Anda di halaman 1dari 35

Gambaran Radiologi pada

Trauma Thoraks

LIZA AULIA PUTRI


NURIAH
SRI AGUSTINA

Pembimbing: dr. Nita Elvira, Sp.Rad


PENDAHULUAN

• Trauma thoraks salah satu penyebab utama


kematian pada seluruh kelompok usia dengan
angka 25 - 50% dari semua cedera traumatik

• Cedera thoraks menduduki peringkat ketiga


terbanyak pada kasus-kasus trauma, setelah
cedera pada kepala ekstremitas.

• Cedera thoraks sering disertai dengan cedera


perut, kepala, dan ekstremitas sehingga
merupakan cedera multipel.

• Pemeriksaan radiologi bermanfaat untuk


diagnosis dan penanganan secara tepat suatu
trauma pada thoraks.
ANATOMI THORAKS
TRAUMA THORAKS

Tumpul Tajam

Kompresi Tikaman

Robekan Tembakan

Ledakan
Inisial Assesment

 Pengelolaan
 Primary survey
 Airway (prevent hypoxia, stridor = UAO)
 Breathing (tension ptx, open ptx, flail chest)

 Circulation (BP, pulse monitor, arhythmia, massive


hemothorax, cardiac tamponade)
 Secondary survey
 Perawatan definitif
Fraktur Tulang Thoraks

Costae

Curiga adanya trauma


scapula yang luas meliputi
kepala, leher, medula
Trauma spinalis, paru-paru dan
tumpul Sternum pembuluh darah besar
thoraks

klavikula

Tulang
belakang
Fraktur tulang thoraks

Manifestasi Klinis
1. Nyeri : nyeri lokal dan nyeri pada gerak napas.
2. Gerakan paradoksal dinding dada pada inspirasi dan ekspirasi
3. Palpasi gerakan pernapasan yang abnormal
4. krepitasi iga atau fraktur tulang rawan (dapat terjadi)
Fraktur tulang costae

Flail chest : Fraktur iga multipel pada dua atau lebih tulang iga dengan
dua atau lebih garis fraktur
Fraktur tulang clavicula

Fraktur midle clavicula

Fraktur lateral clavicula

Fraktur medial clavicula


Fraktur tulang scapula

Gambaran USG Fraktur skapula

Fraktur skapula
Fraktur tulang sternum

Fraktur sternum dan fraktur vertebrae


Fraktur tulang thoraks

Penatalaksanaan
Terapi awal yang diberikan adalah pemberian ventilasi adekuat,
oksigen yang dilembabkan dan resusitasi cairan.
Terapi definitif ditujukan untuk mengembangkan paru-paru dan
berupa oksigenasi yang cukup serta pemberian cairan dan
analgesia untuk memperbaiki ventilasi
Pneumothoraks

Pneumothoraks adalah keadaan dimana terdapatnya udara


bebas dalam cavum pleura, maka akan menimbulkan
penekanan terhadap paru-paru sehingga paru-paru tidak
mengembang dengan maksimal.

Klasifikasi Pneumothoraks :
1) Pneumothoraks tertutup (Simple pneumothorax)
2) Pneumothoraks terbuka (Open Pneumothorax)
3) Pneumothoraks ventil (Tension Pneumothorax).
Pneumothoraks

Manifestasi Klinis
1. Suara nafas menurun pada sisi yang terkena
2. Perkusi hipersonor
3. Tension pneumothorax : nyeri dada, sesak yang berat,
distress pernafasan, takikardi, hipotensi, deviasi trakea,
hilangnya suara nafas pada satu sisi dan distensi vena leher.
Pneumothoraks

 Bayangan radiolusen dengan batas paru Pneumothorax disertai dengan


berupa garis radioopak tipis emfisema subkutis
 Menekan jaringan paru kearah hilus atau
paru menjadi kuncup/kolaps didaerah hilus
 Mediastinum terdorong kearah kontralateral
 Sela iga menjadi semakin lebar
Pneumothoraks

Penatalaksanaan
Pemasangan chest tube pada ICS IV atau V, anterior garis
midaxillaris. Selang dada dihubungkan dengan WSD dan foto
toraks dilakukan lagi untuk mengkonfirmasi pengembangan
kembali paru.

Tension pneumothorax : Torakosintesis pada ICS kedua garis


midclavicular. Terapi definitif : chest tube

Pneumothorax terbuka : menutup luka dengan kasa oklusif


steril yang diplester hanya pada 3 sisinya saja. Setelah itu
dipasang chest tube yang harus berjauhan dari luka primer.
Hemathoraks

Hemathoraks adalah terkumpulnya darah dengan di


dalam rongga pleura.

Penyebab utama : laserasi paru, laserasi pembuluh darah


interkostal atau arteri mammaria interna akibat cedera
tajam atau tumpul.
Hemathoraks

Manifestasi klinis

- Adanya tanda- tanda syok


- suara nafas menghilang
- Perkusi pekak pada sisi dada yang mengalami trauma
Hemothoraks
Hemathoraks

Penatalaksanaan

 Terapi awal hemotoraks : penggantian volume darah dan


dekompresi rongga pleura.
 Selang dada dipasang pada ICS IV atau V, anterior dari garis
midaxillaris
 Bila darah yang dikeluarkan dari selang dada sebanyak 1500
cc atau lebih dari 200 cc/jam selama 2-4 jam, torakotomi
harus dipertimbangkan
Kontusio paru

Kontusio paru dapat menyebabkan edema dan menumpuknya


darah diruang alveolar serta hilangnya struktur dan fungsi paru-
paru yang normal.

Manifestasi klinis

•Sekitar 50% pasien dengan kontusio paru mengalami


hemoptisis.
•Tanda-tanda trauma dinding dada seperti memar, patah tulang
rusuk atau flail chest.
•Kontusio ini dapat terjadi dengan atau tanpa fraktur iga
Kontusio paru

• Bayangan bercak di paru


•Opasifikasi abnormal parenkim
paru
Kontusio paru

• areas of airspace
opacity
•ground-glass
opacification, atau
keduanya,
(nonsegmental
perifer, dan geografis)
Kontusio Paru

Penatalaksanaan

 Kebanyakan memar tidak memerlukan terapi


spesifik.
 Kontusio yang luas dapat mempengaruhi pertukaran
gas dan mengakibatkan hipoksemia: oksigen
tambahan
 Analgesia yang memadai dan tepat.
 Intubasi trakea dan ventilasi mekanis : jika ada
kesulitan dalam oksigenasi atau ventilasi
Tamponade jantung

 Disebabkan : Luka tembus jantung, pembuluh darah


besar, maupun pembuluh
Cedera tumpul darah perikard

 Perikard terdiri dari struktur jaringan ikat yang kaku


dan walaupun relatif sedikit darah yang terkumpul,
sudah dapat menghambat aktivitas jantung dan
mengganggu pengisian jantung
Tamponade jantung

Manifestasi klinis

Trias Beck : Peningkatan tekanan vena jugularis,


Hipotensi
Suara jantung menjauh

Pulsus paradoksus : keadaan fisiologis dimana terjadi


penurunan tekanan sistolik selama inspirasi spontan.
Bila penurunan >10mmHg, merupakan tanda lain
terjadinya tamponade jantung, namun tanda ini tidak
selalu ditemukan.
Tamponade jantung
Tamponade jantung
Tamponade jantung

Penatalaksanaan

Tamponade jantung  perikokardiosintesis


Ruptur diafragma

 Ruptur diafragma terjadi pada 0,8-8% kasus trauma


toraks tumpul.
Ruptur Diafragma

Manifestasi klinis

 Gejala bergantung ukuran defek dan cedera yang


menyertai
 Penurunan bunyi nafas

 Adanya bisig usus di thoraks


Ruptur Diafragma

 Gambaran CT-scan ruptur


diafragma meliputi :
 Diskontinuitas diafragma (73-
82%)
 Herniasi lemak peritoneal,
usus, atau organ perut ke dada
(55%)
 “Collar sign” atau “hourglass
sign” yang dibentuk oleh
penyempitan seperti herniasi
intrathoracic partial dari
lambung atau usus (27%)
 Gambaran diafragma
menghilang
 Terdapat adanya
pneumothorax dan
pneumoperitoneum
 Dan terdapat hemothorax dan
hemoperitoneum
Ruptur Diafragma

Penatalaksanaan

 Pengelolaan ruptur diafragma harus


memperhitungkan kemungkinan terkait patologi
abdomen yang lain
 Laparoskopi : Saat hasil Ct-scan abdomen tidak
menunjukkan patologi yang jelas
 Jika pasien menunjukkan gejala terjadinya iskemia
visceral : torakotomi.
KESIMPULAN

 Trauma thoraks kebanyakan disebabkan oleh kecelakaan


lalu lintas yang umumnya berupa trauma tumpul.
Trauma tajam terutama disebabkan oleh tikaman dan
tembakan.
 Adapun tujuan pemeriksaan radiologis antara lain
adalah mencari adanya trauma tulang thoraks, trauma
parenkim paru, hematothoraks, pneumothoraks, ruptur
diafragma, trauma jantung dan trauma jaringan lunak
dinding dada.
 Cedera thoraks sering ditemukan pada penderita cedera
multiple dan dapat merupakan masalah yang
mengancam nyawa.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai