengan batuan terobosan yang lebih besar umumnya tak
selaras. Batuan tubuh terobosan yang lebih besar umumnya untuk sebagian
terhablurkan kembali dan mengandung kanta dan batang lompokan kuarsa sekunder
dan daunan tak teratur biotit sekunder yang menyebabkan perdaunan kasar. Umur
isotop K-Ar mineral primer dan sekunder secara kasar masuk dalam rentang waktu
yang sama, yang memberi kesan penghabluran kembali dan periukan pada tahap-akhir
magma.
Batuan Formasi Kemum terpotong oleh banyak retakan yang miring sedang hingga
tegak, terutama utara sampai barat laut dan timur laut. Kebanyakan retakan itu
terbentuk selama pengangkatan Kepala Burung bagian utara selama pliosen dan
kuarter.
Ke arah Sistem Sesar Sorong dan Ransiki sediment malih dan batuan Bak-granit
berangsur-angsur makin banyak retakannya, terabak, terubah, terhablurkan kembali
dan setempat termilonitkan;arah struktur utamanya sejajar dengan struktur sesar itu.
Rabakan dan retakan yang membentuk tataan yang rumit itu, dan sesar berbalik, sesar
naik, sesar turun dan sesar geser-jurus telah di petakan. Setempat, lipatan-seret
berhubungan dengan persesaran; peruratan rumit (terutama kuarsa) dan pirit sekunder
terdapat dimana-mana. Kebanyakan tubuh bak-granit bentuknya memanjang dengan
sentuhan yang berbatasan sesar, juga sejajar dengan arah persesaran.
Bongkah Tamrau
Bongkah Tamrau terpisah dari Bongkah Kemum oleh Sistem Sesar Sorong, tetapi
sentuhan sesarnya di Manokwari tertutup oleh alluvium Dataran Arfak. Di MAR,
pelapisan Formasi Tamrau umumnya berkemiringan sedang hingga tegak dan teriuk
menjadi lipatan yang berukuran dari meteran hingga beberapa ratus meter. Setempat
batuan itu termalihkan dan terbelah-belah.
Bongkah Arfak,
Bongkah Arfak terdampil terhadap Bongkah Kemum sepanjang Sistem Sesar Sorong
dan boleh jadi berlanjut ke Utara dibawah Cekungan Manokwari dan Dataran Arfak.
Batas antara Bongkah Arfak dan Bongkah Tamrau untuk sementara diletakkan di
sepanjang kelurusan yang melebar ganjil, berarah barat laut memotong Dataran Arfak
dan tinggian gaya berat yang melingkar segaris.
Satuan yang bawah, Batuan Gunungapi Arfak, tersingkap hanya di daerah kecil di
Manokwari, tetapi di Ransiki bagian utara batuan gunungapi itu miring antara 15° ke
timur laut dan timur. Di dekat dan di sepanjang Sistem Sesar Ransiki, Batuan
Gunungapi Arfak teriuk oleh perabakan dan peretakan dan juga terubah kuat serta
penuh urat.
Batugamping Maruni tersingkap di tiga pematang yang memanjang pada arah barat
laut yang sebagian hingga seluruhnya dibatasi oleh sesar dan boleh jadi bersesuaian
dengan bangun antiklin. Di tempat sesar itu dapat di petakan, batugamping tadi
terbreksikan dan terabak kuat-kuat.
Cekungan Manokwari
Cekungan Manokwari mencakupi Bongkah Arfak. Bagian selatan dari batas barat
daya dikendalikan oleh system sesar rumit yang memunculkan tingkap memanjang
Batugamping Maruni. Sistem sesar itu bias jadi berlanjut ke arah barat laut dbawah
alluvium Dataran Arfak, mengikuti alur S. Prafi dan S. Arui. Garis pantai yang nisbi
lurus hingga sedikit membengkok dibagian Timur Laut juga memberi kesan batas
struktur sepanjang bagian ini dari cekungan tersebut.
Batuan sedimennya terungkit, tersesarkan dan terlipat sepanjang jurus dengan arah
baratlaut lebih yang paling menonjol. Di dua pertiga bagian cekungan yang baratdaya,
tetapi dua bangun antiklin terbukan dengan jarak puncak sebesar 3 km hingga 4 km di
petakan oleh NNPGM (tweren bold, 1956) dekat pantai utara dan timur laut.
Kemiringan berbeda-beda, antara mendatar dan sekitar 30º, tetapi setempat di
sepanjang sesar mencapai 65°. Seperangkat rekahan sekunder secara kasar terarah
tegak-lurus terhadap arah struktur utama; di samping itu sejumlah besar rekahan yang
lebih kecil-kecil arahnya tambah beragam. Kebanyakan sesar dan rekahan itu di
tafsirkan sebagai turun-wajar dan boleh jadi berhubungan dengan pengangkatan dan
pengungkitan. Sesar yang memisahkan Batugamping Maruni dan Formasi Befoor
menurut visser dan hermes (1962). Mempunyai locatan tegak paling tidak 900 m
keselatan. Ketakselarasan antara Formasi Befoor dan Formasi Manokwari
menunjukan periukan dan pembalikan cekungan manokwari terjadi pada pliosen
paling akhir dan plistosen. Pengangkatan berlanjut hingga kini.

Ketektonikan Kuarter
Keterdapatan endapan litoral Formasi Manokwari yang berumur plistosen pada
ketinggian sekitar 300 m diatas permukaan laut, di dekat lembangan yang terisi bahan
endapan tebal kuarter alluvium dan litoral (Dataran Arfak) menunjukan
pengangkatan berpewat yang besar selama zaman kuarter. Gerakan ketektonikan
Holosen ditunjukkan oleh undak alluvium yang tertoreh tegak dan dibatasi oleh sesar
dan kelurusan di Dataran Arfak dan juga oleh terumbu koral terangkat. Di daerah
yang bergunung di bagian baratdaya, alur sungai yang lurus-lurus dengan batas yang
tajam, gawir sesar, dan sangat seringnya terjadi longsoran juga merupakan hasil
ketektonikan Upakini.

Anda mungkin juga menyukai