Anda di halaman 1dari 5

PERENCANAAN PENYULUHAN TUBERCOLOSIS

Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. M. Khoiri Zamri
2. Nia Urbani
3. Nilla Noviasari
4. Nanang Qosim
5. Aryawan Putra

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Jl. dr. Soebandi No. 99 Jember, Telp/Fax. (0331) 483536

E_mail : jstikesdr.soebandi@yahoo.com,web:http://www.stikesdrsoebandi
PERENCANAAN PENYULUHAN

I. MENGENAL MASALAH, MASYARAKAT, DAN WILAYAH


A. Latar Belakang
Sehat menurut WHO merupakan suatu keadaan sempurna baik fisik, mental, sosial
dan spiritual serta tidak hanya bebas dari penyakit ataupun kelemahan. Kesehatan
merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Hal ini sangat penting dalam membantu kita
untuk melakukan aktivitas kehidupan serta rutinitas kita sehari-hari. Bila keadaan kita
tidak baik (sakit) maka itu akan mempengaruhi produktifitas kita juga. Melihat
pentingnya hidup sehat tersebut, maka sudah semestinya kita menjaga perilaku kita dan
sadar akan pentingnya hidup sehat agar terhindar dari serangan penyakit. Akan tetapi,
pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya hidup
sehat tersebut, sehingga mereka kurang memperhatikan masalah kebersihan lingkungan
sekitar tempat tinggal mereka dan mengakibatkan rentannya terserang oleh suatu
penyakit, baik yang sifatnya tidak menular bahkan sampai penyakit menular seperti TBC,
dan lain-lain.
Di Indonesia, masalah kesehatan masih menjadi masalah yang serius dan sulit
dihindarkan oleh karena kurangnya kesadaran diri dari penduduknya. Salah satu masalah
kesehatan yang saat ini marak dibicarakan di semua kalangan bahkan di seluruh penjuru
dunia adalah masalah penyakit menular yang merupakan ancaman bagi kehidupan. Salah
satunya adalah penyakit Tuberculosis (TBC). Penyakit Tuberculosis (TBC)
merupakan penyebab kematian terbanyak dibanding dengan penyakit infeksi lain. Di
Indonesia TBC merupakan penyebab kematian peringkat ketiga setelah penyakit
kardiovaskuler dan penyakit pernafasan serta menjadi peringkat pertama dari golongan
penyakit infeksi. Setiap tahunnya, WHO memperkirakan terjadi 583.000 kasus TBC baru
di Indonesia dan kematian karena TBC sekitar 140.000 orang (Depkes, 2008). TBC
adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis. Sumber penularan adalah penderita TBC BTA (Basil Tahan Asam)
positif pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam
bentuk droplet. Orang dapat terinfeksi kalau droplet terhirup ke dalam saluran pernafasan
(Depkes, 2008).
Adanya fenomena insidensi dan prevalensi kasus TBC di seluruh dunia, yang dikenal
sebagai fenomena TBC global, telah mendorong Badan Kesehatan Dunia (WHO)
mendeklarasikanglobal health emergency pada bulan maret 1993, untuk menyadarkan
dunia bahwa kita sedang menghadapi ancaman serius penyakit TBC. Pada bulan
September 2000, diselenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang di ikuti oleh 189 negara anggota. Konferensi itu
menyepakati untuk mengadopsi tujuan Pembangunan Milenium atau Milenium
Development Goals (MDGs). MDGs memiliki 8 tujuan yang ingin dicapai sampai dengan
tahun 2015, salah satunya adalah memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular
lain seperti TBC dan lain-lain.
Dengan adanya MDGs ini, diharapkan dapat membantu mengurangi masalah yang
ada khususnya mengenai insidensi dan prevalensi penyakit TBC, seperti yang telah
tercantum dalam tujuan dari pembangunan MDGs itu sendiri. Jelaslah bagi kita bahwa
penurunan insidensi dan prevalensi penyakit TBC menjadi salah satu tujuan MDGs yang
mesti kita perjuangkan bersama-sama, karena tercapainya satu tujuan akan mendekatkan
pada pencapaian tujuan yang lainnya. Sebagai tenaga kesehatan, tentunya kita juga
memiliki tanggung jawab sendiri untuk mencapai tujuan MDGs tersebut khususnya dalam
kasus pencegahan insidensi penyakit TBC. Oleh karena itu, menyadarkan masyarakat
akan pentingnya hidup sehat merupakan pokok utama yang harus dilakukan sebagai
upaya pencegahan dini terhadap penularan penyakit TBC ini.
Berdasarkan hal tersebut di atas, kami mahasiswa STIKES YARSI Mataram
berinisiatif untuk mengadakan Penyuluhan Kesehatan tentang Penyakit TBC yang
bertujuan untuk memberikan informasi kepada masyarakat khususnya keluarga-keluarga
pengidap TBC tentang cara penularan serta pencegahan penyakit tersebut. Selain itu,
setelah melakukan penyuluhan kesehatan ini, diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang penyakit TBC dan pencegahannya sehingga masyarakat
sadar dan dapat mengubah paradigma tentang pentingnya pola hidup sehat, khususnya
dalam mencegah terjadinya penularan penyakit TBC secara luas yang pada akhirnya
dapat menurunkan insidensi dan prevalensi kasus TBC di NTB khususnya dan dunia pada
umumnya.
B. Mengenal masalah
Faktor resiko yang menyebabkan terjadinya penyakit TBC yang terjadi di dalam
masyrakat :
1. TBC di sebabkan oleh bakteri yang bernama mikobakterium tuberculosis.
2. Bakteri penyebab TBC disebarkan melalui udara yang tercemar, penderita TBC yang
batuk dan meludah di sembarang tempat.
3. Penyakit TBC dapat terjadi pada perokok berat.
4. Dapat terjadi pada orang yang pernah jatuh atau kecelakaan yang
mengakibatkan paru-paru menjadi luka.
C. Mengenal masyarakat
Mengenal masyarakatdi desa payung tingkat pendidikan ibu-ibu dan orang tua lainnya
rata-rata tamatan SD. Sehingga dalam penyampaian penyuluhan disampaikan dengan
media dan bahasa yang dapat mereka pahami.Hal-hal yang dapat menghambat perubahan
prilaku masyarakat di desa payung antara lain :
1. Tingkat pendidikan yang rendah.
2. Tingkat pengetahuan yang rendah tentang masalah kesehatan.
3. Keadaan ekonomi masyarakat yang tidak memadai.
4. Kesadaran tentang kebersihan lingkungan masih kurang.
5. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pemenuhan asupan gizi yang bagus.
6. Kurang sadarnya perilaku masyarakat dalm kesehatan.
D. Mengenal wilayah
Keadaan lingkungan di desa payung ini dekat dengan jalan, sebagai jalur lalu
lintas, banyak sekali asap-asap motor sebagai polutan. Selain itu linkungan di desa ini
kurang bersih terbilang kumuh.
II. Menentukan prioritas
Dari beberapa permasalahan kesehatan masyarakat yang ada saat ini diambil topik
mengenai ”penyakit TBC.”
III. Menentukan tujuan penyuluhan
A. Tujuan Umum
Warga dapat menginformasikan dan mengetahui tentang penyakit TBC sehingga
dapat menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar serta dapat mencegah terjadinya
TBC
B. Tujuan Khusus
1. Masyarakat mengetahui pengertian TBCsecara benar.
2. Masyarakat memahami proses penularan TBC
3. Masyarakat mampu mengenali Gejala – gejala TBC, sehingga dapat segera
mungkin untuk melakukan pengobatan.
4. Masyarakat yang sudah terkena TBC sebisa mungkin mengerti dan mau
untukmelakukan pengobatan TBC secara teratur.
IV. Menentukan sasaran penyuluhan
Sasaran penyuluhan ini adalah seluruh masyarakat di desa Payung yang berada di wilayah
RT 03.
V. Menentukan isi penyuluhan
Isi penyuluhan yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut :
1. Pengertian TBC
2. Proses penularan TBC
3. Gejala – gejala TBC
4. Pengobatan TBC
VI. Menentukan metode penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jwab
VII. Memilih alat atau media penyuluhan
Leaflet dan ppt
VIII. Menyusun rencana penilaian
Yang akan dievaluasi pada penyuluhan ini adalah pengetahuan dan partisipasi sasaran
penyuluhan. Cara evaluasi adalah melihat partisipasi aktif maupun waktu proses
penyuluhan berlangsung, mengecek kembali pengetahuan sasaran dengan memeberikan
pertanyaan secara lisan.
IX. Menyusun rencana kerja atau pelaksanaannya
Penyuluhan akan dilaksanakan setiap hari minggu pada di RT 03 desa Payung dengan
alokasi waktu60 menit. Tempat pelaksanaan penyuluhan adalahdi balai desa payung.
Penyuluhan akan dilaksanakan oleh mahasiswa kebidanan semester IV.

Anda mungkin juga menyukai