Anda di halaman 1dari 2

BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Rosela (Hibiccus sabdariffa L) termasuk family Malvaceae yang merupakan


tanaman tropis yang banyak tumbuh di Indonesia. Kelopak bunganya biasa digunakan
pada pengobatan tradisional, seperti pengobatan penyakit batuk, gangguan
pencernaan, menurunkan tekanan darah, merangsang gerak peristaltic di usus serta
berpengaruh terhadap fungsi diuretic. Bunga ini mengandung gossipetin, glukosida,
bibiscin, antosianin hibiscus, dan asam protocatechuic hibiscus.

Warna merah yang bagus dan rasa yang unik menjadikan rosella sebagai produk
makanan yang berharga. Sejak awal tahun 1970an, rosella mendapat banyak perhatian
karena berpotensi sebagai sumber pewarna makanan alami, farmasi dan
kosmetik.Kelopak bunganya mengandung pigmen merah empat antosianin, yakni
delphinidin 3-sambubiosida, sianidin 3-sambubiosida, delphinidin 3-glukosida dan
sianidin 3-glukosida.

Antosianin termasuk golongan senyawa flavonoid, merupakan kelompok


terbesar pigmen alami pada tumbuhan yang larut dalam air yang bertanggung jawab
untuk memberikan warna pada bunga, buah dan sayuran. Antosianin rosella dapat juga
bermanfaat bagi kesehatan sebagai sumber antioksidan. Hal ini disebabkan senyawa
polifenolik ini merupakan glikosida turunan polihidroksi dan polimetoksi dari 2-
phenilbenzopirilum atau garam flavilium (Smith et al, 2000)

Antosianin juga dipercaya dapat memberikan manfaat bagi kesehatan manusia.


Antosianin ini diketahui dapat diabsorbsi dalam bentuk molekul utuh dalam lambung,
meskipun absorbsinya jauh dibawah 1%, antosianin setelah ditransport ke tempat yang
memiliki aktifitas metabolit yang tinggi memperlihatkan aktivitas sistemik seperti
antinroplastik, antikarsinogenik, antiatherogenik, antiviral, dan efek anti inflammatory,
menurunkan permeabilitas dan fragilitas kapiler dan penghambatan agregasi platelet
serta immunitas, semua aktivitas ini didasarkan pada peranannya sebagai antioksidan
(Clifford, 2000)
Metode untuk memperoleh senyawa antosianin yang pecah dilakukan
sebelumnya antara lain dengan supercritical fluid, ekstraksi air, ekstraksi pelarut
organic, dan lain-lain. Cara tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing, supercritical fluid diketahui lebih ramah lingkungan, selektif dan cepat dalam
proses ekstraksi tetapi membutuhkan tekanan yang tinggi sehingga biaya ekstraksi
lebih mahal dibandingkan ekstraksi pelarut biasa. Oleh karena itu, ekstraksi antosianin
dilakukan dengan cara yang sederhana, yakni dengan cara maserasi dan soxhletasi
(Paulose TT, 1970)

METODE

A. Ekstraksi pigmen antosianin

Isolasi pigmen antosianin dari bunga rosella dilakukan dengan 3 metode yaitu
maserasi pada suhu 5⁰C dan 25⁰C, serta dengan metode soklet.

Maserasi 5⁰C, maserasi sampel dengan cara merendam 100 gram serbuk kelopak
bunga rosella dengan 300 mL pelarut ethanol pada temperature 5⁰C selama 24 jam.
Kemudian disaring dan diambil filtratnya.

Maserasi 25⁰C, maserasi sampel dengan cara merendam 100 gram serbuk kelopak
bunga rosella dimaserasi dengan 300 mL pelarut ethanol pada temperatur 25⁰C selama
24 jam. Kemudian disaring dan diambil filtratnya.

Sokshletasi, sebanyak 100 gram serbuk kelopak bunga rosella diekstraksi


menggunakan soxhlet dalam pelarut etanol pada temperature 78⁰C dalam 8 jam,
kemudian diambil filtratnya.

B. Penentuan total antosianin dengan metode ph differensial

Penetapan antosianin dilakukan dengan metode perbedaan pH yaitu pH 1,0 dan


pH 4,5. Pada pH 1,0 antosianin berbentuk senyawa oxonium dan pada pH 4,5
berbentuk karbonil tak berwarna. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara membuat
alikuot larutan antosianin dalam air yang pH nya 1,0 dan 4,5 untuk kemudian diujur
absorbansinya.

Anda mungkin juga menyukai