Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MATA KULIAH PENGEMBANGAN WILAYAH

DATA SPASIAL DAN DATA PENDUDUK

KABUPATEN PACITAN

Dosen Pengampu:

Satti Wagistina, S.P, M.Si

Oleh :

Imran Rosyadi (160722614668)

Mirza Rahmadhiny (160722614670)

M.Rizqi Tri N. (160722614682)

Jurusan Geografi

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang

2018
KABUPATEN PACITAN

I. LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI KABUPATEN PACITAN


Kabupaten Pacitan merupakan kabupaten yang terletak di pantai selatan jawa dan
memiliki karakteristik wilayah yang sebagian besar (85% dari luas wilayah) berupa perbukitan
serta merupakan kawasan ekokarst. Adapun wilayah administrasi Kabupaten Pacitan setelah
diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang
ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka di
Kabupaten Pacitan telah terjadi pengembangan wilayah terutama di desa yang mana terjadi
pemekaran desa berjumlah 7 (tujuh) desa. Hal ini mengakibatkan perubahan wilayah
administrasi Kabupaten Pacitan dari sebelumnya 12 Kecamatan, 5 kelurahan dan 159 desa
menjadi 12 kecamatan, 5 kelurahan dan 166 desa (total 171 Desa/Kelurahan) dengan letak
geografis berada antara 110º 55’ - 111º 25’ Bujur timur dan 7º 55’ - 8º 17’ Lintang Selatan.
Adapun batas-batas administrasi dari Kabupaten Pacitan:

- sebelah Timur : Kabupaten Trenggalek


- sebelah Selatan : Samudera Indonesia
- sebelah Barat : Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah)
- sebelah Utara : Kabupaten Ponorogo

Lebih jelasnya dapat dilihat pada peta administrasi Kabupaten Pacitan (Peta 2.1).

Tabel
Pembagian Wilayah Kabupaten Pacitan

Luas Kecamatan
No. Kecamatan Jumlah Desa Disticts Areas
(km2)
1 Donorojo 12 109,09
2 Punung 13 108,81
3 Pringkuku 13 132,93
4 Pacitan 25 77,11
5 Kebonagung 19 124,85
6 Arjosari 17 117,06
7 Nawangan 9 124,06
8 Bandar 8 117,34
9 Tegalombo 11 149,26
10 Tulakan 16 161,61
Luas Kecamatan
No. Kecamatan Jumlah Desa Disticts Areas
(km2)
11 Ngadirojo 18 95,91
12 Sudimoro 10 71,86

Total 171 1.389,89


Sumber : Pacitan Dalam Angka 2009

II. KONDISI FISIK GEOGRAFIS


MORFOLOGI LAHAN
Morfologi Kabupaten Pacitan sebagian besar (49%) merupakan wilayah agak
bergunung sampai bergunung dengan kemiringan lahan >40, dan lainnya berupa lahan
dengan bentuk wilayah datar-berombak (lereng 0-8%) yang menempati wilayah 17%, lahan
bergelombang (8-15%) menempati wilayah ± 2,5%, lahan agak berbukit (lereng 26-40%)
yang menempati wilayah ± 28%.
Dataran datar hingga berombak dapat dijumpai di beberapa wilayah, yakni di dataran
aluvium Sungai Grindulu di Pacitan dan dataran aluvium muara Sungai lorog. Lahan
bergelombang dapat dijumpai di daerah Kebonagung, Ngadirojo, dan Pringkuku, serta di
berbagai kecamatan lain dalam luasan sempit (spot-spot). Lahan agak berbukit hingga
berbukit menyebar merata di tiap kecamatan. Namun yang paling luas adalah di Pringkuku,
Tegalombo, dan Tulakan. Sedangkan lahan agak bergelombang hingga bergunung (>40%)
banyak dijumpai di Arjosari, Nawangan, Tegalombo, dan Tulakan luasan masing-masing
bentuk wilayah dapat dilihat pada Tabel dibawah.
Pembagian Wilayah Kabupaten Pacitan
KEMIRINGAN LUAS TOTAL
KAW. DG
KECAMATAN %
E (41-60) F (>60) KEMIRINGAN >
40%

ARJOSARI 2.948 6.223 9.171 78,34

BANDAR 2.996 2.217 5.213 44,42

DONOROJO 1.543 2.342 3.885 35,61

KEBONAGUNG 3.602 1.331 4.933 39,51

NAWANGAN 4.150 3.360 7.510 60,54

NGADIROJO 2.471 3.555 6.026 62,83

PACITAN 1.318 1.264 2.582 33,49

PRINGKUKU 2.166 1.168 3.334 25,08

PUNUNG 1.114 2.786 3.900 35,84

SUDIMORO 2.384 1.576 3.960 55,11


KEMIRINGAN LUAS TOTAL
KAW. DG
KECAMATAN %
E (41-60) F (>60) KEMIRINGAN >
40%

TEGALOMBO 3.971 6.597 10.568 70,80

TULAKAN 4.965 2.486 7.451 46,10

TOTAL 33.628 34.905 68.533 49,31

Sumber: RTRW Kabupaten Pacitan 2009-2028

Keterangan:
E(41-60) = Daerah agak bergunung dengan kemiringan 41-60%
F (>60) = Daerah bergunung dengan kemiringan lebih dari 60%

III. GEOLOGI
Kondisi geologi wilayah Pacitan umumnya berupa vulkanik dan kars. Sejumlah
besar erupsi serta bentuk kerucut, dengan material-material hasil letusannya berbentuk padat
batu gamping serta lain-lain bahan vulkanik lepas. Semua bahan vulkanik itu membentuk
pegunungan (otogenesa) menghasilkan morfologi yang berbukit-bukit dan bergunung-
gunung dengan perbedaan relief topografik yang cukup besar. Di bagian selatan sepanjang
pantai kondisi geologinya berupa satuan karst dengan bahan penyusun batu gamping. Secara
garis besar wilayah Kabupaten Pacitan dapat dikelompokkan ke dalam 3 satuan wilayah
morfologi, yaitu:
a. Morfologi Perbukitan
Morfologi perbukitan merupakan wilayah terluas, mencakup 80% luas daerah. Satuan
morfologi ini menempati daerah dengan kemiringan terjal, dengan bukit-bukit dan
gunung-gunung kecil menjulang hingga 800 meter di atas muka air laut. Satuan ini
disusun oleh batuan gunungapi dan batuan sedimen. Morfologi berbentuk tonjolan yang
terdapat di beberapa tempat merupakan batuan terobosan yang bersusunan andesit, basal,
diorit dan dasit. Sungai-sungai besar yang mengalir di daerah ini antara lain S. Grindulu,
S. Lanang, S. Pagutan, S. Lorog, dan S. Panggul. Kelurusannya lebih banyak
dipengaruhi oleh sesar dan kekar daripada kedudukan lapisan batuan. Derajat pelapukan
pada satuan ini cukup tinggi, ditunjukkan oleh tanah pelapukan yang setempat mencapai
tebal lebih dari 10 meter.
Peta 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Pacitan
b. Morfologi Karst
Satuan Karst menyebar di sepanjang pantai selatan, terutama disusun oleh batu gamping,
yang setempat bersifat tufan. Gejala karst di daerah ini ditunjukkan oleh adanya gua batu
gamping, aliran sungai bawah tanah, dolina, dan uvala. Bukit-bukit kecil berjulang
antara 20-50 meter di atas muka air laut merupakan bentukan hasil erosi, yang umumnya
disusun oleh batu gamping terumbu. Bentuk bukitnya yang beragam seperti kerucut,
kerucut terpancung, meja, tabung, dan sebagainya dipengaruhi oleh ragam batugamping
penyusunnya. Sungai besar yang memotong satuan ini adalah S. Basoko yang
kelurusannya dipengaruhi oleh sistem retakan.
c. Morfologi Dataran
Satuan dataran berupa aluvium, sebarannya sangat terbatas, yakni di sepanjang aliran
sungai-sungai besar. Setempat satuan ini menempati daerah pinggirannya pantai yang
sempit. Dataran aluvial yang cukup luas diantaranya dijumpai di dataran Pacitan di
daerah hilir S. Grindulu dan dataran Lorog di sekitar S. Lorog.

IV. JENIS TANAH


Jenis tanah di wilayah Kabupaten Pacitan sangat beragam, di Kabupaten Pacitan
dijumpai 8 (delapan) jenis tanah, Yakni regosol, aluvial, koluvial, podsolik, kambisol,
mediteran, rendzina, dan litosol. Jenis-Jenis tanah yang di jumpai di Pacitan:
Jenis Tanah Kabupaten Pacitan
No Tata Nama Luas

PPT (1983) Soil Taxonomy USDA (2000) Ha %

1 Aluvial Tropaquept 5.980,43 4,30

2 Koluvial Dystrandept 20.623,37 14,84

3 Mediteran Tropaquept 32.155,33 23,14

4 Kambisol Dystrandept 24.872,25 17,.90

5 Podsolik Tropudult 514,82 0,37

6 Oksisol Haplorthox 4.061,49 2,92

7 Rendzina Millisols 15.548,70 11,19

8 Litosol Dystropept 35.168,19 25,30

9 Regosol Tropopsament 62,57 0,05

Total 138.987,16 100,00


Berdasarkan tabel di atas, Litosol, mediteran, dan kambisol merupakan jenis tanah yang
dominan di Pacitan. Ketiga jenis tanah ini umumnya menempati wilayah berbukit hingga
bergunung. Jenis tanah lainnya yang juga cukup luas terdapat di wilayah ini adalah koluvial
dan rendzina. Koluvial banyak dijumpai di daerah dataran kaki bukit dengan lereng datar.
Jenis tanah lainnya, yakni aluvial, oksisol, podsolik, dan regosol hanya dijumpai dalam
luasan yang sempit dan spot-spot. Aluvial banyak dijumpai di dataran aluvium Sungai
Grindulu dan Sungai Lorog. Sedangkan oksisol hanya dijumpai dalam luasan yang sangat
kecil berasosiasi dengan podsolik di daerah agak berbukit hingga berbukit di wilayah
Tulakan. Regosol dijumpai di daerah pesisir pantai Teluk Pacitan.

V. IKLIM
Kabupaten Pacitan seperti daerah lainnya di Pulau Jawa dipengaruhi oleh iklim
Tropika basah dengan 2 musim yaitu musim hujan (bulan Oktober-April) dan musim
kemarau (bulan April-Oktober). Berdasarkan pencatatan selama 24 tahun terakhir curah
hujan mencapai 2300 mm per tahun. Curah hujan bulanan maksimum rata-rata 416 mm yang
terjadi pada bulan Januari dan curah hujan bulanan minimum rata-rata 53 mm yang terjadi
pada bulan Agustus. Suhu rata-rata 270C sedangkan kecepatan angin antara 30-50 km/jam.
Analisis terhadap data iklim sangat penting dalam kaitannya dengan berbagai
kegiatan pembangunan, baik di bidang teknik sipil maupun pertanian. Untuk keperluan
analisis data iklim di wilayah Kabupaten Pacitan, maka telah dikumpulkan data curah hujan
dan hari hujan dari 12 Stasiun Pengamat Hujan yang tersebar di berbagai kecamatan di
Kabupaten Pacitan dan data unsur iklim lainnya (temperatur udara, kelembapan udara,
penyinaran matahari, dan kecepatan angin) dari stasiun iklim Pringkuku dan stasiun iklim
Tulakan.
a. Curah Hujan dan Hari Hujan
Berdasarkan data curah hujan yang berhasil dihimpun Kabupaten Pacitan dari 12 stasiun
pengamat hujan yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Pacitan menunjukkan
bahwa rata-rata curah hujan tahunan di wilayah ini berkisar antara 2.023 mm/tahun
(Tegalombo) sampai 2.746 mm/tahun (Purwosari), dengan rata-rata hari hujan tahunan
berkisar antara 98 hari/tahun hingga 134 hari/tahun. Curah hujan tertinggi jatuh pada
bulan basah(>200 mm) berlangsung antara Oktober sampai Maret. Sedangkan bulan
kering (<100 mm) umumnya berlangsung pada bulan Mei sampai September.
b. Temperatur Udara, Kelembapan Udara, Penyinaran Matahari, dan Kecepatan Angin.
Temperatur udara rata-rata bulanan di stasiun iklim Pringkuku adalah 27,70C, dengan
temperatur maksimum 300C. Sedangkan temperatur udara rata-rata bulanan di Stasiun
iklim Tulakan adalah 26,40C, dengan temperatur maksimum 31,30C.
Kelembapan udara rata-rata daerah ini tergolong tinggi. Kelembapan udara rata-rata
bulanan di stasiun Pringkuku adalah 97,7%, sedangkan di Tulakan 92,9%.
Kecepatan angin rata-rata bulanan di stasiun iklim Pringkuku 52 km/hari, sedangkan di
stasiun iklim Tulakan 63,2 km/hari.
Penyinaran matahari tergolong sedang dan rendah. Rata-rata penyinaran matahari
bulanan di stasiun iklim Pringkuku 47,4%, sedangkan di stasiun iklim Tulakan tercatat
32,7%.
Rata-rata radiasi matahari di stasiun iklim Pringkuku 439,1 cal/cm2/hari, sedangkan di
stasiun iklim Tulakan 356,2 cal/cm2/hari.

VI. PENGGUNAAN LAHAN


Pola penggunaan lahan di Kabupaten Pacitan dikelompokkan ke dalam: hutan lebat,
hutan belukar, hutan buatan, kebun campuran, tegalan, sawah, permukiman, tanah, danau,
dan sungai.
`
Tabel Luas Penggunaan lahan di Kabupaten Pacitan

Pola Penggunaan Luas


Kecamatan
Lahan Kabupaten

Kebonagung

Tegalombo
Nawangan

Pringkuku

Sudimoro
Donorojo

Ngadiojo

Tulakan
Arjosari

Punung
Pacitan
Bandar
HA %

2 0 0 0 0 0 7 97 0 43 0 0 573, 0,41
Hutan Lebat
9 9 37

Hutan Belukar

Hutan Buatan

Kebun Rakyat

Kebun Campuran

Tegalan

Sawah

Permukiman

Tanah

Sungai

Danau

Jumlah

VII. WILAYAH PEKA BENCANA ALAM DAN WILAYAH KRITIS


Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng-lempeng tektonik
yang menjadikan kawasan Indonesia ini memliki kondisi geologi yang sangat kompleks.
Selain menjadikan wilayah Indonesia ini kaya akan sumberdaya alam, kandungan logam,
mineral, minyak bumi, gas dan bahan tambang lainnya merupakan salah satu konsekuensi
logis kekompleksan kondisi geologi di Indonesia yang menjadikan daerah-daerah memiliki
tingkat kerawanan yang tinggi terhadap bencana alam. Daerah rawan bencana alam gempa
bumi dan tsunami Indonesia hampir semuanya berada pada daerah yang tingkat populasinya
tinggi.
Selain itu keberadaan sirkum mediteran yang merupakan salah satu baris
pegunungan di bumi dimana diantaranya mempunyai karakteristik sebagai gunung aktif. Hal
ini merupakan potensial terjadinya bencana alam vulkanis. Bahaya gempa tektonik dan
vulkanik ini mempunyai dampak pada pantai selatan Jawa yang dapat mengakibatkan
terjadinya bencana gelombang tsunami. Jalur gempa tektonik yang pada akhirnya akan
menimbulkan tsunami memanjang dari pegunungan Himalaya, India Selatan, Sri Langka,
Maladewa berlanjut ke selatan Pulau Sumatera membelok ke timur di sepanjang pantai
selatan Jawa hingga Laut Banda, lalu membelok ke utara melalui Sulawesi, Filipina, dan
Jepang.
Daerah Jawa Selatan khususnya Cilacap, Kebumen, Wonogiri hingga Pacitan yang
berada di atas lempeng India-Auastralia kondisinya saat ini sangat rapat karena mendapat
tekanan dari lempeng Eropa-Asia. Kondisi lempeng Jawa Selatan yang rapat dan tertekan itu
sewaktu-waktu bisa patah sehingga menimbulkan gempa.
a.Gempa Bumi
Daerah Kabupaten Pacitan yang berada di atas lempeng India-Australia kondisinya saat
ini sangat rapat karena mendapat tekanan dari lempeng Eropa-Asia. Berdasarkan hal
tersebut maka seluruh wilayah Kabupaten Pacitan termasuk kedalam kawasan rawan
gempa bumi.
b.Kawasan Rawan Tanah Longsor/Gerakan Tanah
Adapun kawasan rawan tanah longsor/gerakan tanah di Kabupaten Pacitan merupakan
daerah yang memiliki kemiringan lahan lebih dari 40% dan kawasan yang memiliki jenis
tanah Redzina dan litosol. Pada kawasan yang memiliki kriteria tersebut penggunaan
lahan sedapat mungkin berupa hutan lindung/hutan rakyat.
c.Kawasan Rawan Gelombang Pasang Tsunami
Adapun kecamatan yang merupakan kawasan rawan bencana tsunami dan perlu diatur
penggunaan lahannya adalah seluruh wilayah pantai di bagian selatan Kabupaten Pacitan
yang memiliki kemiringan landai dan juga wilayah-wilayah yang dilalui oleh sungai-
sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
d.Kawasan Rawan Banjir
Titik-titik rawan kejadian banjir di wilayah Kabupaten Pacitan sangat erat kaitannya
dengan keberadaan sungai - sungai utama yang ada yaitu Sungai Baksoko, Sungai Lorog,
Sungai Pagotan, Sungai Bawur dan terutama Sungai Grindulu. Daerah yang masuk
kedalam kawasan rawan banjir adalah sebagian wilayah Kecamatan Arjosari, Pacitan dan
Kebonagung.
VIII. KEPENDUDUKAN DAN SOSIAL BUDAYA
Dalam perencanaan tata ruang, data dan analisa kependudukan merupakan salah satu
faktor yang sangat penting, mengingat penduduk merupakan subyek dan obyek pembangunan
suatu wilayah. Dengan mengetahui karakteristik kependudukan suatu wilayah, maka usaha-usaha
untuk penyediaan
fasilitas dan kebutuhan pelayanan pada masa mendatang dapat diperkirakan sesuai dengan
perhitungan-perhitungan yang telah ditetapkan.
Beberapa hal pokok kependudukan yang akan dibahas meliputi jumlah dan laju
pertumbuhan penduduk, persebaran dan kepadatan penduduk, proyeksi penduduk, komposisi
penduduk dan karakteristik sosial budaya.
IX. JUMLAH DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK
Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Pacitan selama sepuluh tahun terakhir
(2001-2010) mengalami penurunan, yaitu 543.252 jiwa pada tahun 2001 menjadi 540.881 jiwa
pada tahun 2010. Berikut ini adalah data jumlah penduduk per Kecamatan di Kabupaten
Pacitan dari tahun 2001-2010.
Jumlah Penduduk, Rata-rata Penduduk per Desa, dan Kepadatan Penduduk
Selama 10 Tahun Terakhir
No Tahun Jumlah Desa Jumlah Rata-rata Penduduk Kepadatan
Penduduk per Desa Penduduk

1 2001 164 543.252 3.312,51 390,86

2 2002 164 545.409 3.325,66 392,42

3 2003 164 547.308 3.337,24 393,78

4 2004 164 549.069 3.347,98 395,05

5 2005 164 551.759 3.364,38 396,99

6 2006 164 551.155 3.360,70 396,55

7 2007 171 555.262 3.247 400

8 2008 171 557.029 3.257 401

9 2009 171 558.644 3.267 402

10 2010 171 540.881 3.163 390

Sumber : Kabupaten Pacitan dalam Angka

Jika dibandingkan dengan hasil sensus penduduk Tahun 2000, maka terjadi
pertambahan penduduk sebanyak 15.123 jiwa atau pertumbuhan rata-rata penduduk sebesar
0,67% per tahun. Sehingga walaupun jumlah penduduk semakin bertambah dari tahun ke tahun,
namun pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun memiliki kecenderungan menurun.
Melambatnya pertumbuhan penduduk ini disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah
migrasi penduduk ke daerah lain. Kondisi ini akan mempengaruhi rencana pengembangan di
wilayah Kabupaten Pacitan.

X. PERSEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK


Distribusi penduduk Kabupaten Pacitan dapat dikatakan tersebar secara merata untuk masing-
masing kecamatan. Kecamatan dengan jumlah penduduk paling banyak adalah Kecamatan
Tegal Timur dengan 74.623 jiwa (29,80%), sedangkan Kecamatan Margadana merupakan
kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu 51.830 jiwa (20,98%). Kepadatan
penduduk rata-rata di Kabupaten Pacitan pada Tahun 2008 adalah 8,756 jiwa/km2. Kepadatan
penduduk paling tinggi adalah di Kelurahan Kejambon Kecamatan Tegal Timur dengan tingkat
kepadatan sebesar 14.036 jiwa/km2,

. Jumlah Fasilitas Pendidikan Di Kabupaten Pacitan

Perguru
TK SD an
Kecamatan SLTP MTs SLTA MA SMK Tinggi
Ne Ne Ne Sw
N Nege Swast Swa Swa Nege Swast Swast Swas Nege Swas
ri a
Negeri
sta
Negeri
sta ri a
ger
a
ger
ta ri
ge ast
ta
o i i ri a

1 Donorojo 19 32 4 1 1 0 1 1

2 Punung 29 31 3 1 3 1 0 1 1

3 Pringkuku 1 21 28 3 1 1 0

4 Pacitan 1 33 34 4 5 3 1 2 2 1 1 2 3 3

5 Kebonagung 32 34 2 2 1 5 1 1

6 Arjosari 19 36 3 1 6 0 3 1

7 Nawangan 18 32 4 1 3 1 0 1

8 Bandar 24 30 4 2 4 1 1

15
9 Tegalombo D 40 3 3 4 1 2 1

10 Tulakan 1 46 49 4 4 3 1 2 2

11 Ngadirojo 1 33 44 1 5 2 1 2 0 1 2

12 Sudimoro 8 23 5 1 1 1 0 1 1

Total 4 297 413 5 45 21 3 34 9 1 1 12 8 13 - -


Sumber : Dinas Pendidikan Pacitan 2011

Anda mungkin juga menyukai