Anda di halaman 1dari 32

GANGGUAN KELENJAR TIROID

MODUL 2.A
1. Kompetensi yang
diharapkan
2. Pengertian hipertiroid /
KONSEP PENYAKIT
hipotiroid ( HIPERTIROID / HIPOTIROID )
3. Etiologi Hipertiroid /
Hipertiroid
4. Klasifikasi hipertiroid
dan hipotiroid
5. Patofisologi hiper tiroid
dan hipotiroid
KOMPETENSI
6. Manifestasi hipertiroid
Mahasiswa mampu :
dan hipotiroid
7. Pemeriksaan Diagnostik
1. Mengidentifikasi pengertian hipertiroid dan hipotiroid
hipertiroid dan
2. Mengidentifikasi etiologi hipertiroid dan hipotiroid
hipertiroid
8. Pengobatan hipotiroid 3. Mengidentifikasi klasifikasi hipertiroid dan hipotiroid
dan hipertiroid 4. Mengidentifikasi manifestasi hipertiroid dan hipotiroid
9. Daftar Pustaka 5. Mengidentifikasi patoflow hipertiroid dan hipotiroid
6. Mengidentifikasi pemeriksaan diagnostik hipertiroid dan
hipotiroid
7. Mengidentifikasi pengobatan hipertiroid dan hipotiroid
Hipertiroid merupakan gangguan endokrin Kompetensi 1
terbanyak ke dua dan Penyakit Graves
merupakan tipe paling sering ditemukan. Ini
Identifikasi Pengertian
disebabkan berlebihnya hormon tiroid akibat
hasil stimulasi kelenjar tiroid yang abnormal
(jhonson , 2008 )
A. Hipertiroid

B. Hipotiroid

Tipe gangguan Kelenjar Tiroid terdiri dari :


Kompetensi 2
a. Pembesaran Tiroid ( Goiter dan
Identifikasi etiologi
Struma )
b. Hiperfungsi ( Hypertiroidisme)
c. Hipofungsi (Hypotiroidisme) Hipertiroid Hipotiroid

Etiologi Penyakit diidentifikasi dari berbagai


faktor risiko.
Kompetensi 3
Identifikasi Klasifikasi gangguan Kelenjar Tiroid ( uraikan Tipe gangguan Kelenjar Tiroid terdiri dari :
secara lengkap tipe gangguan kelenjar tiroid)
a. Pembesaran Tiroid ( Goiter dan
Struma )
b. Hiperfungsi ( Hypertiroidisme)
c. Hipofungsi (Hypotiroidisme)

Kompetensi 4
Identifikasi manifestasi klinis penyakit Hipertiroid dan Manifestasi Klinis dituliskan secara lengkap
dan berikan penjelasan.
Hipotiroid
5. Mengidentifikasi patoflow hipertiroid dan hipotiroid
Patofisiologi penyakit digambarkan dalam
bentuk skema dari etiologi sampai dengan
didapatkannya masalah keperawatan.

Pemeriksaan diagnostik dituliskan seluruh


pemeriksaan dan hasil normal / abnormal 6. Mengidentifikasi pemeriksaan diagnostik
dari pemeriksaan yang dilakukan.

1. Darah
2. Gambaran Rontgen/ USG
3. Pemeriksaan lain

Penatalaksanaan dideskripsikan 8. Mengidentifikasi Penatalaksanaan Hipertiroid dan Hipotiroid


penatalaksanaan di Rumah Sakit dan selama
di Rumah.
Jawaban modul 2.a :
Kompetensi 1: pengertian

Hipertiroid :

Perlu dibedakan antara pengertian tirotoksikosis dengan hipertiroidisme. Tirotoksikosis ialah


manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam sirkulasi. Hipertiroidisme adalah
tirotoksikosis yang diakibatkan oleh kelenjartiroid yang hiperaktif. Adapun sebabnya manifestasi
kliniknya sama, karena efek ini disebabkan ikatan dengan reseptor -inti yang makin penuh.
Rangsang oleh TSH atau TSH-like substances (TSI,TSAb), autonomi, instrinsik kelenjar
menyebabkan tiroid meningkat, terlihat dari radioactive neck-uptake naik.

Sebaiknya pada destruktif kelenjar misalnya karena radang, inflanmasi, radiasi, akan terjadi
kerusakan sel hingga hormin yang tersimpan ke folikel keluar masuk dalam darah. Dapat pula pasien
mengkonsumsi hormon tiroid berlebihan. Dalam hal ini justru radioactive neck-uptake turun.
Membedakan ini perlu, sebab umumnya peristiwa kedua ini, tirotoksikosis tanpa hipotiroidisme,
biasanya self-limiting desease.

Hipertiroidisme adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari


produksi hormon tiroid yang berlebihan, yaitu akibat kelebihan sekresi tiroksin (T4) atau
triiodo-tironin (T3).

Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis atau hipotalamus. Peningkatan
TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik
negative HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipofisis memberikan
gambaran kadar HT dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negative dari HT dan
TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang tinggi disertai
TSH dan TRH yang berlebihan.

Penyebab hipertiroidisme sebagian besar adalah tirotoksikosis karena penyakit Graves yaitu kira-kira
70%, sisanya karena gondok goiter multinoduler toksik dan adenoma toksik. Penyakit multi nodular
goiter yaitu keadaan di mana wujud nodul pada tiroid dan berfungsi sama ada secara aktif, normal
atau tidak aktif langsung. Adenoma toksik yaitu wujud satu nodul saja pada tiroid tetapi nodul itu
aktif dan mengeluarkan hormone berlebih.Hipertiroidisme pada penyakit Graves adalah akibat
antibodi reseptor TSH yang merangsang aktivitas tiroid, sedang pada goiter multinoduler toksik ada
hubungannya dengan autonomi tiroid itu sendiri. Ada pula hipertiroidisme sebagai akibat peningkatan
sekresi TSH dari pituaria, namun ini yang jarang ditemukan.

Dari daftar di atas titoksikosis didominasi oleh morbus Graves, Struma multinoduler toksik (morbus
Plummer) dan adenoma toksik (morbus Goetsch). Sebab lain amat jarang ditemukan dalam praktik
dokter sehari-hari. Rokok ternyata merupakan factor risiko Graves pada wanita tetapi tetapi tidak pada
pria.

Hipotiroid :

Status tiroid seseorang ditentukan oleh kecukupan sel atas hormon tiroid dan bukan kadar normal
hormon tiroid dalam darah. Ada beberapa prinsip faali dasar yang perlu diingat kembali. Partama
bahwa hormon yang aktif adalah free-hormon, bahwa metabolisme sel didasarkan adanya free- bukan
free- , ketiga bahwa distribusi enzim deyonisasi I, II, III (DI, DII, DIII) di berbagai organ tubuh
berbeda, di mana DI banyak ditemukan di hepar ,ginjal, dan tiroid, DII utamanya di otak, hipofisis,
dan DIII hampir seluruhnya di temukan di jaringan fetal (otak, plasenta). Hanya DI yang diterima oleh
PTU. Definisi lama bahwa hipotiroidisme disebabkan oleh faal tiroid berkurang sudah tidak tepat lagi.
Kini dianut keadaan di mana efek hormon tiroid berkurang. (contoh pada defisiensi yodium tiroid
justru bekarja keras). Secara klinis dikenal 1. Hipotiroid Sentral, karena kerusakan
hipofisis/hipotalamus; 2. Hipotiroidisme Primer apabila yang rusak kelenjar tirod dan 3.karena sebab
lain: sebab farmakologis, defisiensi yodium dan resistensi perifer. Yang paling banyak ditemukan
ialah hipotiroidisme primer. Oleh karena itu, umumnya diagnosia ditegakkan berdasarkan ata TSH
meningkat dan turun.

Hipotiroidisme merupakan kelainan yang disebabkan berkurangnya fungsi kelenjar tiroid.


Hipotiroidisme lebih dominan pada wanita. Hipotiroidisme dibedakan menjadi hipotiroidisme klinis
dan hipotiroidisme subklinis. Hipotiroidisme kilinis ditandai dengan kadar TSH tinggi dan kadar
rendah , sedangkan pada hipotiroidisme subklinis ditandai dengan kadar TSH tinggi dan kadar
normal, tanpa gejala atau dengan gejala sangat minimal. Hipotiroidisme merupakan kumpulan tanda
dan gejala yang manifestasinya tergantung dari : a). usia pasien, b). cepat tidaknya hipotiroidisme
terjadi, c). ada tidaknya kelainan lain.

Kompetensi 2 : Identifikasi etiologi

Hipertiroid :
Penyebab Hipertiroidisme adalah adanya Imuoglobulin perangsang tiroid (Penyakit Grave), sekunder
akibat kelebihan sekresi hipotalamus atau hipofisis anterior, hipersekresi tumor tiroid. Penyebab
tersering hipertiroidisme adalah penyakit Grave, suatu penyakit autoimun, yakni tubuh secara
serampangan membentuk thyroid-stymulating immunoglobulin (TSI), suatu antibodi yang sasarannya
adalah reseptor TSH di sel tiroid (Sherwood, 2002).
1. Tiroid :
a. Grave’s disease 80% karena ini
b. Terjadi pada usia 20 – 40 tahun, riwayat gangguan tiroid keluarga, dan adanya penyakit
autoimun lainnya misalnya DM tipe I
c. Adenoma toksik
d. Toksik nodular goiter
e. McCune-Albrigth
f. Tiroiditis sub akut
g. Tiroiditis limfositik kronik
2. Hipofisis :
a. Adenoma hipofisis
b. Hipofisis resisten terhadap T4
3. Lain :
a. Eksogen
b. Iodine induced hyperthyroidism
c. hCG
Hipotiroid :
 Disgenesis Tiroid
Defek perkembangan (disgenesis tiroid) merupakan 90% dari bayi yang terdeteksi
hipotiroidisme. Pada sekitar sepertiga bayi tidak ditemukan adanya sisa jaringan tiroid
(aplasia), sedangkan duapertiga lainnya jaringan tiroid yang tidak sempurna ditemukan pada
lokasi ektopik, dari dasar lidah (tiroid lidah) sampai posisi normalnya di leher.

Kebanyakan bayi dengan hipotiroidisme kongenital pada saat lahir tidak bergejala walaupun
ada agenesis total kelenjar tiroid. Situasi ini dianggap berasal dari perpindahan transplasenta
sejumlah sedang tiroksin ibu (T4) yang memberikan kadar janin 25-50% normal pada saat lahir.
Kadar T4 serum yang rendah ini dan secara bersamaan kadar TSH meningkat memungkinkan
pendeteksian neonatus dengan hipotiroid.

Jaringan tiroid ektopik (lidah, bawah lidah, subhioid)dapat memberikan jumlah hormon tiroid
yang cukup selama bertahun-tahun atau dapat gagal pada masa anak-anak. Anak yang terkena
biasanya datang karena tumbuh massa pada dasar lidah atau pada linea mediana leher, biasanya
setinggi hioid. Kadang-kadang disertai dengan kista duktus tiroglossus. Pengambilan secara
bedah jaringan tiroid ektopik dari individu eutiroid dapat mengakibatkan hipotiroidisme karena
tidak memiliki jaringan tiroid yang lain.

 Antibodi Penyekat-Reseptor Tirotropin (TRBAb)


TRBAb dahulu disebut penghambat imunoglobulin pengikat tiroid (TBII). Penyebab
hipotiroidisme kongenital sementara yang tidak biasa adalah antibodi ibu yang lewat secara
transplasenta yang menghambat pengikatan TSH pada reseptornya pada neonatus.
Frekuensinya adalah 1 dalam 50.000-100.000 bayi. Harus dicurigai adanya riwayat penyakit
tiroid autoimun ibu termasuk tiroiditis Hashimoto, penyakit Graves, hipotiroidisme pada terapi
penggantian, ng hipotiroidisme kongenital berulang yang bersifat sementara pada saudara
kandung berikutnya. Diagnosis yang benar dalam kasus ini adalah mencegah pengobatan
berkepanjangan yang tidak perlu, waspada klinis terhadap kemungkinan berulang pada
kehamilan berikutnya, dan menawarkan prognosis yang baik pada orang tua.

 Sintesis Tiroksin yang Kurang Sempurna


Berbagai defek pada biosintesis hormon tiroid dapat mengakibatkan hipotiroidisme kongenital,
dan bila defeknya tidak sempurna akan terjadi kompensasi dan mulainya hipotiroidisme dapat
terlambat selama beberapa tahun. Defek ini ditentukan secara genetik dan dipindahkan dengan
cara autosom resesif.

 Radioyodium
Hipotiroidisme telah dilaporkan akibat dari pemberian radioyodium secara tidak sengaja
selama kehamilan untuk pengobatan kanker tiroid atau hipertiroidism. Pemberian yodium
radioaktif pada wanita yang sedang menyusui juga terkontraindikasi karena dengan mudah
dieksresikan dalam susu.

 Defisiensi Tirotropin
Defisiensi TSH dan hipotiroidisme dapat terjadi pada keadaan apapun yang terkait dengan
defek perkembangan kelenjar pituitaria atau hipotalamus. Lebih sering pada keadaan ini,
defisiensi TSH akibat defisiensi hormon pelepas tiroropin (TRH). Mayoritas bayi yang terkena
memiliki defisiensi kelenjar pituitaria multipel dan datang dengan hipoglikemi, ikterus
persisten, dan mikropenis bersama dengan displasia septo-optik, celah bibir linea mediana,
hipoplasia wajah tengah, dan anomali wajah linea mediana yang lain.

 Ketidaktanggapan Hormon Tirotropin


Hipotiroidisme kongenital ringan telah dideteksi pada bayi baru lahir yang selanjutnya terbukti
menderita pseudohipoparatiroidisme tipe Ia. Penyebab molekular resistensi terhadap TSH pada
penderita ini adalah gangguan menyeluruh aktivasi cAMP yang disebabkan oleh defisiensi
genetik subunit α guanin nukleotid pengatur protein. Keadaan ketidaktanggapan TSH murni
yang telah dideteksi, yaitu kadar T4 serum rendah, kadar TSH serum dengan radioimmunoassay
dan bioassay meningkat, dan tidak ada respon terhadap pemberian TSH eksogen.

 Ketidaktanggapan Hormon Tiroid


Semakin bertambah jumlah penderita yang ditemukan yang menderita resistensi terhadap kerja
endogen dan eksogen T4 dan T3. Kebanyakan penderita menderita gondok, dan kadar T4, T3, T4
bebas, dan T3 bebas meningkat. Ketidaktanggapan ini dapat bervariasi di antara jaringan.
Mungkin ada tanda klinis hipotiroidisme yang tidak terlihat, termasuk retardasi mental,
retardasi pertumbuhan, dan maturasi skeleton terlambat ringan serta satu manifestasi
neurologis yaitu peningkatan hubungan gangguan hiperaktivitas defisit perhatian.

 Penyebab Lain Hipotiroid (Obat)


Hipotiroidisme kongenital dapat merupakan akibat dari paparan janin terhadap yodium atau
obat antitiroid yang berlebihan. Keadaan ini bersifat sementara dan tidak boleh keliru dengan
bentuk-bentuk hipotiroidisme lain. Pada neonatus, penggunaan antiseptik mengandung yodium
topikal pada kamar perawatan anak dan oleh ahli bedah juga dapat menyebabkan
hipotiroidisme kongenital sementara, terutama pada bayi dengan BBLR. Sedangkan pada anak
yang lebih besar, sumber yodium biasanya dalam sediaan paten yang digunakan untuk
mengobati asthma.

Kompetensi 3 : Identifikasi Klasifikasi gangguan Kelenjar Tiroid ( uraikan secara


lengkap tipe gangguan kelenjar tiroid)
1. Gangguan fungsi tiorid

a. Hipotiroid

Defenisi Hipotiroid Hipotiroid adalah suatu penyakit akibat penurunan fungsi hormon tiroid
yang dikikuti tanda dan gejala yang mempengaruhi sistem metabolisme tubuh. Faktor penyebabnya
akibat penurunan fungsi kelanjar tiroid, yang dapat terjadi kongenital atau seiring perkembangan usia.
Pada kondisi hipotiroid ini dilihat dari adanya penurunan konsentrasi hormon tiroid dalam darah
disebabkan peningkatan kadar TSH (Tyroid Stimulating Hormon).
Hipotiroid dapat diklasifikasikan berdasar waktu kejadian (kongenital atau akuisital), disfungsi
organ yang terjadi (primer atau sekunder/ sentral), jangka waktu (transien atau permanen) atau gejala
yang terjadi (bergejala/ klinis atau tanpa gejala/ subklinis). Hipotiroid kongenital biasa dijumpai di
daerah dengan defisiensi asupan yodium endemis. Pada anak-anak ini hipotiroid kongenital disebabkan
oleh agenesis atau disgenesis kelenjar tiroid atau gangguan sintesis hormon tiroid. Disgenesis kelenjar
tiroid berhubungan dengan mutasi pada gen PAX8 dan thyroid transcription factor 1 dan 2. Hipotiroid
akuisital disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebab yang paling sering dijumpai adalah tiroiditis
autoimun yang sering disebut tiroiditas Hashimoto. Berdasarkan disfungsi organ yang terkena,
hipotiroid dibagi dua yaitu hipotiroid primer dan hipotiroid sentral.. Hipotiroid primer berhubungan
dengan defek pada kelenjar tiroid itu sendiri yang berakibat penurunan sintesis dan sekresi hormon
tiroid, sedangkanhipotiroid sentral berhubungan dengan penyakit penyakit yang mempengaruhi
produksi hormon thyrotropin releasing hormone (TRH) oleh hipothalamus atau produksi
tirotropin(TSH) oleh hipofisis.
Hipotiroid berdasarkan kadar TSH dibagi beberapa kelompok yaitu:
1. TSH < 5,5 µIU/L  normal
2. 5,5 µIU/L ≤ TSH < 7 µIU/L Hipotiroid ringan
3. 7 µIU/L ≤ TSH < 15 µIU/L  Hipotiroid sedang
4. TSH ≥ 15 µIU/L  Hipotiroid berat biokimia
Selain itu pasien dinyakan hipotiroid klinis jika dijumpai peninggian kadar TSH (TSH ≥ 5,5 µIU/L)
disertai adanya simptom seperti fatique,peningkatan BB, ggn.siklus haid,konstipasi,intoleransi
dingin,rambut dan kuku rapuh.
b. Hipertiroid
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan jumlah produksi jumlah hormon tiroid
dalam tubuh.dengan katalain kelenjar tiroid bekerja lebih aktif,dinamakan dengan
thyrotoksikosis,dimana berarti terjadi peningkatan level hormon tiroid yang ekstrim dalam darah.

2. Klasifikasi Struma
a. Struma endemik (Simple goiter) – Eutiroid.
Struma hiperplastik difusa (area endemik dan struma pubertas). Stadium akhir dari:
- Folikel-folikel terisi
- Struma koloid dengan koloid karena fluktuasi persisten kadar TSH nodul
- Struma nodular multiple.
b. Struma toksika
 Primer – Struma toksika difusa – (penyakit Grave).
 Sekunder (nodular) - Struma nodular toksika - Struma nodular non toksika.
c. Struma neoplastik.
 Jinak.
 Ganas.
d. Tiroiditis
 Tiroiditis suburatif akut.
 Tiroiditis sub akut.
 Tiroiditis hasimoto.
 Tiroiditis Riedel
(Sachdova, 1996)

3. Goiter
Goiter, pembesaran yang terjadi pada kelenjar tiroid. Goiter atau gondok, umumnya disebabkan
karena defisiensi yodium. Namun ada juga yang disebabkan oleh hipertiroid atau hipotiroid dan zat
tiosianat di dalam rokok.

Kompetensi 4 : Identifikasi manifestasi klinis penyakit Hipertiroid dan Hipotiroid

-. Hipertiroid
Gejala dan Tanda : Pada individu yang lebih muda manifestasi yang umum termasuk
palpitasi, kegelisahan, mudah capai, hiperkinesia dan diare, keringat banyak, tidak tahan panas,
dan senang dingin. Sering terjadi penurunan berat badan jelas, tanpa penurunan nafsu makan.
Pembesaran tiroid, tanda-tanda tirotoksik pada mata , dan takikardia ringan umumnya terjadi
pada umumnya terjadi. Kelemahan otot dan berkurangnya masa otot dapat sangat berat
sehingga pasien tidak dapat berdiri dari kursi tanpa bantuan. Pada anak-anak terdapat
pertumbuhan cepat dengan pematangan tulang yang lebih cepat. Pada pasien-pasien di atas 60
tahun, manifestasi kardiovaskuler dan miopati sering lebih menonjol; keluhan yang paling
menonjol adalah palpitasi, dispnea pada latihan, tremor, nervous, dan penurunan berat badan.

- Hipotiroid
- Hipertiroid mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi yaitu :

- Banyak keringat - Denyut nadi cepat, seringkali


>100x/menit
- Tidak tahan panas
- Berat badan turun, meskipun
- Sering BAB, kadang diare banyak makan rasa capai
- Jari tangan gementar (tremor) - Otot lemas, terutama lengan
- Nervus, tegang, gelisah, atas dan paha
cemas, mudah tersinggung - Rambut rontok
- Jantung berdebar cepat - Kulit halus dan tipis
- Haid menjadi tidak teratur - Pikiran sukar konsentrasi
- Bola mata menonjol dapat - Kehamilan sering berakhir
disertai dengan penglihatan ganda dengan keguguran
- Denyut nadi tidak teratur - Terjadi perubahan pada mata
terutama pada usia diatas 60 th bertambahnya pembentukan air
- Tekanan darah meningkat mata, iritasi dan peka terhadap
cahaya
5. Mengidentifikasi patoflow hipertiroid dan hipotiroid
- Hipertiroid
PATOFLOW HIPOTIROID
Virus Hasimoto Malfungsi hipotalamus Malfungsi hipofisis

Tiroiditis

Malfungsi kelenjar TRH ↓ dan TSH ↓ TRH ↑ dan TSH ↓


tiroid

TRH ↑ dan TSH ↑

Hormon tiroid ↓ Hormon tiroid ↓ Hormon toroid ↓

Etiologi Hipotiroid

Laju metabolisme ↓

↓ fungsi fungsi ATP otot sekresi ↓ ↓ fungsi ↓ suplai


pernapasan & ADP ↓ kekurangan sistem darah
O2 Produksi pencernaan ke alat
depresi suplai O2 kalor ↓ reproduksi
ventilasi ke otak ↓ proses peristaltik
oksidasi suhu usus ↓ kerja organ
dispnea sinkope anaerob tubuh ↓ reproduksi ↓

konstipasi
Sesak napas asam jarang libido ↓
laktat ↑ berkeringat
impoten
myalgia

reaksi aitoimun

retinitis

↓ pembiasan cahaya

Rabun senja
6. Mengidentifikasi pemeriksaan diagnostik

Pemeriksaan laboratorium yang didapatkan pada pasien hipotiroidisme didapatkan hasil


sebagai berikut:

 Darah : serum rendah


 TSH meningkat pada hipotiroid primer
 TSH rendah pada hipotiroid sekunder

1) Kegagalan hipofisis : respon TSH terhadap TRH mendatar


2) Penyakit hipotalamus : TSH dan TRH meningkat

 Titer autoantibody tiroid tinggi pada > 80% kasus


 Peningkatan kolesterol
 Pembesaran jantung pada sinar X dada
 EKG menunjukkan sinus bradikardi, rendahnya voltase kompleks QRS& gelombang T
datar atau inversi (Haznam, M.W, 1991: 152)

7. Mengidentifikasi Penatalaksanaan Hipertiroid dan Hipotiroid

Kelompok obat-obatan yang digunakan untuk menekan produksi hormon tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3). Contoh obat-obatan thionamide , yaitu carbimazole, propylthiouracil
(PTU), dan methimazole / Thiamazole dengan merk dagang Thyrozol tablet.

 Radioterapi, Radioiodine adalah sejenis prosedur radioterapi untuk mengobati hipertiroid.


Hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid akan berkurang ketika iodine radioaktif (dalam
tingkat rendah dan tidak berbahaya) menyusutkan kelenjar tiroid. Pengobatan radioiodine
dapat konsumsi dalam bentuk obat cair atau kapsul.
 Beta-blocker atau penghambat beta, Beta-blocker (contoh obat: propanolol 40 mg), adalah
obat yang digunakan untuk mengatasi gejala yang muncul akibat hipertiroidisme, seperti
hiperaktif, detak jantung cepat, dan tremor. Obat ini tidak boleh dikonsumsi oleh penderita
asma.
 Operasi tiroid, Operasi pengangkatan kelenjar tiroid atau tiroidektomi disebut parsial jika
hanya sebagian yang diangkat dan total jika seluruhnya jaringan kelenjar diangkat.
KONSEP ASKEP HIPERTIROID
DIABETES MELITUS
DAN HIPOTIROID

5. Kompetensi yang MODUL 2.B


diharapkan
1.
6. Pengkajian
Pengertian Diabetes
2. Analisa
melitus Data KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.
7. Diagnosa Keperawatan
Etiologi Diabetes Melitus
4.
8. Intervensi keperawatan
Klasifikasi Diabetes
Melitus
9. Patofisologi
KOMPETENSI
10. Manifestasi
11. Pemeriksaan Diagnostik Mahasiswa mampu :
12. Pengobatan Diabetes
1. Mengidentifikasi Pengkajian Asuhan keperawatan
Melitus
13. Daftar Pustaka 2. Menganalisa Data untuk merumuskan masalah
3. Mengidentifikasi Diagnosa Keperawatan
4. Menyusun Rencana Keperawatan
5. Melakukan Evaluasi
Kompetensi 1
Pengkajian fokus secara teoritis, diambil dari
berbagai sumber. Pengkajian Asuhan Keperawatan pada pasien
Uraikan data fokus pada pasien hipertiroid dan Hipertiroid?

Sumber : a. Tentukan adanya tanda-tanda yang menunjukkan

1.
penurunan kecepatan metabolisme.
2. b. Kaji riwayat diet, khususnya intake iodine.
3.
4. c. Tanyakan adanya riwayat pengobatan hiperthyroid
5.
sebelumnya seperti pembedahan atau radioaktif iodine atau obat
antithyroid.
d. Observasi tanda-tanda hipothyroid.
e. Pemeriksaan fisik
f. Hal-hal yang dikaji pada klien dengan hipertiroid

meliputi (Carpenito, 2007) :

1. Aktivitas atau istirahat


Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot
lemah,gangguan koordinasi, kelelahan berat
Tanda : Atrofi otot
2. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur,
peningkatan tekanan darah dengan tekanan nada yang berat.
Takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis
tirotoksikosis)
3. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), rasa
nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), infeksi saluran
kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine encer, pucat,
kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria
jika terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk
(infeksi), bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).
4. Integritas / Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi.
Tanda : Ansietas peka rangsang
5. Makanan / Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan

masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa

hari/minggu, haus, penggunaan diuretik (tiazid)

Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid (peningkatan kebutuhan

metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau manis, bau buah

(napas aseton).

6. Neurosensori
Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot parasetia,

gangguan penglihatan.

Tanda : Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan

memori baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun;koma),

aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA).

7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis dengan
palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi atau tidak)
Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi
pernapasan meningkat
9. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot pernapasan (jika
kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
10. Seksualitas
Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria.
Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton plasma positif
secara mencolok, asam lemak bebas kadar lipid dengan kolosterol meningkat.
g. Pemeriksaan Sistem
Sistem intergument
Kulit dingin, pucat , kering, bersisik dan menebal,pertumbuhan kuku buruk, kuku
menebal, rambut kering, kasar, rambut rontok dan pertumbuhannya rontok.
2) Sistem pulmonary
Hipoventilasi, pleural efusi, dispenia
3) sistem kardiovaskular
Bradikardi, disritmia, pembesaran jantung, toleransi terhadap aktifitas menurun,
hipotensi.
4) Sistem metabolic
Penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh, intoleransi terhadap dingin.
5) sistem musculoskeletal
Nyeri otot, kontraksi dan relaksasi otot yang melambat.
6) Sistem neurologi
Fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori,
perhatian kurang, bingung, hilang pendengaran, penurunan refleks tendom.
7) Sistem gastrointestinal
Anoreksia, peningkatan berat badan, obstipasi, distensi abdomen.
8) Psikologis dan emosional
apatis, igitasi, depresi, paranoid, menarik diri/kurang percaya diri, dan bahkan
maniak.
Kompetensi 2
Diagnosa Keperawatan / Masalah Keperawatan, Faktor Pada Pasien dengan Hipertiroid dapat
Risiko, NOC dan NIC dirumuskan Diagnosa Keperawatan Risiko
Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien Ketidakseimbangan Suhu Tubuh ( Jhonson,
2008, Text book of Medical Surgical Nursing )
dengan hipertiroid adalah sebagai berikut (Carpenito, 2007):
MK : Risiko Ketidakseimbangan Suhu Tubuh

1. Intoleransi Aktivitas Definisi : beresiko terhadap kegagalan untuk


memelihara suhu tubuh dalam batas normal
Definisi: Ketidakcukupan energi fisiolagis atau psikologis untuk
Faktor Risiko :
melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin
Objektif :

atau harus dilakukan. a. Perubahan laju metabolisme


b. Dehidrasi
Batasan Karakteristik: c. Terpajan suhu lingkungan dingin,
sejuk, hangat atau panas
a.Subjektif d. Usia yang ekstrem
e. Berat badan yang ekstrem
f. Kesakitan / trauma yang
- Ketidaknyamanan atau dipsnea
memenuhi pusat pengatur suhu
(Imaturitas sistem regulasi suhu
- Melaporkan keletihan atau kelemahan secara verbal bayi )
g. Ketidakmampuan untuk
b.Objektif berkeringat
h. Inaktivitas
- Frekuensi jantung atau tekanan darah tidak normal i. Pakaian yang tidak sesuai dengan
suhu lingkungan
- Aritmia atau iskemia j. Pengobatan yang menyebabkan
vasokontriksi / vasodilatasi
k. Sedasi
NIC:
l. Aktivitas berlebihan

a.Terapi aktivitas

b. Perawatan jantung:rehabilitasi NOC :

c. Manajemen Energi NIC :

d. Manajemen Lingkungan

e. Terapi latihan fisik: Mobilitas sendi, pengendalian otot

f. Promosi latihan fisik

g. Bantuan perawatan diri

NOC:

a.Toleransi aktivitas

b. Ketahanan
Manifestasi Klinis dituliskan secara lengkap
dan berikan penjelasan.
c. Penghematan Energi

d. Energi psikomotorik

e. Istirahat

g. Perawatan diri

2. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan frekuensi
atau irama jantung serta peningkatan beban kerja jantung.
Definisi: Rentan terhadap ketidakadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolism tubuh, yang dapat mengganggu kesehatan.

Kriteria hasil: Pasien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria: Nafsu makan
baik, berat badan normal, dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi dalam waktu 3x24 jam.

Faktor risiko:

a. Perubahan afterload
b. Perubahan frekuensi jantung
c. Perubahan irama jantung
d. Perubahan kontraktilitas
e. Perubahan preload
f. Perubahan volume sekuncup

Intervensi:

1. Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan.
Perhatikan besarnya tekanan nadi.
2. Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti crackles) dan
palpasi getaran ictus cordis.
3. Instruksikan mengenai pemeliharaan kekuatan asupan dan haluaran.
4. Konsultasikan dengan dokter menyangkut parameter pemberian atau penghentian obat
tekanan darah.

3.Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat
badan).
Kriteria hasil: Pasien akan menunjukkan berat badan stabil dengan kriteria: Nafsu makan
baik, berat badan normal, dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi dalam waktu 3x24 jam.

Intervensi:

1. Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan setiap hari
Rasional: Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan masukan kalori yang cukup
merupakan indikasi kegagalan terhadap terapi antitiroid.
2. Kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein, karbohidrat dan vitamin.
Rasional: Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin pemasukan zat-zat makanan yang
adekuat dan mengidentifikasi makanan pengganti yang sesuai.
3.Anjurkan keluarga pasien untuk tidak memberikan makanan yang dapat meningkatkan
peristaltik usus.
Rasional: Peningkatan motilitas saluran cerna dapat mengakibatkan diare dan gangguan
absorbsi nutrisi karena pasien sudah mengalami hiperdefekasi.
4.Dorong pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan dengan menggunakan
TKTP.
Rasional: Membantu menjaga pemasukan kalori cukup tinggi yang disebabkan adanya
hipermetabolik.

4.Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan faktor
mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.

Kriteria hasil: Pasien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas
dari ulkus dalam waktu 3x24 jam.

Intervensi:

1. Observasi adanya edema periorbital.


Rasional: Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan.
2. Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap.
Rasional: Melindungi dari kerusakan kornea.
3. Tinggikan bagian kepala tempat tidur sampai 30 derajat.
Rasional: Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi.
4. Anjurkan keluarga pasien untuk mengurangi jumlah stimulus seperti lampu yang redup.
Rasional: Memanipulasi lingkungan sekitar pasien untuk manfaat terapeutik.
Asuhan Keperawatan Untuk Hipotiroid:

Diagnosa keperawatan 1: intoleran aktivitas b.d kelemahan umum.

Definisi: Ketidakcukupan energi fisiolagis atau psikologis untuk melanjutkan atau

menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau harus dilakukan.

Batasan Karakteristik:

a.Subjektif

- Ketidaknyamanan atau dipsnea

- Melaporkan keletihan atau kelemahan secara verbal

b.Objektif

- Frekuensi jantung atau tekanan darah tidak normal

- Aritmia atau iskemia

NIC:

a.Terapi aktivitas

b. Perawatan jantung:rehabilitasi

c. Manajemen Energi

d. Manajemen Lingkungan

e. Terapi latihan fisik: Mobilitas sendi, pengendalian otot

f. Promosi latihan fisik

g. Bantuan perawatan diri

NOC:

a.Toleransi aktivitas

b. Ketahanan

c. Penghematan Energi

d. Energi psikomotorik
e. Istirahat

g. Perawatan diri

Diagnosa keperawatan 2: hipotermia b.d penurunan laju metabolisme.

Definisi: Suhu inti tubuh dibawah kisaran normal diurnal karena kegagalan termogulasi.

Batasan Karakteristik:

a. Akrosianosis
b. Bradikardia
c. Dasar kuku sianosis
d. Hipertensi
e. Hipoglikemi
f. Hipoksia
g. Kulit dingin
h. Menggigil
i. Takikardia
j. Piloreksia

Dewasa dan anak-anak: Suhu TUbuh Rendah Akut

a. Hipotermi berat: <30℃


b. Hipotermi ringan: 32-35℃
c. Hipotermi sedang, suhu inti: 30-32℃

NIC:

a. Tingkatkan aktivitas
b. Batasi asupan alcohol
c. Pertahankan nutrisi yang adekuat
d. Suhu lingkungan tetap stabil
e. Mandi menggunakan air hangat
f. Gunakan pakaian yang tebal
g. Pantau Tanda-tanda vital

NOC:

a. Termoregulasi
Diagnosa keperawatan 3: konstipasi b.d penurunan motilitas saluran cerna.

Definisi: Penurunan frekuensi normal defekasi yang disertai pengeluaran feses yang sulit atau
tidak lampias atau pengeluaran feses yang sangat keras dan kering.

Batasan Karakteristik:

a. Subjektif:
- Nyeri abdomen
- Nyeri tekan abdomen
- Anoreksia
- Perasaan penuh atau tekanan pada rectum
- Kelelahan umum
- Sakit kepala
- Peningkatan tekanan abdomen
- Indigasi
- Mual
- Nyeri sat defekasi
b. Objektif
- Tampilan atipikal pada lansia
- Hematuria
- Perubahan suara abdomen
- Perubahan pola defekasi
- Penurunan frekuensi feses
- Penurunan volume feses
- Distensi abdomen
- Feses yang keras, kering dan padat
- Flatus berat

NIC:

a. Manajemen Defekasi
b. Pelatihan usus
c. Manajemen konstipasi
d. Manajemen cairan/elektrolit
NOC:

a. Defekasi
b. Hidrasi
c. Perawatan mandiri ostomy
d. Pengendalian gejala
PENGELOLAAN KASUS

MODUL C

1. Pengkajian ANALISIS KASUS PASIEN DENGAN


2. Analisa Data
3. Diagnosa Keperawatan GANGGUAN ENDOKRIN
4. Intervensi keperawatan

KOMPETENSI
Mahasiswa mampu :

1. Mengidentifikasi Pengkajian Asuhan keperawatan


2. Menganalisa Data untuk merumuskan masalah
3. Mengidentifikasi Diagnosa Keperawatan
4. Menyusun Rencana Keperawatan
5. Melakukan Evaluasi
KASUS
Buatlah Analisa Data dari kasus tersebut dan
Seorang laki laki usia 40 tahun dengan penampilan fisik eksoftalmus,
tentukanlah Diagnosa Keperawatan dan
badan kurus, terdapat benjolan pada leher. Hasil pemeriksaan fisik
Nursing Outcome Classification (NOC) dan
HR : 90 x/menit, kelenjar tiroid membesar . CRT 5 detik, dianosis,
Nursing Intervention Classification ( NIC)
nafsu makan meningkat, tremor.
Dari kasus tersebut tentukanlah :

a. Data apakah yang diperlukan ?


b. Masalah Keperawatan yang muncul ?
c. Tentukan NIC dan Noc dari masalah Keperawaan tersebut ?

Pengkajian :
a.Identitas Klien
Usia: 40 tahun
Jenis kelamin: laki-laki

b.Pemeriksaan fisik
HR:90x/menit
CRT 5 detik
Tremor
Eksoftalamus
Pembengkakan kelenjar tiroid
Kompetensi 2
Diagnosa Keperawatan / Masalah Keperawatan, Faktor
Risiko, NOC dan NIC
1.Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme
(peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat
badan).
Kriteria hasil: Pasien akan menunjukkan berat badan stabil
dengan kriteria: Nafsu makan baik, berat badan normal, dan
tidak ada tanda-tanda malnutrisi dalam waktu 3x24 jam.

Intervensi:

1. Pantau masukan makanan setiap hari, timbang berat badan


setiap hari
Rasional: Penurunan berat badan terus menerus dalam keadaan
masukan kalori yang cukup merupakan indikasi kegagalan
terhadap terapi antitiroid.
2. Kolaborasi untuk pemberian diet tinggi kalori, protein,
karbohidrat dan vitamin.
Rasional: Mungkin memerlukan bantuan untuk menjamin
pemasukan zat-zat makanan yang adekuat dan mengidentifikasi
makanan pengganti yang sesuai.
3.Anjurkan keluarga pasien untuk tidak memberikan makanan
yang dapat meningkatkan peristaltik usus.
Rasional: Peningkatan motilitas saluran cerna dapat
mengakibatkan diare dan gangguan absorbsi nutrisi karena
pasien sudah mengalami hiperdefekasi.
4.Dorong pasien untuk makan dan meningkatkan jumlah makan
dengan menggunakan TKTP.
Rasional: Membantu menjaga pemasukan kalori cukup tinggi
yang disebabkan adanya hipermetabolik.
3.Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak

terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.

Tujuan : Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengankebutuhan
tubuh.
Kriteria hasil:
1) Nadi perifer dapat teraba normal

2) Vital sign dalam batas normal.

3) Pengisian kapiler normal

4) Status mental baik

5) Tidak ada disritmia

Intervensi:

1) Pantau tekanan darah pada posisi baring, duduk dan berdiri jika memungkinkan.

2) Perhatikan besarnya tekanan nadi

3) Periksa kemungkinan adanya nyeri dada atau angina yang dikeluhkan

pasien.

4) Auskultasi suara nafas, perhatikan adanya suara yang tidak normal (seperti krekels)

5) Observasi tanda dan gejala haus yang hebat,mukosa membran kering, nadi lemah,

penurunan produksi urine dan hipotensi

2.Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan faktor
mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.

Kriteria hasil: Pasien akan mempertahankan kelembaban membran mukosa mata, terbebas
dari ulkus dalam waktu 3x24 jam.

Intervensi:

1.Observasi adanya edema periorbital.


Rasional: Stimulasi umum dari stimulasi adrenergik yang berlebihan.
2.Anjurkan pasien menggunakan kaca mata gelap.
Rasional: Melindungi dari kerusakan kornea.
3.Tinggikan bagian kepala tempat tidur sampai 30 derajat.
Rasional: Menurunkan edema jaringan bila ada komplikasi.
4.Anjurkan keluarga pasien untuk mengurangi jumlah stimulus seperti lampu yang
redup.
Rasional: Memanipulasi lingkungan sekitar pasien untuk manfaat terapeutik.

Anda mungkin juga menyukai