Anda di halaman 1dari 21

METODE PELAKSANAAN

1. MOBILISASI
UMUM
Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan dalam kontrak ini akan tergantung pada
jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan sebagaimana disyaratkan
dibagian bagian lain dari dokumen kontrak dan secara umum harus memenuhi
berikut:
a. Ketentuan Mobilisasi
 Penyewaan atau pembilian sebidang lahan yang diperlukan untuk base
camp kontraktor dan kegian pelaksanaan
 Mobilisasi Kepala Pelaksana (General Superintendent) yang memenuhi
jaminan kualifikasi (sertifikasi)
 Site Manager, Bridge Engineer, Quality/Quantity Engineer, Safety
Engineer, Surveyor, Pelaksana Lapangan, dan Pengendali Mutu.
 Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam
pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam kontrak.
 Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran.
 Penyediaan dan pemeliharaan base camp Kontraktor, Kantor Lapangan,
Bengkel, Gudang dan sebagainya.
b. Ketentuan Mobilisasi kantor lapangan dan fasilitasnya untuk direksi
pekerjaan.
c. Ketentuan Mobilisasi Fasilitas pengendalian mutu.
d. Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium lapangan ruangan dan
peralatannya.

PROGRAM MOBILISASI
 Dalam waktu 1 minggu setelah penandatangan kontrak, akan mengadakan
Rapat Pra pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri pemilik,
Direksi Pekerjaan dan kontraktor untuk membahas semua hal baik yang teknis
maupun yang non teknis dalam proyek.
 Dalam 2 minggu setelah Rapat Pra pelaksanaan (Pre Construction Meeting)
mengajukan program mobilisasi.
 Program mobilisasi dan mentapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi
dan informasi sebagai berikut;
- Lokasi Base Camp Kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah detail
di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor kontraktor, bengkel, gudang,
dll.
- Jadwal Pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua
peralatan yang tercamtum dalam daftar peralatan yang diusulkan dalam
penawaran bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal
kedatangan peralatan dilapangan.
- Setiap Perubahan pada peralan maupun personil yang diusulkan dalam
penawaran harus memperoleh dari direksi pekerjaan
- Membuat jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar
chart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva
kemajuan untuk yang menyatakan persentase kemajuan mobilisasi.

 Mobilisasi diselesaikan dengan jangka waktu 15 hari kalender sesuai dengan


jadwal mobilisasi personil dan peralatan kelapangan dan Satuan pembayaran
untuk mobilisasi adalah Lump Sum.

2. MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS


Sistem Manajemen dan keselamatan lalu lintas adalah bagian dari sistem manajemen
perusahaan secara keseluruhan yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pengkajian dan pemeliharaan kewajiban K3, dalam rangka pengendalian resiko yang
berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.

PT.KHARISMA MULTI JAYA akan menyediakan perlengkapan dan pelayanan kerja


untuk melindungi karyawan, direksi pekerjaan dan pengguna jalan yang melalui daerah
konstruksi termasuk lokasi sumber bahan dan rute pengangkutan. Adapun peralatan dan
bahan yang kami sediakan untuk mengendalikan resiko K3, sebagai berikut :
1. Peralatan Safety
 Safety Shoes
 Helm Safety
 Sarung Tangan
 Dan Rompi
2. Bahan
 Rambu panah berkedip
 Rambu suar berkedip portable
 Rambu tetap informasi pengalihan/pengaturan lalu lintas
 Rambu portable informasi pengalihan/pengaturan lalu lintas
 Rambu penghalang lalu lintas jenis plastic
 Rambu penghalang lalu lintas jenis beton
 Rambu peringatan
 Rambu petunjuk
Kami mempekerjakan 4 orang sebagai flagman atau pemegang bendera/rambu/shift.
Dan waktu pelaksanaan dalam pekerjaan ini adalah selama masa proyek berjalan
hingga selesai.

3. Pengeboran termasuk SPT dan Laporan


Pengeboran, termasuk SPT dan LaporanPengujian dilapangan sangat berguna untuk
mengetahui karakter tanah dalammendukung beban fondasi dengan tidak dipengaruhi
oleh kerusakan Contoh : tanahakibat operasi pengeboran dan penanganan, contoh.
Khususnya berguna untuk menyelidiki tanah lempung sensitive, lanau dan tanah pasir
tidak padat. Perludiperhatikan bahwa hasil-hasil uji geser kipas dan uji penetrasi
, hanya memberikaninformasi kuat geser (kekuatan) tanah saja, oleh karena itu
pengujian-pungujiantersebut seharusnya tidak digunakan sebagai pengganti
pengeboran, namun hanyasebagai pelengkap data hasil penyelidikan. Suatu yang tidak
dapat diidentifikasikanoleh pengujian tersebut adalah mengenai jenis tanah yang
ditembusnya secara pasti,atau perbedaan jenis tanahnya. Sebagai contoh, pengujian
tidak dapat memberikaninformasi mengenai tanah yang diuji apakah tanah organic atau
lempung lunak, atautanah berupa pasir tak padat atau lempung kaku, karena yang
diketahui hanya tahanan penetrasi atau kuat gesernya saja. Demikian pula, hasil-hasil
pengujian tidak dapatmemberikan informasi mengenai kondisi air tanah. Untuk itu,
kekurangan-kekurangandata dapat dilengkapi dengan mengadakan pengeboran tanah.

Uji Penetrasi Standar (SPT)


Uji penetrasi standar dilakukan karena sulitnya memperoleh contoh tanah tak terganggu
pada tanah granuler. Pada pengujian ini, sifat-sifat tanah ditentukan dari pengukuran
kerapatan relative secara langsung dilapangan. Pengujian untuk mengetahui nilai
kerapaatan relative yang sering digunakan adalah Uji Penetrasi Standar atau disebut Uji
SPT (Standar Penetration Test). Sewaktu melakukan pengeboran inti, jika kedalaman
pengeboran telahmencapai lapisan tanah yang akan diuji, mata bor dilepas dan diganti
dengan alat yangdisebut tabung belah standar (Standar Split barrel sampler). Setelah
tabung inidipasang, bersama-sama dengan pipa bor, alat diturunkan sampai ujungnya
menumpulapisan tanah dasar, dan kemudian dipukul dari atas.

4. PEKERJAAN GALIAN UNTUK SELOKAN DRAINASE DAN SALURAN AIR


Uraian Kerja :
Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator.
Selanjutnya Excavator menuangkan hasil galian kedalam dump truck.
Dump truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan.
Sekelompok pekerja akan merapikan hasil galian dan sekelompok lagi merapikan tanah
hasil galian apabila lokasi bukan peruntukan untuk penampungan tanah.
Alat:
excavator, dump truck dan alat bantu (sekop, keranjang, sapu)
Tenaga:
pekerja dan mandor

5. PASANGAN BATU DENGAN MORTAR


Uraian Kerja :
Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan alat
bantu.
Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang.
Sekelompok perkerja melakukkan penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
Alat:
Concrete mixer, Alat bantu, sekop, pacul, sendok semen, ember cor, gerobak dorong,
benang dan water pass.
Tenaga:
Mandor, Tukang, Pekerja

6. GALIAN BIASA
Uraian Kerja:
Tanah yang dipotong umumnya berada disisi jalan.
Penggalian dilakukan dengan menggunakan Excavator.
Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian kedalam Dump Truck.
Dump truck membuang material hasil galian keluar lokasi perkerjaan.
Alat:
excavator, dump truck dan alat bantu (sekop, keranjang)
Tenaga:
Pekerja, operator dan mandor

7. GALIAN STRUKTUR
Pekerjaan galian tanah pada proyek ini meliputi galian untuk pekerjaan pondasi abutmen.
Galian dilakukan dengan langkah-langkah yang sedemikian rupa, sehingga tidak terjadi
kerusakan ekologi tanah setempat, dan perlu diperhatikan dari segi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja., serta dijaga terhadap dampak lingkungan (Environmental
Aspect) pada saat pelaksanaan galian dan transportasi pembuangan tanah ke
disposal area.a. Peralatan yang digunakan.Alat yang digunakan untuk pekerjaan galian
adalah :
1) Excavator PC 200 ( kap. 0,7 m3 )
2) Dumptruck kapasitas 8.0 ton
3) Manpower.

Metode kerja.
Pekejaan galian dilaksanakan secara open cut. Surveyor akan memberikan patok-patok
panduan serta berapa kedalaman galian yang harus dicapai. Excavator melakukan
penggalian sesuai dengan urutan dan panduan dari Surveyor dan diawasi oleh Pelaksana
dan Pengawas. Material hasil galian sebagian ditempatkan/distok disamping galian untuk
timbunan kembali, jarak penempatan hasil galian untuk timbunan harus aman, tidak akan
terjadi longsor dan masuk kedalam lubang galian. Hasil galian yang berlebih, atau yang
tidak dapat dipakai untuk timbunan kembali dimuat langsung ke Dumptruk untuk dibuang
ke Disposal area. Bak dumptruck harus ditutupi dengan terpal/plastik agar tanah yang
dibawa tidak berceceran. Kesemuanya ini dimaksudkan untuk mencegah terj
Kesemuanya ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya dampak lingkungan yang
dapat ditimbulkan akibat aktifitas pekerjaan Galian. Lobang galian yang telah selesai
digali dengan alat berat, dilakukan perapihan dengan tenaga manusia, untuk persiapan
pekerjaan selanjutnya.

8. TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN


Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah
atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas level timbunan biasadan sebagai
tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau distujui oleh Direksi pekerjaan.Dalam segala
hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit
10% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering
maksimum.

Pekerjaan Urugan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :


1. Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Urugan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan dump truck
dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan
pencatatan volume material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi
kelebihan material disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.

2. Penghampara Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam tahap
penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan kondisi
lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi lapangan dan tebal
penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan pekerjaan hamparan dan
tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang
ditetapkan.
3. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian tepi
ke bagian tengah.Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk
mendapat hasil yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk membasahi
material timbunan pilihan dan diselingi dengan pemadatan dengan menggunakan
Vibro Roller.imbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak
menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama. Bilamana
memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus divariasi agar
dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas tersebut.
Dasar perhitungan analisis adalah :
Asumsi :
1. Pekerjaan dilakukan secara mekanis
2. lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang dikerjakan

Urutan Kerja/Metode kerja :


1. Material urungan biasanya dimuat ke Dump Truck menggunakan whell
Loader
2. Pengankutan material urungan biasanya dilakukan dengan Dump Truck dari
quarry /borrow pit
3. Material urungan biasa dihampar dengan menggunakan Motor Grader
4. Hamparan material disisram air dengan Water Tank truck (sebelum
pelaksanaan pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Vibro Roller.
5. Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

9. PENYAPAN BADAN JALAN


Pekerjaan ini juga hanya dilakukan pada areal di kedua ujung jembatan
Penyiapan badan jalan pada pekerjaan pelebaran jalan meliputi pekerjaan pembersihan,
pembentukan tanah dasar agar elevasinya sesuai degan yang ditunjukkan gambar
rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan, dan termasuk pekerjaan
pemadatan tanah dasar. Tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan yaitu:
• Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat menggangu pekerjaan seperti
semak-semak, pepohonan, batu besar, dan material lainnya.
• Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan alat berat maupun
dengan cara manual untuk membentuk tanah dasar sesuai Gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan
• Pemadatan Tanah dasar dilakukan dengan menggunakan alat vibratory roleer atau
menggunakan COMBINATION VIBRATORY ROLLER pada daerah pelebaran yg tidak
terlalu luas atau tidak memungkinkan pengunaan vibratory roller.
Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemadatan adalah:
1. Pemadatan dilakukan segera setelah dilakukan penggalian.
2. Apabila diperlukan lakukan penyiraman terhadap material tanah dasar Untuk
mencapai kadar air optimum sehingga didapatkan kepadatan yang sesuai dengan
spesifikasi.
3. Kecepatan alat harus diperhatikan agar tidak membahayakan pengguna jalan
eksisting.
Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan dilakukan setelah seluruh pekerjaan galian tanah
(cutting) untuk lereng-lereng gunung selesai dan telah memenuhi ketentuan elevasi yang
ditentukan dalam perencanaan serta telah disetujui oleh Direksi Lapangan barulah
dilakukan penyiapan badan jalan dengan ukuran sesuai gambar rencana/bestek.
Prosedur pelaksanaan Penyiapan Badan Jalan sebagai berikut
1. Motor Grader meratakan permukaan hasil galian
2. Vibro Roller memadatkan permukaan yang telah dipotong/diratakan oleh Motor
Grader
3. Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan jalan dengan alat bantu

10. PEMBERSIAHAN PENGUPASAN DAN PEMOTONGAN POHON


Pembersihan dan pengupasan dapat dilakukan secara manual atau bolduser. Hasil
pembersihan dibuang keluar lokasi dengan dump truck.
Sedangkan untuk penebangan pohon urutan kerja sbb :
a. Menentukan arah rebah dan arah potong
b. Melakukan pemotongan sesuai rencana
c. Setelah pohon rebah dilakukan pemotongan untuk mempermudah
pembuangan
d. Lubang bekas tunggul ditutup kembali
11. LAPISAN PONDASI KELAS B
Pekerjaan pondasi ini dihampar diatas tanah dasar
a. Melakukan pekerjaan persiapan dengan mengecek lokasi bebas dari gangguan
saat proses pekerjaan.
b. Mempersiapkan peralatan kerja.
c. Mencampur dan memuat agregat ke dalam dump truk.
d. Dump truk menuju ke lokasi pekerjaan dan menghampar agregat dengan
motor greder.
e. Kemudian membasahi hamparan agregat dengan water tank sebelum
dipadatkan dengan tandem roller.
f. Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan hamparan dengan
menggunakan alat bantu.
g. Pastikan spesifikasi sesuai dengan gambar rencana.

12. LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A


Pekerjaan pondasi kelas a dilakukan diatas pondasi kelas B
a. Melakukan pekerjaan persiapan dengan mengecek lokasi bebas dari gangguan
saat proses pekerjaan.
b. Mempersiapkan peralatan kerja.
c. Mencampur dan memuat agregat ke dalam dump truk.
d. Dump truk menuju ke lokasi pekerjaan dan menghampar agregat dengan
motor greder.
e. Kemudian membasahi hamparan agregat dengan water tank sebelum
dipadatkan dengan tandem roller.
f. Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan hamparan dengan
menggunakan alat bantu.

13. LAPIS PONDASI BAWAH BETON KURUS


Lapis pondasi bawah untuk perkerasan kaku dapat berupa lean concrete (beton kurus),
atau bahan berbutir yang bisa berupa agregat atau lapisan pasir (sand bedding). Lapis
pondasi bawah tidak dimaksudkan untuk ikut menahan beban lalu lintas, tetapi lebih
berfungsi sebagai lantai kerja dan sebagai fasilitas drainase agar air dapat bebas
bergerak di bawah plat beton tanpa mengerosi butir-butir tanah yang membentuk
tanah dasar. Oleh karena itu biasanya lapis pondasi bawah dari bahan berbutir harus
memenuhi persyaratan sebagai filter material.
Persiapan penting yang harus dilakukan sebelum penghamparan plat beton meliputi
berbagai hal seperti membentuk, membuat penyesuaian-penyesuaian seperlunya pada
permukaan tanah dasar atau lapis pondasi bawah, dan bila perlu, menambahkan air
dan memadatkan kembali permukaan disesuaikan dengan alinyemen dan potongan
melintang seperti ditunjukkan dalam Gambar Rencana. Pembentukan permukaan
secara teliti sangat penting bagi pelaksanaan ditinjau dari segi jumlah beton yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Bila digunakan metode dengan acuan tetap (fixed form) dianjurkan agar lapis pondasi
bawah dibuat paling sedikit 30 cm lebih lebar dari pada lebar plat beton yang akan
dicor, pada masing-masing sisi memanjang hamparan, yang akan berguna sebagai
landasan acuan tetap. Bila digunakan metode dengan acuan gelincir (slip form) hal
tersebut tidak diperlukan, karena biasanya alat penghampar sudah dilengkapi
peralatan otomatis untuk mengatur ketinggian penghamparan sesuai dengan yang
direncanakan (string control).

Bagian-bagian permukaan yang menonjol harus dikupas. Bagian-bagian, yang rendah


harus diisi dan dipadatkan sesuai dengan persyaratan kepadatan. Bila alat pengupas
dilengkapi dengan sistem pengatur ketinggian otomatis, maka alat tersebut dapat
langsung dioperasikan di atas permukaan yang akan dibentuk.

14. LAPIS RESAP PENGIKAT


Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada
permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk pemasangan lapisan beraspal
berikutnya. Lapis resap pengikat harus dihampar di atas permukaan pondasi tanpa
bahan pengikat aspal atau semen (misalnya lapis pondasi agregat). Bahan lapis resap
pengikat diencerkan dengan minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak minyak tanah
yang digunakan sesuai yang ditetapkan. Pengambilan lapis resap pengikat pada
distributor aspal pada saat akan dilaksanakan pekerjaan. Lapisan resap pengikat hanya
dikerjakan pada suatu permukaan jalan yang kering atau sedikit lembab. Sebelum
lapis resap harus dibersihkan dari segala kotoran yang tidak berguna. Penyemprotan
dilakukan dengan mempertimbangkan kelancaran arus lalu lintas.
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah compressor dan alat bantu
lainnya. Setelah pekerjaan penyemprotan dikerjakan, pengaturan arus lalu lintas
dibuat dengan menggunakan tanda-tanda lalu lintas agar permukaan yang baru
dibersihkan tidak dilalui kendaraan.

15. LAPIS PEREKAT


Sebelum laston Lapis Aus AC-WC dihampar pada existing jalan, untuk merekatkan
antara permukaan lama dengan yang baru (AC-WC-Levelling) digunakan bahaan
lapis perekat yang disemprotkan dengan menggunakan aspal spayer.
Metoda kerja :
1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untur disetujui
2. Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran lainnya dengan
air compressor.
3. Bahan dasar berupa aspal dan karosene dicampur denagn komposisi sesuai
spesifikasi dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair.
4. Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Sprayer ke atas permukaan
yang akan dilapisi.
5. Untuk mengetahui kadar lapis perekat per m2 dilakukan paper test dilokasi
pekerjaan.

16. LASTON LAPIS AUS (AC-WC)


Aspal Concrete(AC)-Wearing Course(WC) merupakan lapisan perkerasan yang
terletak paling atas dan berfungsi sebagai lapisan Aus. Walaupun bersifat non
structural AC-WC dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu
sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan
Setelah lapisan pekerjaan AC - BC dan lapis perekat selesai dilaksanakan maka
dilanjutkan dengan penghamparan lapisan penutup perkerasan hot mix dengan
menggunakan Laston Lapis Aus (AC-WC Leveling) dengan ketebalan sesuai dengan
yang tercantum dalam gambar maupun spesifikasi teknik.
Metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui
2. Menyerahkan hasil pengujian m aterial (Job Mix design) material hot mix laston –
Lapis Aus (AC-WC Levelling) yang akan digunakan dan komposisi harus sesuai
Spesifikasi teknik yang disyaratkan.
3. Sebelum pelaksanaan pekerjaan AC-WC Levelling dilakukan trial agar bisa
diketahui ketebalan dan densitynya.
4. Pencampuran maretial hotmix AC-WC Levelling di olah menggunakan AMP.
5. Material hot mix AC-WC Levelling dimuat langsung kedalam dump truck dan
diangkut ke lokasi pekerjaan.
6. Material AC-WC Levelling dihampar dengan alat asphalt finisher dan dipadatkan
dengan alat tandem roller dengan lintasan minimum sesuai spesifikasi teknik,
kemudian dipadatkan kembali dengan menggunakan alat pneumatic tire roller
dengan lintasan sesuai hasil trial dan dipadatkan finishing dengan alat tandem
roller.
7. Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan dengan
menggunakan alat bantu.
8. Setelah penghamparan dan pemadatan selesai dilaksanakan pengambilan sample
dengan core driil untuk ditest dilab agar diketahui ketebalan dan densitynya.

17. LASTON LAPIS ANTARA (AC-BC)


Pekerjaan ini mencakup pengadaan, penghamparan, pemadatan di atas permukaan
jalan yang telah disiapkan sesuai dengan persyaratan. Aspal dihampar pada jalan yang
telah selesai dilapis Lapis resap pengikat atau biasa disebut prime cot. Material yang
digunakan mempunyai spesifikasi yang telah ditetapkan. Material Aspal diangkut dari
AMP dengan menggunakan dump truck. Bak dump truck harus terbuat dari metal dan
harus bersih dari kotoran dan pada bagian atas dump truck ditutup rapat dengan terpal
yang terbuat dari kain dan tahan terhadap air, agar material tidak melekat pada bak
dump truck dan tidak cepat turun suhunya. Dari dump truk material aspal dipindah ke
aspal finisher untuk proses penghamparan. Dalam proses penghamparan selalu diikuti
tenaga surveyor dan direksi pekerjaan, agar dapat mengontrol ketebalan dan
kemiringan penghamparan. Pemadatan aspal yang telah dihamparkan oleh aspal
finisher menggunakan alat tandem roller dan PTR. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan
langkah-langkah yang sama dengan asphal concrete.
Peralatan yang dipakai:
Aspal Mixing Plant {AMP), Genset; yang dipakai pada AMP, Aspal Finisher, Dump
Truck, Tandem Roller, PTR, Wheel Loader

18. PEKERJAAN BETON


Beton yang dugunakan adalah :
a. Beton mutu fc :30 MPa merupakan beton mutu sedang yang bersifat structural
yang digunakan untuk beton bertulang seperti bangunan bawah jembatan,
lantai, dan perkerasan beton semen. Dalam kegiatan ini beton mutu sedang
diperuntukkan untuk struktur bangunan bawah dan atas jembatan seperti
Abutment, Pile Cap, Wing Wall dan Pelak Injak), Girder, Diafragma, Plat
Lantai
b. Beton mutu fc : 20 Mpa
c. Beton mutu fc = 15 Mpa yang dugunakan untuk trotoar dan kerb
d. Beton mutufc = 10 Mpa
e. Beton Siklop
Beton jenis ini sama dengan beton normal biasa , perbedaannya ialah pada
beton ini digunakan ukuran agregat yang relative besar2.beton ini digunakan
pada, pangkal jembatan,dan sebagainnya.ukuran agregat kasar dapat sampai
20 cm,namun proporsi agregat yang lebih besar dari biasanya ini sebaiknya
tidak lebih dari 20 persen dari agregat seluruhnya.
Pekerjaan ini juga sudah termasuk pembuatan perancah dan bekisting untuk acuan
pengecoran.
Sebelum melakukan pekerjaan, penyedia jasa terlebih dahulu menunjukan semen
usulan agregat dan campuran yang memadai berdasarkan hasil pengujian material dan
campuran di laboratorium berdasarkan kuat beton untuk umut 7 dan 28 hari, atau
umur yang lain yang telah ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, yang tertuang secara
berurutan sesuai dalam spesifikasi teknik, mulai dari pengujuian DMF hingga
persetujuan JMF.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis
utama, yaitu kelecakan (Workability), kekuatan (Straigth), dan keawetan (Durability).
Penyedia jasa akan membuat gambar detil untuk seluruh perancah yang akan
digunakan, dan memperoleh persetujuan direksi pekerjaan sebelum setiap pekerjaan
perancah dimulai.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, baja tulangan dan benda lain
yang harus dimasukkan kedalam beton (seperti pipa atau selongsong)) harus sudah
dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran. Acuan
yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap
dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran,
pemadatan dan perawatan, dan acuan dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar
tanpa merusak beton. Segera sebelum beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan
air atau diolesi minyak disisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan
bekas. Bahan dan material yang telah disetujui dicampur dan diaduk
menggunakan Concrete Mixer dilokasi pekerjaan, kemudian campuran beton
dituang kedalam acuan.
Kegiatan pengecoran dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai. Untuk
pemadatan campuran digunakan concrete vibrator, dengan ketentuan penggunaan
mengikuti spesifikasi teknik. Sekelompok pekerja dengan menggunkan alat bantu
akan merapihkan pengecoran setelah pengecoran dilaksanakan.
Acuan tidak dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis struktur
yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang
oleh perancah dibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak dibongkar
hingga pengujian menunjukan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan
beton telah dicapai.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer, Water Tank, Concrete
Vibrator, dan alat bantu.

19. BAJA TULANGAN U 24 DAN U39

Baja U24 merupakan baja tulangan polos (bukan ulir) dengan baja mutu sedang yang
memiliki tegangan leleh karekteristik 2.400 kg/cm2. Sedangkan Baja U39
merupakan baja tulangan Bentuk Ulir dengan baja mutu sedang yang memiliki
tegangan leleh 3. 900kg/cm2.
Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan ini mencakup pengadaan dan pemasangan
baja tulangan pada acuan cetakan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar.

Pekerjaan dilakukan dengan menggunakan Bar Cutter dan Bar Bender dengan urutan
pekerjaan sebagai berikut :

1. Besi dipotong dan dibengkokan sesuai dengan kebutuhan, kemudian disusun


sedemikian rupa sesuai dengan gambar kerja, dan setiap pertulangan diikat dengan
menggunakan kawat beton.

2. Peralatan yang digunakan adalah : Bar Cutter, Bar Bender dan alat bantu

20. PENYEDIAAN BALOK PRACETAK

a. Pembuatan Balok Pracetak

Balok PCI Girder berkekuatan beton K-350, dengan panjang 22.6 meter, yang terbagi
menjadi 3 segmen. Pembagian ini mengingat kondisi lapangan yang tidak
memungkinkan, untuk memindahkan balok PCI Girder tersebut secara utuh --sesuai
panjang bentang--, dari lokasi pembuatan ke lokasi pemasangan. Selanjutnya
dilakukan post tension dengan menggabungkan beberapa segmen balok untuk
kemudian disatukan dengan menggunakan perekat dan ditegangkan (stressing).
Persiapan pembuatan girder dilakukan seawall mungkin karena pekerjaan ini
memakan waktu yang cukup lama dan dapat dilakukan tanpa harus menunggu
pekerjaan yang lain, Pembuatan balok ini dilakukan di lokasi proyek di lahan yang
sudah disiapkan sebelumnya.Hal penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan
Girder ini adalah elevasi stressing bed. Lokasi post tensioning harus diusahakan
sedatar mungkin agar tidak menyebabkan girder mengalami perpindahan dalam arah
lateral. Setelah itu ketiga segmen balok girder yang telah menjadi satu kesatuan,
dijajarkan sesuai bagiannya. Sebelumnya dipersiapkan terlebih dahulu perletakan
sementara untuk masing-masing segmen. Di bagian ujung pertemuan harus diberi oli
atau pelumas agar balok dapat bergerak mengimbangi gaya pratekan yang diberikan.
Kabel strand dipotong sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Pemotongan diusahakan
seminimal mungkin agar tidak ada kabel yang terbuang. Berikutnya kabel strand
dimasukkan ke dalam duct secara manual pada tiap-tiap tendon sesuai dengan
perencanaan. Lalu di pasang pengunci kabel strand di ujung kabel. Penegangan
(stressing) dilakukan sampai tegangan 8.000 Psi dengan dilakukan pengontrol
tegangan dan perpanjangan kabel. Pencatatan dilakukan pada setiap kenaikan
tegangan 1.000-2.000Psi. Dan hasilnya dibandingkan dengan perhitungan teoritis
yang dilakukan sebelum penarikan.

b. Erection

Pemasangan Girder ini dapat dilakukan dengan beberapa cara :

Menggunakan 2 buah Crane. Hal ini dapat dilakukan karena adanya jemabatan
existing disisi kiri dan kanan dari jembatan yang akan dibuat. Tapi untuk ini harus
mendaparpersetujuan dari Instasi yang terkait karena pemasangan girder
membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga mempunyai dampak terhadap arus
lalu lintas

Apabila tidak mungkin maka pemasangan akan dilakukan dengan Beam Louncher.
Yaitu struktur beam yang dipasang untuk meluncurkan girder sehingga dapat ditaruh
pada posisi pada kedua abutment.

DIAFRAGMA
Setelah Girder terpasang maka dilakukan pemasangan diafrgama pada Girder.
Diafragma adalah elemen struktur yang berfungsi untuk memberikan ikatan
antara PCI Girder sehingga akan memberikan kestabilan pada masing PCI Girder
dalam arah horisontal.

21. TIANG BOR BETON

Langkah pertama yang dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan adalah melakukan


persiapan serta staking out (pengukuran dan pematokan). Setelah ditentukan titik as
dari bore pole , maka pekerjaan pengeboran dpt dimulai

Urutan pekerjaan adalah sbb :


a. Pemasangan drilling equipment
b. Pemasangan Casing
c. Pengeboran lubang
d. Pemasangan pembesian didalam lobang bor
e. Persiapan pipa tremi
f. Pengecoran
Setelah umur beton telah tercapai maka dilakukan test PIT untuk mengetahui apakah
borepile sudah sesuai dengan spesifikasi yang diisyaratkan

22. PASANGAN BATU

Pekerjaan pasangan batu digunakan pada struktur seperti dinding penahan, gorong –
gorong pelat, dan tembok kepala gorong-gorong besar dari pasangan batu yang
digunakan untuk menahan beban luar yang cukup besar.
Pekerjaan dilakukan secara mekanik (memakai alat berat) dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Semen, pasir dan air dicampur dan diaduk menjadi mortar dengan menggunakan
concrete mixer. Batu terlebih dahulu dibesihkan, lalu disusun dengan baik,
kemudian diisi/diikat dengan campuran mortar dengan dimensi sesuai gambar
kerja.
2. Peralatan yang digunakan adalah : Concrete Mixer dan alat bantu

23. EXPANSION JOINT TIPE ASPALTIC PLUG


Pemasangan Expansion Joint dilakukan setelah pekerjaan perkerasan aspal selesai
dilakukan.
Pekerjaan ini terdiri dari pemasokan dan pemasangan sambungan lantai yang terbuat
dari logam atau elastomer, dan setiap bahan pengisi (filler) dan penutup (sealer) untuk
sambungan antar struktur baik dalam arah memanjang maupun melintang harus sesuai
dalam spesifikasi seksi 7.11.1
Pekerjaan dilakukan secara mekanik dengan urutan pekerjaan sebagai berikut :
1. bahan sambungan yang dikirim kelapangan harus disimpan, ditutupi pada
landasan diatas permukaan tanah.
2. peralatan yang digunakan adalah : concrete mixer dan alat bantu

24. PERLETAKAN ELASTOMER


Sebelum erection girder dilakukan terlebih dahulu elastomer dipasang pada tempat
sesuai dengan gambar yaitu tempat dimana girder akan diletakan pada abutment.
Setelah Selesai Pekerjaan struktur maka pekerjaan Finishing dapat segera dimulai

25. PAPAN NAMA JEMBATAN


Papan nama jembatan dibuat sesusai dengan nomenklatur yang ada, berisi nama
jembatan dan informasinya sebagaimana di bawah ini;
 Ukuran minimal 40x 60 cm2
 Bahan marmerdengan lambang PU
 Toleransi ± 10cm
 Letak sesuai dengan ketentuandan dipasang pada parapet
 Isitulisan : Nomor jembatan, Nama jembatan, Lokasi, Data teknis,Tahun
pembangunan

26. PEMBONGKARAN PASANGAN BATU, BETON DAN BRONJONG


Pembongkaran harus dilakukan secara keseluruhan dari pasangan batu lama yang
akan dibongkar kemudian material hasil pembongkaran harus dibuang keluar dari
lokasi pekerjaan ketempat yang aman dan tidak mengganggu lalu lintas
Pekerjaan pembongkaran beton dan bronjongmerupakan pekerjaan pembongkaran
pada jembatan lama dengan menggunkan Excavator + Rock Breaker menghancurkan
beton lama Dump Truck mengangkut material hasil pembongkarankeluar dari lokasi
yang aman jauh dari gangguan lalu lintas.
Metode kerja pembongkaran :
a. Mempersiapkan peralatan pembongkaran
b. Survey dang mengukur pasangan yang akan dibongkar
c. Memecahkan pasangan batu dan beton dengan breaker
d. Hasil bongkaran dibuang keluar lokasi dengan dump truck/pickup

27. PIPA DRAINAGE BAJA DAN PVC


Pipa dranage harus sudah terpasang sebelum pekerjaan pengecoran danPerkerasan
Aspal

28. MARKA JALAN TERMOPLASTIK


Pekerjaan ini dilaksanakan pada akhir seluruh pekerjaan dari paket ini berupa
pengecatan marka jalan dengan termoplastik. pekerjan ini dilaksanakan diatas
permukaan jalan ac-wc leveling yang telah selesai dilaksanakan.
metoda kerja dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
a. sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat request dan diserahkan kepada direksi
untuki untuk disetujui.
b. permukaan jalan dibersihkan dari debu/kotoran.
c. cat disemprotkan dengan compressor diatas permukaan perkerasan jalan.
d. peralatan beserta bahan dibawa oleh dump truck.
e. glass bit diberikan / ditebarkan dengan tenaga manusia segera setelah cat marka di
semprotkan.
f. penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.

29. RAMBU JALAN TUNGGAL DENGAN PERMUKAAN PEMANTUL


ENGINEER GRADE
Pekerjaan ini merupakan bagian pekerjaan pelengkap jalan dan pengatur lalu lintas
berupa pemasangan rambu jalan tunggal baru atau penggantian rambu jalan tunggal
lama dengan yang baru menggunakan plat rambu dengan lembaran pemantul/cotchlite
jenis engineering grade.
Pekerjaan pemasangan dilakukan secara manual / peralatan dengan urutan pekerjaan
sebagai berikut :
1. Perakitan, pemasangan plat dan pipa untuk rambu dilakukan di base camp,
selanjutnya proses pengecoran kaki rambu pada posisi yang disyaratkan dilakukan
pada lokasi pekerjaan. perapihan dilakukan sekelompok pekerja dengan alat bantu
2. Peralatan yang digunakan adalah : dump truck dan alat bantu

30. KERB PRACETAK JENIS 1


Lokasi yang akan dipasang kerb digali dan dirapihkan space semen pasir diletakan
diatas tanah dan atasnya diletakan kerb. setelah kering sambungan antara kerb diisi
dengan adukan semen setelah selesai dan kering belakang kerb ditimbun dengan tanah
supaya tidak roboh.
Kerb harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detail, garis dan elevasi yang
ditunjukan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi
pekerjaan. 4. perkerasan blok beton pada trotoar dan median perkerasan blok beton
harus dipasang sesuai dengan petunjuk direksi dan spesifikasi yang telah disepakati
dan disetujui, pada umumnya blok beton harus dipasang diatas landasan pasir.
permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang
rata tanpa adanya blok beton yang menonjol atau terbenam dari elevasi permukaan
yang di tentukan direks

31. PERKERASAN BLOK BETON PADA TROTOAR DAN MEDIAN


Perkerasan blok beton harus dipasang sesuai dengan petunjuk direksi dan spesifikasi
yang telah disepakati dan disetujui, pada umumnya blok beton harus dipasang diatas
landasan pasir.
Permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang
rata tanpa adanya blok beton yang menonjol atau terbenam dari elevasi permukaan
yang di tentukan direksi

32. TEMPAT PATUNG DAN PATUNG.


Pekerjaan dilakukan sesuai gambar dan arahan direksi
33. PASANGAN BATU MERAH STYLE BALI
Pekerjaan dilakukan sesuai gambar dan arahan direksi

34. COATING ANTI LUMUT


Pekerjaan ini dilakukan untuk melindungi pasangan batu merah dan patung dari lumut
dan Jamur. Sebelum lapisan ini digunakan objek yang akan dicoating harus
dibersihkan dulu dari debu dan ktoran lainnya

35. BATU SIKAT


Pekerjaan dilakukan sesuai gambar dan arahan direksi

Anda mungkin juga menyukai