Anda di halaman 1dari 11

PENGAMATAN PETROGRAFI PADA BATUAN BEKU ASAM, BATUAN

BEKU INTERMEDIET DAN BATUAN BEKU BASA DAN ULTRABASA

Uswatun Khoiriyah

1. PENDAHULUAN pengamatan petrografis 2) untuk mengetahui


nama batuan intermediet dalam pengamatan
Petrografi merupakan ilmu yang mempelajari petrografis 3) untuk mengetahui nama batuan
tentang batuan dalam sayatan tipis. basa dan ultrabasa dalam pengamatan
petrografis
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa
Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang 2. TINJAUAN PUSTAKA
terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, Petrografi merupakan ilmu yang mempelajari
baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif tentang batuan dalam sayatan tipis.
(plutonik) maupun di atas permukaan sebagai (Howel,1953)
batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat
berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa
yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak Latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang
bumi. terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi,
Berdasakan sifat kimiawinya, batuan beku dapat baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
dikelompokan menjadi 4 (empat) kelompok, (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai
yaitu: (1) Kelompok batuan beku batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat
ultrabasa/ultramafic; (2) Kelompok batuan beku berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan
basa; (3) Kelompok batuan beku intermediate; yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak
dan (4) Kelompok batuan beku asam. Dengan bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh
demikian maka magma asal yang membentuk salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan
batuan batuan tersebut diatas dapat dibagi temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan
menjadi 3 jenis, yaitu magma basa, magma komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah
intermediate, dan magma asam. Oleh karena itu berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk
klasifikasi terhadap batuan beku dengan analisis di bawah permukaan kerak bumi. (Jauhari,
petrografi penting dilakukan untuk 2012)
mengidentifikasi jenis batuan dan nama batuan.
Di alam batuan beku meiliki kenaekaragaman
Maksud dari praktikum ini yaitu untuk jenis. Karena itu klasifikasi dan penamaan
mengidentifikasi batuan beku berdasarkan terhadap batuan beku perlu dilakukan demi
analisis petrografi kemudahan dalam pemanfaatannya. Klasifikasi
batuan beku dapat dilakukan berdasarkan
Tujuan dari praktikum ini yaitu 1) untuk tekstur, mineralogy dan komposisi kimia.
mengetahui nama batuan asam dalam
Klasifikasi batuan berdasarkan tekstur dan 3. Berdasarkan kandungan kimianya yaitu
komposisi mineral merupakan klasifikasi secara kandungan SiO2-nya batuan beku
kualitatif. Sedangkan klasifikasi berdasarkan diklasifikasikan menjadi empat yaitu: a) Batuan
persen komposisi kimia merupakan klasifikasi beku asam (acid), kandungan SiO2 > 65%,
secara kuantitatif. (Jahidin, 2010) contohnya Granit, Ryolit. b) Batuan beku
menengah (intermediat), kandungan SiO2 65% -
Klasifikasi berdasarkan tekstur dan mineralogy 52%. Contohnya Diorit, Andesit c) Batuan beku
batuan biasanya dilakukan melalui analisis basa (basic), kandungan SiO2 52% - 45%,
petrografi sayatan tipis batuan (thin section) di contohnya Gabbro, Basalt d) Batuan beku ultra
bawah mikroskop petrografi. Identifikasi tekstur basa (ultra basic), kandungan SiO2 < 30%
dan komposisi mineral dengan analisis (Jauhari, 2012)
petrografi membutuhkan ketelitian yang tinggi
dan relatif muda dilakukan untuk Penamaan batuan beku ditentukan
pengelompokan batuan beku plutonik, tetapi berdasarkan dari komposisi mineral-mineral
untuk batuan vulkanik sedikit sukar dilakukan utama (ditentukan berdasarkan persentase
terutama batuan vulkanik yang berbutir sangat volumenya) dan apabila dalam penentuan
halus (glassy). Batuan-batuan seperti ini hanya komposisi mineralnya sulit ditentukan secara
dapat diklasifikasikan berdasarkan persen pasti, maka analisis kimia dapat dilakukan untuk
komposisi kimia ataupun mineral normatif memastikan komposisinya. Yang dimaksud
batuan. (Jahidin, 2010) dengan klasifikasi batuan beku disini adalah
semua batuan beku yang terbentuk seperti yang
Batuan beku diklasifikasikan berdasarkan diuraikan diatas (volkanik, plutonik, extrusive,
tempat terbentuknya, warna, kimia, tekstur, dan dan intrusive). Dan batuan beku ini mungkin
mineraloginya. terbentuk oleh proses magmatik, metamorfosa,
atau kristalisasi metasomatism (Noor, 2009).
1. Berdasarkan tempat terbentuknya batuan beku
dibedakan atas: a) Batuan beku Plutonik, yaitu
batuan beku yang terbentuk jauh di perut bumi.
b) Batuan beku Hypabisal, yaitu batuan beku
yang terbentu tidak jauh dari permukaan bumi c)
Batuan beku vulkanik, yaitu batuan beku yang
terbentuk di permukaan bumi Berdasarkan
warnanya, mineral pembentuk batuan beku ada
dua yaitu (gelap) seperti olivin, piroksen,
amphibol dan biotit, dan mineral felsic (terang)
seperti Feldspar, muskovit, kuarsa dan
feldspatoid.

2. Klasifikasi batuan beku berdasarkan


warnanya yaitu: a. Leucocratic rock, kandungan
mineral mafic < 30% b. Mesocratic rock,
kandungan mineral mafic 30% - 60% c.
Melanocratic rock, kandungan mineral mafic
60% - 90% d. Hypermalanic rock, kandungan Gambar 1. Klasifikasi IUGS (Bas & Streckeisen,
mineral mafic > 90% 1991)
Klasifikasi IUGS adalah klasifikasi batuan beku sesuai pada mineral yang ada pada klasifikasi
berdasarkan kandungan mineral pada batuan tersebut. (Rock classification, 1991)
dimana cara penggunaannya didasarkan atas
kandungan mineral kuarsa, plagioklas, alkali Tabel klasifikasi batuan beku
feldspat dan felsdpatoid. (Rock classification, berdasarkan mineral penyusun batuan tersebut
1991) (essential minerals, accessory minerals) dengan
melihat jumlahmineral apa saja yang melimpah
dan dominan. Mineral yang demikian
disebutdengan essential minerals. Mineral -
mineral ini adalah mineral yang
palingmenentukan nama suatu batuan.
Contohnya adalah quartz, feldspathoid, dan
feldspar. Sedangkan accessory minerals adalah
mineral yang keberadaanya lebih sedikit
dibangkan dengan mineral esensial namun dapat
juga menentukan dalam penamaan suatu batuan.
Contoh dari mineral aksesori ini adalah biotite,
Gambar 2. Klasifikasi Streckeisen (Bas & muscovite, dan sebagainya. Selain berdasarkan
Streckeisen, 1991) komposisinya, Russell juga mengklasifikasikan
batuan beku berdasarkan komposisi kimianya
Klasifikasi Strainkensen ialah klasifikasi batuan dan color index. Kandungan SiO2, Al2O3,
beku basa berdasarkan kandungan mineralnya, Fe2O3 dalam suatu batuan akan sangat
dimana mineralnya yaitu olivine clino piroksin berpengaruh dalam penamaan batuan
dan orthopiroksin. Cara penggunaannya yaitu itu.Sedangkan color index adalah
dengan cara persentase mineral yang terkandung pengklasifikasian batuan berdasarkan warnanya.
(Travis, 1955)

Gambar 3. Klasifikasi Travis (Travis, 1955)


3. METODE PENELITIAN

Adapun metode penelitian yang


dilakukan pada pengamatan sayatan
tipis ini yaitu :
a) Dari sampel sayatan tipis batuan ini
dalakukan penelitian dengan
menggunakan mikroskop polarisasi
dengan tipe Nikon E-100.
b) Kemudian dalam penelitian itu kita
mengamati tiap-tiap mineral yang
ada dalam sayatan tipis batuan
tersebut.
c) Dari semua mineral yang telah
diamati dan diberikan nama
mineral berdasarkan klasifikasi
IUGS,1973.
d) Mineral-mineral yang di dapatkan
kemudian dipresentasekan untuk
dapat menentukan nama batuan
dari sayatan tipis yang telah
dilkukan pengamatan dengan
menggunakan klasifikasi
Travis,1995.
3. PEMBAHASAN

Adapun hasil yang diperoleh dari


praktikum yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut :

3.1 Batuan Beku Asam

a. Sampel 1
Berdasarkan kenampakan sayatan
batuan ini secara mikroskopis dapat
dilihat warna absorbsi kuning
kecoklatan, warna interferensi abu-abu
kehitaman, kristalinita hipokristalin,
granularitas porfiroafanitik, bentuk
mineral subhedral-anhedral, ukuran
mineral ± 0,25 – 2,5 mm, komposisi
mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas,
muskovit, pyroksen dan massa dasar. kuning, memiliki bentuk euhedral-
Pengamatan yang dilakukan pada subhedral, pleokrisme dwikroik,
sayatan tipis sampel 1 ini dilakukan intensitas tinggi, relief sedang, ukuran
mineral 0,75 mm, sudut gelapan 25°,
dalam 3 DMP, adapun penjelasan
jenis gelapan miring, massa dasar
untuk setiap DMP yaitu sebagai dengan persentase 5% dengan sifat
berikut : Berwarna transparan di nikol sejajar
dan berwarna abu-abu pada nikol
1) DMP 1 silang.
Pada hasil pengamatan yang
dilakukan dalam DMP 1 ini dijumpai 2) DMP 2
mineral ortoklas dengan persentase Pada hasil pengamatan yang
20%, dengan sifat berwarna dilakukan dalam DMP 2 ini dijumpai
transparan, bentuk subhedral-anhedral, mineral ortoklas dengan persentase
tidak memiliki belahan, relief rendah, 25%, dengan sifat berwarna
pleokrisme monokroik, intensitas transparan, bentuk subhedral-anhedral,
rendah, warna interferensi abu-abu, tidak memiliki belahan, relief rendah,
ukuran mineral 2,5 mm, memiliki pleokrisme monokroik, intensitas
sudut gelapan 12° dengan jenis rendah, warna interferensi abu-abu,
gelapan paralel, kuarsa dengan ukuran mineral 1 mm, memiliki sudut
persentase 45% dengan sifat optis gelapan 12° dengan jenis gelapan
Berwarna transparan, bentuk paralel, kuarsa dengan persentase 45%
subhedral-anhedral, tidak memiliki dengan sifat optis berwarna transparan,
belahan, relief sedang, pleokrisme bentuk subhedral-anhedral, tidak
monokroik, ukuran mineral 0,75 mm, memiliki belahan, relief sedang,
warna interferensi abu-abu, jenis pleokrisme monokroik, ukuran mineral
gelapan bergelombang, plagioklas 0,25 mm, warna interferensi abu-abu,
dengan persentase 20% dengan sifat jenis gelapan bergelombang,
berwarna itransparan, bentuk plagioklas dengan persentase 20%
euhedral-subhedral, belahan dua arah, dengan sifat berwarna itransparan,
relief rendah, pleokrisme monokroik, bentuk euhedral-subhedral, belahan
ukuran mineral 2,12 mm, warna dua arah, relief rendah, pleokrisme
interferensi abu-abu, memiliki sudut monokroik, ukuran mineral 1,5 mm,
gelapan 6,5° dengan jenis gelapan warna interferensi abu-abu, memiliki
miring, Muskovit dengan persentase sudut gelapan 6,5° dengan jenis
5%, dengan sifat berwarna kuning, gelapan miring, Muskovit dengan
memiliki bentuk euhedral-subhedral, persentase 5%, dengan sifat berwarna
memiliki belahan 1 arah, relief rendah, kuning, memiliki bentuk euhedral-
pleokrisme dwikroik, ukuran mineral subhedral, memiliki belahan 1 arah,
0,25 mm, warna interferensi hiaju, relief rendah, pleokrisme dwikroik,
memiliki sudut gelapan 90° dengan ukuran mineral 0,5 mm, warna
jenis gelapan parallel, pyroksin dengan interferensi hiaju, memiliki sudut
persentase 5% dengan sifat berwarna gelapan 90° dengan jenis gelapan
parallel, massa dasar dengan mineral 0,75 mm, sudut gelapan 25°,
persentase 5% dengan sifat Berwarna jenis gelapan miring, massa dasar
transparan di nikol sejajar dan dengan persentase 5% dengan sifat
berwarna abu-abu pada nikol silang. Berwarna transparan di nikol sejajar
dan berwarna abu-abu pada nikol
3) DMP 3 silang.
Pada hasil pengamatan yang Berdasarkan hasil pengamatan
dilakukan dalam DMP 3 ini dijumpai dari 3 DMP dapat diperoleh
mineral ortoklas dengan persentase kesimpulan bahwa pada sayatan tipis
20%, dengan sifat Berwarna batuan dengan nomor sampel 1
transparan, bentuk subhedral-anhedral, dijumpai beberapa jenis mineral
tidak memiliki belahan, relief rendah, seperti ortoklas, kuarsa, plagioklas,
pleokrisme monokroik, intensitas muskovit, pyroksen, massa dasar.
rendah, warna interferensi abu-abu, Dimana pada sayatan ini ,mineral yang
ukuran mineral 1 mm, memiliki sudut mendominasi adalah mineral kuarsa
gelapan 12° dengan jenis gelapan dengan presentase 43,3 %. Untuk
paralel, kuarsa dengan persentase 40% menentukan nama batuan ini
dengan sifat optis Berwarna digunakanlah klasifikasi Travis 1955.
transparan, bentuk subhedral- Dimana dengan melihat jumlah
anhedral, tidak memiliki belahan, perbandingan potasium feldspar dan
relief sedang, pleokrisme monokroik, plagioklas. Pada sayatan ini
ukuran mineral 0,75 mm, warna Kandungan mineral pada batuan ini
interferensi abu-abu, jenis gelapan yaitu berupa K. Felspar yang
bergelombang, plagioklas dengan jumlahnya lebih banyak dibandingkan
persentase 27% dengan sifat dengan 2/3 jumlah seluruh felspar dan
berwarna itransparan, bentuk mineral kuarsa yang memiliki
euhedral-subhedral, belahan dua arah, persentase mineral lebih dari 10%
relief rendah, pleokrisme monokroik, pada batuan. Memiliki granularitas
ukuran mineral 1,5 mm, warna faneroporfiritik, relasi inequigranular.
interferensi abu-abu, memiliki sudut Secara keseluruhan, kandungan
gelapan 6,5° dengan jenis gelapan mineral pada batuan ini yaitu mineral
miring, Muskovit dengan persentase kuarsa, plagioklas, sanidine, dengan
5%, dengan sifat berwarna kuning, mineral tambahan khas yaitu piroksin.
memiliki bentuk euhedral-subhedral, Berdasarkan deskripsi di atas, nama
memiliki belahan 1 arah, relief rendah, batuan ini adalah Porfiri Monzonit
pleokrisme dwikroik, ukuran mineral Kuarsa (Russel B. Travis, 1955).
0,5 mm, warna interferensi hiaju,
memiliki sudut gelapan 90° dengan b. Sampel 2
jenis gelapan parallel, pyroksin dengan Berdasarkan kenampakan sayatan
persentase 3% dengan sifat berwarna batuan ini secara mikroskopis dapat
kuning, memiliki bentuk euhedral- dilihat Kenampakan mikroskopis
subhedral, pleokrisme dwikroik, batuan memiliki warna absorbsi
intensitas tinggi, relief sedang, ukuran
kuning kecoklatan, warna interferensi subhedral, pleokrisme monokroik,
abu-abu kehitaman, kristalinita intensitas tinggi, relief sedang, ukuran
hipokristalin, granularitas mineral 0,75 mm, sudut gelapan 25°,
porfiroafanitik, bentuk mineral jenis gelapan miring. Ortoklas dengan
subhedral-anhedral, ukuran mineral ± persentase 10% dengan sifat Berwarna
0,25 – 4 mm, komposisi mineral transparan, bentuk subhedral-anhedral,
kuarsa, ortoklas, plagioklas, muskovit, tidak memiliki belahan, relief rendah,
pyroksen dan massa dasar. pleokrisme monokroik, intensitas
Pengamatan yang dilakukan pada rendah, warna interferensi abu-abu,
sayatan tipis sampel 1 ini dilakukan ukuran mineral 2,5 mm, memiliki
dalam 3 DMP, adapun penjelasan sudut gelapan 12° dengan jenis
untuk setiap DMP yaitu sebagai gelapan paralel. Massa Dasar dengan
berikut : persentase 5% dengan sifat berwarna
transparan di nikol sejajar dan
1) DMP 1 berwarna abu-abu pada nikol silang.
Pada hasil pengamatan yang
dilakukan dalam DMP 1 ini dijumpai 2) DMP 2
mineral kuarsa dengan persentase 30% Pada hasil pengamatan yang
dengan sifat berwarna transparan, dilakukan dalam DMP 2 ini dijumpai
bentuk subhedral-anhedral, tidak mineral Muskovit dengan persentase
memiliki belahan, relief sedang, 5% dengan sifat optik berwarna
pleokrisme monokroik, ukuran mineral kuning, memiliki bentuk euhedral-
0,25 mm, warna interferensi abu-abu, subhedral, tidak memiliki belahan,
jenis gelapan bergelombang. relief sedang, pleokrisme dwikroik,
Plagioklas dengan persentase 35% ukuran mineral 0,5 mm, warna
dengan sifat berwarna itransparan, interferensi hiaju, memiliki sudut
bentuk euhedral-subhedral, belahan gelapan 90° dengan jenis gelapan
dua arah, intensitas kuat, relief rendah, parallel. kuarsa dengan persentase
pleokrisme monokroik, ukuran mineral 30% dengan sifat berwarna transparan,
4 mm, warna interferensi abu-abu, bentuk subhedral-anhedral, tidak
memiliki sudut gelapan 6,5° dengan memiliki belahan, relief sedang,
jenis gelapan miring, jenis gelapan pleokrisme monokroik, ukuran mineral
kalsbat-albit. Muskovit dengan 0,25 mm, warna interferensi abu-abu,
persentase 5% dengan sifat optik jenis gelapan bergelombang.
berwarna kuning, memiliki bentuk Plagioklas dengan persentase 35%
euhedral-subhedral, tidak memiliki dengan sifat berwarna itransparan,
belahan, relief sedang, pleokrisme bentuk euhedral-subhedral, belahan
dwikroik, ukuran mineral 0,5 mm, dua arah, intensitas kuat, relief rendah,
warna interferensi hiaju, memiliki pleokrisme monokroik, ukuran mineral
sudut gelapan 90° dengan jenis 4 mm, warna interferensi abu-abu,
gelapan parallel. Pyroksin dengan memiliki sudut gelapan 6,5° dengan
persentase 15% dengan sifat Berwarna jenis gelapan miring, jenis gelapan
kuning, memiliki bentuk euhedral- kalsbat-albit.. Pyroksin dengan
persentase 15% dengan sifat Berwarna dengan sifat berwarna itransparan,
kuning, memiliki bentuk euhedral- bentuk euhedral-subhedral, belahan
subhedral, pleokrisme monokroik, dua arah, intensitas kuat, relief rendah,
intensitas tinggi, relief sedang, ukuran pleokrisme monokroik, ukuran mineral
mineral 0,75 mm, sudut gelapan 25°, 4 mm, warna interferensi abu-abu,
jenis gelapan miring. Ortoklas dengan memiliki sudut gelapan 6,5° dengan
persentase 10% dengan sifat Berwarna jenis gelapan miring, jenis gelapan
transparan, bentuk subhedral-anhedral, kalsbat-albit.. Ortoklas dengan
tidak memiliki belahan, relief rendah, persentase 10% dengan sifat Berwarna
pleokrisme monokroik, intensitas transparan, bentuk subhedral-anhedral,
rendah, warna interferensi abu-abu, tidak memiliki belahan, relief rendah,
ukuran mineral 2,5 mm, memiliki pleokrisme monokroik, intensitas
sudut gelapan 12° dengan jenis rendah, warna interferensi abu-abu,
gelapan paralel. Massa Dasar dengan ukuran mineral 2,5 mm, memiliki
persentase 5% dengan sifat berwarna sudut gelapan 12° dengan jenis
transparan di nikol sejajar dan gelapan paralel. Massa Dasar dengan
berwarna abu-abu pada nikol silang. persentase 5% dengan sifat berwarna
transparan di nikol sejajar dan
3) DMP 3 berwarna abu-abu pada nikol silang.
Pada hasil pengamatan yang Berdasarkan hasil pengamatan
dilakukan dalam DMP 3 ini dijumpai dari 3 DMP dapat diperoleh
mineral Pyroksin dengan persentase kesimpulan bahwa pada sayatan tipis
15% dengan sifat Berwarna kuning, batuan dengan nomor sampel 2
memiliki bentuk euhedral-subhedral, dijumpai beberapa jenis mineral
pleokrisme monokroik, intensitas seperti ortoklas, kuarsa, plagioklas dan
tinggi, relief sedang, ukuran mineral muskovit, pyroksen, massa dasar.
0,75 mm, sudut gelapan 25°, jenis Dimana pada sayatan ini ,mineral yang
gelapan miring. Muskovit dengan mendominasi adalah mineral
persentase 5% dengan sifat optik plagioklas dengan presentase 43,3%.
berwarna kuning, memiliki bentuk Untuk menentukan nama batuan ini
euhedral-subhedral, tidak memiliki digunakanlah klasifikasi Travis 1955.
belahan, relief sedang, pleokrisme Dimana dengan melihat jumlah
dwikroik, ukuran mineral 0,5 mm, perbandingan potasium feldspar dan
warna interferensi hiaju, memiliki plagioklas.Pada sayatan ini jumlah k-
sudut gelapan 90° dengan jenis felspar < 10% seluruh felspar,
gelapan parallel. kuarsa dengan kemudian diamati jumlah atau
persentase 30% dengan sifat berwarna kandungan mineral kuarsa. Pada
transparan, bentuk subhedral-anhedral, sayatan dijumpai kandungan kuarsa
tidak memiliki belahan, relief sedang, >10%. Setelah itu amati tekstur
pleokrisme monokroik, ukuran mineral granularitas sayatan, pada sayatan
0,25 mm, warna interferensi abu-abu, dijumpai tekstur porfiritik.
jenis gelapan bergelombang. Berdasarkan hasil pengamatan dengan
Plagioklas dengan persentase 35% menggunakan klasifikasi dapat
disimpulkan bahwa nama batuan pada dengan persentase 15% dengan sifat
sayatan tipis ini adalah Porfiri Dasit warna absorbsi transparan, bentuk
(Travis,1955). euhedral-subhedral, belahan dua arah,
relief rendah, pleokrisme monokroik,
3.2 Batuan Beku Ultrabasa ukuran mineral 2,12 mm, warna
interferensi abu-abu, memiliki sudut
a. Sampel 1
gelapan 6,5° dengan jenis gelapan
Berdasarkan kenampakan sayatan miring. Hornblende dengan persentase
batuan ini secara mikroskopis dapat dengan sifat warna absorbsi kuning
dilihat warna absorbsi kuning kecoklatan, bentuk euhedral-subhedral,
kecoklatan, warna interferensi abu-abu belahan dua arah, pecahan uneven,
kehitaman, kristalinita hipokristalin, pleokrisme dwikroik, relief kuat,
ukuran mineral 1,2 mm, warna
granularitas porfiroafanitik, bentuk
interferensi coklat, memiliki sudut
mineral subhedral-anhedral, ukuran gelapan 27,2° dengan jenis gelapan
mineral ± 0,25 – 2,4 mm, komposisi miring. Pyroksin dengan persentase
mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas, 10% dengan sifat berwarna kuning,
hornblende, pyroksen dan massa dasar. memiliki bentuk euhedral-subhedral,
Pengamatan yang dilakukan pada pleokrisme dwikroik, intensitas tinggi,
sayatan tipis sampel 1 ini dilakukan relief sedang, ukuran mineral 0,75
mm, sudut gelapan 25°, jenis gelapan
dalam 3 DMP, adapun penjelasan
miring. Massa dasar dengan persentase
untuk setiap DMP yaitu sebagai 10% dengan sifat berwarna transparan
berikut : di nikol sejajar dan berwarna abu-abu
pada nikol silang.
1) DMP 1
Pada hasil pengamatan yang dilakukan 2) DMP 2
dalam DMP 1 ini dijumpai mineral Pada hasil pengamatan yang dilakukan
ortoklas dengan persentase 5% dengan dalam DMP 2 ini dijumpai mineral
sifat warna absorbsi transparan, bentuk Hornblende dengan persentase dengan
subhedral-anhedral, tidak memiliki sifat warna absorbsi kuning
belahan, relief rendah, pleokrisme kecoklatan, bentuk euhedral-subhedral,
monokroik, intensitas rendah, warna belahan dua arah, pecahan uneven,
interferensi abu-abu, ukuran mineral pleokrisme dwikroik, relief kuat,
0,75 mm, memiliki sudut gelapan ukuran mineral 1,2 mm, warna
56,5° dengan jenis gelapan miring. interferensi coklat, memiliki sudut
Kuarsa dengan persentase 15% dengan gelapan 27,2° dengan jenis gelapan
sifat warna absorbsi transparan, bentuk miring. Ortoklas dengan persentase
subhedral-anhedral, tidak memiliki 5% dengan sifat warna absorbsi
belahan, relief sedang, pleokrisme transparan, bentuk subhedral-anhedral,
monokroik, ukuran mineral 0,75 mm, tidak memiliki belahan, relief rendah,
warna interferensi abu-abu, jenis pleokrisme monokroik, intensitas
gelapan bergelombang. Plagioklas rendah, warna interferensi abu-abu,
ukuran mineral 0,75 mm, memiliki absorbsi transparan, bentuk subhedral-
sudut gelapan 56,5° dengan jenis anhedral, tidak memiliki belahan,
gelapan miring. Kuarsa dengan relief sedang, pleokrisme monokroik,
persentase 15% dengan sifat warna ukuran mineral 1,2 mm, warna
absorbsi transparan, bentuk subhedral- interferensi abu-abu, jenis gelapan
anhedral, tidak memiliki belahan, bergelombang. Massa dasar dengan
relief sedang, pleokrisme monokroik, persentase 10% dengan sifat berwarna
ukuran mineral 0,75 mm, warna transparan di nikol sejajar dan
interferensi abu-abu, jenis gelapan berwarna abu-abu pada nikol silang.
bergelombang. Plagioklas dengan
persentase 15% dengan sifat warna Dari hasil pengamatan pada sampel 1
absorbsi transparan, bentuk euhedral- yang dilakukan dapat diketahui pada
subhedral, belahan dua arah, relief sayatan tipis batuan dengan nomor
rendah, pleokrisme monokroik, ukuran sampel 13 MR 9 dijumpai beberapa
mineral 2,12 mm, warna interferensi jenis mineral seperti ortoklas, kuarsa,
abu-abu, memiliki sudut gelapan 6,5° plagioklas, hornblende, pyroksen,
dengan jenis gelapan miring. Massa massa dasar. Dimana pada sayatan ini
dasar dengan persentase 10% dengan ,mineral yang mendominasi adalah
sifat berwarna transparan di nikol mineral hornblende dengan presentase
sejajar dan berwarna abu-abu pada 39,3 %. Untuk menentukan nama
nikol silang. batuan ini digunakanlah klasifikasi
Travis 1955. Dimana dengan melihat
3) DMP 3 jumlah perbandingan potasium
Pada hasil pengamatan yang dilakukan feldspar dan plagioklas. Pada sayatan
dalam DMP 2 ini dijumpai mineral ini Kandungan mineral pada batuan ini
Hornblende dengan persentase dengan yaitu berupa K. Felspar yang
sifat warna absorbsi kuning jumlahnya lebih banyak dibandingkan
kecoklatan, bentuk euhedral-subhedral, dengan 2/3 jumlah seluruh felspar dan
belahan dua arah, pecahan uneven, mineral kuarsa yang memiliki
pleokrisme dwikroik, relief kuat, persentase mineral lebih dari 10%
ukuran mineral 1,2 mm, warna pada batuan. Memiliki granularitas
interferensi coklat, memiliki sudut faneroporfiritik, relasi inequigranular.
gelapan 27,2° dengan jenis gelapan Secara keseluruhan, kandungan
miring. Ortoklas dengan persentase mineral pada batuan ini yaitu mineral
80% dengan sifat warna absorbsi kuarsa, plagioklas, sanidine, dengan
transparan, bentuk subhedral-anhedral, mineral tambahan khas yaitu piroksin.
tidak memiliki belahan, relief rendah, Berdasarkan deskripsi di atas, nama
pleokrisme monokroik, intensitas batuan ini adalah Porfiri latit kuarsa
rendah, warna interferensi abu-abu, (Russel B. Travis, 1955).
ukuran mineral 0,75 mm, memiliki
sudut gelapan 56,5° dengan jenis b) Sampel 2
gelapan miring. Kuarsa dengan
persentase 5% dengan sifat warna
Berdasarkan kenampakan sayatan warna interferensi putih, sudut gelapan
batuan ini secara mikroskopis dapat 12.25º, jenis gelapan miring. Jenis
dilihat warna absorbs cokelat, tekstur plagioklas oligoklas. Mineral opaq
porfiritik (tekstur batuan yang dengan persentase 5% dengan Warna
dicirikan oleh adanya kristal absorbsi hitam, relief tinggi, intensitas
besar/fenokris yang dikelilingi oleh mineral lemah, warna interferensi
massa dasar kristal yang lebih halus hitam dan massa dasar dengan
dan gelas), bentuk mineral subhedral- persentase 55% dengan Warna
anhedral, ukuran mineral 0.275 mm – absorbsi transparan, ukuran <0.02 mm,
2.45 mm, warna interferensi hijau warna interferensi hitam.
kehitaman, dengan komposisi mineral
muskovit, ortoklas, mineral opaq, dan 2) DMP 2
plagioklas jenis oligoklas dan Pada hasil pengamatan yang dilakukan
andesine. Pengamatan yang dilakukan dalam DMP 1 ini dijumpai mineral
pada sayatan tipis sampel 1 ini Ortoklas dengan persentase 50%
dilakukan dalam 3 DMP, adapun dengan warna absorbsi transparan,
penjelasan untuk setiap DMP yaitu tidak memiliki pleokroisme, relief
sebagai berikut : rendah, intensitas mineral kuat, tidak
memiliki belahan, ukuran mineral
1) DMP 1 0.625 mm – 2.45 mm, warna
Pada hasil pengamatan yang dilakukan interferensi putih, sudut gelapan 25º,
dalam DMP 1 ini dijumpai mineral jenis gelapan miring. Mineral opaq
Hornblende dengan persentase dengan dengan persentase 15% dengan warna
sifat muskovit dengan persentase 10% absorbsi hitam, relief rendah, intensitas
dengan Warna absorbsi kuning, mineral kuat, interferensi hitam. Massa
pleokroisme dwikroik, relief sedang, dasar dengan persentase 35% dengan
intensitas mineral sedang, belahan Warna absorbsi transparan, ukuran
searah, ukuran mineral 0.375 mm - <0.02 mm, warna interferensi hitam..
0.625 mm, warna interferensi hijau,
sudut gelapan 32.75º, jenis gelapan 5. KESIMPULAN
miring. Ortoklas dengan persentase
25% dengan Warna absorbsi
transparan, tidak memiliki
pleokroisme, relief rendah, intensitas
mineral kuat, tidak memiliki belahan,
ukuran mineral 0.625 mm – 2.45 mm,
warna interferensi putih, sudut gelapan
25º, jenis gelapan miring. Plagioklas
dengan persentase 5% dengan Warna
absorbsi transparan, tidak memiliki
pleokroisme, relief rendah, intensitas
mineral kuat, tidak memiliki belahan,
ukuran mineral 0.275 mm – 0.375 mm,

Anda mungkin juga menyukai