Anda di halaman 1dari 22

SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Reaksi pembentukan senyawa ester dari asam karboksilat dan
alkohol dengan katalis asam disebut dengan reaksi esterifikasi.
Senyawa ester yang dihasilkan akan memiliki aroma tertentu dan
bersifat khas. Dalam ilmu kimia dan bidang farmasi reaksi esterifikasi
ini cukup penting mengingat reaksi tersebut merupakan dasar
sintesis banyak senyawa kimia yang dapat berkhasiat sebagai
obat. Salah atu penggunaannya adalah sintesis metil salisilat dari
asam salisilat dengan metanol absolut.
Dengan berpatokan pada manfaat dari reaksi esterifikasi ini
terutama pengaplikasiannya dalam sintesis senyawa obat maka
reaksi ini penting sekali untuk dipelajari oleh seorang farmasis.
Senyawa metil salisilat dapat disintesis dari asam salisilat yang
direaksikan dengan metanol absolut dengan katalisator asam kuat
dan metoda refluks karena reaksinya yang berjalan lambat.
Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu mensintesis metil salisilat
dengan mereaksikan antara Asam Salisilat dan metanol absolut serta
penambahan H2SO4 sebagai katalisator dengan metode refluks dan
ekstraksi menggunakan corong pisah kemudian dihitung
rendamennya.
Alasan yang melatarbelakangi dilakukannya sintesis metil
salisilat ini yaitu karena metil salisilat hanya sedikit terdapat dialam
yaitu pada tumbuhan. Apalagi tumbuhannya sangatlah jarang.
Sedangkan metil salisilat sangat dibutuhkan dalam pengobatan atau
dalam bidang Farmasi. Jalan yang lain untuk mendapatkan metil
salisilat yaitu dengan mensintesis dari asam salisilat.
Aspirin merupakan hasil sintesis asam salisilat dengan anhidrida
asetat. Aspirin merupakan kelompok senyawa glikosida, yang
berfungsi sebagai antipiretik dan analgesik yang lebih sempurna
dibandingkan dengan asam salisilat. Selain sebagai antipiretik dan

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT
analgesik yang lebih sempurna, aspirin ini merupakan obat standar
(acuan bagi obat nyeri lain), dimana sistem kerjanya yaitu
menghambat produksi prostaglandin (zat spesifik yang
menyebabkan rasa sakit dan demam) untuk mengurangi respon
tubuh terhadap serangkaian proses kimia yang akhirnya terbentuk
nyeri.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum ini adalah :
1. Mengetahui dan mempelajari proses terjadinya reaksi asetilase.
2. Mengenal pembuatan ester aromatis (reaksi esterifikasiI
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Mensintesis metil salisilat dengan mereaksikan asam salisilat
dengan metanol dengan reaksi esterifikasi lalu dihitung persen
rendamennya.
2. Mensintesis aspirin dengan mereaksikan asam salisilat dengan
asetat anhidrat dengan reaksi asetilase.

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori umum
Reaksi asetilasimerupakan suatu reaksi memasukkan gugus asetil
kedalam suatu substrat yang sesuai. Gugus asetil adalah R-C-OO
(dimana R = alkil atau aril). Sintesis aspirin merupakan suatu proses dari
esterifikasi. Esterifikasi merupakan reaksi antara asam
karboksilat dengan suatu alkohol membentuk suatu ester (Cahyono, 1991).

a. Faktor yang Mempengaruhi Reaksi


Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi yaitu
(Kirk & Othmer, 1967):

1. Suhu
Kecepatan reaksi secara kuat dipengaruhi oleh suhu reaksi.
Pada umumnya reaksi ini dapat dijalankan pada suhu optimum (50-
60°C) pada tekanan atmosfer. Kecepatan reaksi akan meningkat
sejalan dengan kenaikan suhu. Semakin tinggi suhu, berarti
semakin banyak energi yang dapat digunakan oleh reaktan untuk
mencapai energi aktivasi. Ini akan menyebabkan tumbukan terjadi
lebih sering diantara molekul-molekul reaktan untuk kemudian
melakukan reaksi (Kirk & Othmer, 1967).

2. Waktu reaksi
Semakin lama waktu reaksi, maka semakin banyak produk
yang dihasilkan, karena ini akan memberikan kesempatan reaktan
untuk bertumbukan satu sama lain. Namun jika kesetimbangan
telah tercapai, tambahan waktu reaksi tidak akan mempengaruhi
reaksi (Kirk & Othmer, 1967).

3. Katalis
Katalis berfungsi untuk mempercepat laju reaksi dengan
menurunkan energi aktivasi reaksi namun tidak menggeser letak
kesetimbangan. Penambahan katalis bertujuan untuk mempercepat

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT
reaksi dan menurunkan kondisi operasi. Katalis yang dapat
digunakan adalah katalis asam, basa, ataupun penukar ion.
Dengan katalis basa reaksi dapat berjalan pada suhu kamar,
sedangkan katalis asam pada umumnya memerlukan suhu reaksi
diatas 100ºC (Kirk & Othmer, 1967).

Katalis yang digunakan dapat berupa katalis homogen maupun


heterogen. Katalis homogen adalah katalis yang mempunyai fase yang
sama dengan reaktan dan produk, sedangkan katalis heterogen adalah
katalis yang fasenya berbeda dengan reaktan dan produk. Katalis
homogen yang banyak digunakan adalah alkoksida logam seperti KOH
dan NaOH dalam alkohol. Selain itu, dapat pula digunakan katalis asam
cair, misalnya asam sulfat, asam klorida, dan asam sulfonat (Kirk &
Othmer, 1967).

Penggunaan katalis homogen mempunyai kelemahan, yaitu: bersifat


korosif, sulit dipisahkan dari produk, dan katalis tidak dapat digunakan
kembali. Saat ini banyak industri menggunakan katalis heterogen yang
mempunyai banyak keuntungan dan sifatnya yang ramah lingkungan,
yaitu tidak bersifat korosif, mudah dipisahkan dari produk dengan cara
filtrasi, serta dapat digunakan berulangkali dalam jangka waktu yang lama.
Selain itu katalis heterogen meningkatkan kemurnian hasil karena reaksi
samping dapat dieliminasi. Contoh-contoh dari katalis heterogen adalah
zeolit, oksida logam, dan resin ion exchange. Katalis basa seperti KOH
dan NaOH lebih efisien dibanding dengan katalis asam pada reaksi
transesterifikasi. Transmetilasi terjadi kira-kira 4000 kali lebih cepat
dengan adanya katalis basa dibanding katalis asam dengan jumlah yang
sama. Untuk alasan ini dan dikarenakan katalis basa kurang korosif
terhadap peralatan industri dibanding katalis asam, maka sebagian besar
transesterifikasi untuk tujuan komersial dijalankan dengan katalis basa.
Konsentrasi katalis basa divariasikan antara 0,5-1% dari massa minyak
untuk menghasilkan 94-99% konversi minyak nabati menjadi ester. Lebih

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT
lanjut, peningkatan konsentrasi katalis tidak meningkatkan konversi dan
sebaliknya menambah biaya karena perlunya pemisahan katalis dari
produk menggunakan katalis KOH 1% dari massa minyak (Kirk & Othmer,
1967).

4. Pengadukan

Pada reaksi, reaktan-reaktan awalnya membentuk sistem cairan


dua fasa. Reaksi dikendalikan oleh difusi diantara fase-fase yang
berlangsung lambat. Seiring dengan terbentuknya produk, ia bertindak
sebagai pelarut tunggalyang dipakai bersama oleh reaktan-reaktan
dan sistem dengan fase tunggal pun terbentuk. Dampak pengadukan
ini sangat signifikan selama reaksi sebagaimana sistem tunggal
terbentuk, maka pengadukan menjadi tidak lagi mempunyai pengaruh
yang signifikan. Pengadukan dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan campuran reaksi yang bagus. Pengadukan yang tepat
akan mengurangi hambatan antar massa. Untuk reaksi heterogen, ini
akan menyebabkan lebih banyak reaktan mencapai tahap reaksi (Kirk
& Othmer, 1967).

5. Perbandingan Reaktan
Variabel penting lain yang mempengaruhi hasil reaksi adalah
rasio molar antara reaktan. Untuk mendorong reaksi ke arah kanan,
perlu untuk menggunakan reaktan berlebihan atau dengan
memindahkan salah satu produk dari campuran reaksi. Lebih banyak
reaktan yang digunakan, maka semakin memungkinkan reaktan untuk
bereaksi lebih cepat (Kirk & Othmer, 1978).

b. Asam Salisilat
Bahan baku utama dalam pembuatan asam salisilat adalah
phenol, NaOH, karbon dioksida dan asam sulfat. Asam salisilat
kebanyakan digunakan sebagai obat-obatan dan sebagai bahan
intermediet pada pabrik obat dan pabrik farmasi seperti aspirin dan

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT
beberapa turunannya. Selain digunakan sebagai bahan utama
pembuatan aspirin, asam salisilat juga dapat digunakan sebagai bahan
baku obat yang menjadi turunan asam salisilat. Misalnya sodium
salisilat yang dapat digunakan sebagai analgesik dan antipyretic serta
untuk terapi bagi penderita rematik akut.Alumunium salisilat yang
berupa bubuk sehalus debu digunakan untuk mengatasi efek catarrhal
pada hidung dan tekak.Ammonium salisilat digunakan sebagai obat
penghilang kuman penyakit dan bakteri.Kalsium salisilat dapat
digunakan untuk mengatasi diare (Cahyono, 1991).

Turunan lain selain diatas adalah asam p-aminosalisilat yang dapat


mengatasi tubercolosis pada manusia. Asam metilendisalisilat sering
digunakan sebagai zat aditif minyak pelumas serta sebagai formulasi resin
alkil. Salisilamide digunakan secara farmasi sebagai antipyretic, zat
seudatif dan anti rematik.

2.2 Uraian Bahan


1. Asam salisilat (Ditjen POM, 1979 : 43)
Nama Resmi : ACIDUM SALICYLICUM
Nama Lain : Asam salisilat
Rumus Molekul : C7H6O3
Bobot Molekul : 138,12
Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur ringan tak berwarna atau serbuk


berwarna putih hampir tidak berbau rasa
agak manis dan tajam.
Kelarutan : Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4
bagian etanol 95 % P. , mudah larut
dalam kloroform P dan dalam eter P.
Laruta dalam larutan amonium asetat P,

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT
dinatrium hidrogenfosfat P, kalium sitrat
P dan natrium sitrat P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai bahan dasar sintesa aspirin.

2. Asam sulfat (Ditjen POM, 1979 : 58)


Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM
Nama Lain : Asam sulfat
Rumus Molekul : H2SO4
Bobot molekul : 98,07
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan kental seperti minyak korosif,


tidak berwarna, jika ditambahkan ke
dalam air menimbulkan panas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai katalisator
3. Air Suling (Ditjen POM, 1979 : 96)
Nama Resmi : AQUA DESTILLATA
Nama Lain : Aquades
Rumus Molekul : H2O
Bobot Molekul : 18,02
Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak


berbau, tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Pembilas

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT
4. Methanol ( Ditjen POM, 1979 : 706)
Nama Resmi : METANOL
Nama lain : Metanol
RM/BM : CH3OH/34,00
Rumus Struktur : CH3-OH
Pemerian : Cairan tidak berwarna, gliserin, bau khas
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air,
membentuk cairan jernih tidak berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : Sebagai pereaksi
5. Natrium Bikarbonat ( Ditjen POM, 1979 : 424)
Nama Resmi : NATRII SUBCARBONAS
Nama lain : Natrium bikarbonat
RM/BM : NaHCO3/84,01
Rumus Struktur :

Pemerian : Serbuk hablur putih monoklin kecil,


buran, tidak berbau, dan rasa asin
Kelarutan : Larut dalam 11 bagian air, praktis tidak
larut dalam etanol 95 % P
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pengesktrak
6. Asam Asetat Anhidrat ( Ditjen POM, 1979 : 426)
Nama Resmi : ACIDUM ACETIC ANHIDRATE
Nama lain : Asam asetat anhidrat
RM/BM : (CH3CO)2O /102,09
Rumus Struktur :

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT
Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna,
berbau tajam, mengandung kurang dari
95,0% C4H6O3
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, etanol 95%
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pengekstrak
2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2018)
a. Sintesis Metil Salisilat
Dilakukan refluks menggunakan labu alas bulat 100 ml,
masukkan 6,9 g ( 0,05 mol ) asam salisilat dan 24 g (30 ml, 0,75
mol) methanol dalam labu. Tambahkan secara hati – hati 8 ml
asam sulfat pekat ke dalam campuran. Aduk labu secara perlahan
agar reaktan tercampur semuanya, tambahkan batu didih ke dalam
labu dan pasang peralatan.
Panaskan campuran sampai mendidih menggunakan
pemanasan mantel atau tangas minyak. Biarkan campuran
mengalami refluks selama 2- 2,5 jam. Dinginkan larutan dalam labu
reaksi dengan mencelupkan labu dalam tangas es ; kemudian
tambahkan 50 ml air. Tuangkan campuran reaksi ke dalam corong
pisah dan pisahkan lapisan. Hati – hati memisahkan lapisan cairan
yang mengandung ester. Cuci ester kasar dengan 50 ml NaHCO 3
5% dengan memindahkan ester dan larutan NaHCO3 ke corong
pisah dan kocok campuran beberapa saat. Pisahkan dan buang
lapisan airnya. Cuci ester pada saat ketiga dengan 30 ml air.
Pisahkan lapisan dan pindahkan ester kedalam erlemeyer.
Keringkan produk dengan membiarkannya bersama 0,5 g kalsium
klorida anhidrat selama semalam.
b. Sintesis Aspirin
Timbang 2,0 g (0.015 mol) Kristal asam salisilat dan
tempatkan dalam erlenmeyer 250 mL. Tambahkan 5 mL (0.05 mL)
anhidrid asetat, diikuti dengan 5 tetes asam sulfat pekat dari pipet

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT
tetes, dan cocok hingga asam salisilat larut. Panaskan dipenangas
air selama 5-10 menit. Lalu erlenmeyer didinginkan pada
temperature kamar hingga dimana asam asetil salisilat akan
menjadi kristal dari campuran reaksi. Jika tidak, gores dinding
erlenmeyer dengan batang pengaduk dan campuran sedikit dingin
dalam tangas es (wadah es) hingga kristal terbentuk. Tambahkan
50 mL air dan dinginkan campuran dalam tangas es hingga proses
kristalisasi berlangsung sempurna.
Kumpul hasil (kristal) secara penyaringan vakum
menggunakan penyaring buchner. Filtrat dapat digunakan untuk
membersihkan erlenmeyer hingga semua kristal telah dikumpulkan.
Cuci kristal bebrerapa kali dengan sedikit bagian air dingin.
Lanjutkan penarikan udara melalui kristal pada penyaring buchner
secara penyedotan (suction) hingga kristal bebas dari pelarut.
Timbang dan hitung hasil kasarnya.

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT
BAB III METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu botol
aqudest, baskom, batang pengaduk, cawan porselin, corong pisah,
erlenmeyer, gegep, labu alas bulat, pipet tetes, dan pipet skala,
penyaring butcner, penangas air, refluks, dan tabung reaksi.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu
aquadest, asam salisilat, asam sulfat pekat, asam asetat anhidrat,
natrium bikarbonat, dan methanol, dan kertas saring.
3.2 Cara Kerja
A. Sintesis Metil Salisilat
Dimasukkan 2 gr asam salisilat dan 8 mL methanol kedalam
labu alas bulat. Ditambahkan secara hati-hati 1,75 mL asam sulfat
pekat. Diaduk secara hati-hati dan perlahan-lahan agar reaktan
bercampur. Dipanaskan campuran sampai mendidih menggunakan
refluks selama 2-2,5 jam. Dinginkan larutan dengan mencelupkan
labu dalam wadah berisi air es, kemudian tambahkan 25 mL air.
Dipisahkan lapisan menggunakan corong pisah (hati-hati dalam
memisahkan). Dicuci ester kasar dengan 25 mL NaHCO 3 5%
dengan memindahkan ester dan larutan NaHCO3 ke dalam corong
pisah dan dikocok sampai terpisah sempurna. Dipisahkan fasa
organik dan fasa air (fasa air dibuang). Dilakukan pencucian yang
ketiga menggunakan air. Dilapisan ester dikeringkan, kemudian
dihitung % Rendamennya.
B. Sintesis Aspirin
Ditimbang 1 gram asam salisilat masukkan kedalam
Erlenmeyer. Ditambahkan 2,5 mL anhidrat asetas dan diikuti
beberapa tetes asam sulfat pekat sebanyak 2,5 mL dan dikocok
hingga asam salisilat larut. Dipanaskan selama 5-10 menit.
Didinginkan pada temperature kamar hingga menjadi Kristal.

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT
Digesek dinding Erlenmeyer dengan batang pengaduk Jika tidak
terbentuk Kristal, kemudian didinginkan dalam wadah es hingga
kristal terbentuk. Ditambahkan 25 mL aquadest dan dinginkan
campuran dalam wadah berisi es hingga proses kristalisasi
berlangsung sempurna. Disaring hasil dari Kristal menggunakan
penyaring butcner. Difiltrat dapat digunakan untuk membersihkan
Erlenmeyer hingga semua Kristal telah dikumpulkan. Dicuci Kristal
sebanyak 2 kali dengan air suling. Disaring Kristal menggunakan
buctner hingga Kristal bebas dari pelarut. Ditimbang dan hitung
persen rendamennya.

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT
BAB IV HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil
A. Sintesis Metil Salisilat
1. Penentuan Berat Teoritis
“Mol Asam salisilat = Mol Metil Salisilat”
gr gr
=
BM BM
2 x
=
138,12 102,15
204,30
x =
138,12
x = 1,4791 gr
2. Penentuan Berat Praktikum
= Berat metil salisilat – berat saringan
= 2,5 gram – 0,70 gram
= 1,8 gram
3. Rumus Rendamen
Berat Praktikum
% Rendamen = x 100 %
Berat Teoritis
1,8 gram
% Rendamen = x 100 %
1,4791 gram
= 121,695 %
B. Sintesis Aspirin
1. Penentuan Berat Teoritis
Mol Asam salisilat = Mol Aspirin
gr gr
=
BM BM
1 x
=
138,12 180,16
180,16
x =
138,12
x = 1,3043 gr

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT
2. Penentuan Berat Praktikum
=Berat kertas saring akhir – Berat kertas saring Kosong
= 2,69 gr – 0,84 gr
= 1,85 gr
3. Rumus Rendamen
Berat Praktikum
% Rendamen = x 100 %
Berat Teoritis
1,85 gr
% Rendamen = x 100 %
1,30439 gr
= 141,828 %
C. Reaksi Kimia Sintesis Metil Salisilat dan Aspirin
1. Sintesis Metil Salisilat

2. Sintesis Aspirin

4.2 Pembahasan
Sintesa asam asetil salisilat berdasarkan reaksi asetilasi
antara asam salisilat dengan asetatglasial dengan menggunakan
asamsulfat pekat sebagai katalisator. Asam salisilat adalah asam
bifungsional yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH.

Penambahan asam asetat anhidrat sebagai pengganti air.


Penambahan asam sulfat pekat pada larutan campuran asam
salisilat adalah berfungsi sebagai kataliastor, jadi asam sulfat
berfungsi untuk mempercepat terjadinya sintesadengan cara

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT
menurunkan energi aktivasi sehingga energi yang diperlukan dalam
sintesa sedikit.

Setelah asam salisilat tercampur sempurna maka larutan


dipanaskan dengan menggunakan penangas air, hal ini bertujuan
untuk menghilangkan zat-zat pengotor yang ada pada bahan
sehingga aspirin yang diperoleh nanti memiliki kemurniaan tinggi.
Selain itu fungsi dari pemanasan adalah untuk memepercepat
kelarutan dari asam salisilat sehingga dapat bercampur dengan
sempurna, hal ini dikarenakan proses pemanasan akan
mempercepat gerak kinetik dari molekul-molekul yang ada dalam
larutan sehingga laju reaksi akan semakin cepat dan reaksi berjalan
cepat.

Pada sintesis metil salisilat hasil yang diperoleh berat


praktikum sebanyak 1,6 gram, untuk % rendamennya yaitu 1,081 %.
Sedangkan pada sintesis aspirin hasil yang diperoleh berat praktikum
sebanyak 1,628 gram, untuk % rendamennya yaitu, 124,81 %.
Setelahitu dilakukan proses rekristalisasi menggunakan dua
pelarut (alkoholdan air) supaya mendapatkan kristal yang bagus dan
hasil yang maksimum. Dalam hal ini alkohol berperan untuk
melarutkan sedangkan air berperan untuk mengkristalkan. Syarat
pelarut rekristalisasi adalah dalam keadaan panas maupun dingin,
aspirin tetap larut dalam alkohol sehingga perlu ditambahkan air
untuk membantu mengkristalkan aspirin. Akan tetapi penambahan air
dilakukan setelah aspirin larut dalam etanol. Karena aspirin akan
berubah menjadi asam asetat jika terkena air langsung.
Adapun faktor kesalahan pada praktikum kali ini adalah karena
kurangnya ketelitian saat memisahkan rendamen , sehingga sulit
mendapatkan hasil sintesis yang murni.

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT

BAB V PENUTUP
5.2 Kesimpulan
Adapun hasil yang didapat dari praktikum kali ini yaitu :
a. Pada Pada sintesis metil salisilat hasil yang diperoleh berat
praktikum sebanyak 1,8 gram, sehingga untuk % rendamennya
yaitu 121,695 %.
b. Pada sintesis aspirin hasil yang diperoleh berat praktikum
sebanyak 1,85 gram, sehingga untuk % rendamennya yaitu
141,828 %.
5.2 Saran
Adapun saran saya sebagai praktikan, yaitu sangat
mengharapkan bimbingan dan arahan dari asisten dalam praktikum,
penyiapan alat dan bahan agar praktikum berjalan dengan lancar.

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2018. Penuntun Praktikum Kimia Sintesis, Universitas Muslim


Indonesia, Makassar.
Cahyono, B. 1991.Segi Praktis dan Metode Pemisahan Senyawa Organik.
Semarang: Kimia UNDIP.
Ditjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi IIÍ, Depkes RI, Jakarta.

Cahyono, B. 1991.Segi Praktis dan Metode Pemisahan Senyawa Organik.


Semarang: Kimia UNDIP.
Ditjen,POM, 1979, Farmakope Indonesia. Depertemen Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta

Kirk, RE, dan Othmer, DF. 1967. Encyclopedia of Chemical Engineering


Technology. TjayNew York : John Wiley and Sons Inc.

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT

LAMPIRAN
GAMBAR

A. Sintesis metil salisilat

Alat refluks Hasil refluks

B. Sintesis aspirin

Hasil sintesis aspirin dengan Hasil uji kemurnian dengan FeCl3


asam asetat anhidrat

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT

SKEMA KERJA
a. Sintesa metil salisilat

Asam salisilat
dimasukkan ke
dalam labu alas
Ditimbang 2,5 gram asam bulat
salisilat

Dimasukkan 8 ml
methanol
absolute ke dalam
8 ml metanol absolut labu alas bulat

Ditambahkan 1,75 ml
H2SO4 pekat melalui
dinding tabung dan
1,75 ml H2SO4 mengaduk secarra
perlahan

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT

Campuran di refluks selama kurang lebih 2,5 jam

1
Keterangan :
3 1. Statif
8
2. Klem
2
3. Kondensor

4. Selang air masuk

5. Selang air keluar


5
6. Labu alas bulat

7. Mantel pemanas
6
8. Kapas

9. Batu didih

Hasil refluks Kemudian Ditambahkan air

dipindahkan pada didinginkan dalam sebanyak50 ml

erlenmeyer baskom yang berisi

es batu

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT

Diaduk dan kemudian didiamkan


Beberapa menit

Kemudian larutan
dimasukkan ke dalam Lapisan metal salisilat
corong pisah dan dipisahkan
diaduk

Setelah itu metil salisilat Kemudian metal


dicuci dengan 25 ml salisilat dicuci lagi
NaHCO3 dengan 40 mL air Lapisan metal salisilat
yang terbentuk
dipisahkan
Dihitung volume metal
salisilat yang terbentuk

1. Sintesa aspirin
Ditimbang 1,5 g asam salisilat

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220
SINTESIS ASPIRIN & METIL SALISILAT
Ditambahkan 2,5 ml anhidrida asetat

Ditambahkan 2,5 ml asam sulfat pekat, homogenkan

Dipanaskan pada penangas air selama 5-10 menit dan


didinginkan pada suhu kamar

Larutan erlenmeyer didinginkan di baskom berisi es sambil terus


digores-gores dindingnya.

Setelah terbentuk kristal, maka ditambahkan 25 ml air.

Kristal disaring dengan menggunakan corong dan kertas saring.


Kemudian dikeringkan di udara terbuka. Dan dihitung beratnya

Hitung persen kadar rendamennya.

DEASY MUTMAINNA BASO A.B RIFKY SALDI A. WAHID, S.Farm


15020160220

Anda mungkin juga menyukai