1. MOBILISASI
UMUM
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam kontrak ini akan tergantung pada
jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan sebagaimana disyaratkan
dibagian bagian lain dari dokumen kontrak dan secara umum harus memenuhi
berikut:
a. Ketentuan Mobilisasi
Penyewaan atau pembilian sebidang lahan yang diperlukan untuk base
camp kontraktor dan kegian pelaksanaan
Mobilisasi Kepala Pelaksana (General Superintendent) yang memenuhi
jaminan kualifikasi (sertifikasi)
Site Manager, Bridge Engineer, Quality/Quantity Engineer, Safety
Engineer, Surveyor, Pelaksana Lapangan, dan Pengendali Mutu.
Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam kontrak.
Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran.
Penyediaan dan pemeliharaan base camp Kontraktor, Kantor Lapangan,
Bengkel, Gudang dan sebagainya.
b. Ketentuan Mobilisasi kantor lapangan dan fasilitasnya untuk direksi
pekerjaan.
c. Ketentuan Mobilisasi Fasilitas pengendalian mutu.
d. Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium lapangan ruangan dan
peralatannya.
PROGRAM MOBILISASI
Dalam waktu 1 minggu setelah penandatangan kontrak, akan mengadakan
Rapat Pra pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri pemilik,
Direksi Pekerjaan dan kontraktor untuk membahas semua hal baik yang teknis
maupun yang non teknis dalam proyek.
Dalam 2 minggu setelah Rapat Pra pelaksanaan (Pre Construction Meeting)
mengajukan program mobilisasi.
Program mobilisasi dan mentapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi
dan informasi sebagai berikut;
- Lokasi Base Camp Kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah detail
di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor kontraktor, bengkel, gudang,
dll.
- Jadwal Pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua
peralatan yang tercamtum dalam daftar peralatan yang diusulkan dalam
penawaran bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal
kedatangan peralatan dilapangan.
- Setiap Perubahan pada peralan maupun personil yang diusulkan dalam
penawaran harus memperoleh dari direksi pekerjaan
- Membuat jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar
chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva
kemajuan untuk yang menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.
6. GALIAN BIASA
Uraian Kerja:
Tanah yang dipotong umumnya berada disisi jalan.
Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator.
Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian kedalam Dump Truck.
Dump truck membuang material hasil galian keluar lokasi perkerjaan.
Alat:
excavator, dump truck dan alat bantu (sekop, keranjang)
Tenaga:
Pekerja, operator dan mandor
7. GALIAN STRUKTUR
Pekerjaan galian tanah pada proyek ini meliputi galian untuk pekerjaan pondasi abutmen.
Galian dilakukan dengan langkah-langkah yang sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi
kerusakan ekologi tanah setempat, dan perlu diperhatikan dari segi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja., serta dijaga terhadap dampak lingkungan (Environmental
Aspect) pada saat pelaksanaan galian dan transportasi pembuangan tanah ke
disposal area.a. Peralatan yang digunakan.Alat yang digunakan untuk pekerjaan galian
adalah :
1) Excavator PC 200 ( kap. 0,7 m3 )
2) Dumptruck kapasitas 8.0 ton
3) Manpower.
Metode kerja.
Pekejaan galian dilaksanakan secara open cut. Surveyor akan memberikan patok-patok
panduan serta berapa kedalaman galian yang harus dicapai. Excavator melakukan
penggalian sesuai dengan urutan dan panduan dari Surveyor dan diawasi oleh Pelaksana
dan Pengawas. Material hasil galian sebagian ditempatkan/distok disamping galian untuk
timbunan kembali, jarak penempatan hasil galian untuk timbunan harus aman, tidak akan
terjadi longsor dan masuk kedalam lubang galian. Hasil galian yang berlebih, atau yang
tidak dapat dipakai untuk timbunan kembali dimuat langsung ke Dumptruk untuk dibuang
ke Disposal area. Bak dumptruck harus ditutupi dengan terpal/plastik agar tanah yang
dibawa tidak berceceran. Kesemuanya ini dimaksudkan untuk mencegah terj
Kesemuanya ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya dampak lingkungan yang
dapat ditimbulkan akibat aktifitas pekerjaan Galian. Lobang galian yang telah selesai
digali dengan alat berat, dilakukan perapihan dengan tenaga manusia, untuk persiapan
pekerjaan selanjutnya.
2. Penghampara Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam tahap
penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi
lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan hamparan dan
tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang
ditetapkan.
3. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian tepi
ke bagian tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk
mendapat hasil yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk membasahi
material timbunan pilihan dan diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan
Vibro Roller.imbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak
menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama. Bilamana
memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus divariasi agar
dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
Dasar perhitungan analisis adalah :
Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara mekanis
2. lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang dikerjakan
Baja U24 merupakan baja tulangan polos (bukan ulir) dengan baja mutu sedang yang
memiliki tegangan leleh karekteristik 2.400 kg/cm2. Sedangkan Baja U39
merupakan baja tulangan Bentuk Ulir dengan baja mutu sedang yang memiliki
tegangan leleh 3. 900kg/cm2.
Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan ini mencakup pengadaan dan pemasangan
baja tulangan pada acuan cetakan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar.
Pekerjaan dilakukan dengan menggunakan Bar Cutter dan Bar Bender dengan urutan
pekerjaan sebagai berikut :
2. Peralatan yang digunakan adalah : Bar Cutter, Bar Bender dan alat bantu
Balok PCI Girder berkekuatan beton K-350, dengan panjang 22.6 meter, yang terbagi
menjadi 3 segmen. Pembagian ini mengingat kondisi lapangan yang tidak
memungkinkan, untuk memindahkan balok PCI Girder tersebut secara utuh --sesuai
panjang bentang--, dari lokasi pembuatan ke lokasi pemasangan. Selanjutnya
dilakukan post tension dengan menggabungkan beberapa segmen balok untuk
kemudian disatukan dengan menggunakan perekat dan ditegangkan (stressing).
Persiapan pembuatan girder dilakukan seawall mungkin karena pekerjaan ini
memakan waktu yang cukup lama dan dapat dilakukan tanpa harus menunggu
pekerjaan yang lain, Pembuatan balok ini dilakukan di lokasi proyek di lahan yang
sudah disiapkan sebelumnya.Hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan
Girder ini adalah elevasi stressing bed. Lokasi post tensioning harus diusahakan
sedatar mungkin agar tidak menyebabkan girder mengalami perpindahan dalam arah
lateral. Setelah itu ketiga segmen balok girder yang telah menjadi satu kesatuan,
dijajarkan sesuai bagiannya. Sebelumnya dipersiapkan terlebih dahulu perletakan
sementara untuk masing-masing segmen. Di bagian ujung pertemuan harus diberi oli
atau pelumas agar balok dapat bergerak mengimbangi gaya pratekan yang diberikan.
Kabel strand dipotong sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Pemotongan diusahakan
seminimal mungkin agar tidak ada kabel yang terbuang. Berikutnya kabel strand
dimasukkan ke dalam duct secara manual pada tiap-tiap tendon sesuai dengan
perencanaan. Lalu di pasang pengunci kabel strand di ujung kabel. Penegangan
(stressing) dilakukan sampai tegangan 8.000 Psi dengan dilakukan pengontrol
tegangan dan perpanjangan kabel. Pencatatan dilakukan pada setiap kenaikan
tegangan 1.000-2.000Psi. Dan hasilnya dibandingkan dengan perhitungan teoritis
yang dilakukan sebelum penarikan.
b. Erection
Menggunakan 2 buah Crane. Hal ini dapat dilakukan karena adanya jemabatan
existing disisi kiri dan kanan dari jembatan yang akan dibuat. Tapi untuk ini harus
mendaparpersetujuan dari Instasi yang terkait karena pemasangan girder
membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga mempunyai dampak terhadap arus
lalu lintas
Apabila tidak mungkin maka pemasangan akan dilakukan dengan Beam Louncher.
Yaitu struktur beam yang dipasang untuk meluncurkan girder sehingga dapat ditaruh
pada posisi pada kedua abutment.
DIAFRAGMA
Setelah Girder terpasang maka dilakukan pemasangan diafrgama pada Girder.
Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan ikatan
antara PCI Girder sehingga akan memberikan kestabilan pada masing PCI Girder
dalam arah horisontal.
Pekerjaan pasangan batu digunakan pada struktur seperti dinding penahan, gorong –
gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong besar dari pasangan batu yang
digunakan untuk menahan beban luar yang cukup besar.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan
concrete mixer. Batu terlebih dahulu dibesihkan, lalu disusun dengan baik,
kemudian diisi/diikat dengan campuran mortar dengan dimensi sesuai gambar
kerja.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer dan alat bantu