Ecological Footprint adalah alat bantu yang dapat kita
pergunakan dalam mengukur penggunaan sumberdaya dan
kemampuan menampung limbah dari populasi manusia dihubungkan dengan kemampuan lahan, biasanya dinyatakan dalam global hektar (gha) Dalam konsep Ecological Footprint dari sisi kebutuhan Ecological Footprint didefinisikan sebagai luas lahan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan (konsumsi) populasi untuk menerima/menyerap limbah. Konsep Ecological Footprint : a. Ecological Footprint adalah konsep untuk mencermati pengaruh manusia b. Memahami tapak ekologi memungkinkan untuk melihat seberapa besar kekayaan alam yang masih tersisa, dan seberapa besar pengaruh konsumsi manusia terhadap ketersediaannya c. Ecological Footprint adalah perangkat analisis untuk menguku dan mengomunikasikan dampak pemanfaatan sumber daya pada lingkungan d. Komponen yang dianalisis dalam tapak ekologi adalah penggunaan energy langsung: material dan limbah, pangan. Ecological Footprint secara sederhana dapat ditentukan dengan menelusuri berapa besarnya konsumsi sumber daya alam serta sampah yang kita produksi dan disetarakan dengan area permukaan bumi yang produktif secara biologis. Sesuai dengan data yang dimuat oleh wwf bahwa jumlah ecological footprint sudah melewati ambang batas maka dari itu kita membutuhkan 1,5 bumi lagi. Adapun 5 cara yang dapat mengurangi tingkat ecological footprint sebagai berikut : 1. Mengambil jalur hijau : bersepeda, menggunakan kendaraan umum, mengurangi penggunaan kendaraan bermotor 2. Menghemat listrik 3. Mengurangi penggunaan kantong plastik, dan menggantinya dengan tas belanja 4. Mengurangi penggunaan kertas 5. Mengurangi pembelian barang lewat online Untuk mengukur jejak ekologi kita berdasar standar yang telah ditentukan, yaitu menggunakan kuis. Beberapa faktor yang menjadi komponen penghitungan adalah bagaimana jejak rantai makanan (food), tempat berteduh (shelter), perjalanan untuk berkegiatan (mobility), barang (goods), jasa (service).