PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Seiring berjalannya waktu, proses penuaan memang tidak bisa
dihindarkan. Keinginan semua orang adalah bagaimana agar tetap tegar dalam
menjalani hari tua yang berkualitas dan penuh makna. Hal ini dapat
dipertimbangkan mengingat usia harapan hidup penduduk yang semakin
meningkat. Menjadi tua adalah suatu proses naturnal dan kadang-kadang tidak
tampak mencolok. Penuaan akan terjadi pada semua sistem tubuh manusia dan
tidak semua sistem akan mengalami kemunduran pada waktu yang sama.
Meskipun proses menjadi tua merupakan gambaran yang universal, tidak
seorangpun mengetahui dengan pasti penyebab penuaan atau mengapa manusia
menjadi tua pada saat usia yang berbeda-beda. Penuaan terjadi tidak secara tiba-
tiba, tetapi berkembang dari masa bayi, anak-anak, dewasa, dan akhirnya menjadi
tua. Seseorang dengan usia kronologis 70 tahun mungkin dapat memiliki usia
fisiologis seperti orang usia 50 tahun. Atau sebaliknya, seseorang dengan usia 50
tahun mungkin memiliki banyak penyakit kronis sehingga usia fisiologisnya 90
tahun. Menua bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu
proses kehidupan dengan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi
rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus
diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghingpi kaum lanjut usia
dengan penurunan kualitas hidup sehingga status lansia dalam kondisi sehat atau
sakit.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
a. Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik
fisik,mental maupun sosial.
b. Berkurangnya integrasi sosial usila.
c. Rendahnya produktifitas kerja lansia.
d. Banyaknya lansia yang miskin,terlantar dan cacat.
e. Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan
masyarakat individualistik.
f. Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat
mengganggu kesehatan fisik lansia.
g. Fenomena Bio-psico-sosio-spiritual dan Penyakit Lansia
h. Penurunan fisik
i. Perubahan mental
5
1. Masalah kehidupan seksual Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks
pada lansia telah hilang adalah mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990).
Pada kenyataannya hubungan seksual pada suami isri yang sudah menikah
dapat berlanjut sampai bertahun-tahun. Bahkan aktivitas ini dapat dilakukan
pada saat klien sakit aau mengalami ketidakmampuan dengan cara
berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan pasangan masing-masing. Hal ini
dapat menjadi tanda bahwa maturitas dan kemesraan antara kedua pasangan
sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap hubungan intim dapat terulang
antara pasangan dalam membentuk ikatan fisik dan emosional secara
mendalam selama masih mampu melaksanakan.
2. Perubahan prilaku Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku
diantaranya: daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada
kecendrungan penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya
sudah tidak menarik lagi, lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional
seseorang yang akhinya menjadi sumber banyak masalah.
3. Pembatasan fisik Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami
kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan
penurunan pada peranan peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula
timbulnya ganggun di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga
dapat meningkatkan ketergantunan yang memerlukan bantuan orang lain.
4. Palliative care Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat
tersebut ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia.
Fenomena poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi
obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gagal jantung dan
edema mungkin diobatai dengan dioksin dan diuretika. Diuretik berfungsi
untu mengurangi volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu
keracunan digosin. Klien yang sama mungkin mengalami depresi sehingga
diobati dengan antidepresan. Dan efek samping inilah yang menyebaban
ketidaknyaman lansia.
5. Pengunaan obat Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan
merupakan persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit.
Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan
6
fisiologi pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat
tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini
adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk
lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita
bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan
beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :
Bingung , Lemah ingatan , Penglihatan berkurang , Tidak bias memegang,
Kurang memahami pentingnya program tersebut unuk dipatuhi dan
Kesehatan mental
7
3. Jenis Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lim upaya
kesehatan, yaituPromotif, prevention, diagnosa dini dan pengobatan,
pembatasan kecacatan, serta pemulihan. Promotif Upaya juga merupakan
proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga
profesional dan masyarakat terhadap praktek kesehatan yang positif
menjadi norma-norma sosial. Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia
sebagai berikut :
a. Mengurangi cedera
b. Meningkatkan keamanan di tempat kerja
c. Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk
d. Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-obatan
e. Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
Preventif :
a. Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh
pencegahan primer : program imunisasi, konseling, dukungan nutrisi,
exercise, keamanan di dalam dan sekitar rumah, menejemen stres,
menggunakan medikasi yang tepat.
b. Melakukakn pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan terhadap
penderita tanpa gejala. Jenis pelayanan pencegahan sekunder: kontrol
hipertensi, deteksi dan pengobatan kanker, skrining : pemeriksaan
rektal, mamogram, papsmear, gigi, mulut.
c. Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit dan
cacat. Jenis pelayanan mencegah berkembangnya gejala dengan
memfasilisasi rehabilitasi, medukung usaha untuk mempertahankan
kemampuan anggota badan yang masih berfungsi.
Rehabilitatif :
a. Prinsip Pelayanan Kesehatan Lansia
b. Pertahankan lingkungan aman
c. Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas dan mobilitas
d. Pertahankan kecukupan gizi
e. Pertahankan fungsi pernafasan
f. Pertahankan aliran darah
8
g. Pertahankan kulit
h. Pertahankan fungsi pencernaan
i. Pertahankan fungsi saluran perkemihaan
9
kompetesi keperawatan , Perawat memberikan pendapat dan menggunakannya.
Kompetei individu serta kualifikasi daalm memberikan konsultasi , Berpartisipasi
aktif dalam kelanjutanyaperkembangannya body of knowledge , Berpartipitasi
aktif dalam meningkatan standar professional , Berpatisipasi dalam usaha
mencegah masyarakat, dari informasi yang salah dan misinterpretasi dan menjaga
integritas perawat , dan Perawat melakukan kolaborasi dengan profesi
kesehatannya yang lain atau ahli dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan oleh masyarakat termasuk pada lansia.
10
program pokok perawatan kesehatan masyarakat yang ada di puskesmas
sasarannya adalah yang didalamnya ada keluarga lansia. Perkembangan jumlah
keluarga yang terus menerus meningkat dan banyaknya keluarga yang berisiko
tentunya menurut perawat memberikan pelayanan pada keluarga secara
professional. Tuntutan ini tentunya membangun Indonesia Sehat 2010 yang salah
satu strateginya adalah Jaminan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (JPKM).
Dengan strategi ini diharapkan lansia mendapatkan yang baik dan perhatian yang
layak
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik dan/atau mentalnya
tidak memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lansia perlu
mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat. Berbagai upaya telah
dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya pelayanan kesehatan, sosial,
ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada berbagai tingkatan, yaitu
tingkat individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti Sosial Tresna Wreda
(PSTW), Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar (primer), tingkat pertama
(sekunder), tingkat lanjutan, (tersier) untuk mengatasi permasalahan yang terjadi
pada lansia.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi yang pembaca, terutama
mahasiswa keperawatan dan Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran
bagi mahasiswa keperawatan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13