Kemiskinan perkotaan adalah fenomena yang mulai dipandang sebagai masalah serius,
terutama dengan semakin banyaknya permasalahan sosial ekonomi dan politik yang
ditimbulkannya. Modernisasi dan industrialisasi sering kali dituding sebagai pemicu, diantara
beberapa pemicu yang lain, perkembangan daerah perkotaan secara pesat mengundang
terjadinya urbanisasi dan kemudian komunitas-komunitas kumuh atau daerah kumuh yang
identik dengan kemiskinan perkotaan. Yasa (2008) mengemukakan bahwa dipandang dari
sudut ekonomi, kemiskinan dapat dilihat dari beberapa sisi, diantaranya : 1) secara makro,
kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumberdaya yang
menimbulkan distribusi yang timpang, 2) kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas
sumberdaya manusia, 3) kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal, 4) di
daerah perkotaan, derasnya arus migran masuk juga memberi dampak terhadap semakin
banyaknya penduduk dalam katagori miskin.
Persoalan kemiskinan merupakan persoalan yang sangat kompleks. Banyak faktor yang
berperan menjadi penyebab kemiskinan di perkotaan yaitu antara lain :
Tingkat kelahiran yang tinggi ini juga dapat memicu terjadinya kemiskinan di
Indonesia. Hal ini disebabkan oleh adanya pengeluaran biaya yang lebih besar,
sehingga dapat dimungkinkan harta kekayaannya lama – lama terkuras. Namun hal
ini berbeda untuk kelompok sosial yang memiliki penghasilan yang cukup bahkan lebih
serta menetap. Mereka menganggap masih mampu menghidupi anggota
kelompoknya. Maka mereka tidak dianggap sebagai kelompok sosial miskin.