Konsep Dasar SPM
Konsep Dasar SPM
MEMAHAMI STRATEGI
Strategi adalah rencana-rencana untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk
mengimplementasikan strategi tersebut diperlukan suatu alat yaitu Sistem Pengendalian
Manajemen. Tiap organisasi memiliki strategi dan pengendalian yang berbeda-beda sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Strategi mendeskripsikan arah umum yang akan dituju suatu
organisasi untuk mencapai tujuannya..
A. Tujuan
Tujuan perusahaan ditentukan oleh pemimpin manajemen puncak (chief executif officer – CEO)
perusahaan yang bersangkutan, dengan mempertimbangkan nasihat yang diberikan oleh para
manajer senior lainnya, dan biasanya kemudian diratifikasi oleh dewan direksi. Tujuan
“perusahaan” bisa berupa :
Profitabilitas
Profitabilitas (ROI) terdiri atas presentase profit margin dan investment turnover.
Profitabilitas lebih mengacu pada profit jangka panjang daripada suatu periode dalam satu tahun
(current quarter ), sebab beberapa pengeluaran saat ini bisa jadi menurunkan profit saat ini, tapi
dapat meningkatkan profit dalam jangka panjang. Contohnya adalah jumlah yang dikeluarkan
untuk iklan atau R&D. Dalam konteks praktis, profitability yang dimaksud bisa berupa
pendapatan (revenue), jumlah laba maupun presentase laba.
Risiko
Upaya sebuah organisasi perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas sangat dipengaruhi
oleh kemauan pihak manajemen untuk mengambil risiko. Tingkat pengambilan risiko sangat
bervariasi, tergantung pada kepribadian atas masing-masing individu di jajaran manajemen.
Akan tetapi, selalu ada batas atas ; sejumlah organisasi perusahaan secara terang-terangan
menyatakan bahwa tanggung jawab utama manajemen adalah menjaga asset-aset perusahaan,
sedangkan profitabilitas menjai tujuan kedua. Sebagian besar krisis keuangan yang terjadi di
Asia selama tahun 1996 - 1998 bisa dilacak dari fakta bahwa bank-bank di Asia telah
memberikan pinjaman yang kelihatannya sangat menguntungkan tanpa memperhatikan tingkat
risiko yang dihadapi.
B. Konsep Strategi
Walaupun definisi berbeda satu sama lain, ada kesepakatan umum bahwa strategi
mendeskripsikan arah umum yang akan dituju suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. Setiap
organisasi yang dikelola dengan baik memiliki 1 strategi / lebih, walaupun mungkin tidak
dinyatakan secara eksplisit. Selebihnya dari bab ini membahas jenis-jenis umum strategi yang
dapat membantu organisasi mencapai tujuannya. Perusahaan mengembangkan strateginya
dengan mencocokkan kompetensi intinya dengan peluang industri.
Strategi dapat ditemukan pada dua tingkatan: (1) strategi untuk organisasi keseluruhan,
dan (2) strategi untuk unit bisnis dalam organisasi. Sekitar 85% perusahaan industry Fortune 500
di AS memiliki lebih dari satu unit bisnis dan sebagai akibatnya merumuskan strategi pada kedua
tingkatan.
Walaupun pilihan strategi berbeda pada tingkatan hierarkis yang berbeda, ada kebutuhan
yang jelas untuk konsistensi dalam strategi di seluruh tingakatan unit bisnis dan organisasi
keseluruhan (korporat). Tampilan 2.2 berisi rangkuman keprihatinan strategi pada tingkatan
organisasi dan opsi strategi generik (umum).
1. Perusahaan dengan industri tunggal beroperasi dalam satu lini bisnis. Exxon-Mobil
yang bergerak dalam industri minyak bumi merupakan salah-satu contohnya. Perusahaan
dengan diversifikasi yang berhubungan beroperasi dalam beberapa industry, dan unit-unit
bisnis tersebut memperoleh manfaat dari seperangkat kompetensi inti yang umum.
2. Perusahaan dengan diversifikasi yang berhubungan Procter & Gamble (P&G) adalah
salah-satu contoh dari; perusahaan ini memiliki unit-unit bisnis dalam popok (Pampers),
deterjen (Tide), sabun (Ivory), pasta gigi (Crest), Shampo (Head & Shoulders), dan
produk konsumen bermerek lainnya. P&G mempunyai dua kompetensi inti yang
menguntungkan semua unit bisnisnya: (a) keterampilan inti dalam beberapa teknologi
kimia, dan (b) keahlian distribusi dan pemasaran produk konsumen dengan harga rendah
melalui supermarket.
3. Perusahaan dengan bisnis yang tidak berhubungan beroperasi dalam bisnis yang
tidak saling berhubungan satu sama lain hubungan antara unit-unit bisnis bersifat murni
financial. Textron contohnya. Perusahaan ini beroperasi dalam bisnis yang sangat
terdiversifikasi seperti dalam alat tulis, helicopter, gergaji besar, komponen mesih
pesawat terbang, forklift, alat mesin, penghubung khusus, dan mesin-mesin turbin gas.
Pada tingkat corporat, salah-satu dimensi yang paling signifikan di mana konteks strategis
berbeda adalah tingkat dan jenis diversifikasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang
berbeda.
Daftar Pustaka :
Anthony, Robert N., dan Vijay Govindarajan. 2009. Management Control System, 11th ed.
Jakarta : Salemba Empat.
A. KONSEP-KONSEP DASAR
1. Pengendalian
Suatu organisasi harus dikendalikan, yaitu harus ada perangkat-perangkat untuk memastikan
bahwa tujuan strategis organisasi dapat tercapai. Perangkat-perangkat tersebut atau dikenal
sebagai Elemen Sistem Pengendalian adalah sebagai berikut:
1. Pelacak (detector) atau sensor – mengukur informasi yang sedang terjadi dalam proses
yang sedang dikendalikan.
2. Penilai (assessor) – menentukan signifikansi dari peristiwa aktual dengan cara
membandingkan dengan standar atau ekspektasi dari apa yang seharusnya terjadi.
3. Effector – mengubah perilaku jika assessor mengindikasikan kebutuhan untuk
melakukan hal tersebut.
4. Jaringan komunikasi – suatu perangkat yang meneruskan informasi antara detector dan
assessor dan antara assessor dan effector.
Sekarang akan dijelaskan bagaimana elemen tersebut berfungsi dalam tiga contoh dengan tingkat
kerumitan yang semakin meningkat: thermostat, yang mengatur suhu ruangan; proses biologis,
yang mengatur suhu tubuh; dan pengendara mobil, yang mengatur arah dan kecepatan
kendaraan.
Suhu tubuh. Standar suhu tubuh manusia adalah 98,6° F. Elemen mekanisme pengendalian
dengan mana tubuh berusaha untuk mempertahankan standar tersebut meliputi:
Pengendara mobil. Anggaplah peraturan kecepatan mobil ditentukan standar 65 mil per jam.
Sistem pengendalian pengendara mobil bertindak sebagai berikut:
Pengaturan dari sebuah mobil lebih rumit daripada pengaturan suhu tubuh. Tidak adanya
kepastian mengenai tindakan apa yang akan diarahkan oleh otak pengendara mobil setelah
menerima dan mengevaluasi informasi dari detector. Dalam sistem ini, kendali tidak bersifat
otomatis; perlu pengetahuan untuk mengenal kepribadian dan situasi pengendara mobil guna
memprediksi berapa kecepatan aktual mobil di titik akhir dari sebuah proses.
2. Manajemen
Suatu organisasi terdiri dari sekelompok orang yang bekerja bersama-sama untuk mencapai
tujuan bersama. CEO memutuskan keseluruhan strategi yang akan memungkinkan organisasi
untuk mencapai tujuannya. Tunduk kepada persetujuan CEO, para manajer dari berbagai unit
bisnis memformulasikan stategi tambahan. Proses pengambilan manajemen adalah proses di
mana manajer di seluruh tingkatan memastikan bahwa orang-orang yang mereka awasi
mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan.
Proses pengendalian yang digunakan oleh manajer mengandung elemen yang sama dengan
elemen pada sistem pengendalian yang lebih sederhana sebagaimana digambarkan sebelumnya.
Bagaimanapun, terdapat perbedaan yang signifikan antara proses pengendalian manajemen
dengan proses yang lebih sederhana tersebut.
1. Tidak seperti thermostat atau sistem suhu tubuh, standar tidaklah ditetapkan terlebih
dahulu, melainkan merupakan proses perencanaan yang sadar. Manajemen memutus-kan
apa yang seharusnya dilakukan oleh organisasi, dan proses pengendalian adalah
perbandingan antara pencapaian aktual dengan rencana-rencana ini.
2. Pengendalian manajemen tidaklah bersifat otomatis. seorang manajer perlu memutus-kan
apakah perbedaan hasil aktual dengan standar cukup signifikan untuk membenar-kan
tindakan, dan jika demikian, tindakan apa yang akan diambil.
3. Pengendalian manajemen memerlukan koordinasi antarindividu. Pengendalian
manajemen harus memastikan setiap bagian bekerja harmonis dengan bagian lainnya.
4. Tidak dapat diketahui tindakan yang akan diambil oleh seorang manajer ketika terjadi
perbedaan yang signifikan antara hasil aktual dengan hasil yang diharapkan, termasuk
tindakan yang akan diambil orang lain sebagai respon terhadap tanda dari manajernya.
5. Banyak pengendalian manajemen bersifat pengendalian diri sendiri. Para manajer
menggunakan penilaian mereka sendiri dan bukannya mengikuti instruksi yang diberikan
langsung oleh seorang atasan.
3. Sistem
Suatu sistem merupakan suatu cara tertentu dan bersifat repetitif untuk melaksanakan suatu atau
sekelompok aktivitas. Sistem memiliki karakteristik berupa rangkaian langka-langkah yang
berirama, terkoordinasi, dan berulang yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Proses pengendalian manajemen salah satunya mengandung penilaian (judgmental).
Beberapa tindakan manajemen bersifat tidak sistematis. Para manajer menghadapi situasi di
mana aturan tidak terdefinisikan dengan baik sehingga harus menggunakan penilaian terbaik
dalam memutuskan tindakan yang akan diambil. Hal ini tergantung pada faktor-faktor seperti
keahlian dan kepribadian orang-orang yang terlibat, hubungan mereka satu sama lain, dan
lingkungan di mana suatu masalah tertentu timbul.
Pengendalian manajemen terletak antara formulasi strategi dan pengendalian tugas. Formulasi
strategi paling tidak sistematis di antara ketiganya, pengendalian tugas merupakan yang paling
sistematis, dan pengendalian manajemen terletak di antaranya. Formulasi strategi memfokuskan
pada jangka panjang, pengendalian tugas memfokuskan jangka pendek, dan pengendalian
manajemen terletak di antaranya. Formulasi strategi menggunakan perkiraan kasar akan masa
depan, pengendalian tugas menggunakan data akurat saat ini, dan pengendalian manajemen
terletak di antaranya. Masing-masing kegiatan meliputi perencanaan dan pengendalian. Proses
perencanaan dalam formulasi strategi merupakan hal yang lebih penting, proses pengendalian
merupakan hal yang lebih penting dalam pengendalian tugas, dan dalam pengendalian
manajemen perencanaan dan pengendalian merupakan hal yang sama pentingnya.
1. Pengendalian Manajemen
Masalah pengendalian utama adalah bagaimana mempengaruhi mereka untuk bertindak demi
pencapaian tujuan pribadi mereka dengan cara sedemikian rupa sehingga sekaligus juga
membantu pencapaian tujuan organisasi. Keselarasan tujuan (goal congruence) berarti sejauh hal
tersebut dimungkinkan, tujuan seorang anggota organisasi seharusnya konsisten dengan tujuan
organisasi itu sendiri.
Sistem pengendalian manajemen membantu para manajer untuk menjalankan organisasi ke arah
tujuan strategisnya. Dengan demikian, pengendalai manajemen terutama memfokuskan pada
pelaksanaan strategi.
Sistem pengendalian manajemen meliputi ukuran kinerja finansial dan nonfinansial. Dimensi
finansial memfokuskan pada hasil-hasil moneter seperti laba bersih, pengembalian atas modal,
dan seterusnya. Tujuan nonfinansial pada mutu produk, pangsa pasar, kepuasan pelanggan,
pengantaran tepat waktu, dan semangat kerja karyawan.
Dalam industri yang berada dalam lingkungan yang cepat berubah, informasi pengendalian
manajemen, terutama yang bersifat nonfinansial dapat menyediakan dasar bagi pertimbangn
strategi baru. Pengendalian interaktif mengundang perhatian manajemen pada pengembangan –
baik negatif (misalnya kehilangan pangsa pasar, dan keluhan pelanggan) maupun positif
(misalnya pembukaan pasar baru sebagai akibat dari penghapusan peraturan pemerintah) –yang
menunjukkan perlu adanya strategis yang baru.
2. Formulasi Strategi
Formulasi strategi merupakan proses memutuskan tujuan organisasi dan strategi untuk mencapai
tujuan-tujuan ini. Tujuan tidak memiliki jangka waktu, tujuan akan tetap ada hingga tujuan
tersebut diubah, dan hal itu jarang terjadi. Strategi merupakan perencanaan yang besar dan
penting. Dalam proses formula strategi, tujuan organisasi biasanya dianggap tetap, meskipun
sesekali waktu pemikiran strategis dapat memfokuskan pada tujuan itu sendiri. Strategi
menetapkan secara umum arah tujuan pergerakan organisasi yang diinginkan oleh manajemen
senior.
Perbedaan paling penting antara formulasi strategi dan pengendalian manajemen adalah bahwa
formulasi strategi pada dasarnya tidaklah sistematis. Formulasi strategi melibatkan penillaian,
dan angka dengan estimasi kasar. Sebaliknya, proses pengendalian manajemen melibatkan
serangkaian langkah yang terjadi dalam urutan yang dapat diprediksi sesuai dengan jadwal tetap,
dan dengan estimasi yang dapat diandalkan. Formulasi strategi melibatkan sedikit orang –
penggagas, staf pusat, dan manajemen senior. Sebaliknya, proses pengendalian manajemen
melibatkan manajer dan staf di semua tingkatan dalam organisasi.
3. Pengendalian Tugas
Pengendalian tugas adalah proses untuk memastikan bahwa tugas yang spesifik dilaksanakan
secara efektif dan efesien. Pengendalian tugas berorientasi pada transaksi, hal tersebut
melibatkan kinerja dari tugas individual sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam proses
pengendalian manajemen.
Pengaruh internet terhadap dunia bisnis telah menjadi monumental. Internet memfasilitasi
koordinasi dan pengendalian melalui pemrosesan informasi yang efesien dan efektif, tetapi
internet tidak dapat menggantikan proses fundamental yang melibatkan pengendalian
manajemen. Penilaian (judgement) diperlukan untuk mendesain dan mengoperasikan suatu
sistem pengendalian yang optimal. Penilaian tersebut meliputi:
Secara ringkas, meskipun internet telah sangat meningkatkan pemrosesan informasi, namun
elemen fundamental dari pengendalian manajemen pada dasarnya melibatkan perilaku dan oleh
karenanya tidak dapat digantikan dengan pendekatan formula semata.
Referensi: