Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PRAKTEK PANCASILA

“Sejarah Pembentukan Pancasila”

Disusun Oleh :

Nama : Labibah Mahmuda


NIM : 71.20.4.16.017
Dosen Pembimbing : Wendy Anugrah Octavian, S.Pd., M.Pd.

DIV Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Palembang
2016
ISI
Menjelang tahun 1945, Jepang mengalami kekalahan di Asia Timur Raya, Jepang
banyak menggunakan cara untuk menarik simpati khususnya kepada bangsa Indonesia dengan
membuat suatu janji bahwa jepang akan memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia yang
diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944.
Pembentukan BPUPKI
Jepang meyakinkan akan janjinya terhadap bangsa Indonesia untuk dimerdekakan
dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). Dalam bahasa Jepang BPUPKI berarti Dokuritsji Junbi Cosakai. Jenderal
Kumakichi Harada, merupakan komandan pasukan jepang di jawa dan mengumumkan
pembentukan BPUPKI lalu pada tanggal 28 April 1945 diumumkan pengangkatan anggota
BPUPKI. Upacara peresmiannya di gelar pada tanggal 28 Mei 1945, tempatnya di Gedung Cuo
Sangi In di Pejambon Jakarta (sekarang, Gedung Departemen Luar Negeri). BPUPKI
beranggotakan 67 orang, termasuk 7 orang Jepang dan 4 orang Cina dan Arab. Jabatan Ketua
BPUPKI adalah Radjiman Wedyodiningrat, Wakil ketua BPUPKI adalah Icibangase (Jepang),
dan sebagai sekretarisnya adalah R.P. Soeroso.
Ketika Dr. Radjiman Wediodiningrat, selaku Ketua Badan dan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI), pada tanggal 29 Mei 1945, meminta kepada sidang untuk
mengemukakan dasar (negara) Indonesia merdeka. Pembicaraan mengenai rumusan dasar
negara Indonesia melalui sidang-sidang BPUPKI berlangsung dalam dua babak, yaitu:
pertama, mulai 29 Mei sampai 1 Juni 1945, dan kedua mulai 10 Juli sampai 17 Juli 1945. Untuk
merespon permintaan Ketua BPUPKI, maka dalam masa sidang pertama, yaitu 29 Mei sampai
1 Juni 1945, Muhammad Yamin dan Soekarno mengajukan usul berhubungan dengan dasar
negara. Soepomo juga menyampaikan pandangannya dalam masa sidang ini namun hal yang
dibicarakan terkait aliran atau paham kenegaraan, bukan mengenai dasar negara. Berikut
adalah usul-usul dari tokoh yang merurumuskan Pancasila:
A. Mr. Mohammad Yamin
Mr. Mohammad Yamin menyatakan pemikirannya mengenai dasar negara Indonesia
merdeka yang dihadapan sidang BPUPKI tanggal 29 Mei 1945. Pemikirannya Mr.
Mohammad Yamin diberi judul "Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik
Indonesia". Usulan rumusan dasar negara Mr. Mohammad Yamin yang intinya adalah
sebagai berikut.
1). Peri kebangsaan
2). Peri kemanusiaan
3). Peri ketuhanan
4). Peri kerakyatan
5). Kesejahteraan rakyat
B. Mr. Supomo
Mr. Supomo mengemukakan usulan rumusan dasar negara di sidang BPUPKI tanggal 31
Mei 1945, dari pemikiran tersebut merupakan penjelasan masalah-masalah mengenai
hubungan dasar negara Indonesia dimana negara dibentuk hendaklah integralistik
berdasarkan pada hal-hal berikut.
1). Persatuan
2). Kekeluargaan
3). Keseimbangan lahir dan batin
4). Musyawarah
5). Keadilan sosial
C. Ir. Soekarno
Tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mendapat kesempatan untuk menyampaikan pendapat
mengenai rumusan dasar negara Indonesia. Usulan rumusan dasar negara Ir. Soekarno
terdiri atas lima asas antara lain sebagai berikut.
1). Kebangsaan Indonesia
2). Internasionalismee atau perikemanusiaan
3). Mufakat atau demokrasi
4). Kesejahteraan sosial
5). Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam pidato 1 Juni 1945, Soekarno menyebut dasar negara dengan menggunakan bahasa
Belanda, philosophische grondslag bagi Indonesia merdeka. Philosophische grondslag itulah
fundamen, filsafat, pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa, hasrat yang sedalamdalamnya untuk
di atasnya didirikan gedung Indonesia merdeka. Soekarno juga menyebut dasar negara dengan
istilah ‘weltanschauung’ atau pandangan hidup. Susunan nilai atau prinsip yang menjadi
fundamen atau dasar negara pada masa sidang pertama BPUPKI tersebut berbeda-beda. Usul
Soekarno mengenai dasar negara yang disampaikan dalam pidato 1 Juni 1945 terdiri
atas lima dasar. Setelah mendapatkan masukan dari seorang ahli bahasa, yaitu Muhammad
Yamin yang pada waktu persidangan duduk di samping Soekarno, lima dasar tersebut
dinamakan oleh Soekarno sebagai ‘Pancasila’.
Persidangan pertama BPUPKI berakhir, namun rumusan dasar negara Indonesia untuk
merdeka belum terbentuk. Padahal, BPUPKI akan reses (istirahat) satu bulan penuh. Maka dari
itu, BPUPKI membentuk panitia perumus dasar negara yang anggota terdiri dari sembilan
orang yang disebut dengan Panitia Sembilan. Tugas Panitia Sembilan adalah menampung
berbagai aspirasi mengenai pembentukan dasar negara Indonesia. Anggota Panitia Sembilan
terdiri dari Ir. Soekarno (ketua), Abdulkahar Muzakir, Drs. Moh. Hatta, K.H. Abdul Wachid
Hasyim, Mr.Moh. Yamin, H. Agus Salim, Ahmad Subardjo, Abikusno Cokrosuryo, dan A.A.
Maramis. Kerja keras dan cerdas dari Panitia Sembilan membuahkan hasil pada tanggal 22 Juni
1945 yang berhasil merumuskan dasar negara untuk Indonesia merdeka. Rumusan itu oleh Mr.
Moh. Yamin yang diberi nama "Piagam Jakarta atau Jakarta Charter". Rumusan dasar negara
yang secara sistematik tercantum dalam alinea keempat, bagian terakhir pada rancangan
Mukadimah tersebut adalah sebagai berikut:
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sidang BPUPKI kedua, yaitu 10 Juli sampai 17 Juli 1945 merupakan masa penentuan
dasar negara Indonesia merdeka. Selain menerima Piagam Jakarta sebagai hasil rumusan
Panitia Sembilan, dalam masa sidang BPUPKI kedua juga dibentuk panitia-panitia Hukum
Dasar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok Panitia Perancang Hukum Dasar. Sidang
lengkap BPUPKI pada 14 Juli 1945 mengesahkan naskah rumusan Panitia Sembilan berupa
Piagam Jakarta sebagai Rancangan Mukadimah. Hukum Dasar (RMHD) dan menerima
seluruh Rancangan Hukum Dasar (RHD) pada hari berikutnya, yaitu 16 Agustus 1945 yang
sudah selesai dirumuskan dan di dalamnya termuat Piagam Jakarta sebagai Mukadimah.
Setelah sidang BPUPKI berakhir pada 17 Juli 1945, maka pada 9 Agustus 1945 badan tersebut
dibubarkan oleh pemerintah Jepang.
Pembentukan PPKI
Setelah dibubarkannya BPUPKI pada tanggal 7 Agustus 1945, dibentuklah Panitia
Persiapan Kemerdekaan atau dalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Zyunbi Inkai yang
kemudian dikenal sebagai ‘Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dengan
mengangkat Soekarno sebagai ketua dan Moh. Hatta sebagai wakil ketua. Panitia ini memiliki
peranan yang sangat penting bagi pengesahan dasar negara dan berdirinya negara Indonesia
yang merdeka. Panitia yang semula dikenal sebagai ‘Buatan Jepang’ untuk menerima “hadiah”
kemerdekaan dari Jepang tersebut, setelah takluknya Jepang di bawah tentara Sekutu pada 14
Agustus 1945 dan proklamasi kemerdekaan negara Indonesia, berubah sifat menjadi ‘Badan
Nasional’ Indonesia yang merupakan jelmaan seluruh bangsa Indonesia.
Dalam sidang pertama PPKI, yaitu pada 18 Agustus 1945, berhasil disahkan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) yang disertai dengan Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Sebelum pengesahan, terlebih dahulu
dilakukan perubahan atas Piagam Jakarta atau Rancangan Mukadimah Hukum Dasar (RMHD)
dan Rancangan Hukum Dasar (RHD). Pengesahan dan penetapan setelah dilakukan perubahan
atas Piagam Jakarta tersebut tetap mencantumkan lima dasar yang diberi nama Pancasila. Atas
prakarsa Moh, Hatta, sila ‘Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya’, dalam Piagam Jakarta sebagai Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tersebut diubah menjadi ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’. Dengan
demikian, Pancasila menurut Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai berikut:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selain itu hasil sidang tanggal 18 Agustus 1945 ialah memilih Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta
sebagai Presiden dan Wakil Presiden pertama Indonesia dan akan dibentuk sebuah Komite
Nasional, sebagai badan pembantu presiden dan dalam menjalankan tugas sehari-hari sebelum
MPR/DPR terbentuk sesuai dengan UUD.
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia,
sebagaimana dikatakan oleh Soekarno (1960: 42) bahwa dalam mengadakan negara Indonesia
merdeka itu “harus dapat meletakkan negara itu atas suatu meja statis yang dapat
mempersatukan segenap elemen di dalam bangsa itu, tetapi juga harus mempunyai tuntunan
dinamis ke arah mana kita gerakkan rakyat, bangsa dan negara ini.” Selanjutnya Soekarno
menegaskan dengan berkata, “Saya beri uraian itu tadi agar saudarasaudara mengerti bahwa
bagi Republik Indonesia, kita memerlukan satu dasar yang bisa menjadi dasar statis dan yang
bisa menjadi leitstar dinamis. Leitstar adalah istilah dari bahasa Jerman yang berarti ‘bintang
pimpinan”. Lebih lanjut, Soekarno mengatakan, “Kalau kita mencari satu dasar yang statis
yang dapat mengumpulkan semua, dan jikalau kita mencari suatu leitstar dinamis yang dapat
menjadi arah perjalanan, kita harus menggali sedalamdalamnya di dalam jiwa masyarakat
kita sendiri…Kalau kita mau memasukkan elemen-elemen yang tidak ada di dalam jiwa
Indonesia, tidak mungkin dijadikan dasar untuk duduk di atasnya.”
Setelah melakukan sidang pertama tanggal 18 Agustus, pada hari selanjutnya, PPKI
mengadakan sidang lagi pada tanggal 19 Agustus 1945 dan menghasilkan tiga keputusan
penting. Yaitu, Membentuk Komite Nasional Indonesia, Membentuk kementerian negara yang
terdiri dari 12 kementerian yang memimpin departemen dan 4 menteri negara non departemen
sekaligus mengangkat menteri-menterinya, Menetapkan pambagian wilayah Indonesia
menjadi 8 Provinsi sekaligus menunjuk gubernurnya.
Pada tanggal 22 Agustus 1945 rapat PPKI dilanjutkan kembali untuk membahas 3
masalah utama yang pernah dibahas dalam sidang-sidang sebelumnya. Rapat mengambil
keputusan untuk membentuk 3 badan baru yaitu : 1. Komite Nasional Indonesia (KNI), adalah
badan yang berfungsi sebagai DPR sebelum pemilu diselenggarakan dan disusun dari pusat
hingga daerah. 2. Partai Nasional Indonesia (PNI), PNI dirancang menjadi partai tunggal
negara RI (namun pada akhir Agustus 1945 dibatalkan). 3. Badan Keamanan Rakyat (BKR),
berfungsi sebagai penjaga keamanan umum bagi masing-masing daerah.
Setelah melakukan tiga kali sidang dan merumuskan beberapa hal serta melantik
Ir.Soekarno dan Moh.Hatta sebagai Presiden dan wakil Presiden. PPKI dibubarkan pada
tanggal 29 Agustus 1945 bersamaan dengan pelantikan anggota Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP).

Anda mungkin juga menyukai