Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN

MINERALOGI

PRAKTIKUM KE : 7 (TUJUH)
JUDULPRAKTIKUM : MINERALOGI FISIK III
HARI/TANGGAL : SENIN / 0 9APRIL 2018
LOKASI PRAKTIKUM : BIOTEKNOLOGI DAN REKAYASA
KELOMPOK : B (GENAP)

HAVISDIN

F1D117014

PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bumi Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang cukup
tinggi, hal ini disebabkan karena bentuk tubuh dari bumi Indonesia khususnya
litosfernya terususun dari kristal dan mineral juga batuan yang dapat
dimanfaatkan dan memiliki nilai-nilai ekonomis yang tinggi. Oleh sebab itu
kita perlu mengenal dan mempelajari lebih dalam lagi tentang kristal dan
mineral baik melalui teori ataupun dengan melakukan praktikum kristalografi
dan mineralogi.
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui
proses geologis. Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi
kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral juga dapatdiartikan sebagai bahan
padat anorganik yang terdapat secara alamiah, dimana atom-atom di
dalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis. Mineral dapat kita
jumpai dimana-mana disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah,
atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Semua mineral kecuali
beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya,
sebagai perwujudan darisusunan yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya
memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan
diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai
“kristal”. kristal secara umum dapat didefinisikan sebagai bahan padat yang
homogen yang memiliki pola internal susunantiga dimensi yang teratur.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya Praktikum Kristalografi ini adalah :
1. Mengidentifikasi secara fisik dari macam-macam mineral.
2. Mengetahui sifat-sifat fisik dari mineral.

Mineralogi Fisik II 1
1.3 Alat dan Bahan
a. Alat
Alat alat yang dibutuh untuk melakukan praktikum adalah :
1. Alat tulis
2. Kuku
3. Paku
4. Lempeng baja
5. Kikir
6. Porselin
7. Loupe
8. Magnet
9. Skala mohs
10. Amplas
11. Kaca
12. Clipboard
b. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum adalah :
1. LKS
2. Mineral
1.4 Prosedur Kerja
1. Diambil sampel mineral yang akan dideskripsikan.
2. Dilakukan pendeskripsian terhadap sifat fisik mineral.
3. Dilakukan pengujian skala mohs pada mineral dengan bantuan alat-alat
yang tersedia.
4. Dicatat hasil pengamatan pada lembar kerja.
5. Digambarkan sketsa mineral pada lembar kerja.
6. Difoto sampel mineral yang telah dideskripsikan tersebut.

Mineralogi Fisik II 2
BAB II
DASAR TEORI
Mineralogi merupakan gabungan dari kimia ilmu material, fisika dan
geologi. Mineral adalah suatu zat padat yang terdiri dari unsur atau persenyawaan
kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses anorganik, mempunyai
sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai penempatan atom-atom secara
beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal. Selain itu kata
mineral juga mempunyai banyak arti, hal ini tergantung darimana kita
meninjaunya. Istilah mineral dalam geologi adalah zat atau benda yang terbentuk
oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun dari komposisi kimia
tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik yang tertentu pula. (Noor. 2008).
Setiap mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-
atom yang beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik dan
kimia tersendiri. Mengenal sifat-sifat fisik dan kimi mineral maka setiap jenis
mineral akan dapat diidentifikasi, sekaligus dapat mengetahui susunan
kimiawinya dalam batas-batas tertentu. Berdasarkan senyawa kimiawinya,
mineral dapat dikelompokkan mnejadi mineral silikat dan Non-silikat. Terdapat 8
kelompok mineral Non-silikat, yaitu kelompok Oksida, Sulfida, Sulfat, Native
elemen, Halid, Karbonat, Hidroksida, dan Phospat. Adapun mineral silikatyang
mengandung unsur SiO2 yang umum dijumpai dalam batuan, seperti yang
diketahui bahwa tidak kurang dari 2.000 jenis mineral yang dikenal hingga
sekarang. Namun hanya beberapa jenis mineral yang terlibat dalam pembentukan
batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan “Mineral pembentuk batuan”, atau
“Rock-forming minerals”, yang merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan
mantel Bumi. Mineral dapat di identifikasi dengan cara melihat sifat-sifat fisik
yang masing-masing mineral miliki antara lain menyatakan warna, bentuk kristal,
kilap, kekerasan, gores, belahan, kemagnetan dan tenacity (Khosim. 2007).
Warna merupakan sifat fisik mineral yang paling mudah di identifikasi
dalam suatu batuan, namun praktikan harus dapat membedakan warna-warna
masing-masing pada mineral dan melakukan penamaan warna yang tepat pada
mineral. Ada dua macam warna yang ada pada mineral yaitu warna idocromatic
dan warna allocromatic. Warna idocromatic meruapakan warna tetap dan asli dan

Mineralogi Fisik II 3
tertentu dari elemen-elemen yang menyusun mineral tersebut, sedangkan warna
allocromatic merukan warna campuran atau warna asli yang telah berubah karena
bercampur dengan mineral pengotor. Kilap dalam mineral berarti kilapan atau
pantulan cahaya dari permukaan mineral saat terkspos oleh cahaya.
Kilap mineral ini secara besar dibagi menjadi dua yaitu kilap logam dan kilap
non-logam (Singgih. 1997).
Kekerasan dalam ilmu mineralogi berarti ketahanan dari suatu mineral
terhadap goresan. Penentuan kekerasan dalam ilmu mineralogi dilakukan dengan
menggunakan suatu skala yang disebut skala mohs yang dapat membantu
perbandingan kekerasan mineral. Penentuan kekerasan mineral dilakukan dengan
cara mencari mineral yang paling rendah skala mohsnya yang dapat menggores
mineral yang diuji. Gores atau yang biasa disebut cerat adalah warna dari mineral
yang terlihat setelah mineral tersebut digoreskan atau pada saat mineralnya
membubuk. Warna dari cerat ini dapat saja berbeda dari warna mineral aslinya
ataupun sama dengan warna mineral aslinya (Guilbert. 1986).
Belahan adalah sifat fisik mineral yang membuat mineral memiliki
kecenderungan untuk membelah pada satu arah atau lebih arah tertentu. Belahan
dapat dilihat dengan melihat bagian mineral yang berbidang, belahan pada
umumnya tampak berjajar dan teratur. Semua mineral memiliki belahan namun
tidak semua mineral memiliki belahan yang mudah dilihat sebagian mineral
belahannya sudah tidak sempurna jadi belahannya sukar dilihat. Tenacity adalah
sifat ketahanan yang terjadi mineral terhadap pembengkokkan, penghancuran, dan
pemotongan. Brittle adalah mineral mudah hancur menjadi tepung halus. Sectile
adalah mineral yang terpotong pisau dengan tidak berkurang menjadi tepung.
Malleable adalah mineral yang jika ditempa dengan palu akan menjadi pipih.
Ductile ialah sifat mineral yang dapat ditarik atau diulur seperti kawat, misalnya
mineral yang ditarik akan bertambah panjang dan apabila dilepaskan maka
mineral akan kembali seperti semula. Flexible adalah mineral dapat
dilengkungkan dengan mudah. Elastic adalah dapat direnggang bila ditarik dan
kembali seperti semula bila dilepaskan (Bateman. 1981).

Mineralogi Fisik II 4
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
No. Gambar Oksidasi Borax Bead Sumber
Dari Gambar
Nyala Api Nyala Api
Oksidasi Reduksi
1 Mn Violet Tak https://ww
kemerahan berwarna
w.mindat.
org/min-
3318.html

2 Co Biru Biru https://geo


logy.com/
minerals/a
zurite.sht
ml

3 Cu Biru hijau Merah Opaq https://geo


logy.com/
minerals/s
phalerite.s
html

4 Ni Coklat Abu-abu https://en.


kemerahan Opaq
wikipedia.
org/wiki/
Garnierite

5 Fe Kuning Hijau pucat https://geo


logy.com/
minerals/s
erpentine.
shtml

6 Cr Hijau Hijau pucat https://geo


kekuningan
logy.com/
minerals/c
hromite.sh
tml

Mineralogi Fisik II 5
7 U Kuning Hijau pucathttps://geo
takberwarna
logy.com/
minerals/u
raninite.sh
tml

8 V Hijau Hijau cerah http://ww


kekuningan
w.vanadiu
mcorp.co
m

9 Ti Tak berwarna Violet https://geo


Kecoklatan
logy.com/
minerals/i
lmenite.sh
tml

10 Mo Tak berwarna Coklat https://ww


w.molybd
enum.com
/propertie
s/molybde
num-
physical/
11 W Tak berwarna Kuning- https://ww
Coklat
w.mindat.
org/min-
kemerahan 4305.html

12 Si Tak berwarna Tak


berwarna geology.c
om/miner
als/quartz.
shtml

Mineralogi Fisik II 6
3.2 Pembahasan
Praktikum Kristalografi dan Mineralogi keenam ini telah memasuki
materi mineral yang berjudul Mineralogi Fisik II. Pada praktikum ini dilakukan
pendeskripsian sifat-sifat fisik mineralserta kegunaan dan deskripsi ganesa dari
mineralnya. Sifat-sifat fisik mineral sendiri berarti melihat suatu batuan atau
mineral dari segi fisik atau mengidentifikasikan sifat yang tampak dengan kasat
mata. Hal ini bertujuan agar mengenal mineral dengan baik yaitu dengan
membahas dari awal proses terbentuknya mineral, skala kekerasan Mohs,
kegunaan serta mengetahui mineral itu sendiri. Sifat-sifat fisik dari mineral
merupakan sifat yang dapat dilihat dengan mata sifat-sifat fisik mineral ada
banyak diantaranya adalah warna, bentuk kristal, kilap, kekerasan, gores,
belahan, kemagnetan dan tenacity.
Dalam praktikum ini praktikan melakukan pendeskripsian mineral-
mineral yang telah desiadakan oleh asisten laboratorium. Pada mineral yang
pertama praktikan menentukan bahwa mineral tersebut berwarna ungu
keputihan, memiliki kilap kaca, kekerasan dari mineral ini adalah 7 karena
mineral ini dapat dengan mudah menggores kaca dan tidak dapat digores oleh
paku besi yang memiliki kekerasan skala mohs 6, mineral ini memiliki gores
yang berwarna putih, kemagnetan diamagnetik dan derajat ketransparanan
translucent. Dari deskripsi yang dilakukan praktikan dapat disimpulkan bahwa
mineral yang pertama ini adalah mineral amethyst yang memiliki rumus kimia
SiO2. Mineral amethyst karena memiliki warna ungu yang khas dan indah ini
salah satu kegunaannya sering menjadi objek ornamen dan perhiasan. Ganesa
dari batuan ini terbentuk karena proses pembekuan magma pada tekanan dan
suhu yang tinggi serta adanya pengotor yang masuk sehingga membuat warna
mineral ini menjadi ungu.
Pada mineral selanjutnya praktikan menentukan bahwa mineral tersebut
berwarna putih susu, memiliki kilap mutiara, kekerasan dari mineral ini adalah
2 karena mineral ini dapat dengan mudah digoreskan oleh kuku jari, gores dari
mineral ini berwarna putih, bersifat kemagnetan diamagnetik dan memiliki
derajat kentransparanan opaque. Dari deskripsi yang dilakukan praktikan dapat
disimpulkan bahwa mineral ini adalah mineral gypsum yang memiliki rumus

Mineralogi Fisik II 7
kimia CaSO4.2H2O. Mineral gypsum ini biasanya digunakan sebagai bahan
pembuatan kosmetik dan kertas. Ganesa dari mineral ini adalah terbentuk dari
hasil pengendapan air garam pada deposit sedimen.
Pada mineral yang berikutnya setelah praktikan melakukan deskripsi
pada mineral tersebut praktikan menentukan bahwa mineral tersebut berwarna
tak berwarna kekuningan, memiliki kilap kaca, kekerasan dari mineral ini
adalah 7 karena mineral ini dapat dengan mudah menggores kaca dan tidak
dapat digores oleh paku besi yang memiliki kekerasan skala mohs 6, mineral
ini memiliki gores yang berwarna putih, kemagnetan diamagnetik dan derajat
ketransparanan translucent. Dari deskripsi yang dilakukan praktikan dapat
disimpulkan bahwa mineral ini adalah mineral kuarsa yang memiliki rumus
kimia SiO2. Mineral kuarsa biasanya digunakan sebagai bahan baku kaca.
Mineral kuarsa sendiri terbentuk dari kristalasi magma pada tekanan dan suhu
yang tinggi.
Pada mineral selanjutnya praktikan menentukan bahwa mineral tersebut
berwarna hitam, memiliki kilap sub-metalic, kekerasan dari mineral ini adalah
6,5 karena mineral ini dapat menggores kaca dengan mudah dan sulit
digoreskan dengan paku besi, mineral ini memiliki gores berwarna hitam,
kemagnetan diamagnetik dan derajat ketransparanan opaque. Dari deskripsi
yang dilakukan praktikan dapat disimpulkan bahwa mineral ini adalah bukan
mineral melainkan sebuah batubara.
Pada mineral selanjutnya praktikan menentukan bahwa mineral tersebut
berwarna hitam, memiliki kilap kaca, memiliki kekerasan 6 karena mineral ini
dapat menggores kaca dan tidak dapat menggores paku besi, mineral ini
memiliki gores berwarna putih, kemagnetan diamagnetik dan derajat
ketransparanan translucent. Dari deskripsi yang dilakukan oleh praktikan dapat
disimpulkan bahwa mineral ini adalah bukan mineral melainkan sebuah batu
obsidian.
Pada mineral selanjutnya praktikan menentukan bahwa mineral tersebut
berwarna kuning kecoklatan, yang memiliki kilap mutiara, kekerasan 2 karena
dapat digores dengan kuku jari, memiliki gores berwarna kuning, kemagnetan
diamagnetik, derajat ketransparanan opaque dan memiliki bau yang menyengat

Mineralogi Fisik II 8
dari deskripsi yang dilakukan oleh praktikan ini dapat disimpulkan bahwa
mineral ini adalah mineral sulfur yang memiliki rumus kimia S. Mineral sulfur
berguna untuk banyak hal selain menjadi sumber bahan baku belerang, mineral
sulfur juga berguna untuk pembuatan baterai mobil, pupuk, penyulingan
minyak dan memproses air bersih.
Pada mineral selanjutnya praktikan menentukan bahwa mineral tersebut
memiliki warna putih susu kehitaman, memiliki kilap tanah, kekerasan 5
karena tidak dapat menggores kaca dan dan dapat menggores uang koin.
Memiliki gores berwarna putih, kemagnetan diamagnetik dan memiliki derajat
ketransparanan opaque. Dari deskripsi yang dilakukan oleh praktikan ini dapat
disimpulkan bahwa mineral ini adalah mineral apatite yang memiliki rumus
kimia Ca5(PO4)3(F,Cl,OH). Mineral apatite ini berguna untuk perhiasan,
ornamen dan menghasilkan pupuk fosfat.
Pada mineral selanjutnya praktikan menentukan bahwa mineral tersebut
berwarna abu abu kehitaman, memiliki kilap logam, memiliki kekerasan 2,5
karena tidak bisa digores oleh kuku jari dan bisa menggores kuku jari.
Memiliki cerat berwarna abu-abu, kemagnetan diamagnetik dan memiliki
derajat ketransparanan opaque. Dari deskripsi yang dilakuan oleh praktikan ini
dapat disimpulkan bahwa mineral ini adalah mineral galena yang mempunyai
rumus kimia Pb5 . mineral galena ini biasanya digunakan sebagai bahan sumber
timbal dan juga sebagai bahan baku baterai.
Pada mineral selanjutnya praktikan menentukan bahwa mineral tersebut
berwarna hitam, memiliki kilap sub metalic, memiliki kekerasan 2,5 karena
tidak bisa di menggores kuku jari dan tidak dapat digores oleh kuku jari.
Memiliki gores berwarna putih, memiliki gores berwarna putih, kemagnetan
paramagnetik dan memiliki derajat ketransparanan translucent. Dari deskripsi
yang dilakukan oleh praktikan ini dapat disimpulkan bahwa mineral ini adalah
mineral biotit yang memiliki unsur kimia K(Mg,Fe)3(AlSi3O10)(F,OH)2.
mineral biotit umumnya digunakan sebagai zat aditif pada saat pengeboran dan
juga sebagai bahan untuk cat.

Mineralogi Fisik II 9
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pecobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Mengidentifikasikan secara fisik dari mineral adalah suatu kegiatan
membuat deskripsi tentang suatu mineral tertentu dengan cara melihat
secara langsung dan mendeskripsikan suatu sifat-sifat fisik mineralnya.
2. Mengetahui sifat-sifat fisik mineral merupakan kegiatan dalam
mengidentifikasikan tentang suatu mineral tertentu, dalam
mendeskripsikan mineral dapat dilakukan dengan melihat berdasarkan
sifat fisiknya yang menyatakan warna, bentuk kristal, kilap, kekerasan,
gores, belahan, kemagnetan dan tenacity.

4.2 Saran
Padasaat praktikum Kristalografi, dapat kita sadari bersama ada beberapa
kekurangan yang cukup menghambat berjalannya proses praktikum seperti
kurangnya kesadaran praktikan terhadap ketepatan waktu sehingga praktikan
terlambat untuk mengikuti praktikum.

Mineralogi Fisik II 10
DAFTAR PUSTAKA

Khosim. A. 2007. Geografi. Jakarta : Erlangga.


Noor, D. 2008. Pengantar Geologi. Bogor : Universitas Pakuan
Bateman, A.M. 1981. Mineral Deposit 3rd edition. New York: Jhon Wiley and
Sons.
Guilbert, J.M., & Park Jr. C.F. 1986.The Geology of Ore Deposits. New York:
W.H Freeman and Company.
Singgih, Susilo. 1997. Jurnal Geologi Fisik Indonesia. Sistem Kristalografi.
Vol.2.No.3:25-28.

Mineralogi Fisik II 11

Anda mungkin juga menyukai